Share

Bab 126 - Akhir Tragis Klan Qin II

Author: Murlox
last update Huling Na-update: 2025-06-10 22:46:52
Energi spiritual merembes dari tubuhnya, dan dalam sekejap, seekor phoenix api besar terbentuk, membumbung tinggi ke langit dengan suhu yang luar biasa panas. Aura panas itu bisa dirasakan bahkan oleh mereka yang berada jauh di sekitarnya. Phoenix itu menatap ke bawah dengan mata menyala, seolah siap untuk menghancurkan apa pun yang ada di hadapannya.

"Zhu Long," seru Qin Xiao dengan suara serak, "kan kubiarkan kau merasakan kekuatan sejati dari klan Qin."

Namun, sebelum Qin Xiao sempat mengambil langkah lebih jauh, sebuah kepalan tangan besar yang tercipta dari energi spiritual menghantam tubuhnya dari atas.

Serangan itu datang begitu cepat, seolah langit sendiri memuntahkan palu godam yang tak dapat dihindari. Kepalan energi spiritual yang menggelegar itu memporak-porandakan udara di sekitarnya, membawa gelombang dahsyat yang terasa mengguncang hingga ke dasar bumi.

Dua teknik kuat yang bertubrukan itu menciptakan ledakan luar biasa, menyebar ke segala arah, dan menyapu habi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
cerita yang sangat bagus
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 132 - Keputusan Pernikahan

    Begitu melangkah memasuki aula utama klan Ye, Shan Rong segera membungkuk ringan dengan penuh hormat. Suaranya jernih dan sopan, meski terdengar sedikit datar."Shan Rong menyapa kepala klan dan para tetua."Di tengah aula, duduk di atas kursi utama yang megah berlapis ukiran naga dan kepala singa, Ye Xiu, kepala Klan Ye—tampak mengangguk puas. Wajahnya yang mulai dipenuhi garis usia tampak berseri, seakan kedatangan gadis itu membawa sinar harapan. Dengan anggukan kecil disertai gestur tangan, ia mempersilakan Shan Rong duduk di kursi di sebelah kirinya—tempat yang biasanya hanya diperuntukkan bagi keturunan langsungnya.Langkah Shan Rong tenang, namun setiap tapak kaki ringan yang menyentuh lantai kayu bergema dalam keheningan. Ia tahu, tempat duduk itu bukan sembarangan kursi kayu. Duduk di sana adalah simbol bahwa dirinya bukan hanya anak angkat, tapi juga orang yang dipandang sangat dekat oleh Ye Xiu, setara dengan darah dagingnya sendiri.Dan hal itu jelas tidak disukai oleh be

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 131 - Negara Tian Gu

    Di luar batas wilayah Seribu Pegunungan, tepatnya di Negara Tian Gu, sebuah negara kultivasi tingkat menengah.Tempat ini terkenal bukan hanya karena kekayaan spiritualitasnya, tetapi juga karena posisinya yang berbatasan langsung dengan Negara Qingli. Sebuah wilayah subur dengan ladang energi murni, namun penuh dengan bahaya alam liar dan makhluk buas yang kerap muncul tak terduga. Perbatasan antara kedua negara menjadi zona yang rawan bahaya, tempat di mana batas antara hidup dan mati sering kali mengabur.Di Provinsi Yinji, berdiri sebuah kota besar nan megah yang disebut dengan kota Baidu. Kota ini tidak hanya menjadi pusat perdagangan barang-barang langka, tetapi juga tempat wisata yang bagus, menjadikannya magnet bagi para pelancong, hingga bangsawan muda dari berbagai daerah.Di sisi barat kota Baidu.Shan Rong berdiri tegak di halaman sebuah kediaman megah yang dikelilingi taman bambu dan kolam batu, gadis muda bermata ruby yang dulu pernah tinggal di kediaman klan Zhu di kot

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 130 - Jurang Gelap

    Tubuhnya gemetar hebat. Berdiri tertatih-tatih, hanya bertumpu pada sisa-sisa tenaga yang nyaris habis dari tubuhnya yang babak belur. Luka-luka di sekujur tubuhnya tampak masih mengalirkan darah, membasahi jubah lusuh yang dia kenakan.Tatapannya sayu namun menyala dengan amarah yang membara. Dari celah bibir yang pecah dan penuh darah, ia menggeram lirih, "Ternyata benar... kalian semua adalah anjing-anjing milik Niu Feng!"Sosok-sosok bertopeng itu berdiri tanpa ekspresi, namun dari postur dan gerakan kecil mereka, jelas terlihat mereka menganggap hina ucapan itu.Zhu Long kembali mendesis, kali ini suaranya lebih keras, penuh kebencian yang tak tertahan. "Bajingan itu benar-benar gigih mencari masalah hanya demi wanita murahan seperti Qin Lan!"Untuk sesaat, udara terasa membeku. Ucapan Zhu Long menggema liar di antara pepohonan sunyi di tepi jurang itu.Namun alih-alih murka, salah satu dari mereka justru terkekeh. Ia adalah sosok bertopeng dengan suara yang terdengar lebih tua,

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 129 - Melarikan Diri II

    Darah membasahi tubuh Zhu Long. Setengah wajahnya dilumuri cairan merah kental, mengalir menelusuri lekuk pipinya hingga menetes di ujung dagu, menjadikan penampilannya menyeramkan. Napasnya berat dan terputus-putus, namun kakinya tak berhenti menjejak tanah yang licin dan bergelombang. Di balik pepohonan lebat dan hutan malam yang dingin, Zhu Long terus memaksa dirinya berlari. Organ dalamnya terasa terguncang, dan tiap tarikan napas disertai nyeri tajam yang menusuk tulang rusuknya—beberapa di tulangnya jelas patah setelah menerima hantaman dari pria paruh baya itu. Sementara energi spiritual di dalam tubuhnya pun telah menjadi pusaran liar yang membahayakan, kacau tak terkendali. Dantian dan meridiannya rusak parah, membuat aliran kekuatan di tubuhnya seperti sungai yang tersumbat dan meluap tak tentu arah. "Ramuan penawar biasa tak akan cukup... Efek ramuan Xuan Yuan akan segera berbalik menyerangku," gumamnya. "Jika aku tak segera bermeditasi dan menstabilkan diri... mungki

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 128 - Melarikan Diri

    "Siapa kau?" seru Zhu Long dengan suara rendah namun dingin, matanya menyipit menatap sosok asing yang berdiri di atas tembok itu. Napasnya berat, tubuhnya sudah tak stabil. Efek dari ramuan Xuan Yuan yang semula mengalir deras di nadinya kini mulai meluruh, membuat kekuatan yang tadi memuncak perlahan surut. Namun, yang paling mengusik pikirannya saat ini adalah kenyataan bahwa... bahkan setelah mengonsumsi ramuan itu, dia masih tak bisa merasakan aura kehadiran orang itu.Sosok itu menatap ke bawah sambil menyipitkan mata, wajahnya tenang namun penuh wibawa. Ia melompat turun dari tembok dengan gerakan ringan, seolah gravitasi tidak berlaku padanya. Langkah-langkahnya begitu anggun saat menyusuri halaman utama klan Qin, yang kini berubah menjadi medan pertempuran penuh kawah, retakan, dan sisa darah yang menghitam di atas tanah."Hmm... Malang sekali nasib klan Qin," ujarnya pelan namun tajam, seperti orang yang tengah meratapi mayat di pemakaman. "Di malam penuh cahaya bulan pur

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 127 - Qin Lan Yang Menyedihkan

    Halaman utama klan Qin kini tak ubahnya ladang kematian. Tanahnya basah oleh darah, menghitam oleh abu, dan menguar bau menyengat dari tubuh-tubuh yang tergeletak tak bernyawa. Api yang membakar dari sisa pertempuran memantulkan cahaya neraka di wajah Zhu Long.Mayat para para tetua, dan anggota klan lainnya bertumpuk—mereka mati mengenaskan dengan bagian tubuh tercabik-cabik.Di tengah ladang kehancuran itu, Zhu Long berdiri tegak dengan jubahnya yang compang-camping di beberapa bagian, namun auranya masih meledak-ledak, memancarkan dominasi mutlak. Matanya menatap lurus ke arah Qin Lan.Gadis itu tersungkur di tanah, rambut merah panjangnya acak-acakan, berlumur darah dan debu. Separuh wajahnya memar, kaki kirinya patah, dan lengan kanannya menggantung tak wajar. Namun dalam sorot matanya masih ada amarah yang menyala, keberanian yang tersisa, sekalipun tubuhnya hampir menyerah. Saat tatapan mereka bersua, Qin Lan menggertakkan giginya, memaksa dirinya berbicara meski napasnya ters

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status