Share

Panik

Ruangan kerja Raymond terasa sangat hening, tanpa ada suara apapun selain air conditioner central yang masih menyala diruangan yang berada dilantai dua belas tersebut.

Darin hanya menjadi pendengar yang baik bagi Reymond yang menjelaskan rencana mereka tengah mencari rahim dalam jangka waktu 48 jam. Ia menelan ludahnya sendiri, menghela nafas berat, karena tidak menyangka bahwa pria yang ada dihadapannya itu hanya ingin mencurahkan semua kegundahan selama beberapa hari mengganggu pikirannya.

"Bagaimana jika aku mencintaimu, Tuan Rey? Apalagi aku seorang single parents dan kamu mengetahui bagaimana tentang aku? Perceraianku dengan Bima Lee Seung, bahkan aku memiliki rasa trauma yang teramat berat jika dihadapkan dengan kehamilan. Kenapa tidak, Anda mencari seorang gadis muda, bahkan orang yang kurang beruntung agar bisa membantu perekonomian mereka?"

Reymond menggeleng, wajahnya menekuk menyiratkan bahwa tidak mungkin ia akan mengenal orang baru, mencari keberadaan wanita baik-baik untuk menampung embrio mereka yang sudah berada diruangan sterilisasi Blacktown Hospital Sydney. "Rasanya tidak mungkin aku akan menemukan wanita itu, Darin. Kamu orang yang tepat untuk aku juga Merry, karena kamu lebih berpengalaman."

Kening Darin mengerenyit, kedua bola matanya membulat sempurna, karena tidak menyangka bahwa seorang Reymond memiliki sifat pemilih sebagai pria mapan yang kaya raya. "Why? Bukankah Anda bisa melakukan test kesehatan sebelum melakukanya, Tuan?"

Rey menghela nafas berat, "Waktu kami tidak cukup untuk melakukan hal itu, Darin. Aku yang memilih mu, Merry menyetujuinya!"

"Kenapa harus saya? Bukankah banyak wanita dipanti asuhan, bahkan saat ini wanita lebih banyak dibandingkan pria, Tuan Rey," tuturnya sambil menatap malas.

Reymond tertawa kecil mendengar pertanyaan Darin, yang seolah-olah menolak keinginannya dengan Merry, "Please Darin, aku dapat merasakan kamu wanita yang baik juga terhormat. Aku tidak ingin berdebat, karena aku membutuhkan kepastian darimu."

Entah mengapa sejak awal bertemu dengan Darin, Reymond justru sangat mengagumi janda beranak satu itu. Kegigihannya menjadi ibu sekaligus ayah untuk Karina, membuat dirinya semakin merasa simpati terhadap karyawan yang selalu mendapatkan reward karena pekerjaannya selama ini selalu mendapatkan pujian dari berbagai pihak.

Darin Lee Seung janda yang tinggal dikediaman peninggalan keluarga, hingga saat ini masih menggunakan nama keluarga sang mantan suami, karena belum digugat cerai oleh Bima selama dua tahun dengan alasan 'tidak ingin melihat sang mantan istri bahagia dengan pria lain'.

Tanpa banyak bicara Darin tidak ingin memberi jawaban saat ini, karena harus memikirkan semua perasaan orang-orang disekitarnya termasuk keluarga besar Bima, Danu Barata Lee Seung yang menetap di Singapura.

Lagi-lagi Darin teringat akan wajah Merry yang sangat cantik juga keibuan, "Kenapa Nyonya Merry tidak bisa memiliki buah hati, Tuan? Bukankah Anda merupakan orang terkaya dinegeri ini, sehingga bisa mendapatkan apapun," tuturnya tanpa basa-basi.

Reymond menyeringai, menaikkan satu alisnya, "Apapun?"

Darin mengembangkan senyuman manisnya, "Of course, apapun!"

Tampak wajah Reymond kembali menunduk, mengangguk-angguk, berkata sedikit, "Tidak semudah itu untuk mendapatkan baby, Darin. Merry memiliki riwayat kesehatan yang kurang baik!"

Mendengar ucapan Reymond yang mengatakan bahwa sang istri 'tidak sehat', Darin justru terdiam. Bibirnya terkunci rapat. Kembali ia terkenang pertemuannya beberapa waktu lalu dengan istri bosnya tersebut, yang memiliki selisih usia sedikit lebih muda darinya.

Merry memiliki perawakan imut, sangat tenang juga ramah. Penyayang dengan anak kecil bahkan sentuhannya penuh kasih sayang jika sudah berada didekatnya. Sesaat Darin hanya mengangguk mengerti, namun ia masih bersikukuh pada pendiriannya, tidak akan menyewakan rahim pada Keluarga Reymond.

Dengan sangat berat hati, Reymond membiarkan janda beranak satu itu beranjak karena menerima panggilan telepon dari seseorang diseberang sana.

Reymond dapat melihat raut wajah kecemasan pada sorotan mata Darin yang memerah menahan tangis, setelah mendapatkan kabar yang tak kalah mengejutkan.

Sedikit tergesa, Reymond mengikuti langkah Darin yang akan meninggalkan ruangannya dengan tubuh bergetar, bahkan wajah janda itu kembali tampak pucat.

"Darin ada apa?"

"Bukan urusan Anda, Tuan Rey!"

"Tapi saya atasan mu, Darin Lee Seung!" Tanpa basa-basi untuk kedua kalinya, Reymond menahan lengan Darin yang selalu menghindari kontak mata dengannya, "Katakan padaku, siapa yang menghubungi mu, Darin? Apakah itu mengenai Karina putrimu?"

Darin tersentak, ia tak kuasa menahan kekhawatirannya seorang diri, tangisnya luruh begitu saja didada Reymond, "Karina masuk rumah sakit. Dia pingsan, Tuan Rey!"

Pernyataan Darin, membuat Reymond merasa iba dan sedikit panik, akan tetapi ia berusaha untuk tenang, kemudian menarik tangan janda cantik itu dengan langkah tergesa, "Aku akan mengantarkan mu kerumah sakit!"

Tanpa pikir panjang Darin yang awalnya enggan untuk memberitahu Reymond tentang kondisi Karina, justru dapat bernafas lega karena pria itu mau mengantarkannya ke Blacktown Hospital, tempat putri kesayanga dilarikan dari sekolah asrama yang terletak tidak begitu jauh dari Kota Sydney.

Reymond memacu kecepatan kendaraannya, ia benar-benar panik karena mendengar suara tangis Darin yang tidak kunjung berhenti sepanjang perjalanan. "Tenanglah Darin, jangan panik seperti ini," titahnya penuh lemah lembut.

Entah mengapa, sentuhan Reymond dipunggung Darin mampu memberikan kenyamanan bagi janda sepertinya, walau ia harus mendengarkan kondisi putrinya tengah mendapatkan pertolongan pertama.

Mobil terhenti didepan loby rumah sakit, bergegas Darin membuka pintu mobil kemudian berlari kencang menuju ruang unit gawat darurat hanya untuk melihat kondisi sang putri, disusul dengan Reymond dari belakang setelah memberikan kunci mobilnya kepada pihak security.

Perasaan Darin berkecamuk ketika melihat Karina terbaring tidak sadarkan diri, perceraian yang dianggap bisa menjadikan ia merasa lega, kini harus mengalami kegundahan hati untuk kedua kalinya, setelah mendengar perkataan dokter.

"Maaf Nyonya Darin, Karina mengidap leukimia dan sudah memasuki stadium akhir. Semoga saja dalam waktu dekat ada yang bisa menyumbangkan sum-sum tulang belakang kepada putri kesayangan Anda!"

***

Hai hai hai ... silahkan tinggalkan ulasan, beri vote dan jangan lupa simpan didalam perpustakaan kalian, salam hangat author Tcalysta

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Shaveera
kerreenn, mbak. lanjut
goodnovel comment avatar
Davin
aku merasakan apa yang dirasakan darin ...🥲
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status