LOGINErangan silih berganti terdengar dari balik pintu kamar perempuan bernama Cersey Avriana. Dia adalah seseorang yang kini telah hadir dalam rumah tangga Dyandra Saraswati dan Arka Hasbyan. Lenguhan panjang sang lelaki mengucap berbagai kalimat panas nyata terdengar langsung di telinga sang istri. Dyandra hafal kebiasan suaminya yang juga sering mengucapkan hal sama persis kepada dirinya saat mereka sedang bercinta, terutama saat hendak mencapai klimaks. Nafas Dyandra tersengal-sengal. Ia dalam kondisi shock. Matanya terbelalak. Kaki mulai terasa lemas dan berat untuk melangkah. Bahkan, tulang-tulang seolah tidak mampu lagi menopang berat badannya. Sementara itu, ia harus segera kembali ke kamar tidur lalu berpura-pura seakan ini semua tidak terjadi. Terlalu lama berada di luar kamar akan semakin meningkatkan resiko Arka mengetahui keberadaannya malam ini. Semua dilakukan hanya demi menimang seorang bayi mungil dari Cersey, sang wanita penyedia rahim untuk disewakan. Mampukah seorang istri seperti Dyandra melewati badai pengkhianatan seperti ini? Benarkah seorang bayi bisa merekatkan semuanya? Atau, justru menghancurkan segalanya? Kadang Dyandra berpikir .... "Apakah seorang wanita yang tidak sempurna seperti aku berhak untuk bahagia?"
View MoreANDREW YU POV:)
"Thanks for coming. Welcome to Uphone company." I told the foreigner Mr. Charles, a British-American. He is here to be another of our Investors.
He just shook hands while smiling. And I also shook hands with its Secretary and others with it.
"This is Johnser Sy, the future owner of this company. He will lead you to the meeting room." I said this with a smile on my lips.
Johnser shook hands with those here.
"I will assure you, Mr. Kailes, that you will like our product." Johnser thanked him after shaking hands.
"Let's see." Mr. replied with a smile. Kailes.
"This way."
They followed Johnser, and I was left behind. I just watched as it left.
"Can Sir Johnser get Mr. Kailes?" It was my assistant's voice while we both looked at it.
"He must convince Mr. Kailes." If he fails to convince the investor, his father's image will be ruined again. " I said.
I turned back out of the building. I have to go to a restaurant first because someone wants to talk to me. My assistant just followed me.
"It's 8 am and Mr. Lopez texted me that he's on his way where the both of you will meet." My male assistant, Arnel Callejo, said. It is also quite old and has been with me since I was a child. He has become my friend and family member. We are the same age as him.
He opened the car door for me and got into the backseat. After closing it, he headed to the front seat to sit there.
Before leaving, I looked out the window and saw a familiar man. Walking with hands in pants pockets
My eyes almost widened when I looked at it.
"Is that Clive?" I said in surprise. Did I see Clive's ghost?
Elizabeth VILLATORTE POV:
I left our room and Ros was following me.
"Don't go with me. My supervisor will be mad at me if you come with me if you are childish like you." I told him. Maybe he understands my English. Come what may,
"I want to go with you." It's coercion, and it's like a child begging.
"No, no. My boss will be mad at me. " I just told him and walked to the stairs to go down.
"But I want to go with you." Please, Lady Beth? " It was just insistence when we were going down the stairs."Promise, I will behave there. Just give me a chance to go with you." Like a child begging, he almost touched the sleeve of my T-Shirt.
"A-YAW!" I still refused and just continued to leave the apartment.
When I got close to the road, Ros stopped following me and spoke calmly.
"I want to convey to you I want to fetch you. I want to see you go on with your work. If I don't do this, I will be crazy waiting for you. " When Ros said I should stop walking I just realized that I can't see you. I'm totally worried. If you eat your lunch at the exact time or you are tired from working, I'm worried about you." This is a serious statement.
I do not know. I was stunned when I heard what Ros said. I feel my heart beating again, like I don't know. I feel like it's going to explode with the strength of its beat.
I slowly turned to him and my eyes were still wide as I looked at Ros. I saw a gentle face. I can see that he looks like a full-fledged young man in his expression. Even in what he said, there was no tone of childishness or playfulness. He looks serious and his words are very pleasant.
From what I can see now, he is not the child-minded Ros. A Ros, who is really young and serious about what he says. He is handsome in my eyes when he says things like this.
My heart felt like it was twitching because he was obviously shocked by what he said. I shouldn't give meaning to that because my heart is a traitor. I'm still in awe of what he said to me.
"Can I go with you?" It's a very handsome voice.
I couldn't do anything, so I just sighed. "Alright."
"Yeah!!!" He said it happily, returning to his childlike mindset. It jumps up and down with joy.
It came close to where I was with a smile on my face.
"Okay. If we are at my work, go home. Just remember what we will ride and where we will go home. Okay? " I told him.
"Okay!" He answered very happily, at the same time as he gave an 'OK' sign.
"Let's go! Maybe I will be late." I'm his nanny.
"Yeah!" He said it like a child who was still very happy and followed me.
MANDY YU POV:)
I hurriedly entered the meeting room. I thought I was late because I bumped into a guy. His form is bad. Because her clothes are home. He was wearing a white shirt and faded pants with holes in the knees.
He would have been handsome but his form was ugly.
I sat on the chair and greeted Uncle Cedric and Papa good morning.
"Good morning."
"Good morning too." Tito Cedric greeted me and smiled weakly.
Dad just nodded at me. That's how Papa is to me. We are always enemies. We don't agree on even one thing.
Johnser is already ahead and he is trying hard to convince the investor, Mr. Kailes. He was just waiting for Ramon to get the USB where he was saved to show the investor. We have been waiting for five minutes. Mr. Kailes is obviously exhausted.
I could see Johnser was nervous; he was almost holding his hand and playing with his finger.
Johnser's presentation was about to start, but it still hadn't started yet.
Ramon sneaked inside and approached Johnser. Slowly whisper to it.
Johnser's eyes widened at what he said. I saw Ramon, who was pale with fear. Maybe it has a problem now. Maybe there is a problem with their presentation.
Ramon went to the side, and Johnser started talking in front of us.
"I'm sorry for the inconvenience. There's an emergency, so can I just discuss it with you, Mr. Kailes, without using presentation? Because the file was accidentally deleted --"
Johnser couldn't continue what he was going to say because it was hostile. Mr. stood up. Kailes
"I'm just wasting my time here. I want to see it, not just hear it. How can you convince me that your new phone model is great if you can't prove it to me? "No, thanks," I said angrily. "Let's go." We're just wasting our time here." It's nanny to the companions.
Seorang wanita sedang duduk di sebuah meja restoran bersama satu orang anak perempuan berusia tiga tahun yang teramat cantik dan menggemaskan. Keduanya nampak asyik memandangi layar ponsel. Sang Bunda berucap, “Hari ini kita merayakan ulang tahunnya Ayah Arka. Kamu harus selalu mendoakan Ayah Arka, ya?” Mengatakan itu dengan mata berbinar, mengecup kening putrinya dengan khidmat. Ada satu desiran perih yang tak pernah bisa tertutup sempurna di dalam kalbu sang wanita. Ada satu cinta yang akan selalu ia kenang. Dari seseorang yang telah berkorban nyawa untuknya. Maka, ia akan memastikan nama sang almarhum suami selalu harum di mata putri mereka. Hasya yang baru menginjak usia tiga tahun hanya manggut-manggut mendengar permintaan ibunya. Ia menatap layar dan memandangi lelaki yang disebut sebagai ayahnya. “Ayah Arka, ya, Bunda?” ucapnya manis dan polos. “Iya, Ayah Arka. Setelah dari restoran ini, kita akan mengunjungi makamnya dan berdoa di sana
Dyandra datang ke rumah duka yang telah dipenuhi oleh keluarga besar Hasbyan serta kerabat lain. Rumah itu, tempatnya tinggal bersama Arka selama sepuluh tahun terakhir. Melangkah gontai, naik ke lantai dua, ke kamar mereka. Sekelebat ingatan muncul. Bahwa pada suatu waktu, ia melangkah dengan kegontaian yang sama di tangga ini setelah mendengar dengan telinganya sendiri bagaimana sang suami meniduri wanita lain. “Tuhan, kenapa sakit sekali?” tangisnya terisak ketika duduk di atas ranjang dan memandangi seluruh kamar tidur mereka. Foto pernikahan, foto liburan keliling dunia, bahkan foto saat mereka masih kuliah bersama terpampang rapi di sana. Arka tidak pernah mengenyahkan foto-foto ini, bahkan setelah surat curai ia layangkan satu bulan lalu. Hancur, Dyandra sangat hancur melihat semua kenangan diri yang tak akan terulang kembali. Perih yang tak terperi mengoyak setiap detik hingga air mata tak bisa berhenti mengalir. Mengambil pi
Pintu ruang operasi terbuka dengan lambat. Beberapa orang keluar dan memperlihatkan bukan wajah-wajah yang senang atau pun bahagia. Akan tetapi ….“Keluarga Pak Arka?” Mereka kembali bertanya, dan Dyandra melangkah gontai. Di belakangnya ada Moeryati yang juga berjalan teramat limbung hingga harus dipegangi oleh adiknya. “Arka ….” Dyandra tidak bisa meneruskan pertanyaan. Kalimat selanjutnya menyangkut di tenggorokan. Satu kata yang tidak bisa ia ucap. Tidak, tolonglah jangan seperti ini! Tidak atas namanya! Jerit Dyandra di dalam hati. Bagaimana ia bisa memaafkan dirinya sendiri kalau akhirnya ….“Maafkan kami, tapi … untuk sesaat beliau stabil. Selanjutnya, ada pembuluh darah lain yang mendadak pecah di otak dan ….”“Anakku!” jerit Moeryati menghentakkan kaki ke lantai berkali-kali. Ia mengguncang tubuh Aryati semakin lama semakin kecang. “Arkaaa!” Ambruk sudah Moeryati ke atas lantai sambil menangis, meraung, tersedu-sedu d
Batara terbelalak, begitu pula istrinya dan sang besan. Anak-anak mereka menjadi target pembunuhan? Kegilaan apa lagi ini di rumah tangga Dyandra dan Arka.“Di pinggir jalan tadi ada sebuah bengkel sepeda motor yang sudah tutup. Dia memiliki CCTV yang mengarah ke jalanan. Kami sudah memeriksanya dan apa yang terlihat makin menguatkan bukti bahwa ini bukanlah kecelakaan biasa,” tutur Sersan Andi. Dyandra masih termangu, ia mencoba mengingat apa yang terjadi. “Ban mobilku mendadak kempes. Pak Tri menepi. Tiba-tiba ada sepeda motor kencang menubruknya. Aku segera keluar untuk melihat kondisi Pak Tri. Kemudian … kemudian ….”Tak mampu meneruskan kalimat karena setelah itu terjadilah hal yang membuatnya sangat syok hingga kini. Kedua tangan gemetar saat mengingat detik demi detik nyawa hampir melayang. “Aku tidak tahu Arka dari mana … dia … dia … aku ditarik! Dia tertubruk mobil!” raung Dyandra memeluk ibunya dan menangis kencang. “Pak Arka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviewsMore