"Apa kau serius?" tanya Kelvin tak percaya.Wajah Arsyana semakin memerah, dan tertunduk, tak kuat menahan rasa malunya.Kelvin memindai gelagat Arsyana baik-baik, berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri kalau gadis di depannya itu tidak sedang berbohong kepadanya."Tu-tuan... kau tidak berniat untuk melakukannya malam ini,kan?" tanya Arsyana gugup."Memangnya kenapa? Bukannya sekarang malam pengantin kita? Tubuh mu sudah menjadi hak ku,kan?" dalih Kelvin dengan datar."Tapi,-""Cuup.."Tiba-tiba saja Kelvin mengecup bibir Arsyana sekilas, saat Arsyana mendongak untuk membantah Kelvin.Namun justru Arsyana di buat terkejut, dengan ciuman tiba-tiba yang di lakukan Kelvin padanya. Seketika gadis itu terkesiap membeku hingga matanya membulat sempurna menatap Kelvin."Apa itu juga ciuman pertama mu?" tanya Kelvin sambil menyeringai, dan menatap Arsyana dengan penuh arti.Arsyana mengerjap tersada
“Seharusnya kalau kau tak ingin melakukan kesepakatan ini, harusnya kau bilang saja!” seru Kelvin dengan begitu tiba-tiba di saat dia memilih-memilah pakaian tidur untuknya. Mendengar hal itu, Arsyana sontak melirik ke arah Kelvin, dan menatap pria itu dengan matanya yang menyipit. “Kenapa?” tanya Kelvin datar, sambil membalas lirikan Arsyana dengan begitu dingin. “Ti--tidak,” jawab Arsyana singkat dengan begitu canggungnya. “Jika kau mau membatalkan kontrak kita, aku akan bicara dengan istriku nanti. Aku juga tak mau memaksa mu,’ ucap Kelvin kembali masih dengan nada yang datar-datar saja. Lalu pria itu kembali fokus pandangannya ke dalam isi lemari pakaian, dan memilik kembali pakaian yang akan di gunakannya. “Apa kau marah padaku Tuan?” tanya Arsyana mendadak menjadi sangat sungkan sekaligus sopan pada Kelvin. “Hmmm... aku kesal, kenapa aku harus bercinta dengan gadis lain selain istriku. Padahal, aku tak pernah mempermasalahkan kalau kami memiliki anak atau tidak,” paparnya
Kelvin begitu puas setelah dia berhasil menggagahi Arsyana malam itu. Dan efek dari pengaruh obat perangsang yang di bubuhi pelayan suruhan Devina, membuatnya lepas kendali, dan sempat melakukannya dengan kasar di saat Arsyana beberapa kali berusaha berontak dalam kungkungannya.Arsyana tertidur lelap, karena tubuhnya terlalu lelah, atas gempuran yang di lakukan Kelvin kepadanya begitu juga dengan Kelvin, dia pun hanyut dalam pelepasan hormon endorfin ke seluruh tubuhnya, di saar dia begitu puas dengan pelepasan setelah menyalurkan seluruh hasratnya pada Arsyana.Dan dia pun ikut lelap di dalam tidurnya yang membahagiakan di malam itu. * * * * *Keesokan Paginya.Arsyana bangun lebih dulu di pagi itu, dan dia merasakan tubuhnya terasa remuk karena Kelvin terlalu kasar cara bermainnya semalam. Bahkan, gadis itu merasakan nyeri bercampur perih di daerah intinya.Arsyana bangkit dari tidurnya, sambil menarik selimut untuk menutup
Di Rumah Tempat Arsyana Tinggal.Kelvin tampak sedang santai di ruang kerja sementaranya di rumah itu. Dia yang di haruskan tinggal bersama Arsyana, sampai gadis itu benar-benar di nyatakan hamil anaknya. Kelvin tak di perbolehkan oleh Devina untuk pulang ke rumah mereka.Karena Devina tahu, sebesar apa cinta suaminya untuknya. Maka dari itu, Devina menyisipkan aturan itu di dalam kesepakatan yang sudah di sepakati mereka.Agar, Kelvin tidak goyah karena terpengaruh oleh cintanya terhadap Devina. Sementara Devina, dia ingin segera menerima kabar kehamilan Arsyana. Agar dia bisa menaikan kembali harga dirinya di hadapan keluarga Daviandra."Davian... kau datanglah kemari, bawa semua berkas-berkas kantor kesini. Alamat akan ku kirimkan padamu. Dan pastikan, kau bawa semua berkas-berkas kantor yang harus ku periksa, dan ku tanda tangani ya," titah Kelvin pada asistennya Davian Alvaro melalui sambungan telepon."Maaf Tuan! Bukannya kau saat ini ada di rumah?" tanya Davian memastikan.Kare
"Tuan, apa aku tidak salah dengar? Kau menikah lagi?" tanya Davian tersentak kaget mendengar semua penjelasan Kelvin kepadanya."Hmmm... Devina terus saja memaksaku, aku tidak bisa lagi menolaknya kali ini," balas Kelvin, dan dia terlihat murung di dalam situasinya saat ini."Lalu, bagaimana dengan gadis itu?" tanya Davian semakin penasaran."Apa lagi? Tentu saja dia harus secepatnya hamil," sahut Kelvin."Iya kau benar tuan. Berarti semua kerjaan kantor mu, harus saya bawa kesini?" tanya Davian yang mulai paham akan situasi Tuannya."Ya... kau bawa semua pekerjaan ku kesini, serta aku membutuhkan semua laporan perkembangan kantor setiap harinya. Dan lagi, tunda semua jadwal pertemuan ku untuk sementara waktu," jawab Kelvin memerintahkan."Baik Tuan, akan saya lakukan!" sahut Davian dengan begitu patuh."Ah, satu lagi--""Iya Tuan?""Kau jenguklah Ibu Arsyana di rumahsakit, dan pantau perkembangannya. Serta apapun yang di perlukan untuk menyembuhkan ibu gadis itu, kau penuhi semuanya,
"Maafkan saya ibu," balas Devina sambil menunduk hormat pada ibu mertuanya yang tampak menyeramkan itu."Rumah ini semakin sepi saja Devina. Lalu bagaimana tidakan mu untuk memberikan penerus keluarga ku? Keluarga ku tak bisa terputus begitu saja, hanya karena wanita mandul seperti mu!" ketus Nyonya Rossalia menghina Devina.Devina seketika menggeretakan giginya, di menahan kuat emosinya atas hinaan mertuanya. Kedua tangannya mengepal keras, dengan wajahnya yang mulai memerah padam."Ibu tenang saja, saya sudah menemukan solusinya," balas Devina dengan sedikit gemetar, karena merasa tak kuat mengontrol emosinya."Solusi? Solusi apa maksudmu?" tanya Nyonya Rossalia seraya menatap ragu namun merasa penasaran akan maksud dari menantunya itu."Kelvin sebentar lagi akan memilik anaknya sendiri, darah dagingnya sendiri, keturunan asli milik kalian!" jawab Devina dengan tegas, dan dia mengumpulkan segenap keberaniannya untuk mengangkat wajah dan menatap sang ibu mertua."Ck... apa kau sedang
Di Perjalanan Menuju Rumah Sakit Jiwa. “Seharusnya kau pergi saja sendiri ke rumah sakit, kenapa harus meminta ijinku?” tanya Kelvin yang menggerutu kesal karena dia harus mengantarkan Arsyana ke rumah sakit. “Bukannya sudah tertulis di kontrak kita, kalau aku tak boleh keluar tanpa ijin, ataupun tanpa pengawalan,kan?” sanggah Arsyana dengan santai. “Aku benar-benar seperti suami mu saja!” ketus Kelvin sambil menekuk wajahnya kesal. “Aarrhh... sepertinya kau lupa, kalau kita memang suami istri, meskipun secara kontrak!” gerutu Arsyana mendebat. Seketika Kelvin pun terdiam, dia tak lagi bisa menimpali perkataan Arsyana kali ini. Gadis itu terlalu pintar berdebat, sehingga Kelvin seringkali di buat kalah telak olehnya. “Terserahlah...” Kelvin kembali pasrah dan mengalah, tanpa mau meladeni Arsyana untuk berdebat. Arsyana tersenyum senang, dia begitu puas karena bisa menang dari Kelvin. Sekalipun Kelvin sikapnya terkesan sangat dingin dan cuek, namun Arsyana dapat merasakan kalau p
Setelah menjenguk ibu Arsyana, mereka kembali pergi meninggalkan rumah sakit.“Apa kau sudah memesanka hotel?” tanya Kelvin yang kembali mengingatkan Davian.“Sudah Tuan!” jawab Davian sambil mengangguk hormat.“Apa kau serius? Kenapa tidak pulang ke rumah saja?” protes Arsyana dengan cepat.“Aku bosan dengan suasana di sana, itu membuatku merasa sesak, karena teringat akan terkurung di sana sekiranya 1-2 bulan,” jawab Kelvin datar.“Tuaaaann...”“Ku mohon!” rengek Arsyana memohon dengan manja.Seketika Kelvin langsung menelan salivanya sendiri, di semakin tak tahan dengan sikap Arsyana. Namun, kali ini sikapnya buka lagi membuatnya kesal. Melainkan membuatnya merasa gemas, karena Arsyana terlihat begitu menggemaskan baginya.“Arsyana,” ucap Kelvin tertahan, dengan rahangnya terlihat semakin menegas.“Hmmm..” gumam Arsyana sambil menatap ragu pada Kelvin.“Berhentilah memprotes!”“Karena, kau justru membuatku semakin kesal saja!” tekan Kelvin menekankan.“Ta--tapi... hemmpt,”Kelvin