공유

Party

last update 최신 업데이트: 2020-12-21 09:43:08

Rain Sound

Malam itu semua teman-temannya datang. Keluarganya tak mengadakan acara ulang tahun yang mewah. Namun pestanya terlihat sederhana tapi glamor, semua barang kelihatan branded padahal harga mana ada yang tau. "Bunda, ini kan palsu." Tegur, ayah yang menatap bunda lagi menata ruang tamu.

Bunda menyuruh ayah diam dan mengecilkan suaranya agar tidak kedengaran sama teman-teman dari anaknya. Bunda menggebuk punggung ayah karena membahas tentang ini di depan umum. Saat ramai, Arasya memandang wajah kedua orang tuanya dengan pandangan menyelidik. "Ayah! Jangan kenceng-kenceng! Kalo kedengaran gimana?! Nanti adek malu!" Omel, bunda dan ayah hanya tercengir tanpa dosa.

Oza mesem-mesem gak jelas saat melihat Bahrain datang. Senyumnya sirna ketika dibelakangnya ada sosok lainnya. Gadis itu menggerutu kesal. Dia tau siapa yang sudah mengundangnya ke sini. "Bentar," katanya yang berjalan ke arah kakaknya yang lagi ngobrol-ngobrol santai sama teman kuliahnya. Pletak. 

Arasya mengaduh kesakitan dan menjitak balas terhadap orang itu. "Oza!" Maki, Arasya yang meletakkan tangannya di pinggang. 

"Apa?! Lo ya yang ngundang tu anak?" Arasya tersenyum licik. Lalu tak menjawab pertanyaan sang adik. Gadis itu saling bersitatap satu sama lain. 

Arasya melengos pergi meninggalkan mereka semua dan berjalan santai sambil mengambil snak yang tersedia. Gadis itu menghentikan lagi langkah kakaknya agar menjawab pertanyaan itu. "Kak ih, lo yang ngundangkan? Ngaku!" Desak, Oza yang masih berusaha buat kakaknya menjawab.

"Hhhh," sang kakak menghela nafasnya kasar. "Kalo iya kenapa?" Sewot sang kakak. Oza menggebuk punggung Arasya berkali-kali hingga jadi tontonan yang lain.

Oza tergugu ketika Bahrain melihat tingkahnya. Tiba-tiba saja jadi jaga image. Dan itu berhasil membuat tanda tanya pada sikap adiknya itu. Namun sayangnya Bahrain datang bersama sang kekasih. Mendadak tawa Arasya pecah saat liat ekspresi wajah gadis itu terlihat menyedihkan.  "Berisik!" Pekiknya lalu menghentakkan kakinya kesal.

Cewek itu masih terpingkal melihat kekesalan adiknya itu. Kemudian dia memanggil nama Badra dan menyuruhnya mengikuti ke mana adiknya pergi. Dengan sisa tawanya dia kembali melanjutkan perjalanannya menuju ayah dan bunda. 

Badra yang mengikutinya dari belakang hanya diam dan tenang. Oza berhenti di depan pintu gerbang rumahnya. Berjongkok sambil memeluk lututnya sendu. Pemuda itu menyandarkan punggungnya pada besi beton warna hitam. Tak ada suara, Badra memainkan game di ponselnya. Sudah beberapa menit berlalu namun cewek ini tak ada suaranya. Pemuda itu langsung menoleh ke arah luar, dan ternyata Oza sedang bermain dengan kelinci. "Lo buat gue khawatir," kata Badra dengan tenang dan gadis itu mengadahkan kepalanya ke atas.

"Gue buat lo khawatir?" Cowok itu membasahi bibirnya yang kering. Dia mengalihkan perhatiannya pada makhluk di depannya.

"Ngapain?" Tanya Badra. 

"Hm? Ouh, lagi main sama kelinci ini." Sahut, Oza yang masih bermain dengan hewan tersebut.

Bahrain melihat kedekatan mereka jadi merasa ada yang mengganjal. Pemuda itu masuk begitu saja tanpa mau menemui mereka dulu. Badra rasanya seperti di awasi tapi tidak ada orang hanya ada dia dan gadis ini. "Masuk, dingin." Tarik pemuda itu. 

Oza diam dan menatap wajah pemuda itu dengan lamanya. Gadis itu berdiri lalu membersihkan pakaiannya. "Makasih," Badra mengangguk sambil mengulurkan tangannya mengajak.

Keduanya sama-sama diam, ini kali pertama mereka berdua akur dan tidak bertengkar seperti biasanya. Pandangan mereka saling bertemu ketika sama-sama menoleh. Rasanya canggung sekali, "ladies first," Badra agak memundurkan tubuhnya kebelakang.

Sang kakak yang melihat itu tak bisa untuk tak menahan senyum. Ada beberapa orang yang memandangi wajah mereka berdua. "Lo ... Gak perlu sampai segininya." Pemuda itu melirik sedikit lalu mengangguk tak mau menoleh.

"Kalian cocok," puji, Nida. Saat dia sampai di depan teman-temannya itu. "Bukannya dia anak depan?" Lanjut cewek itu yang menatap wajah Badra.

Gadis itu terperangah mendengar guyonan temannya itu. Namun itu faktanya, walau dia menganggap itu guyonan. Tapi itu bukan guyonan. "Besok rapat penegak disiplin. Tapi kita PKL gimana dah," Puri menyenggol lengan Vera yang menyerocos sendiri.

Puri tau pandangan Oza terus terarah pada Bahrain yang tertawa bahagia. Jelas anak itu sedih, bagaimana tidak? Maksudnya mengundang kakak kelasnya adalah untuk pendekatan bukan patah hati. Kaya sekarang ini. "Lo kecewa banget ya, kak Rain datang sama mak lampir." Oza menoleh sekilas kemudian mengangguk perlahan.

"Gak juga," dusta Oza. 

Pestanya berjalan lancar hingga pagi menjelang rumah masih sangat berantakan karena acaranya meriah banget. Bunda jelas bangga karena semua barang tak terlihat kawenya. Bahkan sampai pagi itu, Oza yang baru tau kalau semua barang dekorasinya itu adalah kawe tenganga. Saat itu juga Oza langsung mengecek keaslian produk yang bunda beli.

Oza hari tidak masuk sekolah ataupun tempat PKL. Dia pingin tidur sampai siang, kala itu Puri dan ketiga temannya masih berada di sana. Karena acara semalam membuat mereka harus menginap dirumahnya Oza. "Yee, ini anak masih tidur!" Pekik Arasya yang bertolak pinggang melihat kelakuan adiknya. "WOYYYYYYYY!!!! Manusya bangun, heh! Bangun, molor mulu. Eh, eh, ada nasi goreng spesial dimeja makan." Bisik Arasya yang mengiming-imingi ketiga gadis itu dengan makanan.

Ketiganya langsung melesat dari tempat tidur dan melangkah keluar kamar. Puri yang linglung meraba bantal dan meraba lehernya yang merasa kehilangan sesuatu. Arasya menatap gadis itu yang masih gak beranjak dari tempat tidur. "Kak, liat choker gue gak?" Tanya Puri pada perempuan itu.

"Taro di mana tadi? Kata bunda tadi ada benda yang ke sapu sama bunda. Mungkin ini," Arasya mengeluarkan benda yang dia maksud tadi. 

Puri berbinar dan langsung mengambil lalu dia kenanya. "Thanks kak," perempuan itu mengangguk lalu pergi bersama keluar dari kamar Oza.

Diluar Nida sedang rebutan telor dan Oza tiduran di atas sofa panjang sembari memainkan ponselnya yang berdering. "Chattan sama siapa si lo?" Tanya Puri yang menyusulinya dan duduk dilantai. Laknatnya itu Arasya menyebut nama si pemuda.

"Paling si Badra." Sahutnya, yang ikut duduk di bawah. Oza mendelik kecil saat nama itu disebut oleh kakaknya.

"Siapa tu Badra? Lo ada gebetan lain?" Sambar Vera yang melepas telornya dan langsung dimakan seluruhnya sama Nida. Vera melotot ketika melihat itu.

"Badra? Teman gue," jawab, Arasya enteng dan langsung berdiri begitu saja tanpa mengasih kesempatan Oza menjelaskan pada teman-temannya.

"Ganteng gak?" 

"Otak lo isinya cogan mulu," sewot, Oza yang menggeplak kepala Puri. Gadis itu mengaduh kesakitan dan mengelus rambutnya pelan. 

"Sakit, ..." Rengekan itu membuat semua gadis yang ada di sana geli termaksud Arasya. Puri mengerucutkan bibirnya sebal. 

Vera yang gemas melihat tingkah Puri melemparinya dengan sendok makan. Nida tertawa bahagia namun tiba-tiba dia tersedak makanan yang dimakannya sendiri. 

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Rain Sound   Epilog

    3 tahun laluOza menyiap segala keperluannya buat melaksanakan ujian nasional dan mendaftar SBM atau SNM, dia harus memikirkan masa depannya dengan baik bukan ditengah kegundahan hatinya yang selalu menunggu Badra pulang, ia tetap harus menjalani kehidupannya sesuai dengan rencana yang telah dirinya bangun. Esok Arasya melangsungkan lamaran dan ia pasti jauh lebih sibuk saat pulang sekolah, ... tak bisa dipungkiri jika kelak dirinya akan menjadi seorang tante, Oza masuk ke dalam kamar mengambil ponselnya yang tertinggal setelah itu memandang wajah kedua orang tuanya dengan berat. Sebenarnya gadis muda itu sudah pusing mendengar ocehan sang bunda yang selalu membahas masalah ini dan itu, akan tetapi gadis itu tak bisa membuat kedua orang tuanya semakin pusing dengan nambah masalah yang ada. "Bunda bawel banget si! Aku juga lagi nyoba buat sbm!" Sahutnya kesal, akan tetapi bunda tetap mengoceh dan tak memedulikan sikap sang anak.

  • Rain Sound   Lamaran

    Waktu terus berjalan hingga kini keduanya sudah saling mengikat satu sama lain Oza tak pernah merasa ssbahagia ini ketika bersama Badra berbanding terbalik dengan Bahrain yang merasa beruntung punya sesosok wanita yang selalu mendampinginya, pasangan itu tampak berjalan santai setelah beberapa hari tak bertemu karena sibuknya pekerjaan masing-masing. Pagi itu semua terlihat damai dan indah Arasya yang selalu menebarkan keromantisan membuatnya iri dan memandang ke arah Bahrain yang tengah mengobrol dengan kakak iparnya, ... perempuan tersebut menautkan bibirnya kesal lalu melangkah ke dalam kamar terlalu bosan. Perempuan menelpon teman-temannya yang sudah berada diluar tanpa ia ketahui, "oy bu! Asik nih yang udah halal." Goda Puri yang menatap maniknya kemudian memain alisnya.Oza memang sengaja magang ditempat Bahrain bekerja agar bisa melihat aktivitasnya setiap hari, akan tetapi setiap kali mereka berdua bertemu dikantor lelaki itu bahkan tak pernah sekalipun melirik s

  • Rain Sound   Forgive me

    Semua terasa indah kalau kita bisa mengartikan cinta dengan benar namun ada saatnya semua terasa seperti mimpi buruk ketika ingin memulai sebuah hubungan baru yang konon katanya hanya sebuah ekspetasi belaka, Oza menaruh satu harapan pada Bahrain. Perempuan itu percaya bahwa Bahrain bisa mengobati rasa sakit hatinya yang selalu ia pedam selama ini, ... sejak lama perempuan itu merasakan perubahan pada Bahrain sejak hari penolakan tersebut, rasa bersalah semakin besar dikala pemuda tersebut tak pernah menunjukkan diri lagi dihadapannya. Bukan ini yang Oza inginkan, bukan saling menjauh bak orang asing, jujur saja ia masih perlu sedikit waktu buat membuka hatinya kembali untuk orang lain.Wajah kacau perempuan tampak terlihat jelas dipandangan sang kakak, ... Arasya menghela panjang melihat tingkah adiknya yang terlalu ambis dalam mengejar gelar, "loe tuh kalo udah mulai suka bilang aja kenapa si? Gengsi? Jangan membesarkan gengsi kalo pada akhirnya cuma sakit yang dit

  • Rain Sound   Be mine?

    Bahrain menghampiri perempuan yang tengah menunggunya di dekat kursi taman, agak terkejut pasalnya perempuan itu bersama mantan kekasihnya, ... lelaki tersebut menunggu di dekat kedai es krim tanpa terasa es yang ia pegang mulai mencair, Bahrain menghela lelah kemudian mengubah arah langkahnya dan membuang benda cair tersebut. Setelah ia liat keduanya sudah tak dalam satu lokasi yang sama lelaki melanjutkan jalannya dan menyapa perempuan yang tengah tersenyum kosong padanya. Bahrain tak berniat bertanya apapun pada Oza dan memberikan es krim yang sudah gadis itu pesan sejak tadi. Agak canggung ketika sang perempuan memandang maniknya dengan bingung lalu melengos begitu ada kesempatan untuk pergi dari hadapan pemuda tersebut, ... Bahrain menahan lengannya dengan cepat sedetik kemudian lelaki itu lepaskan karena tak ingin membuat gadisnya luka.Oza melangkahkan kakinya ke arah jalan menuju rumah, pemuda bingung bagaimana cara menyampaikan perasaannya

  • Rain Sound   Hati yang baru

    Siang ini gadis itu memiliki janji makan siang bareng dengan keluarganya akan tetapi sepertinya sang ayah memintanya agar membawa seseorang yang spesial meskipun sang ayah tau dirinya masih lajang dan tak ada yang mengisinya saat ini, namun sudah terlihat jelas isyarat yang diberikan oleh ayahnya agar ia mengajak Bahrain makan bersama keluarga mereka. Bunda tersenyum jahil pada sang putri lalu menatap wajah Oza dengan tatapan menggoda lantas perempuan yang kini tengah memandangi kedua orang tuanya itu tak mengerti dengan sikap yang ditunjukkan bunda dan ayahnya, ... Oza mendengkus geli kemudian meraih ponselnya dan segera menghubungi pemuda tersebut. Karena dia tidak ingin melakukan apapun lagi, setelah menelpon Bahrain perempuan itu langsung bergegas duduk dihalaman rumah seraya menunggui sang pemuda.Celetukan menggoda terus saja lolos dari bibir kedua pasangan yang sedang berada dalam ruang tamu, "liat anak ayah tuh, ... Udah besar." Goda sang bunda tentu saja Oza

  • Rain Sound   Memaafkan mereka

    Puri benar-benar tidak mengerti jalan pikiran perempuan di depannya itu, mengapa ia harus semarah itu hanya karena masalah kecil? Seharusnya ia memahami maksudnya hanyalah untuk membuat keduanya saling berbaikan satu sama lain. Namun terlihat dari cara marah Oza, perempuan itu tak bisa menerima sikap Puri yang bermaksud baik padanya, Oza mendengkus panjang akhirnya mengalah pada egonya lalu menatap wajah Puri dan meminta maaf atas kejadian tersebut. Oza jelas masih sakit hati dengan sikap Puri namun perempuan itu tak bisa sepenuhnya menyalahkan orang lain bukan? Jika Puri sudah berniat melakukan hal ini, itu artinya Puri tulus ingin membantunya. Sejujurnya perempuan itu telah memaafkan pemuda tersebut akan tetapi sepertinya terlalu sulit memaafkan Nida, ... Karena itu teramat sakit untuk melakukannya.Puri menatap wajah sang teman lalu menghela panjang, "gimana? Loe maafin Za?" Tanya perempuan tersebut penasaran."Sebenarnya gue udah maafin Badra yang kaya loe ta

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status