Rahasia di Balik Perjalanan Dinas Suamiku

Rahasia di Balik Perjalanan Dinas Suamiku

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Oleh:  PerarenitaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
19Bab
351Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

SEASON 2 : Bab 1-55 SEASON 3 : Bab 56-80 🌻Bukan Kisah Pasutri Selingkuh🌻 Aku kecewa saat acara nuju bulan, suamiku masih pergi berdinas, tetapi rasa kecewa ku tak bertahan lama, sebab dia datang tepat sebelum acara dimulai. Namun, siapa sangka oleh-oleh yang di bawakan suamiku mampu membuat rumah tangga kami berada di ambang kehancuran. Apa benar suamiku berubah setelah ku berikan harta, dan tahta? Apa benar cinta yang ku anggap tulus, nyatanya mampu berdusta? Atau kah dia menyimpan sebuah rahasia? ~Rosa *** [Season 1 - Ku Sembunyikan Identitas Dari Mertua] [Season 2 - Rahasia Di Balik Perjalanan Dinas Suamiku] Yuk, ikuti juga perjalanan Rosa di season 1 😚

Lihat lebih banyak

Bab 1

Malam Suram

"Sebentar lagi usia kandunganku 7 bulan, Mas. Apa kamu belum bisa pulang juga?" tanya Rosa yang kini duduk di depan jendela menikmati udara malam.

["Akan Mas usahakan, Sayang. Mas pasti pulang, tapi tidak sekarang,"] jawab Hasan dari seberang sana.  

Sejak istrinya hamil 2 minggu, ia sudah pergi melakukan perjalanan bisnis ke Padang. Karena yang di kelolanya sekarang adalah anak perusahaan yang pertama, jadi Hasan membutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkan cabang Nuansa (ada di season 1 asal-usul Nuansa.) Mereka selalu bertukar kabar lewat panggilan vidio. Siang malam, siang malam datang silih berganti hingga sekarang tak terasa 7 bulan waktu telah berlalu. 

"Apa tidak bisa di serahkan dulu sama yang lain? Ini penting, Mas. Acara anak pertama kita, lo. Papah aja pulang, meski dia sedang di eropa." 

"Iya, iya ... Sayang, insyaallah ya. Akan Mas usahakan." 

"Dari kemarin jawabamu itu-itu mulu, Mas! Bosen aku dengarnya!" rajuk Rosa, bibirnya cemberut memenuhi layar ponsel suaminya. 

Lelaki itu menjadi gemas, rindu, semua bercampur menjadi satu. Namun, saat ini ada hal yang membuatnya tak bisa meninggalkan Padang. Bukan hanya sekedar anak perusahaan yang baru di bangun, akan tetapi ... ada tamu yang tak di undang yang mengharuskannya untuk tetap berada di sana.

"Emuach," kata Hasan, ia hanya bisa melakukan sun jauh untuk menenangkan sang istri. Seperti biasa, wanita itu akan luluh, dan berhenti merengek. Akan tetapi tidak berlaku untuk malam ini. Rosa, dia semakin jadi melipat wajahnya, sepertinya rasa rindu sudah tak bisa di tahannya lagi. 

"Aku ngantuk, Mas. Sudah dulu," ucap Rosa, tanpa menunggu jawaban ia langsung mematikan panggilan itu secara sepihak. 

Tut ... Tut ... Tut ....

"Iya-iya-iya-iya aja terus dari kemarin!" omelnya seraya menutup jendela dan bergegas naik ke tempat tidur menyusul keponakannya yang sudah terlelap sejak tadi. Gadis itu adalah Chika, anak dari kakak suaminya. 

Ponsel Rosa bergetar, memberi tanda bahwa ada satu pesan masuk. Sekilas ia melihat nama si pengirim, dan isi dari pesan tersebut, 'Maafkan Mas, Sayang. Mas janji akan cepat pulang,' ucapnya dalam hati membaca pesan  yang ternyata dari sang suami. Tak ada niat untuk membalas, Rosa kembali meletakkan ponselnya di nakas, lalu mematikan lampu bersiap untuk tidur. Sunyi ... Rosa pun mulai berlabuh ke alam mimpi. 

Pyarrrrr! 

"Astagfirullah," ibu hamil itu langsung membuka kedua matanya kala mendengar benda terjatuh di kamarnya, "eummm, apa itu?" gumamnya sendiri. 

Ia pun menyalakan lampu, dan melihat ke sekeliling takut bila suara itu berasal dari jendela atau ada maling yang masuk menerobos rumahnya, "jam 1 malem," lirihnya. Rosa pun turun dari tempat tidur. 

Degh. 

Tubuhnya mematung kala melihat bingkai yang berisi foto pernikahannya tergeletak di lantai, jadi suara benda terjatuh tadi berasal dari sana. Namun, bukan pecahan kaca atau hancurnya bingkai itu yang membuatnya jadi mematung, melainkan arti dari jatuhnya benda tersebut. 

"Astagfirullah," Rosa meraba perutnya yang terasa keram, berulang kali ia menarik nafas guna mencari ketenangan di dalam dirinya, "huffff ... huffff ... huffff. Ya allah, lindungi keluarag hamba," lirihnya lagi.  

Perlahan tapi pasti, kakinya mulai melangkah mendekati serpihan kaca yang sudah tak lagi berbentuk. Rosa mengambil kertas yang masih melekat di bingkai yang berwarna hitam itu. Senyum bahagia jelas terukir di sana. Foto pernikahan yang di ambil saat satu tahun yang lalu. Meskipun awalnya mereka menikah karna terpaksa. Namun, Rosa begitu yakin bahwa ikrar suci yang di ucapkan oleh lelaki pilihan Papahnya, itu sungguh tulus, dan tak mungkin ternodai. Akan tetapi, kejadian malam ini membuat hatinya menjadi risau. Yang Rosa tahu, bila bingkai foto apalagi foto pernikahan tiba-tiba terjatuh itu menandakan pertanda buruk akan terjadi, tetapi ia tak tahu kejadian buruk apa yang akan menimpa dirinya. Rosa hanya mampu berserah diri pada sang pencipta. 

Tak ingin berprasangka buruk, wanita 36 tahun itu bergegas menyimpan foto pernikahannya, dan membersihkan serpihan kaca, lalu mengambil wudhu bersiap untuk melakukan sholat malam. Ia tak ingin terus di hantui oleh pikiran buruk, mengingat sang suami yang hampir 7 bulan tak kunjung pulang. 

"Assalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh." 

"Assalamualaikum warahmatulahiwabarakatuh." 

Selesai tahiyat akhir, Rosa menumpahkan segala keluh kesahnya. Segala hal buruk yang menghantui pikirannya, ingin ia ceritakan pada sang pemilik nadi. Tenang, ia hanya ingin tenang, dan damai meski sebenarnya ia pun gelisah.  

"Aku percaya padamu, Mas. Kamu tidak mungkin bermain di belakangku," gumam Rosa sebelum menutup mata, dan kembali berlabuh ke alam mimpi. 

"Bismillahirrahmanirrahim," setelah selesai melakukan sholat malam, wanita itu ingin kembali memejamkan matanya karena saat ini masih tengah malam. 

"Panas-panas! Tolong! Api ada api! Tolong, kebakaran-kebakaran!" 

"Mas, kamu di dalam?" 

"Sayang, tolong! Panas-panas!" 

"Mas!" 

Tok-tok-tok

"Buka pintunya, Mas!" 

"Jangan kesini, Rosa! Menjauhlah! Selamatkan putri kita!" 

"Mas! Buka pintunya!" 

"Pergi Rosa! Pergi! Bawa anak kita pergi!" 

"Masss! Buka pintunya, Mas!" 

Brakkkk! 

"Aaaaaa panassss!" 

"Tolong kebakaran!" 

"Kebakaran!" 

"Kebakaran!" 

"MASSSSSSSS!"  

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
19 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status