“Sudah kita sudah temuin orang itu, kamu tenang aja” jawab Tania pada Rain dan Bibi Fetrin yang mendengar itu pun sadar kalau ini obrolan antar mereka bertiga, dia pun langsung pamit untuk meninggalkan mereka bertiga, namun sebelum meninggalkan tempat, Bibi Fetrin di hentikan oleh Tania
“Bi, lanjut aja melatihnya, kita ke sini juga mau latihan bela diri sama Bibi,” ucap Tania pada Bibi Fetrin
“Non Tania mau belajar bela diri ?” tanya Bibi Fetrin karena dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan
“Iya Bi, belakangan ini nggak tahu kenapa aku mau belajar bela diri, sama Alana juga nih Bi, jadi tolong latih kita ya Bi” ucap Tania dengan senyum pada Bibi Fetrin
“Baik Non, kalau begitu, sekarang Non Tania sama Non Alana ganti baju dulu, agar latihannya bisa nyaman. Sebentar saya ambilin bajunya dulu” ucap Bibi Fetrin dengan santai dan setelah itu dia pun pergi untuk mengambil baju untuk Alana
“Jangan ganggu konsentrasinya, kalian berdua diam dan lihat saja” ucap Bibi Fetrin memperingatkan untuk tidak mengganggu konsentrasinya Rain yang sedang berkelahi, karena kalau Rain hilang fokus dia bisa saja kena pukul atau tendang sama dua bodyguard yang sedang di lawannya itu. Sementara itu Rain tidak terpengaruh, dia tetap fokus berkelahi dengan ke dua bodyguard itu, mereka berkelahi sangat sengit, dan Rain bertahan sangat bagus terbukti dari banyaknya serangan kepadanya, dia bisa menghindar atau menangkisnya dan bahkan dia bisa menyerang balik ke dua bodyguard tersebut dengan berturut-turut yang membuat ke dua body
“Baik Bi” jawab Alana dengan serius dan setelah itu dia fokus seperti apa yang Bibi Fetrin katakanDan setelah itu mereka berdua bersiap terutama Alana yang baru pertama kali berkelahi seperti ini, dan setelah berduanya dengan sayap siap, Bibi Fetrin pun memulai perkelahian tersebut “Mulai” ucap Bibi Fetrin pada Alana dan bodyguardnya
“Kamu mau kalahin aku. Belajar dasar-dasar dulu yang benar” ucap Rain sambil tersenyum pada Tania yang membuat Tania sedikit kesal karena selalu di ledek Rain “Udah sekarang mending kita latihan lagi, iyakan Bi” uacp Alana yang mencoba mengalihkan dari pembicaraan antara adik dan kakak itu “Iya kita latihan lagi, ada jurus-jurus lain yang harus saya ajarkan pada kalian” ucap Bibi Fetrin dengan serius karena dia i
“Soal itu, kamu pasti akan terkejut sama cowok itu” ucap Tania pada Rain dengan santai sambil meminum minuman dingin“Kenapa ? apa aku kenal sama orang itu ?” tanya Rain dengan sangat penasaran“Kamu kenal banget sama orang itu, karena orang itu adalah Kevin” jawab Tania dengan santai pada Rain yang membuat sedikit kaget, dan ternyata benar saat dia mendengar Alana telefonan dengan cowok itu dan memanggil nama Kevin, ternyata itu adalah Kevin yang Rain kenal“Kevin mantan pacar kamu itu ?” tanya Rain pada Tania“Iya, si bajingan itu, dia cowok yang di maksud Alana, yang memaksa Alana untuk menikahinya” ucap Tania pada Rain dengan santai“Kenapa bisa dia ?” ucap Rain yang bertanya-tanya“Aku pun juga nggak tahu kenapa dia bisa seperti itu” ucap Tania dengan bingung dan tidak tahu juga“Terus ke depannya ini bagaimana ?” tanya Rain pada ke du
Selagi Alana di kamar mandi, Tania pun menyimpan kembali foto papahnya yang di temukan Alana, setelah menyimpannya dia pun menggunakan pakaian sambil menunggu Alana selesai mandi, setelah selesai memakai baju dia pun menunggu Alana yang masih juga belum keluar dari kamar mandi, Tania menunggu Alana dengan santai duduk di kasurnya sambil memainkan ponselnya, setelah beberapa belas menit memainkan ponsel akhirnya Alana pun keluar dan sudah menggunakan pakaian yang tadi Tania berikan padanya, setelah itu Tania mengajak Alana untuk makan bersama, Alana pun mengikut, namun sebelum mereka ke meja makan untuk makan bersama, Tania mengajak Alana untuk ke kamar Rain terlebih dahulu untuk mengajaknya makan bersama, Alana pun menurut.Mereka pun keluar kamar dan berjalan dengan santai ke arah kamar Rain yang nggak jauh dari kamar Tania, sambil berjalan mereka mengobrol dengan santai tentang papahnya Tania yang sudah meninggal, mengetahui papahnya Tania sudah meninggal Alana pun ti
“Aku akan baca nanti semua karyanya Kahlil Gibran itu” ucap Tania yang kesal karena di meja itu hanya dirinya saja yang tidak suka membaca buku, walaupun dia pernah membaca buku yang di kasih Rain waktu itu“Enggak mungkin, kamu aja nggak suka baca buku” ucap Rain pada Tania dengan santai sambil makan“Lihat aja nanti” ucap Tania membela dirinya, walaupun apa yang di bilang Rain benar“Kalau Bunda suka karya Kahlil Gibran yang mana ?” tanya Rain yang penasaran“Keabadian” jawab Bunda Laura dengan santai dan singkat“Wah sama kayak Rain, dia juga suka buku itu” ucap Alana dengan kaget karena Bunda Laura juga suka buku apa yang Rain suka “Iya kan Rain” ucap Alana memastikan pada Rain“Iya” jawab Rain dengan singkat“Cocok sekali selera kamu sama Bunda, sayang” ucap Bunda Laura dengan senyum sayang pada Rain“Kamu mema
“Engga ada gi mana, kamu aja tadi ngobrol sama dia cukup lama” ucap Tania pada Rain“Engga ada Tania” ucap Rain dengan santai dan seteah itu dia berdiri yang membuat Tania dan Alana bingung“Mau kemana kamu ?” tanya Tania dengan bingung“Aku mau ke depan mau ngambil cemilan dulu” jawab Rain pada Tania dengan santai“Kan tinggal panggl Bi Inah pakai Ht” ucap Tania pada Rain“Kasihan Tania, kamu kira nggak capek dia kerja dari pagi, di tambah rumah ini besarnya udah kaya apa” ucap Rain dengan santai dan setelah itu dia berjalan keluar kamar dengan santai untuk menuju dapur“Baik ya Rain” ucap Alana yang sangat bangga pada Rain, dia sangat mengerti apa yang di rasakan orang yang bekerja di rumah Bunda Laura“Iya, apalagi pas pertama dia masuk rumah ini, lebih parah lagi” ucap Tania pada Alana dengan santai“Apa yang dia lakukan ?&
“Ini bunda yang lagi Bunda tonton, aku suka yang ini” jawab Rain dengan santai dan di saat bersamaan Bi Inah menghampirinya dan memberitahu kalau kentang gorengnya sudah siap“Den Rain, kentang gorengnya sudah siap sesuai pesanan” ucap Bi Inah pada Rain“Oh iya Bi, makasih ya, nanti aku bawa, Bi Inah bsia kembali lagi” ucap Rain pada Bi Inah dengan sopan“Baik Den, kalau begitu Bibi kembali dulu yah” ucap Bi Inah dengan sopan dan setelah itu dia pun kembali dan Rain masih menemani Bunda Laura menonton dengan santai“Sayang kenapa kamu nggak tunggu kamar aja, kan Bi Inah bisa mengantarkan makanannya ke kamar kamu” ucap Bunda Laura pada Rain“Engga apa-apa Bunda, lagian kan kasihan Bi Inah udah kerja dari pagi di rumah sebesar ini, pasti dia udah kelelahan, lagian apa salahnya hanya membawa sendiri makanan dari dapur ke kamar aku” ucap Rain pada Bunda Laura“Anak Bun