Share

Siapa Bos Kalian?!

Author: Perarenita
last update Huling Na-update: 2025-06-24 15:40:08

Tak jauh dari mereka, sudah ada mobil yang menunggu, dua perawat gadungan itu semakin mempercepat dorongan serta langkah mereka, karena kalau mereka bersantai bisa saja pihak rumah sakit, atau seseorang akan menyadari tindakan mereka. Setelah sampai di mobil yang sudah terparkir di pintu belakang, si penguntit langsung membuka pintu belakang mobil, serta si perawat gadungan itu mengangkat Hasan, dan memasukkannya ke dalam mobil.

Mereka bertiga lalu ikut masuk ke dalam mobil, dan meninggalkan bankar itu tanpa mengembalikannya ke tempat semula, "berhasil, kami sudah di mobil," ucap si penguntit bicara pada seseorang yang masih tersambung di telfonnya.

Mobil itu segera melaju membawa Hasan membelah jalanan Kota Palembang. Entah kemana tujuannya, dan siapa yang akan di temuinya. Hasan masih belum sadar bahwa kehancuran benar-benar sudah ada di depan matanya. Lelaki itu juga masih pingsan sebab pengaruh obat bius yang tak sengaja di hirupnya tadi.

***

"Kemana dia?" gumam Pak Erik, mat
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia di Balik Perjalanan Dinas Suamiku   Wanita Pendatang dari Padang

    "Wid," panggil Rosa, suaranya pelan bahkan nyaris tak terdengar. "Iya, Bu?" sahut Bi Wiwid cepat. "Kamu tahu arti mimpi kebakaran?" "Mim-pi? Kebakaran, Bu?" ucap Bi Wiwid gugup, pasalnya sedikit banyak, ia pun mengerti maksud dari mimpi itu. "Iya, Wid. Malam kemarin saya bermimpi rumah kita kebakaran, dan di dalam rumah ada Mas Hasan, dia terjebak di dalam kobaran api, dan di dalam mimpi itu saya tidak bisa menolongnya, Wid. Saya takut, Wid. Saya takut terjadi sesuatu kepada suami saya." "Ibu yang sabar, Bu," Bi Wiwid mendekat lalu merangkul tubuh ringkih majikannya, "kita do'akan semoga Bapak baik-baik saja, dan mimpi itu ... anggap saja sebagai bunga tidur, Bu," kata Bi Wiwid sambil mengelus pundak Rosa guna menenangkan hati majikannya, padahal ia pun merasa gelisah sebab pagi-pagi sekali ayah dari majikannya ini juga datang ke rumah mencari Hasan. "Bagaimana kalau wanita itu yang di maksud oleh mimpi saya?" "Wanita itu? Wanita yang kemarin datang, dan mengaku hamil anaknya,

  • Rahasia di Balik Perjalanan Dinas Suamiku   Kehancuran

    Mereka terus menyiksa Hasan tanpa henti, sedang wanita yang memerintah mereka berdiri dengan angkuh di depan pintu menikmati pemandangan yang bagi orang biasa itu sangat mengerikan, tetapi tidak dengan Mawar, ia begitu menikmati setiap pukulan yang mendarat ke tubuh Hasan. Bahkan, kedua matanya berbinar kala melihat darah segar mengalir dari pelipis, bibir, dan anggota tubuh lainnya yang terluka. Sebenarnya, dia orang waras atau bukan? Tak puas hanya melihat dari jauh, Mawar kembali melangkahkan kaki jenjangnya ke dalam kamar nan mewah, tetapi sudah di penuhi aroma darah, "sebenarnya aku sangat menantikan moment bahagia ini, Mas. Hamil, menikah, melahirkan, dan kita hidup bahagia," ucapnya seraya mendekati Hasan yang tergeletak di lantai. Bugh! Bugh!Bugh! "Cukup!" kata Mawar, sontak kelima anak buahnya langsung berhenti memukuli Hasan, "biarkan dia hidup, aku tidak ingin semua usahaku selama ini jadi sia-sia!" kata Mawar. Ia berjongkok, dan meraih wajah Hasan yang sudah babak be

  • Rahasia di Balik Perjalanan Dinas Suamiku   Perintah Mawar

    Bergegas Pak Erik menuju kamar Bougenville VIP 2 untuk menemui seseorang yang telah menemukan ponsel Hasan semalam. Letak kamarnya tak begitu jauh dengan kamar Rosa, malahan bersebelahan dengan kamar Rosa. Sebelum memasuki kamar Bougenville VIP 2, Pak Erik melirik sejenak ke kamar di mana putrinya di rawat. Kamar itu terlihat ramai, dan terdengar jelas canda tawa, sepertinya Rosa telah memanggil pasukannya untuk menemani dirinya, "syukurlah kamu tidak sendiri, Nak. Secepatnya Papah akan selesaikan masalah ini," gumam Pak Erik seorang diri sambil berdiri di depan kamar Bougenville VIP 2. Baru saja hendak mengetuk, seseorang telah membuka pintu itu."Eh!" Keduanya terkejut sebab sama-sama tidak tahu. "Bu," sapa Pak Erik sopan, karena wanita itu nampak lebih tua darinya. "Cari siapa?" "Saya yang menelfon tadi." "Oooo, kamu pemilik ponsel itu ya?" "Iya, Bu." Wanita tua itu kembali masuk ke dalam kamar, dan mengambil ponsel Hasan, "ini," ucapnya, "saya menemukannya di bangku itu," la

  • Rahasia di Balik Perjalanan Dinas Suamiku   Mendapat Bukti

    Lama menunggu, dengan harap cemas ia menanti jawaban dari seseorang yang baru saja di hubunginya. Pak Erik mondar-mandir, kesana-kemari guna mempercepat waktu. Namun, sebanyak apa dia melangkah, denting jam tetap berjalan pada porosnya. Hampir sepuluh menit berlalu, ia semakin tak sabar menunggu jawaban dari anak buahnya. Ia pun kembali mendial nomor, tetapi bukan nomor anak buahnya tadi, melainkan nomor Hasan, menantunya. Tut ... Tut ...Tut ...Nada sambung jelas terdengar di telinganya, tetapi tak satu pun panggilannya di terima Hasan, "kemana anak itu! Ais benar-benar!" Pak Erik mulai kesal. Selain gelisah memikirkan putrinya di rumah sakit, ia pun geram karena Hasan tak kunjung menerima panggilan telfon darinya. "Sesibuk apa dia? Sampai mengangkat telfon saja tidak bisa!" gerutu Pak Erik. Lagi, ia belum menyerah. Untuk yang kesekian kali ia mencoba menghubungi menantunya. Tut ...Tut ...Tut ...Masih dengan nada yang sama, tetapi pada detik terakhir nada Tut itu akhirnya

  • Rahasia di Balik Perjalanan Dinas Suamiku   Melacak

    "Ros," panggil Pak Erik, setelah tak ada lagi yang ingin di ceritakan oleh putrinya. "Ada apa, Pah?" tanya Rosa, lalu memalingkan wajahnya menatap lelaki tua yang ada di sebelahnya. "Papah harus ke kantor, ada hal penting yang harus Papah kerjakan," kata Pak Erik, ia tak mengatakan alasan yang sebenarnya, "kamu Papah tinggal sebentar tidak apa-apa, 'kan?" tanya Pak Erik memastikan. Rosa tersenyum, lalu menarik nafasnya dalam, sejak dulu Papahnya ini memang tuan sibuk. Jadi, sudah tidak heran bila hanya sebagian waktu dari dua puluh empat jam bisa mereka habiskan bersama, "iya, Pah. Nggak pa-pa," sahut Rosa, wajahnya tenang, dan begitu menyakinkan. Ragu untuk meninggalkan, tetapi ia tak ingin masalah ini terus berlarut, dan membuat putrinya semakin dalam berada dalam kehancuran. "Papah nggak usah khawatir, Ros nggak pa-pa sendirian. Nanti juga Ros bisa telfon Nindi untuk menemani Ros di sini," ucapnya tenang. Nindi, ialah wanita cantik yang bekerja di cafe miliknya, gadis itu penu

  • Rahasia di Balik Perjalanan Dinas Suamiku   Kasus Perselingkuhan

    "Tidak usah banyak tanya! Lanjutkan saja tidurmu, agar besok kau tidak kelelahan melayani bos kami!" bentak lelaki itu diiringi tawa yang menggelegar, "hahahaha! Hahahahhaha!" Mereka begitu puas menertawakan Hasan yang hanya menatap bengong mendengar ucapannya tadi. "Ganteng sih, tapi sayang dongo!" "Hus! Jangan bilang begitu! Kalau si bos dengar bisa-bisa mati kita di buatnya!" "Lagian ...." "Lepaskan saya!" potong Hasan di tengah pembicaraan dua anak buah yang entah siapa bosnya itu. "Bawel! Lanjutkan saja tidurmu!" "Lepas, atau,--" "Atau apa?" sanggah mereka cepat. Hasan terdiam, ia merasa percuma terus mendebat, dan bertanya jika mereka tetep kekeuh untuk tidak melepaskan dirinya, dan memberitahu siapa dalang di balik penculikan dirinya, 'baiklah! Akan ku ikuti permainan ini!' monolognya dalam hati. Sejenak ia memperhatikan situasi kamar, serta interior kamar yang begitu menawan, 'bos mereka pasti bukan orang biasa, lihat saja kamar untuk menyekapku saja semewah ini, gil

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status