Home / Romansa / Rahim Pengganti / Ch.02 Bulir Bening Turun

Share

Ch.02 Bulir Bening Turun

Author: Rein_Angg
last update Last Updated: 2023-02-10 11:34:48

Sebuah senyum ditampilkan dengan sangat terpaksa oleh Dyandra. Saat masih SMA dulu padahal ia tidak pernah mengambil kelas drama. Entah mengapa kali ini ia pintar sekali menutupi perasaan muak terhadap perempuan di hadapannya.

“Iya, Cersey. Aku harus menjaga kesehatan. Mas Arka selalu mengajak olah raga di atas ranjang hampir tiap malam. Jadi aku harus terus fit,” jawab Dyandra menyindir.

Selain itu, ia sedikit banyak ingin menegaskan posisinya sebagai Nyonya Arka Hasbyan. Bahwa ia yang dicintai Arka, bukan wanita yang hanya disewa rahimnya seperti Cersey.

“Luar biasa! Pasti Mas Arka benar-benar mencintai Mbak Dyandra,” sahut Cersei santai, seolah tulus dan turut berbahagia mendengar itu semua. 

Pintar sekali kalian bersandiwara? Apa memang sudah kalian rencanakan harus bersikap bagaimana jika bertemu aku? Kalian menjijikkan! Terus saja jiwa wanita berusia tiga puluh tahun itu memaki dalam hati.

Dyandra tidak menjawab. Ia hanya tersenyum ketus dan segera berlari keluar rumah menuju pintu gerbang megah yang dijaga oleh tiga orang petugas keamanan.

“Selamat pagi, Bu Dyandra!” seru ketiga satpam membukakan gerbang. Mereka menunduk untuk memberi hormat kepada sang majikan.

“Ya, pagi!” jawab Dyandra singkat menyapa balik para petugas keamanan.

Tak lama ia telah melesat, melaju di area jogging yang sudah disediakan oleh pengembang perumahan mewahnya.

“F**k you Arkaaaaa!” jeritnya saat sampai di tepi danau yang masih sepi. Hawa segar perumahan di antara rimbun pepohonan tidak bisa membuat hatinya merasa sejuk.

Dengan napas terengah-engah, Dyandra terus menerus berteriak, memaki suaminya.

“Aku benci kamu! Lelaki brengsek! Lelaki jahanam!” teriak Dyandra sampai napasnya tersengal-sengal. “Kamu pembohong! Pengkhianat! Bajingan! Dasar Lelaki cabul!”

Sudah sekitar dua puluh batu kerikil ia lempar sekeras mungkin ke dasar danau. Pada setiap lemparan, ia meluapkan emosi dan ledakan dari rasa hancur hatinya.

Dyandra menghempaskan diri di atas tanah. Kalbu yang berserakkan semalam, semakin hancur ketika melihat perut buncit Cersey pagi ini. Ia juga ingin bisa seperti itu. Merasakan sesuatu tumbuh di dalam tubuhnya. Namun, takdir berkata lain.

Namun, sebanyak apa pun kerikil dan teriakan yang ia lemparkan, tetap tidak bisa membuat air matanya keluar. Karena itulah, hatinya tetap terasa sesak sangat. Napasnya semakin terengah-engah dan ia mulai merasa dunianya berputar.

Khawatir terjadi sesuatu terhadap dirinya, ia segera bangkit dan memutuskan untuk pulang. Mungkin saja karena semalam ia tidak tidur maka pagi ini kondisinya tidak bisa fit untuk lari pagi.

Dengan gontai Dyandra melangkahkan kaki menuju istana megah yang biasa ia sebut rumah. Hanya saja, saat ini ia tidak lagi merasa bahwa itu adalah rumahnya. Tidak ada lagi perasaan nyaman di sana. Kebahagiaan disana, telah runtuh.

***

“Kok cepat?” Arka heran melihat Dyandra sudah kembali dalam waktu setengah jam saja. Biasanya jogging sang istri memakan waktu sampai dua jam.

“Tidak enak badan!” jawab Dyandra ketus segera menyambar handuk di sebelah pintu kamar mandi.

“Dyandra!” panggil Arka menarik lengan Dyandra dan merapatkan sang istri dalam pelukannya.

“Happy 10th Anniversary,” bisiknya memperlihatkan sebuah kotak kain beludru berwarna hijau, bertuliskan Tiffany.

“Hah?” Dyandra tergagap. Ia lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun perkawinan mereka. Ia bahkan belum membeli kado apa pun untuk suaminya.

“Untukmu, Cintaku.” Arka membuka kotak. Sebuah kalung dengan liontin berlian mungil, bertuliskan AD ada di sana sebagai hadiah untuk Dyandra.

“Berputarlah, biar aku pasangkan di lehermu.”

Arka memasangkan kalung indah pemberiannya di leher sang istri. Ia bahkan mengecup leher jenjang Dyandra dengan mesra.

“Aku mandi dulu!” Dyandra semakin merasa rapuh. Ia berkelit dan menghindar lalu cepat masuk kamar mandi.

Arka hanya bisa bengong melihat kelakuan istrinya yang datar, padahal sebuah kalung berlian telah melingkar di lehernya.

Segera ia pasang pancuran air pada posisi paling keras. Dyandra juga menyalakan kran pada bak jacuzzi dan membuka penutup saluran di dasar bath tub agar air tidak meluber keluar tub.

Wanita bertubuh mungil itu membutuhkan suara pengalih sekeras mungkin. Air matanya dirasa akan segera tumpah dengan deras.

Masih memakai baju lari, Dyandra terduduk lemas di lantai kamar mandi, di bawah pancuran air hangat. Benar saja. Kini, ia mulai sukses menangis dan tak mampu untuk menghentikannya.

Deraian air mata mengalir seperti tsunami menerjang, sederas pancuran air di atas kepalanya.

Ia menangisi hadiah ulang tahun perkawinan kesepuluh yang baru saja ia dapatkan dari Arka. Disentuhnya kembali kalung tersebut. Ia meraba tulisan AD yang tersemat sebagai liontin. Apakah hanya sebatas itu saja keadaan mereka saat ini, yaitu inisial pada kalung?

Sebuah perselingkuhan yang dibalut dengan kalung berlian tetap saja menghancurkan segenap sudut hati wanita manapun. Inilah kenyataan pahit yang harus ia terima. Semua akibat ketidakmampuan dirinya untuk memiliki anak. Maka kepedihan mana yang bisa mengalahkan penderitaan Dyandra pagi ini?

Liontin bertuliskan AD merupakan singkatan dari Arka-Dyandra. Sebuah ungkapan dan ucapan bahwa Dyandra adalah cintanya. Segala keromantisan iti tidak berbanding lurus dengan apa yang Dyandra ketahui semalam.

“U’re such a bullsh*t, Arka!” desisnya memukulkan tangan pada lantai kamar mandi. Kakinya pun menjejak-jejak seperti anak kecil sedang marah karena tidak mendapat mainan yang diinginkan.

Terus terisak, terisak dan terisak. Rintihan kecil dari  bibirnya yang gemetar terus mengisi ruang hampa. Di kamar mandi ini, di bawah pancuran air yang sama, Dyandra sering merasakan hangatnya sentuhan Arka, tanpa penghalang apa pun diantara mereka. Hanya bercinta dengan bahagia dan saling memuaskan satu sama lain, persis di tempatnya duduk saat ini.

Perilaku suaminya yang seolah tidak terjadi apa-apa, padahal sudah tidur dengan wanita lain, membuat semuanya semakin menyakitkan.

Namun, biarlah semua ini ia terima apa adanya. Kedewasaannya mengetahui bahwa takdir manusia tidak selamanya sesuai keinginan. Lambat laun ia harus tetap tegar dan menegakkan kepala.

Bayangan seorang bayi mungil yang akan hadir membuat hidupnya lebih bermakna, menjadikan Dyandra berusaha kuat menerima terpaan dan tusukan duri pada hati dan batinnya.

Ia mulai melepas pakaian lari yang sudah basah kuyup itu lalu bangkit berdiri. Seiring itu pula, ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan lagi membiarkan perasaan sakit ini terus menerus menghancurkan kehidupannya.

***

“Aku hari ini ada klien penting. Aku akan berangkat lebih pagi. Bisa kamu mengantar Cersey ke dokter? Dia merasa kurang enak badan,” ujar Arka saat Dyandra selesai mandi.

“Tahu dari mana dia tidak enak badan?”

“Baru saja dia dari sini.”

Dyandra terdiam. Bayangan dalam kepalanya sudah tidak karuan. Arka dan Cersey baru saja berduaan di kamar tidurnya. Berbuat apa saja mereka selama ia sedang di kamar mandi selama setengah jam lebih tadi?

“Hey, ayolah jangan murung. Mungkin dia hanya masuk angin. Tapi demi keamanan bayi kita, sebaiknya Cersey diperiksakan, benar ‘kan?” Arka khawatir akan keselamatan bayi mereka.

“Iya, nanti aku antarkan. Setelah dari dokter, aku akan langsung ke kantorku,” Dyandra akhirnya menyanggupi, walau berat.

“Oke. Aku akan mandi sekarang. Kamu tidak mau masuk kamar mandi lagi, menemaniku?” rayu Arka. Jemarinya nakal menarik tali di jubah mandi Dyandra, sembari terus mendekati sang istri.

Jubah mandi itu kini terbuka, mengekspos tubuh mulus yang belum memakai apapun di dalamnya. Dyandra diam saja. Ia sudah terlalu lelah untuk bereaksi apa pun.

Bibir Arka mulai bergerak liar, menjelajahi leher istrinya dan terus menurun ke bawah. Dalam hati, Dyandra sudah tidak ingin disentuh oleh suaminya. Namun untuk saat ini, sepertinya ia harus berpura-pura menikmati. Demi supaya tidak ada kecurigaan dari Arka.

“Permisi! Ada yang mau aku tanyakan!” Cersey tiba-tiba mendorong pintu kamar yang memang tidak tertutup rapat.

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahim Pengganti   103. Senyum Kembali Bermekaran

    Seorang wanita sedang duduk di sebuah meja restoran bersama satu orang anak perempuan berusia tiga tahun yang teramat cantik dan menggemaskan. Keduanya nampak asyik memandangi layar ponsel. Sang Bunda berucap, “Hari ini kita merayakan ulang tahunnya Ayah Arka. Kamu harus selalu mendoakan Ayah Arka, ya?” Mengatakan itu dengan mata berbinar, mengecup kening putrinya dengan khidmat. Ada satu desiran perih yang tak pernah bisa tertutup sempurna di dalam kalbu sang wanita. Ada satu cinta yang akan selalu ia kenang. Dari seseorang yang telah berkorban nyawa untuknya. Maka, ia akan memastikan nama sang almarhum suami selalu harum di mata putri mereka. Hasya yang baru menginjak usia tiga tahun hanya manggut-manggut mendengar permintaan ibunya. Ia menatap layar dan memandangi lelaki yang disebut sebagai ayahnya. “Ayah Arka, ya, Bunda?” ucapnya manis dan polos. “Iya, Ayah Arka. Setelah dari restoran ini, kita akan mengunjungi makamnya dan berdoa di sana

  • Rahim Pengganti   102. Beristirahatlah Dengan Tenang

    Dyandra datang ke rumah duka yang telah dipenuhi oleh keluarga besar Hasbyan serta kerabat lain. Rumah itu, tempatnya tinggal bersama Arka selama sepuluh tahun terakhir. Melangkah gontai, naik ke lantai dua, ke kamar mereka. Sekelebat ingatan muncul. Bahwa pada suatu waktu, ia melangkah dengan kegontaian yang sama di tangga ini setelah mendengar dengan telinganya sendiri bagaimana sang suami meniduri wanita lain. “Tuhan, kenapa sakit sekali?” tangisnya terisak ketika duduk di atas ranjang dan memandangi seluruh kamar tidur mereka. Foto pernikahan, foto liburan keliling dunia, bahkan foto saat mereka masih kuliah bersama terpampang rapi di sana. Arka tidak pernah mengenyahkan foto-foto ini, bahkan setelah surat curai ia layangkan satu bulan lalu. Hancur, Dyandra sangat hancur melihat semua kenangan diri yang tak akan terulang kembali. Perih yang tak terperi mengoyak setiap detik hingga air mata tak bisa berhenti mengalir. Mengambil pi

  • Rahim Pengganti   101. Dini Hari Menyayat Hati

    Pintu ruang operasi terbuka dengan lambat. Beberapa orang keluar dan memperlihatkan bukan wajah-wajah yang senang atau pun bahagia. Akan tetapi ….“Keluarga Pak Arka?” Mereka kembali bertanya, dan Dyandra melangkah gontai. Di belakangnya ada Moeryati yang juga berjalan teramat limbung hingga harus dipegangi oleh adiknya. “Arka ….” Dyandra tidak bisa meneruskan pertanyaan. Kalimat selanjutnya menyangkut di tenggorokan. Satu kata yang tidak bisa ia ucap. Tidak, tolonglah jangan seperti ini! Tidak atas namanya! Jerit Dyandra di dalam hati. Bagaimana ia bisa memaafkan dirinya sendiri kalau akhirnya ….“Maafkan kami, tapi … untuk sesaat beliau stabil. Selanjutnya, ada pembuluh darah lain yang mendadak pecah di otak dan ….”“Anakku!” jerit Moeryati menghentakkan kaki ke lantai berkali-kali. Ia mengguncang tubuh Aryati semakin lama semakin kecang. “Arkaaa!” Ambruk sudah Moeryati ke atas lantai sambil menangis, meraung, tersedu-sedu d

  • Rahim Pengganti   100. Bagaimana Nasib Arka?

    Batara terbelalak, begitu pula istrinya dan sang besan. Anak-anak mereka menjadi target pembunuhan? Kegilaan apa lagi ini di rumah tangga Dyandra dan Arka.“Di pinggir jalan tadi ada sebuah bengkel sepeda motor yang sudah tutup. Dia memiliki CCTV yang mengarah ke jalanan. Kami sudah memeriksanya dan apa yang terlihat makin menguatkan bukti bahwa ini bukanlah kecelakaan biasa,” tutur Sersan Andi. Dyandra masih termangu, ia mencoba mengingat apa yang terjadi. “Ban mobilku mendadak kempes. Pak Tri menepi. Tiba-tiba ada sepeda motor kencang menubruknya. Aku segera keluar untuk melihat kondisi Pak Tri. Kemudian … kemudian ….”Tak mampu meneruskan kalimat karena setelah itu terjadilah hal yang membuatnya sangat syok hingga kini. Kedua tangan gemetar saat mengingat detik demi detik nyawa hampir melayang. “Aku tidak tahu Arka dari mana … dia … dia … aku ditarik! Dia tertubruk mobil!” raung Dyandra memeluk ibunya dan menangis kencang. “Pak Arka

  • Rahim Pengganti   99. Siapa Target Sebenarnya?

    Terus menjerit, suara Dyandra mulai tertutup oleh sirine mobil ambulans dan polisi yang datang ke lokasi nahas tersebut. Orang ramai mengatakan tabrak lari kepada dua orang petugas hukum berseragam cokelat yang datang. Dari dalam ambulans, dua orang segera turun dan memeriksa keadaan Arka. “Kritis, cepat bawa ke rumah sakit,” ucap salah satu dari mereka dan berlari kembali ke dalam mobil untuk mengambil ranjang dorong. Pak Tri saat diperiksa oleh petugas ternyata sudah meninggal dunia. Leher sopir malang itu patah saat ditubruk sangat kencang oleh pengendara sepeda motor. Dengan dibantu oleh warga sekitar, ambulans berhasil membawa Arka masuk dan Dyandra duduk di kursi panjang, menatap nanar pada Arka yang sudah tidak sadarkan diri.“Halo, Dru?” isaknya menelepon sang kakak dan segera menjelaskan apa yang terjadi. “Tolong jemput Bu Wuri dan Hasya. Aku mau ke rumah sakit bersama Mas Arka!” pintanya sesenggukkan. Drupadi terengah, tidak

  • Rahim Pengganti   98. Kecelakaan Terencana

    Dyandra spontan menuruni mobil saat melihat sopirnya tertubruk sepeda motor dengan kencang hingga terpental. Ia menjerit kencang sambil menghampiri. Sama sekali tidak tahu bahwa semua ini adalah rekayasa yang dibuat oleh Pondra dan Rani untuk menyingkirkan sang target. Baru saja beberapa detik di pinggir jalan raya, dua buah lampu terang menerjang. Sontak menoleh ke belakang, mata Dyandra terbelalak saat sebuah kendaraan menuju ke arahnya dengan snagat kencang. Tidak ada niat untuk mengerem, apalagi membanting setir agar tidak menubruknya. Dengan sangat jelas, mobil itu ingin menggempur tubuhnya. Semua terjadi dengan sangat cepat hingga rasa syok menguasai sang wanita. Membuat tubuhnya membeku tak dapat berbuat apa pun, termasuk menghindari bencana yang sebentar lagi terjadi. Seiring mendekatnya dua sinar bundar tersebut, Dyandra hanya bisa memejamkan mata dan menutup wajah. Ia pasrah jika memang ini akhir hidup yang tertulis untuknya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status