Home / Romansa / Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku / Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku

Share

Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku

last update Last Updated: 2023-02-18 10:33:29

Alana terbangun dengan kondisi kepala pening. Ia baru bisa tidur sebentar setelah salat subuh tadi. Sekarang tubuhnya terasa begitu berat.

Untungnya ada asisten rumah tangga yang membantu Alana untuk menyiapkan kebutuhan anak-anak Alana. Jadi meskipun Alana tak turun tangan, anak-anak masih ada yang menyiapkan kebutuhan mereka sebelum berangkat sekolah. 

"Ronald," desis Alana sambil menahan air mata. 

Alana sebetulnya berharap, kejadian semalam hanyalah mimpi buruk saja. Namun sebuah panggilan telepon membuat Alana harus meyakini bahwa Ronald memang benar-benar mati terbunuh dengan sangat tragis.

"Dengan Ibu Alana?" sapa sang penelepon dengan sopan.

"Ya benar, Pak," jawab Alana sambil mengerjapkan mata.

"Bu Alana, bisakah Ibu ke kantor polisi segera untuk memberikan keterangan lebih lanjut? Kami membutuhkan itu untuk membuat BAP," jelas sang penelepon yang sepertinya dari kepolisian tersebut.

Alana menghela napas berat sebelum memberikan jawaban atas pertanyaan si penelepon. Seluruh dirinya masih belum bisa menerima atas kejadian yang baru saja ia alami ini. Bahkan anak-anaknya belum tahu bahwa Ronald sudah meninggal.

"Bagaimana, Bu Alana? Jam berapa Ibu bisa datang ke Kantor Polisi?" ulang sang petugas kepolisian itu.

"Ya ba-baik, Pak. Saya akan bersiap-siap dulu dan segera berangkat ke kantor polisi," jawab Alana kemudian. 

Alana menutup telepon dan mengusap wajah lelahnya dengan kedua telapak tangan. Matanya masih bengkak dan sembab, kepalanya terasa pening akibat kurang tidur dan rambutnya kusut masai.

"Ronald, ya Tuhan! Benarkah semua ini terjadi? Aku masih tidak percaya kau meninggalkanku dengan cara seperti ini," desis Alana yang kemudian kembali terisak.

Alana terpekur di tepian ranjang dengan pundak bergetar hebat karena meredam tangisnya. Ia tergugu beberapa saat untuk meluapkan sesak di hatinya.

"Bukan hanya kasus perselingkuhan yang membuatku terluka. Kau juga membuat aku berada di posisi sulit dengan kasus kematianmu yang miterius. Mengapa kau harus pergi dengan cara seperti ini, Ronald?" lirih Alana mengiringi air matanya yang terus mengalir.

Baru beberapa saat kemudian Alana bisa menguasai dirinya dan membersihkan air mata. Wanita itu segera bangkit dan beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap menuju kantor polisi. Alana tidak tahu akan ada kejutan lain menanti saat nanti ia berada di kantor polisi nanti.

***

"Jadi Bu Alana tidak tahu siapa yang dijumpai Pak Ronald untuk terakhir kalinya? Ibu yakin dengan keterangan tersebut?" tanya petugas yang membuat berita acara kasus kematian Ronald.

"Saya tidah tahu, Pak. Saya bahkan tidak tahu siapa yang mengirim pesan kepada saya dan memberikan foto-foto itu," jelas Alana sekali lagi.

"Kami sudah melacak nomor telepon yang menghubungi Bu Alana. Sepertinya nomor ini sudah tidak aktif lagi sekarang," jelas petugas yang memeriksa Alana.

"Tolong segera temukan titik terang untuk kasus suami saya ini, Pak!" pinta Alana sedikit memaksa.

"Kami sedang melacak, Bu Alana. Semoga saja, akan segera terungkap siapa wanita yang bersama Pak Ronald semalam dan siapa penelepon yang mengirim foto-foto itu pada Bu Alana," jelas petugas yang memeriksa Alana. 

"Tolong segera ungkap kasus ini dengan sejelas-jelasnya!" tegas Alana tak sabar. 

Alana merasa begitu gemas dengan kasus kematian suaminya ini. Terlalu banyak tanda tanya dan kejanggalan dalam kematian Ronald. Alana tidak bisa terus-menerus menunggu dalam segala ketidakpastian yang terjadi.

"Kami sedang memprosesnya, Bu. Akan berusaha semaksimal mungkin karena memang kasus ini sangat penting. Suami Ibu adalah CEO sebuah perusahaan besar," jawab petugas polisi itu.

Setelah selesai memberi keterangan Alana lalu diminta untuk menunggu hingga prosesnya selesai. Wanita itu terlihat sendirian saja duduk di bangku ruang tunggu di kantor polisi. 

Rahman dan Om Prasojo sedang sibuk mengurusi jenazah Ronald di rumah sakit. Petugas kepolisian bilang, dua orang terdekat Ronald itu, sudah dimintai keterangan sejak semalam. Hanya tinggal Alana yang belum memberikan keterangan.

[Jenazah Ronald mungkin baru selesai diautopsi besok, Lana. Bersabarlah dan persiapkan dirimu]

Sebuah pesan dari paman bungsu sang suami membuat Alana kembali menghela napas berat. Ia sudah paham apa yang dimaksud Om Prasodjo dengan 'persiapkan diri' itu. 

Alana harus menyiapkan sebuah uparaca pemakaman yang layak untuk sang suami. Alana juga harus siap memberikan penjelasan pada keluarga besar Ronald yang nantinya akan berdatangan.

[Ya, Om. Lana sudah persiapkan semuanya. Ronald pernah memberi tahu Lana kalau sudah membeli kavling tanah di San Diego Hills. Mungkin pemakaman Ronald akan diletakkan di situ]

Alana membalas pesan Om Prasodjo tanpa banyak perpikir. Otaknya tidak menangkap kejanggalan pada ucapan sang suami beberapa bulan sebelum kematiannya itu. Kepala Alana sudah dipenuhi banyak pertanyaan sehingga tak sanggup menarik benang merah dari keanehan sikap Ronald sebelum meninggal.

Alana masih harus berpikir bagaimana akan memberi tahu anak-anaknya tentang kematian suaminya. Namun belum sampai Alana menemukan cara, sesosok perempuan menarik perhatiannya. 

Wanita itu melangkah melewati lorong dengan pakaian seksi dan sepatu hak tingginya. Sungguh kontras dengan penampilan Alana yang syari dan islami.

"Kak Lana, ya. Kenalkan aku Maria, istri kedua Mas Ronald." 

Seorang wanita yang terlihat baru saja tiba di kantor kepolisian, menyapa Alana dengan sikap yang membuat wanita itu terkejut. Alana sama sekali tak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini dari seorang wanita yang tak dikenalnya. 

"I-istri kedua? Ronald tidak pernah menyampaikan padaku bahwa ia ingin menikah lagi. Ronald juga tak ada izin aku untuk menikah lagi. Jangan memancing di air keruh, siapa kau?" hardik Alana cukup kencang. 

Suara lantang Alana itu sontak membuat banyak orang di kantor polisi jadi bergerak mendatangi dirinya dan wanita bernama Maria yang mengaku istri kedua Ronald tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Siapakah Mereka

    "Inilah yang sedang ingin saya pastikan, Nyonya Alana. Saya belum bisa pastikan mereka itu siapa, sampai saya melakukan penyamaran seperti ini. Ini jugalah yang mendasari saya mengajukan permintaan pada Nyonya Alana," jelas Rahman panjang lebar. Alana menatap tajam ke arah Rahman. Wanita cantik itu menggigit bibir bawahnya pertanda ia sedang merasakan sebuah kecemasan. "Apa permintaan yang ingin Kau ajukan, Man?" tanya Alana kemudian. "Nyonya, bisakah kita berpura-pura saya masih linglung?"Alana langsung mengangguk setuju. "Satu lagi, Nyonya," imbuh Rahman dengan wajah menegang. Alana tetap fokus memperhatikan Rahman tanpa banyak bicara. "Bisakah mulai hari ini saya menginap di rumah Nyonya. Ada beberapa hal yang ingin saya pastikan soal Nyonya Maria. Saya sangat yakin ia berada di balik semua kejahatan terhadap saya ini."Alana langsung setuju begitu saja dengan permintaan Rahman. Baginya keberadaan Rahman di rumah adalah sebuah jaminan keamanan. Mengingat Maria semakin berani

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Kemunculan Rahman

    Alana hanya mengangguk lalu memilih masuk ke kamar barunya untuk beristirahat. Bibik sendiri akhirnya pergi ke dapur bersama asisten rumah tangga muda, kepercayaannya. "Mbak! Maksudnya apa mempermalukan aku begitu di depan Nyonya Alana?" Asisten rumah tangga mata-mata Maria itu tidak terima dan menarik kasar pundak Bibik. "Kenapa, Minah? Ada masalah?" tanya Bibik pura-pura bodoh. Ia memang sengaja memancing emosi rekan kerjanya yang berkhianat itu. "Mbak membuat aku terlihat bodoh di depan Nyonya Alana. Kenapa sampai Nyonya enggak boleh jawab pertanyaan saya?" "Kamu bertanya hanya untuk mencari bahan kan. Kamu ini sungguh tidak tahu malu. Bekerja pada Nyonya Alana, dibayar setiap bulan oleh Nyonya Alana, tapi berkhianat padanya." Bibik langsung menyindir tanpa basa basi. Wanita bernama Minah itu langsung diam seribu bahasa. Ia tak menyangka Bibik akan secepat itu tahu kalau dirinya membantu Maria. ***Alana mengerjap tak percaya saat Rahman berada du depannya. Seperti sebuah kea

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Terbongkar Siapa Cepunya

    "Apa? Iya, aku akan sampaikan pada Bos Besar. Kali ini akan aku berikan hasil yang baik agar dia tidak kecewa." Maria masih saja terus mengobrol sambil kembali berjalan mendekati lemari tempat Bibik bersembunyi. Wanita itu kali ini tidak ada lagi penghalang yang membuat dirinya menghentikan tindakan. Bibik yang berada di dalam lemari hanya bisa menahan nafas sambil memejamkan mata. dalam sepersekian detik situasinya benar-benar sangat menegangkan. "Sedang apa Tante Maria di kamar Mami? Keluar! Jangan lagi mengacau!"Sebuah bentakan dari seseorang yang tengah berdiri sambil berkacak pinggang di depan pintu kamar Alana, sekali lagi menyelamatkan Bibik. Maria yang panik langsung membalik badan dan jadi serba salah. "Ah, Milan. Kamu sudah pulang rupanya. Ehem tante hanya, merasa kamarku di bawah tidak terlalu sejuk. Jadi mencoba AC di kamar ini," sahut Maria beralasan. Wanita itu langsung berusaha menguasai situasi sembari membu

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Apa yang Dicari Maria

    "Nyonya, Bibik sepertinya sudah bergerak. Dia akan memberi tahu Nyonya Alana perbuatan Anda di rumah ini." Seseorang segera berlari ke tempat peristirahatan Maria di rumah itu. Sosok itu berlari terengah-engah untuk segera mencapai tempat Maria. "Terima kasih, kau memang sangat bisa diandalkan," sahut Maria sambil menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu pada baju pelayan wanita itu. "Anda mau apa, Nyonya?" tanya sosok itu saat Maria bangkit dan segera bergerak menuju kamar utama Alana. "Tentu saja memanfaatkan peluang. Setidaknya dalam beberapa menit, wanita itu akan sibuk dengan Alana dan tak lagi mengawasi aku. Anak-anak juga belum pulang kan?" Maria gegas menuju kamar utama. Sementara di dapur, Bibik sedang bercakap dengan Alana lewat pesan. Alana sempat meminta sang asisten untuk ganti aplikasi[Nyonya, Non Maria sering sekali berkeliaran di rumah utama. Saya pantau beberapa kali Non Maria berusaha membuka pintu ruang kerja Tuan Ronald dan kamar utama tempat Nyonya dan Tuan

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Tante Maria yang Meresahkan

    "Mami, Milan tidak suka Tante Merry tinggal di rumah kita. Milan merasa Tante Maria mengganggu mata dengan memakai pakaian tidak sopan dan tiba-tiba muncul di kamarku atau kamar Paris!" tegas Milan yang sudah beranjak remaja. "Memakai pakaian yang tidak sopan seperti apa? memangnya Apa yang dia lakukan selama Mami di rumah sakit?" tanya Alana pada Milan. "Tante Maria sering tiba-tiba muncul di beberapa ruangan dalam rumah utama kita. Mami tahu sendiri kan Tante Maria itu pakaiannya terlalu seksi. Milan jadi merasa merusak pandangan mata jika melihat Tante Maria," jelas Milan yang memang sejak kecil dimasukkan ke sekolah Islam. Putra sulung Alana itu memang lebih tegas tentang agama karena pendidikan di sekolahnya. Saat ini pun Alana menyekolahkan ia di Sekolah Menengah Pertama yang berbasis agama. "Kata Ustaz, kalau Kami sering melihat aurat lawan jenis, juga pemandangan yang tidak enak di mata karena lawan jenis ada hafalan kami yang akan hilang," imbuh Milan lagi. Penjelasan Mil

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Perjumpaan Rahasia dengan Sang Dokter

    Alana mengusap air mata dan membaca pesan dalam handphone miliknya. Matanya mengerjap beberapa kali dan jantungnya tiba-tiba saja berdetak dua kali lebih cepat. "Tante, bagaimana ini? Dokter itu meminta berjumpa? Lana rasanya masih belum sanggup untuk bangun dan beraktivitas hari ini," ucap Alana meminta nasihat dari Tante Anjani. "Dia kan dokter, Lana. Suruh saja temui di rumah sakit ini agar tidak menimbulkan kecurigaan kubu Maria. Nanti kita atur supaya aku dan Om Prasodjo juga bisa hadir dan menemani dirimu," usul Tante Anjani lagi. Alana berpikir dan merasa apa yang disampaikan Tante Anjani benar juga. Berjumpa di rumah sakit akan menjadi tempat yang paling aman untuk saat ini. ***"Pak Ronald menghubungi saya saat beliau ada kunjungan kerja ke Surabaya," ucap dr. Azhari memulai pembicaraan saat berjumpa dengan Alana di rumah sakit. "Untuk apa suami saya mendatangi Dokter? Anda ini seorang dokter estetika kan?" tanya Al

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status