Share

Bab 5

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-06-30 00:36:20

“Berhentilah untuk mengatakan hal tidak penting, Sarah,” peringat Alexander. “Di hari kelahiran putraku, aku tak mau ada kata-kata buruk yang terucap.”

Kaget, Sarah langsung menutup mulutnya rapat.

Jika terus mengatakan sesuatu tentang Helena, jelas dialah yang akan ditendang keluar dari ruangan itu.

Untungnya, situasi kembali kondusif kala Keluarga Wijaya kembali fokus dengan Rendy.

Mereka memuja wajah bayi laki-laki yang rupanya persis seperti Rachel.

Lemparan pujian terus terdengar, membuat Alexander pun merasa lega.

Waktu semakin berlalu.

Jam untuk mengunjungi pasien sudah habis, membuat keluarga Wijaya memutuskan keluar dari ruangan tersebut.

“Alex, bagaimana jika Rendy biar kami saja yang merawatnya?” tanya Tuan Wijaya penuh harap.

Sudah kehilangan putri semata wayangnya, keluarga Wijaya pun berharap dapat merawat keturunan dari Rachel.

Tentu saja dengan cepat Alexander menggelengkan kepalanya. Mimik wajahnya nampak bersalah. “Maaf, tapi aku sendiri juga baru saja kehilangan istri. Jadi, bagaimana bisa setelah kehilangan istri aku pun harus jauh dari anak?”

Nyonya Wijaya nampak sedih mendengar jawaban dari Alexander, tapi sadar juga dia tidak memiliki hak sepenuhnya atas Rendy.

“Kita bisa membesarkan Rendy bersama," ucap Alexander pada akhirnya, "kalian juga adalah Nenek dan juga Kakeknya, tidak perlu khawatir tentang peran kalian.”

Nyonya dan Tuan Wijaya menganggukkan kepalanya.

Sadar kalau menjalin hubungan dengan Alexander selaku Ayah dari Rendy adalah pilihan yang terbaik.

“Mengenai Helena, bagaimana kita akan mengambil sikap padanya? Dia adalah sebab dari kematian Rachel, aku tidak akan mungkin rela membiarkannya begitu saja,” ujar Tuan Wijaya.

Memperhatikan ekspresi Tuan Wijaya yang begitu serius dalam mengucapkan kalimat tersebut, Alexander pun terus menunjukkan bahwa dirinya tetap tenang apapun yang akan terjadi.

“Masalah Helena, tolong serahkan saja padaku. Lagi pula, bukti yang tidak terlalu jelas itu tidak akan pernah mungkin bisa membuat Helena mendekam di penjara,” jawab Alexander.

Kali ini, Tuan dan Nyonya Wijaya benar-benar tercengang.

“Alexander, apa kau tidak akan memenjarakan Helena?” Nyonya Wijaya menatap dengan tegas. Dia yakin tuduhannya itu tepat.

Namun, Alexander juga menjawab dengan tak kalah tegas. “Aku punya cara sendiri untuk menghukum Helena, ini urusanku.”

Keluarga besar Wijaya pun hanya bisa pasrah.

Keributan besar akan terjadi jika mereka terus kukuh mengenai Helena.

Han yang ada di sana hanya bisa terdiam, telinganya mendengar dengan seksama setiap kata yang keluar dari anggota keluarga Wijaya, dan juga Alexander.

“Kami harap, kau benar-benar memberikan hukuman yang setimpal untuk Helena, Alexander.” Begitulah kalimat terakhir sebelum keluarga besar Wijaya meninggalkan rumah sakit.

Alexander menatap kepergian keluarga besar Wijaya dengan segala pemikirannya.

“Han,” panggil Alexander. “Siapkan segalanya, aku harus mengambil tindakan secepatnya tentang Helena.”

Han sontak mengangguk.

Terlebih kala melihat rentetan hal yang perlu dia lakukan di emailnya. Satu yang pasti, dia harus segera melaksanakannya.

***

Tak terasa, 3 hari sudah Helena mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Dokter juga menyatakan kalau pagi ini Helena sudah bisa pulang ke rumah.

Kalut, takut, dan gugup. Helena benar-benar tidak bisa berhenti tenang sejak melahirkan.

Apa yang akan terjadi kepada Rendy?

Apa setelahnya, dia akan dipenjara?

Lantas bagaimana dengan Ibuku?

Helena mengusap wajahnya dengan kasar.

Ia dihantui oleh perasaan takut meski tidak bersalah.

“Ibuku tidak tahu tentang kejadian ini, akan bagaimana aku menjelaskan semua yang terjadi padanya?” Helena merasakan tubuhnya gemetar kala mengingat ibunya belum lama ini menjalani operasi jantung.

Jika ia dipenjara .....

Sungguh, Helena tak mampu membayangkannya.

Kriet!

Pintu terbuka, Helena menatap ke arah pintu dengan ketakutan yang sangat dalam.

Masuk dua orang yang tidak Helena kenal, pakaiannya resmi sekali.

Namun, jelas itu bukan pakaian petugas kepolisian.

“A-anda berdua siapa?” tanya Helena tidak berhenti merasakan waspada dan gugup.

Belum sempat dua orang pria itu menjawab, Han muncul di antara mereka.

Dia langsung mengambil langkah, berdiri berjarak dari dua pria itu.

Tidak hanya itu, Alexander juga masuk ke dalam ruangan.

Tak terlihat apa maksud pria itu kaena mimik wajahnya terlalu datar.

Yang jelas, Alexander mengambil Rendy dari tempat tidurnya, lalu berjalan mendekat kepada Helena.

“Mulailah prosesinya!” titah Alexander.

Helena kebingungan, terlebih kala mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut salah satu pria itu.

“Dengan ini, kalian berdua resmi dinyatakan sebagai sepasang suami istri!”

Hah?

Helena tercengang.

Dia hanya bisa menatap satu per satu orang yang ada di dalam sana, mencoba mencari jawaban atas kebingungannya tersebut.

‘Siapa? Siapa yang dinyatakan suami istri?’ batin Helena kesulitan mencerna apa yang terjadi.

Han sendiri bergegas mendekati Alexander dan mengambil Rendy dari pria itu.

“Dengan ini, kau akan menjalani hukumanmu, Helena. Menjadi pengasuh Rendy, dan menjadi istri simpanan yang tidak memiliki arti!” ucap Alexander sembari meraih tangan Helena dan memasangkan cincin di jari manis gadis itu.

Deg!

Jantung Helena mencelos.

Bukan hanya karena ucapan pria itu, tapi Helena dapat melihat Alexander tersenyum miring dan matanya menyorot begitu dalam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
husky mind
aneh harusnya di selidiki dulu dgn jelas,kasihan Helena
goodnovel comment avatar
Iis istiana
ok tunggu ya
goodnovel comment avatar
Tresna Permana
cerita nya pelik dengan karakter Alexsander yang susah ditebak, bikin penasaran, lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 354

    Helena keluar dari kamar mandi dengan langkah perlahan. Di depan pintu, Alexander terlihat mondar-mandir, wajahnya jelas menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Ketika pintu terbuka, dia langsung menatap Helena dengan penuh harap. “Bagaimana hasilnya, Sayang?” tanyanya cepat, suaranya sedikit bergetar. Helena berdiri diam tanpa ekspresi, membuat Alexander semakin tegang. Untuk beberapa detik, ruangan itu terasa sunyi, hanya diisi dengan napas tertahan Alexander. Namun, perlahan, bibir Helena melengkung menjadi senyuman. Dia mengangkat alat uji kehamilan yang digenggamnya, menunjukkan garis dua yang jelas. “Positif,” ujar Helena dengan suara lembut. Alexander membeku sejenak, lalu dalam hitungan detik dia melangkah cepat ke arah Helena dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, dan suara tangis kecil terdengar dari pria yang biasanya selalu tenang dan tegar.

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 353

    Hotel itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, mencerminkan suasana bahagia dan sakral yang tengah dirasakan semua orang. Hari ini adalah hari pernikahan Patricia dan Helios. Meski perjalanan menuju hari ini penuh dengan perdebatan dan perbedaan pendapat di antara keluarga, akhirnya semuanya berakhir dengan keputusan untuk mendukung pasangan tersebut. Patricia, dengan perut yang mulai terlihat membesar, tampak cantik dalam gaun putih sederhana namun anggun. Helios, yang biasanya dingin dan kaku, menunjukkan sisi yang lebih lembut hari ini. Pandangannya penuh cinta saat menatap Patricia berjalan di altar, menggandeng Tuan Beauvoir yang mengantar menantunya dengan senyuman bangga. Di antara tamu undangan, Rendy dan Angel mencuri perhatian. Kedua anak Helena dan Alexander itu mengenakan pakaian formal yang membuat mereka terlihat sangat menggemaskan. Angel dengan gaun putihnya dan Rendy dengan setelan jas mini membuat para tamu tak henti-hentinya m

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 352

    Emily tersenyum lembut, menggenggam tangan Han yang terasa hangat di jemarinya. Mereka berjalan beriringan di lorong apartemen menuju pintu unit mereka. Sudah dua bulan sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama, sebuah langkah besar yang diambil setelah melewati masa lalu yang penuh luka. “Pikirkan, kita akan jadi koki malam ini,” ujar Han dengan nada bercanda, membuat Emily tertawa kecil. “Jangan lupa siapa yang paling ahli di dapur,” balas Emily sambil mengangkat alis, menggodanya. Di dalam apartemen, mereka segera memulai persiapan makan malam. Han dengan serius mengolah steak daging sapi di dapur, sementara Emily sibuk menyiapkan meja makan, meletakkan piring, gelas, dan lilin kecil untuk suasana yang lebih hangat. Setelah selesai, Han membawa dua piring steak ke meja dan meletakkannya dengan hati-hati. “Makan malam istimewa untuk kita,” katanya dengan nada puas. Emily meletakkan gelas di depan masing

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 351

    Sinar mentari pagi perlahan menghangatkan udara, menciptakan kilauan indah di atas laut yang tenang. Di tengah keindahan itu, Alexander berdiri di hadapan Helena dengan mata penuh cinta. Di tangannya, sebuah cincin berlian bersinar, memantulkan cahaya pagi. Helena menatap Alexander, matanya berbinar namun berkabut oleh air mata haru. “Apa ini, Alexander?” bisiknya, suaranya bergetar. Alexander menggenggam tangan Helena dengan lembut. “Ini bukan hanya cincin, Sayang. Ini adalah janji. Janji bahwa aku akan selalu mencintaimu, melindungimu, dan menjadi pendampingmu dalam suka dan duka. Apakah kau bersedia untuk terus bersamaku?” Helena tidak mampu menahan air matanya. Dengan penuh keyakinan, dia mengangguk. “Ya, Alexander. Aku bersedia.” Alexander menyematkan cincin itu di jari manis Helena. Sentuhan dingin berlian bercampur dengan kehangatan cinta mereka. Setelahnya, Alexander menarik Helena ke dalam pelukannya,

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 350

    Pagi itu, langit cerah tanpa awan, angin sepoi-sepoi dari laut menghembus lembut, menyambut keluarga Alexander yang tiba di sebuah pantai yang luar biasa indah. Pasir putih bersih terbentang sejauh mata memandang, berpadu dengan birunya laut yang jernih dan tenang. Angel dan Rendy berlari ke arah air dengan penuh semangat, membawa sekop kecil dan ember mainan mereka. “Ibu! Ayah! Lihat kami membuat istana pasir terbesar di dunia!” teriak Angel dengan tawa ceria. Helena tertawa kecil, melambaikan tangan pada anak-anaknya. “Hati-hati di dekat air, ya!” Alexander membawa tikar piknik dan membentangkannya di bawah bayangan pohon kelapa. Dia menatap Helena, yang mengenakan gaun pantai berwarna pastel, tampak anggun dan mempesona. “Duduklah, Sayang. Mari kita nikmati momen ini,” ajaknya lembut. Helena menurut, duduk di samping Alexander sambil memperhatikan anak-anak mereka bermain. Angel dan Rendy terlihat asyik membangun r

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 349

    Pagi itu, suasana di rumah keluarga Alexander dipenuhi semangat dan kegembiraan. Helena tengah memeriksa koper terakhir sambil memastikan semua dokumen perjalanan sudah siap. Angel dan Rendy berlarian di sekitar ruang tamu, terlalu antusias memikirkan liburan yang akan mereka jalani. Alexander turun dari tangga dengan kemeja santai, membawa beberapa dokumen yang masih harus ia selesaikan. Namun, senyumnya yang hangat menunjukkan bahwa bahkan urusan pekerjaan tidak bisa mengurangi antusiasmenya untuk perjalanan ini. “Semua siap?” tanyanya kepada Helena. Helena mengangguk sambil tersenyum. “Ya, semuanya sudah rapi. Aku juga sudah mengatur siapa yang akan menangani perusahaan ku selama kita pergi.” Selama mereka pergi, perusahaan Smith akan berada di bawah kendali penuh Tuan Smith dan para eksekutif senior yang sudah dipercaya keluarga Alexander selama bertahun-tahun. Alura Fashion Group, perusahaan f

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status