Share

Siapa Pembunuh Ronald

last update Last Updated: 2023-02-18 10:05:22

"Kau ini tidak tahukah bagaimana perasaanku? Aku ini istri dari pria yang bersimbah darah itu. Bagaimana bisa kau melarangku memastikan bahwa tubuh ini benar suamiku?" bentak Alana penuh kemarahan. 

Wanita itu segera maju untuk bergerak mengangkat bantal yang menutupi setengah tubuh Ronald. Ia ingin melihat benar sosok yang terbujur kaku di hadapan mereka itu adalah Ronald. 

Namun rupanya Rahman lebih cekatan. Pria itu segera maju mendahului Alana dan mengangkat bantal tersebut. Pemandangan yang selanjutnya mereka lihat sungguh membuat Alana syok hingga jatuh terduduk dan menangis meraung-raung. 

"Ro-ro ... Ronald! Itu suamiku, Man!" seru Alana terkejut. "Ronald, ka-kau! Apa yang kau lakukan di tempat ini? Mengapa sampai harus meregang nyawa seperti ini?" jerit Alana di sela isak tangisnya. 

Rahman mendekap tubuh sang Nyonya agar tidak bergerak menyentuh jasad sang suami yang sudah kaku dan membiru tersebut. Petugas hotel itu benar mereka tidak boleh menyentuh apa pun hingga polisi tiba. 

"Sabar, Nyonya. Anda harus kuat, mungkin ini cobaan untuk Anda dan Tuan Roanld," ujar Rahman menguatkan Alana. 

Alana masih menangis histeris dan tergugu sambil menepuk-nepuk jantungnya. Bagi Alana inii adalah pukulan berat dalam kehidupan rumah tangganya. Suami yang selama ini begitu mencintainya, ketahuan bermain api dan ditemukan tak bernyawa dalam sebuah kamar hotel dengan kondisi yang begitu tragis. Wanita mana yang tidak hancur hati dan mentalnya? 

Setelah berhasil membawa Alena keluar dari kamar hotel yang sekarang merupakan tempat kejadian perkara pembunuhan tersebut, Rahman lalu menghubungi Om Prasodjo. Pria itu adalah paman bungsu sang tuan yang paling dekat dan akrab dengan majikan Rahman itu. 

Sama seperti Alena, Om Prasodjo pun terkejut mendengar kabar itu dari Rahman. Pria paruh baya itu berkata pada Rahman akan segera tiba di lokasi. Rahman pun segera mengakhiri panggilan dan meminta petugas hotel memberikan air mineral pada Alana. 

Situasinya sudah sangat kacau di lorong lantai delapan hotel mewah tersebut. Teriakan histeris Alana telah membuat semua tamu yang menginap keluar dari kamarnya dan mencari tahu apa yang terjadi. Mereka jadi ketakutan saat tahu ada pembunuhan di lantai delapan. 

Beberapa dari mereka langsung meminta pindah lantai saat tahu kejadian itu. Kamar-kamar hotel di lantai delapan jadi tak berpenghuni. Alana diamankan pada salah satu kamar yang ditinggalkan penghuninya tersebut. Ia diminta menanti di sana sampai polisi tiba. 

Petugas kepolisian tiba bersamaan dengan Om Prasodjo. Mereka sempat melihat ke dalam kamar 810 sebelum akhirnya polisi menjalankan tugasnya, sementara Om Prasodjo menuju tempat Alena ditenangkan. 

"Lana, yang sabar. Ini mungkin cobaan besar untuk—"

"Om, semua ini seperti mimpi. Baru beberapa saat yang lalu saya mendapat pesan bahwa Ronald berselingkuh. Kemudian saya mendapati suami saya meninggal dengan cara sangat tragis di sebuah kamar hotel," isak Alana kembali meraung-raung dengan kondisi jiwa yang sangat terguncang. 

"Tenang dan jangan emosi. Kau harus berusaha tegar. Jangan lupa bahwa Ronald adalah seorang CEO di perusahaan. Bisa saja ini semua jebakan atas sebuah kasus besar," bisik Om Prasodjo seperti menyimpan sesuatu. 

Alana tak paham dengan urusan perusahaan. Namun sungguh ini adalah pukulan berat dalam hidupnya yang selama ini sangat tenang dan harmonis.

"Boleh om lihat nomor yang mengirimimu pesan tadi?" tanya Om Prasodjo seperti detektif. 

Alana menyerahkan handphonenya pada Om Prasojo.

Sigap Om Prasodjo menerima handphone dan mulai membaca. Ia memeriksa nomor tersebut dengan teliti. Dicobanya menghubungi nomor tersebut lewat handphone Alana. Namun rupanya dang pengirim pesan sudah memblokir nomor Alana. 

"Nomormu langsung di blokir, Lana. Ada yang tidak beres dengan orang yang memberimu informasi ini," jelas Om Prasodjo setengah berbisik. Pria itu lalu mencatat nomor telepon asing tersebut dalam handphone pribadi miliknya. 

Salah satu petugas polisi datang untuk meminta keterangan pada Alana. Om Prasodjo mundur, pria itu lalu membiarkan petugas kepolisian menjalankan tugasnya untuk mulai mengumpulkan keterangan dari Alana. 

Ada tiga orang perugas yang datang awalnya. Mereka memeriksa tempat kejadian perkara, kemudian meminta keterangan dari saksi-saksi. Namun tak berapa lama setelahnya, datang beberapa petugas lain termasuk seorang detektif dan intel. Semuanya bekerja mengumpulkan bukti-bukti dan memoteret tempat kejadian perkara. 

"Kapan saya bisa membawa pulang jenazah suami saya, Pak?" tanya Alana di sela isak tangisnya setelah memberikan keterangan. 

"Tunggu, Bu. Akan kami jalankan prosedur pemeriksaan dan visum dahulu karena ini kasus pembunuhan. Ibu silahkan pulang untuk beristirahat karena kami akan membawa jenazah Pak Ronald. Kami butuh seorang dokter ahli forensik untuk memeriksa dan menentukan penyebab kematiannya," jelas petugas kepolisian tersebut. 

"Lana, ayo pulang dulu. Om antarkan kau pulang dengan mobil om ya. Biar Rahman tetap di sini mengurus semuanya," ujar Om Prasodjo sembari memapah Alana menuju lift dan meninggalkan lorong di lantai delapan tersebut. 

Saat itu pukul 04.00 dini hari dan tumbuh Alana sudah sangat lelah karena tidak tidur semalaman. Wanita itu berjalan gontai dalam dekapan Om Prasodjo. Namun Alana sempat berhenti beberapa saat ketika berada tepat di depan kamar 810. Wanita itu menatap pintu kamar yang masih terbuka lebar dengan ceceran darah di mana-mana tersebut. 

Air mata Alana kembali menetes dan terisak untuk kesekian kalinya. Wanita itu lalu memalingkan wajahnya ke pundak Om Prasodjo. Membuat pria paruh baya itu gegas memapah Alana menuju lift agar bisa segera diantar pulang. 

"Sabar, Lana. Kau harus tabah, ini ujian berat untukmu," bisik Om Prasodjo di telinga Alana. 

"Ba-bagaimana aku bisa sabar, Om. Su-suamiku meninggal dengan cara tak wajar setelah aku menerima kabar perselingkuhannya. Padahal selama ini rumah tangga kami baik-baik saja," isak Alana di dalam lift. 

"Ronald bukan orang seperti itu, Lana. Om paham betul bagaimana keponakanku itu. Bisa saja ini sebuah konspirasi jahat yang sengaja dibuat untuk membunuh Ronald," bisik Om Prasodjo lirih. 

Paman bungsu sang suami itu, seperti menyembunyikan sesuatu. Sejak awal pria itu terlihat sangat berhati-hati dengan tindakannya. Alana sedikit merasa aneh dengan sikap paman bungsu suaminya tersebut. Apakah ada hubungannya Om Prasodjo dengan kematian Ronald?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Siapakah Mereka

    "Inilah yang sedang ingin saya pastikan, Nyonya Alana. Saya belum bisa pastikan mereka itu siapa, sampai saya melakukan penyamaran seperti ini. Ini jugalah yang mendasari saya mengajukan permintaan pada Nyonya Alana," jelas Rahman panjang lebar. Alana menatap tajam ke arah Rahman. Wanita cantik itu menggigit bibir bawahnya pertanda ia sedang merasakan sebuah kecemasan. "Apa permintaan yang ingin Kau ajukan, Man?" tanya Alana kemudian. "Nyonya, bisakah kita berpura-pura saya masih linglung?"Alana langsung mengangguk setuju. "Satu lagi, Nyonya," imbuh Rahman dengan wajah menegang. Alana tetap fokus memperhatikan Rahman tanpa banyak bicara. "Bisakah mulai hari ini saya menginap di rumah Nyonya. Ada beberapa hal yang ingin saya pastikan soal Nyonya Maria. Saya sangat yakin ia berada di balik semua kejahatan terhadap saya ini."Alana langsung setuju begitu saja dengan permintaan Rahman. Baginya keberadaan Rahman di rumah adalah sebuah jaminan keamanan. Mengingat Maria semakin berani

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Kemunculan Rahman

    Alana hanya mengangguk lalu memilih masuk ke kamar barunya untuk beristirahat. Bibik sendiri akhirnya pergi ke dapur bersama asisten rumah tangga muda, kepercayaannya. "Mbak! Maksudnya apa mempermalukan aku begitu di depan Nyonya Alana?" Asisten rumah tangga mata-mata Maria itu tidak terima dan menarik kasar pundak Bibik. "Kenapa, Minah? Ada masalah?" tanya Bibik pura-pura bodoh. Ia memang sengaja memancing emosi rekan kerjanya yang berkhianat itu. "Mbak membuat aku terlihat bodoh di depan Nyonya Alana. Kenapa sampai Nyonya enggak boleh jawab pertanyaan saya?" "Kamu bertanya hanya untuk mencari bahan kan. Kamu ini sungguh tidak tahu malu. Bekerja pada Nyonya Alana, dibayar setiap bulan oleh Nyonya Alana, tapi berkhianat padanya." Bibik langsung menyindir tanpa basa basi. Wanita bernama Minah itu langsung diam seribu bahasa. Ia tak menyangka Bibik akan secepat itu tahu kalau dirinya membantu Maria. ***Alana mengerjap tak percaya saat Rahman berada du depannya. Seperti sebuah kea

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Terbongkar Siapa Cepunya

    "Apa? Iya, aku akan sampaikan pada Bos Besar. Kali ini akan aku berikan hasil yang baik agar dia tidak kecewa." Maria masih saja terus mengobrol sambil kembali berjalan mendekati lemari tempat Bibik bersembunyi. Wanita itu kali ini tidak ada lagi penghalang yang membuat dirinya menghentikan tindakan. Bibik yang berada di dalam lemari hanya bisa menahan nafas sambil memejamkan mata. dalam sepersekian detik situasinya benar-benar sangat menegangkan. "Sedang apa Tante Maria di kamar Mami? Keluar! Jangan lagi mengacau!"Sebuah bentakan dari seseorang yang tengah berdiri sambil berkacak pinggang di depan pintu kamar Alana, sekali lagi menyelamatkan Bibik. Maria yang panik langsung membalik badan dan jadi serba salah. "Ah, Milan. Kamu sudah pulang rupanya. Ehem tante hanya, merasa kamarku di bawah tidak terlalu sejuk. Jadi mencoba AC di kamar ini," sahut Maria beralasan. Wanita itu langsung berusaha menguasai situasi sembari membu

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Apa yang Dicari Maria

    "Nyonya, Bibik sepertinya sudah bergerak. Dia akan memberi tahu Nyonya Alana perbuatan Anda di rumah ini." Seseorang segera berlari ke tempat peristirahatan Maria di rumah itu. Sosok itu berlari terengah-engah untuk segera mencapai tempat Maria. "Terima kasih, kau memang sangat bisa diandalkan," sahut Maria sambil menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu pada baju pelayan wanita itu. "Anda mau apa, Nyonya?" tanya sosok itu saat Maria bangkit dan segera bergerak menuju kamar utama Alana. "Tentu saja memanfaatkan peluang. Setidaknya dalam beberapa menit, wanita itu akan sibuk dengan Alana dan tak lagi mengawasi aku. Anak-anak juga belum pulang kan?" Maria gegas menuju kamar utama. Sementara di dapur, Bibik sedang bercakap dengan Alana lewat pesan. Alana sempat meminta sang asisten untuk ganti aplikasi[Nyonya, Non Maria sering sekali berkeliaran di rumah utama. Saya pantau beberapa kali Non Maria berusaha membuka pintu ruang kerja Tuan Ronald dan kamar utama tempat Nyonya dan Tuan

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Tante Maria yang Meresahkan

    "Mami, Milan tidak suka Tante Merry tinggal di rumah kita. Milan merasa Tante Maria mengganggu mata dengan memakai pakaian tidak sopan dan tiba-tiba muncul di kamarku atau kamar Paris!" tegas Milan yang sudah beranjak remaja. "Memakai pakaian yang tidak sopan seperti apa? memangnya Apa yang dia lakukan selama Mami di rumah sakit?" tanya Alana pada Milan. "Tante Maria sering tiba-tiba muncul di beberapa ruangan dalam rumah utama kita. Mami tahu sendiri kan Tante Maria itu pakaiannya terlalu seksi. Milan jadi merasa merusak pandangan mata jika melihat Tante Maria," jelas Milan yang memang sejak kecil dimasukkan ke sekolah Islam. Putra sulung Alana itu memang lebih tegas tentang agama karena pendidikan di sekolahnya. Saat ini pun Alana menyekolahkan ia di Sekolah Menengah Pertama yang berbasis agama. "Kata Ustaz, kalau Kami sering melihat aurat lawan jenis, juga pemandangan yang tidak enak di mata karena lawan jenis ada hafalan kami yang akan hilang," imbuh Milan lagi. Penjelasan Mil

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Perjumpaan Rahasia dengan Sang Dokter

    Alana mengusap air mata dan membaca pesan dalam handphone miliknya. Matanya mengerjap beberapa kali dan jantungnya tiba-tiba saja berdetak dua kali lebih cepat. "Tante, bagaimana ini? Dokter itu meminta berjumpa? Lana rasanya masih belum sanggup untuk bangun dan beraktivitas hari ini," ucap Alana meminta nasihat dari Tante Anjani. "Dia kan dokter, Lana. Suruh saja temui di rumah sakit ini agar tidak menimbulkan kecurigaan kubu Maria. Nanti kita atur supaya aku dan Om Prasodjo juga bisa hadir dan menemani dirimu," usul Tante Anjani lagi. Alana berpikir dan merasa apa yang disampaikan Tante Anjani benar juga. Berjumpa di rumah sakit akan menjadi tempat yang paling aman untuk saat ini. ***"Pak Ronald menghubungi saya saat beliau ada kunjungan kerja ke Surabaya," ucap dr. Azhari memulai pembicaraan saat berjumpa dengan Alana di rumah sakit. "Untuk apa suami saya mendatangi Dokter? Anda ini seorang dokter estetika kan?" tanya Al

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Kebahagiaan yang Tak Diharapkan

    "Bu Lana!" teriak Livia saat melihat tubuh lemas Alana ambruk di lantai. Wanita itu segera merengkuh tubuh Alana dan berusaha menyadarkannya. beberapa staff yang baru selesai rapat dengan Alana dan melihat kejadian itu akhirnya membantu Livia untuk membawa Alana ke rumah sakit. ***"Selamat, Bu Lana. Ibu saat ini sedang mengandung janin berusia tiga bulan," ujar dokter yang menangani Alana di rumah sakit. Alana sungguh sangat terkejut mendengar berita itu. dirinya tidak menyangka bisa hamil padahal sedang menggunakan alat kontrasepsi. "Dok, saya menggunakan alat kontrasepsi di rahim saya. Bagaimana bisa saya hamil?" tanya Alana tak mengerti. "Hal ini wajar terjadi, Bu Lana. Namanya alat buatan manusia, pasti sangat mungkin tidak sempurna. Dalam setiap penggunaan alat kontrasepsi apapun akan tetap ada kemungkinan untuk terjadinya kehamilan," jelas dokter yang menangani Alana. Alana membisu, dirinya bingung haruskah

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Sosok Misterius yang Muncul

    "Jangan kasar ya, Kak Lana! Aku bisa menuntutmu untuk hal ini!" tegas Maria kejam. Wanita itu terlihat kesal diperlakukan tidak sopan oleh Alana. Maria berusaha bangkit dan membersihkan pakaiannya. Ia lalu berdiri pongah sambil menantang Alana seperti tidak ada ketakutan sedikitpun dalam dirinya. "Tuntut saja kalau kau bisa, Maria. tapi aku juga tidak akan main-main kalau aku berhasil mendapatkan bukti bahwa dirimu lah yang menjadi biang keladi bocornya desain perusahaan musim ini!" tegas Alana sambil berpesan pada Livia untuk tidak pernah memberikan akses Maira masuk ke ruang kerja CEO di perusahaan. Maria yang merasa kesal memilih pergi begitu saja dengan menggunakan lift. Wanita itu langsung turun ke lantai tempat mobil jemputannya sudah menunggu. "Bagaimana? Apa kau menemukan dokumen itu?" tanya seorang pria di dalam mobil tersebut. "Belum, aku masih berusaha mencarinya. Sepertinya dia tidak menyimpan benda itu di kantornya," ucap Maria putus asa. "Kau yakin bisa memberikan l

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Sebuah Titik Terang

    Alana masih terus mengamuk dan menjerit-jerit hingga sebuah pesan masuk ke ponselnya. Sebuah pesan seluler, bukan chat atau obrolan dalam aplikasi. [Saya kirim SMS, agar tidak ada yang bisa melacak dan mengurangi kemungkinan ada pihak lain yang ikut membaca pesan ini. Saya tidak bisa berbicara apapun terkait kematian Pak Ronald dengan anda di telepon. Sangat berbahaya jika ada yang mencuri dengar]Pesan itu dari nomor dr. Azhari yang beberapa saat lalu dihubungi Alana. Mata Alana berbinar dan ia seketika berhenti menangis. [Saya harus bagaimana, Dok? Situasi di Jakarta sangat genting, saya tidak mungkin bisa ke Surabaya dalam waktu dekat ini]Alana segera mengirimkan balasan pada nomor tersebut. [Tidak perlu ke Surabaya. Saya yang akan ke Jakarta dalam waktu dekat. Akan saya jelaskan semuanya, tapi saya ada satu syarat. Jangan dulu libatkan kepolisian dalam kasus ini]Alana sedikit merasa aneh dengan permintaan sang dokter. me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status