Share

Leukimia

Penulis: Tcalysta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-08 17:25:04

Tubuh Darin melemah seketika. Air matanya mengalir begitu saja, namun dengan cepat Reymond langsung membawa janda cantik itu dalam pelukannya, hanya untuk memenangkan. "Tenanglah, Darin," Ia mengusap lembut punggung Darin untuk memberi kekuatan.

Bagaimana mungkin, Darin harus mengalami kenyataan bahwa putri kesayangan dari pernikahan bersama Bima memiliki riwayat penyakit yang sangat mengancam nyawa Karina. Bahkan mimisan yang ia anggap hal biasa, ternyata gejala dari leukemia yang tidak terbayangkan selama ini.

Pandangan Darin pias seketika, ketika melihat putrinya masih mengenakan seragam sekolah menengah pertama, dinyatakan koma dan akan dibawa ke ruangan ICU rumah sakit Blacktown Hospital Sydney.

Hanya wajah mantan suaminya yang terlintas dalam benak Darin ketika berada dalam dekapan Reymond, agar pria itu mau membantu dalam membiayai pengobatan putri kesayangan mereka. Walau Bima telah dua tahun mencampakkannya, hanya karena tidak ingin berdebat dengan keluarga besar mereka.

Darin keluar dari ruang unit gawat darurat disusul Reymond terus bersamanya. Kaki Darin seakan gontai tak bertulang, tatapan matanya hanya tertuju pada satu titik kemudian teringat pada pria oriental yang biasa ia sapa dengan sebutan 'Koko'.

Secepat kilat, Darin merogoh gawainya dari dalam tas selempang yang ia kenakan hanya untuk memberi kabar keadaan Karina pada Bima.

Reymond masih terus berdiri disamping Darin hanya untuk memastikan semua akan baik-baik saja, ketika mendengarkan wanita itu masih menggeram kesal karena tidak ada tanda-tanda bahwa Bima akan menjawab panggilan telepon diseberang sana.

Darin semakin tampak frustasi, lagi-lagi ia menoleh kearah pintu kaca yang ada dibelakangnya, hanya untuk melihat Karina yang masih belum membuka kedua bola matanya. "Bangunlah sayang. Mami akan memperjuangkan kamu demi kesembuhan mu, Nak. Apapun itu ..."

Darin menoleh kearah Reymond, "Aku harus pergi Tuan Rey," kemudian ia meninggalkan Karina yang berada dalam pengawasan rumah sakit.

Membuat Reymond bergegas berlari mengikuti langkah Darin tanpa diminta, menuju apartemen Bima yang tidak jauh dari rumah sakit tersebut.

.

Dengan nafas tersengal, Darin dan Reymond melewati anak tangga apartemen milik Bima, karena tidak diberi akses masuk oleh pihak security untuk bertemu dengan mantan suaminya tersebut.

"Apa urusan pria bodoh itu, sehingga melarang ku bertemu Koko. Bagaimanapun Koko harus tahu tentang penyakit Karina. Aku tidak peduli, dia mau membantu atau tidak, setidaknya jika aku tidak bisa menanggung biaya kesembuhan putriku, maka aku siap melakukan apapun demi kesembuhan putriku, Tuan. Demi semua biaya pengobatan Karina ..." umpatnya, selama menaiki anak tangga menuju lantai 20, membuat Reymond tak menghiraukan ucapan Darin yang masih dilanda kesedihan.

Janda bertubuh profesional itu, tidak pernah banyak menuntut. Baginya kepergian Bima meninggalkan Karina bersamanya, tidak terlalu menjadi beban sebagai seorang ibu. Akan tetapi ada hal yang menyita pikirannya hingga saat ini, karena pria oriental itu tidak pernah melayangkan gugatan cerai padanya, sehingga status janda yang ia miliki hanya dibibir saja, tanpa ada penjelasan hitam diatas putih.

Nafas Darin tersengal, kakinya menggigil kecapean begitu juga Reymond, ketika menatap pintu apartemen yang dulu ia tempati bersama Bima. Mata indahnya terpejam merasakan sesak didada, karena harus menaiki anak tangga hanya untuk menemui mantan suaminya.

Reymond memberikan satu sapu tangan kepada Darin, untuk menyeka keringat yang masih mengalir dikening nya. Entahlah, kini keduanya hanya mengikuti alur kedekatan mereka, tanpa berpikir 'nanti bagaimana?'

Tok, tok, tok ...

Darin berteriak keras, mengetuk pintu apartemen milik Bima, "Ko ... buka pintunya! Aku datang kesini untuk Karina. Aku membutuhkan bantuan mu!"

Tak lama Darin berteriak tanpa menghiraukan Reymond yang masih setia menemani, menyebut nama Bima, terdengar dari arah dalam tombol apartemen itu menyala, kemudian membuka pintu dengan sangat lebar.

Seorang wanita cantik, tinggi semampai, berkulit putih mengenakan baju haram sebagai isyarat mereka tengah bermadu kasih tanpa perasaan malu, kini telah berdiri dihadapan Darin juga Reymond saat ini sambil menoleh kearah Bima seraya berkata, "Honey ... mantan istrimu datang! Aku tidak ingin melihat wajahnya, lebih baik selesaikan urusan kalian, kemudian suruh janda itu pergi meninggalkan apartemen mu!"

Langkah kaki semampai itu berlalu begitu saja dari hadapan Darin, membuat janda cantik itu hanya bisa meremas kuat tali tas selempangnya, dengan perasaan bercampur aduk karena lagi-lagi tangan hangat Reymond mengusap lembut punggungnya.

Kedua bola mata Darin menatap lekat iris mata Bima dari jarak lima meter. Susah payah ia menelan ludahnya, hanya untuk menahan amarah karena tidak pernah diperlakukan baik oleh siapapun hingga saat ini.

Terdengar suara bariton Bima sambil berjalan mendekati Darin yang masih berdiri didepan pintu masuk apartemennya, "Ada apa kamu datang kesini, Darin? Bukankah aku sudah mengatakan tidak akan pernah berurusan denganmu? Kita sudah dua tahun berpisah, tapi kamu masih saja mengganggu ketenangan ku! Ogh, apakah kamu akan memberitahu bahwa kamu akan menikah dengan Rey?"

Darin menggeleng, dadanya bergemuruh ingin meremas kuat bibir pria yang ada dihadapannya itu. Ia menyunggingkan senyumannya, kemudian berkata dengan nada sedikit sinis, "Jangan Koko pikir aku kesini untuk meminta izin tentang kehidupan pribadiku! Ini tentang Karina, yang selama ini tidak pernah mendapatkan perhatian apapun dari Koko! Karina sakit, dia membutuhkan biaya besar. Jadi tolong kunjungi dia, karena Karina menderita leukimia dan sudah memasuki stadium akhir! Aku minta Koko bisa membiayai pengobatannya!"

Mendengar penjelasan dari Darin, tampak senyuman tidak percaya dari raut wajah Bima. "Silahkan kamu keluar dari kediaman ku! Karena tidak mungkin Karina memiliki riwayat penyakit yang mematikan itu. Aku sangat mengetahui bagaimana putriku, Darin! Jadi lebih baik, kamu tinggalkan kediaman ku, sebelum aku memanggil security untuk menyeret kalian berdua!"

Reymond menggeram, rahangnya mengeras, ingin sekali ia menghabisi nyawa pria yang ada dihadapannya itu. Akan tetapi, bukan ranahnya pula ikut campur dengan urusan Darin dan Bima.

Justru amarah Darin membuncah hingga ke ubun-ubun. Ibu mana yang mau mengarang cerita tentang sakit putrinya.

Darin yang akan melayangkan satu tamparan ke wajah Bima, seketika langsung ditepis oleh tangan kokoh pria berusia 37 tahun itu, seraya berkata, "Dengar Darin, kita menikah dulu hanya sebuah keterpaksaan. Karena aku telah menabrak Delon tanpa sengaja. Aku sudah bertanggung jawab atas perbuatan itu, dengan menikahi mu walau hatiku tidak pernah memiliki perasaan apapun padamu, hingga kita memiliki Karina. Apa kamu lupa Karina lahir dalam keadaan sehat, walau aku harus hidup miskin selama pernikahan kita hmm? Saat ini, satu sen pun aku tidak akan pernah memberikan bantuan padamu, karena Karina tidak menderita penyakit seperti itu! Silahkan pergi atau aku yang memaksa mu untuk pergi!" geramnya dengan rahang mengeras, bahkan sorotan tajam yang memerah menatap lekat mata Darin juga Reymond yang masih berdiri didekat mereka berdua.

Bibir Darin bergetar hebat, seketika dadanya semakin terasa sesak. Air mata sengaja tertahan agar tidak terlihat lemah dihadapan pria binatang yang telah menghancurkan kebahagiaannya dimasa lalu bersama Delon.

Dengan bibir yang menyunggingkan senyuman lirih, Darin menjawab perkataan Bima, "Jika aku tahu kau akan memperlakukan hidupku seperti ini, karena kau lebih memilih keluarga juga kekasih busukmu itu, aku tidak akan pernah menyerahkan hidupku pada mu, Bima! Satu hal yang harus kau tahu, bahwa tidak akan pernah ada mantan anak! Hingga Karina matipun, dia tetap darah dagingmu. Jangan pernah menyesali semua nasib mu suatu hari nanti, Bima!"

Pandangan Bima tampak semakin nyalang, karena tidak pernah mendengar Darin berkata kasar padanya, apalagi hingga mengeluarkan kata 'kau' bahkan hanya menyebut namanya 'Bima' tanpa sebutan 'Koko'. "Berani sekali kamu!" hardik Bima, akan tetapi Darin mendecih dihadapannya.

Dengan cepat Darin menyentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Bima, kemudian berlalu pergi meninggalkan apartemen milik pria yang pernah menghabiskan waktu bersama selama 10 tahun pernikahan mereka. Tanpa memperdulikan wanita jalang yang menatap jijik kepadanya sejak awal bertemu di apartemen itu.

Air mata Darin akhirnya luruh begitu saja dalam dekapan Reymond, ketika langkah kakinya menuju lift apartemen, dengan perasaan kecewa yang teramat sangat terhadap pernyataan Bima. "Kenapa Koko tega menyakiti aku dan Karina, Tuan Rey. Apakah Karina tidak berhak untuk sembuh? Apa yang harus aku lakukan lagi Tuan Rey, apakah aku harus menerima penawaran mu?"

Reymond tersenyum sumringah, ada kelegaan dalam hatinya setelah mendengar ucapan janda cantik itu. Tangannya masih mengusap lembut punggung Darin seraya berkata, "Ssht ... tenanglah Darin, semua akan baik-baik saja. Aku akan membiayai semua pengobatan Karina, aku setuju dengan ucapan mu kalau kamu benar-benar mau ingin menjadi ibu dari benihku!"

Terasa kepala Darin mengangguk setuju didada Reymond, membuat pria gagah itu semakin mendekap erat tubuh janda cantik tersebut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Davin
tidak memiliki perasaan tapi memiliki anak? laki laki egois ...🥲
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rahim Janda Dua Triliun   Merebut hati dan perhatian

    Sudah lebih dari satu minggu Reymond berada di kota metropolitan bersama Darin yang tengah menata management hotel. Tidak ada firasat yang berarti bagi keduanya, ditambah Karina sudah merasa nyaman berada di sekolah yang baru. "Ingat, jangan lupa untuk makan, makanan yang sehat ... kamu masih dalam proses penyembuhan!" tegas Darin sebelum melepas kepergian putri kesayangannya menuju sekolah internasional yang tidak jauh dari hotel mereka. Karina mengangguk mengerti, sedikit melirik ke arah Reymond yang masih di sibukkan dengan beberapa kegiatan. "Mi, hari ini aku akan bertemu dengan Daddy. Kemarin aku menemuinya di parkiran hotel kita, tapi ... hmm ..." Cepat Darin menepis semua ucapan Karina, karena tidak ingin mendengar nama mantan suaminya di sebut oleh sang putri, "Please ... jangan pernah membahas Daddy di sini. Di kediaman kita, karena Mami telah memiliki kehidupan bersama Rey!" tegasnya membuat putri kecilnya mengangguk patuh. "Baiklah, Mi. Aku berangkat dulu." Karina menge

  • Rahim Janda Dua Triliun   Memperjuangkan sang janda

    Dua insan terlarut dalam manisnya cinta atas dasar perselingkuhan karena perasaan nyaman. Reymond yang sejak awal tidak ingin melepaskan Darin, seketika berubah memperjuangkan sang janda demi mendapatkan anak yang sempurna tanpa harus menikahi janda dua triliun tersebut, karena tidak ingin menyakiti Merry sebagai istri sahnya. Peluh mengucur deras membasahi tubuh dua insan yang tampak mengkilap, membuat Darin mendekap tubuh pria itu ketika mencapai puncak kenikmatan mereka berdua secara bersamaan. Dengan nafas masih memburu, Darin yang merasa sudah merasa tenang saat ini, tampak lebih menikmati hidupnya sebagai menjadi yang kedua bagi Reymond. "Aku mencintaimu, Rey, jangan pernah tinggalkan aku, karena aku benar-benar mencintaimu," tuturnya lembut ketika melepaskan penyatuan mereka. Tampak senyuman indah diujung bibir Reymond, ia langsung menoleh kearah Darin yang langsung merebahkan tubuhnya di lengan pria pujaannya, hanya menjawab, "I love you too, Darin, tidurlah," kecupnya lemb

  • Rahim Janda Dua Triliun   Komitmen pernikahan

    Kedua netra itu lagi-lagi bertemu, hanya untuk sekedar meyakinkan hati mereka berdua. Dalam benak Reymond merutuki kebodohannya sendiri karena telah salah memberikan hadiah beberapa hari lalu untuk Darin sebagai kado ulang tahunnya. Sementara dalam benak Merry, apa ini serba kebetulan, kenapa Reymond tampak lebih tenang menghadapi semua ini, kemudian bergegas Reymond mengomeli pihak toko perhiasan dihadapan sang istri melalui panggilan telepon. Kembali Reymond menoleh kearah Merry, mengecup lembut kening sang istri seraya berkata, "Maafkan aku, sayang. Pukul sepuluh nanti pihak toko perhiasan akan mengganti liontin berlian ini, dengan inisial namamu. Sekali lagi maafkan aku," tunduknya sambil memeluk tubuh ramping sang istri dari arah belakang dengan mata tertutup. Merry mendekap erat lengan Reymond yang memeluknya, menikmati hangatnya tangan sang suami penuh kerinduan, "Kamu terlalu lelah, honey. Aku harap kamu selalu menjaga kesehatan, jangan lupa jika kamu tiba di Singapura hubu

  • Rahim Janda Dua Triliun   Inisial 'd'

    Malam semakin sejuk, malam yang indah bagi Darin dengan adanya kehadiran Reymond walau harus mengejutkan tanpa harus berkabar. Pria bule nan gagah itu tak melepaskan tangannya dari tubuh Darin, ia benar-benar ingin membahagiakan janda satu anak itu, tanpa diganggu oleh siapapun termasuk Merry. Reymond sengaja menonaktifkan gawai miliknya ketika memasuki gedung apartemen yang berada dilantai tiga tersebut, hanya untuk memberikan satu kejutan istimewa untuk wanita pujaan hatinya. "Rey, pulanglah ... jangan buat aku menjadi serba salah karena kamu menghabiskan waktu bersama ku," elaknya ketika merasakan gelagat pria itu semakin menjadi, ketika mengecupnya penuh damba. "Please Darin ... aku benar-benar jatuh hati padamu, aku tidak ingin melihatmu menjauh dariku. Satu tahun kita bersama, rasanya aku tidak ingin jauh lagi," ia kembali mengecup lembut bibir wanita yang masih berdiri dihadapannya. Lagi-lagi Darin menolak, "Apa yang kamu inginkan? Apakah kamu menginginkan aku mengembalikan

  • Rahim Janda Dua Triliun   Membawa hati suamiku

    Siang yang cerah, namun tidak secerah perasaan Merry, karena tidak menyangka bahwa Reymond lebih memilih untuk tetap tinggal di apartemen mereka bersama Darin, dibandingkan mengejarnya sebagai seorang istri sah. Ia masih terduduk dikursi taman, melihat-lihat suasana yang tidak begitu ramai. Membayangkan wajah cantik Caroline yang akan menjadi istri sesuai pilihan keluarga besar sang suami. "Ogh Tuhan, bagaimana jika keluarga Reymond mengetahui bahwa putra kami mengalami kebutaan juga gangguan pendengaran serta tidak dapat bicara? Apa yang harus aku katakan kepada mereka, apakah mereka akan tetap menikahkan suamiku dengan wanita itu ...?" Ia menundukkan pandangannya, karena tidak ingin siapapun yang menyaksikan kesedihan hatinya saat ini. Akan demikian, ketika Merry terlarut dalam suasana hati yang masih berkecamuk, tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara wanita yang sangat dikenalinya. "Bisakah kita bicara berdua?" sapa Darin tanpa perasaan sungkan. Merry sedikit terlonjak kemudian m

  • Rahim Janda Dua Triliun   Jangan gila, Rey

    Satu bulan berlalu, Merry terlalu fokus merawat buah hati yang dilahirkan oleh Darin dengan penuh perasaan sayang, walau masih menyimpan rasa kekecewaan yang dalam terhadap Reymond. Akan tetapi ia merasa memiliki tujuan untuk tetap merawat Baby Kevin dengan penuh perhatian. Sementara Darin masih proses pemulihan pasca operasi, dengan memberikan asi eksklusif kepada sang putra yang mengalami kebutaan serta tuna wicara dan tidak dapat mendengar tersebut. Tidak sedikitpun dari mereka berdua mengurangi semangat untuk menunjukkan bahwa mereka menjadi ibu terbaik dihadapan Reymond, demi pertumbuhan sang buah hati. Entahlah kini keduanya seperti tengah berjuang demi Baby Kevin atau justru menarik simpati pria bule bermata biru tersebut. Perlahan Darin menghampiri Merry di dalam kamar bayi, untuk memberikan asi pada baby mungil yang baru berusia satu bulan tersebut. Dengan nada lembut, ia menoleh kearah Merry yang sangat memperlakukan sang putra sangat telaten, "Merry, biar saya menyusuinya

  • Rahim Janda Dua Triliun   Memberikan yang terbaik

    Sudah lebih dari dua hari mereka berdua berada di rumah sakit. Tidak ada tanda-tanda pemulihan yang berarti dari bayi mereka juga Darin yang masih terbaring lemah di ruang ICU. Tangan Reymond masih terus menggenggam jemari Darin, hanya untuk sekedar memastikan bahwa wanita berstatus janda itu tidak sendirian. Sementara Merry masih berada di ruang NICU untuk menemani sang bayi yang dinyatakan tidak bisa melihat. Bayi berjenis kelamin laki-laki yang diberi nama Kevin Claire Jones itu ternyata mengalami kebutaan yang di vonis permanen karena sesuatu hal tidak dapat di uraikan secara detail. Hati wanita mana yang tidak akan hancur, ketika mendengar dokter anak mengatakan bahwa putra mereka tidak bisa merespon cahaya ketika melakukan pemeriksaan, ditambah tidak bisa mengeluarkan suara seperti bayi lainnya. Merry duduk dikursi sebelah incubator, matanya berkaca-kaca ketika melihat tangan dan kaki itu bergerak cepat kesembarang arah, memberikan respon bahwa bayi itu baik-baik saja dalam

  • Rahim Janda Dua Triliun   Selamatkan dia

    Setelah menyaksikan sang suami membawa Darin ke rumah sakit bersama Richard, tanpa menghiraukan perasaan Merry sebagai istri sah, lagi-lagi ia dikejutkan dengan sosok Bima yang sudah berdiri dihadapannya. Gegas Merry bertanya, karena perasaan penasaran, "Bima? Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah, kamu berada di Sydney?" Dengan angkuh Bima menyunggingkan senyuman lirih, ia tidak menyangka akan berhadapan dengan wanita seperti Merry, "Jawab aku, apakah kau membiarkan Reymond tidur dengan Darin? Bukankah kau tahu Darin itu masih belum resmi bercerai dariku?"Akan tetapi, Merry langsung menjawab pertanyaan Bima dengan nada tegas, "Bukan urusan mu, Tuan Bima. Aku rasa lebih pantas suamiku tidur dengan Darin, dibandingkan wanita yang berdiri di belakangmu saat ini!" tukasnya, langsung meninggalkan restoran apartemen. Entah mengapa, walau sesungguhnya hati Merry hancur karena kejujuran Reymond yang jatuh cinta kepada Darin, ia tidak memperdulikan dibandingkan harus berhadapan dengan g

  • Rahim Janda Dua Triliun   Menjadi bumerang

    Mendengar ucapan seperti itu dari Richard, membuat Darin langsung menarik tangan pria yang berstatuskan duda tersebut, agar menjauh dari sang mantan suami sambil mengancam pria oriental itu, "Jangan pernah menggangu hidup ku lagi!" Ia menoleh kearah Caroline yang tampak shock karena keributan dua pria itu, mengeluarkan ucapan tegas, "Jika calon suami yang kamu maksud itu adalah Reymond, saat ini dia sedang berbahagia bersama istrinya!" Bima menggeleng tidak percaya, ia sama sekali tidak terima bahwa sang istri akan mendapatkan penggantinya lebih cepat, ditambah kondisi Darin yang tengah hamil besar. Kembali ia berteriak untuk menghentikan langkah janda satu anak itu, "Sampai kapan pun, kamu tidak akan pernah menikah Darin, karena aku tidak akan mengajukannya!" Lagi-lagi Darin dibuat kesal oleh pria yang pernah menghabiskan masa pernikahan mereka selama sepuluh tahun lebih, "Jika kamu tidak mau mengurusnya, maka aku yang akan melakukannya, Bima Lee Seung!" Gegas Darin meninggalkan t

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status