Share

Bab 140 - Ramuan Obat

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-06-20 18:30:43

Di dalam kamar pemurnian khusus milik petinggi Paviliun Daozun Zhan, aroma herbal pekat dan energi spiritual memenuhi udara seperti kabut merah tipis yang melayang perlahan.

Dinding-dinding batu giok memantulkan cahaya dari kristal penerangan yang menggantung di langit-langit, menciptakan bayangan temaram yang menari di antara tungku-tungku pemurnian.

Hawa panas menyengat seisi ruangan, menyiratkan betapa intensnya proses pemurnian yang baru saja selesai dilakukan.

Di tengah ruangan itu, seorang pria bertopeng putih berdiri dengan tenang. Jubah hitamnya dihiasi bordiran perak menyerupai lidah api yang menjalar dari leher hingga ujung lengan. Di tangannya, sebuah botol giok putih berisi cairan merah terang berpendar halus, seolah menyimpan nyala api dalam bentuk cair.

"Seperti yang kau minta, Pemimpin Paviliun," ucap pria bertopeng itu dengan suara serak dan berat.

"Ini adalah ramuan obat Huo Feng Shenji, ramuan suci kelas tinggi. Salah satu dari tiga ramuan umum paling terkenal di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 246 - Kemunculan Ming Fei

    Pedang besar di tangan Huang Jiao terayun dari atas, membawa serta aura kematian yang begitu pekat hingga udara di sekitarnya terasa beku. Lin Ming yang terkapar di atas tanah, hanya bisa menatap dengan mata terbuka lebar dan alis berkerut, ia menggertakkan giginya dengan putus asa, seolah ini adalah akhir dari segalanya. Ia telah berjuang sekuat tenaga, namun kekuatannya tak cukup untuk menghadapi kultivator sekelas Huang Jiao."Sayang sekali kau akan mati, Lin Ming. Pergilah ke neraka bersama anak buahmu yang menjunjung kehormatan serta kesetiaan ampasmu itu," desis Huang Jiao, seringai keji terukir di bibirnya. Ia melihat kehancuran Lin Ming sebagai sebuah kepuasan pribadi. Baginya, Lin Ming hanyalah seorang yang naif, dan kini ia akan membayar harga atas kebodohannya.Dalam sekali ayunan ringan namun dipenuhi kekuatan, Huang Jiao menghantamkan pedangnya tepat di tengah kawah—di tempat Lin Ming terkapar. Suara benturan keras mengguncang tanah, meninggalkan jejak kehancuran tipis

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 245 - Kekalahan

    Sepasang sayap yang terbentuk dari energi spiritual murni—mekar di balik punggung Lin Ming, memancarkan aura biru langit yang cerah, kontras dengan langit yang mulai gelap. Sayap itu berdenyut dengan kekuatan, sebuah manifestasi dari tekadnya yang tak tergoyahkan."Perkumpulan Tianzhao bukanlah entitas yang bisa kalian remehkan, bahkan oleh Perkumpulan Moyan-mu," seru Lin Ming, suaranya menggelegar penuh semangat. "Secara kekuatan, perbedaan kita memang terlalu besar, tapi dalam diri kami terdapat tekad dan kesetiaan yang tak kalian miliki! Kami tidak bertarung demi keuntungan pribadi, kami bertarung demi kehormatan dan persaudaraan!"Sayapnya mengepak dengan kuat, membawanya melesat seperti meteor yang menghujam ke langit, menuju ke arah Huang Jiao.Di kejauhan, Huang Jiao hanya tertawa sinis, benar-benar merasa geli dengan ungkapan Lin Ming barusan. Baginya, kata-kata itu hanyalah omong kosong dari orang yang naif dan lemah."Kesetiaan? Kehormatan? Kata-kata kosong dari pecundang ya

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 244 - Kedatangan Perkumpulan Moyan

    Seiring kilat itu mendekat, ia melesat dengan kecepatan yang sulit diikuti mata telanjang, langsung menyambar punggung Kera Gunung raksasa itu. Kilat itu bukan sekadar energi spiritual biasa, melainkan sebuah proyektil tajam yang mengandung kekuatan Dao yang menembus kulit tebal monster itu, menciptakan luka dengan lubang besar menganga di tengah dadanya. Cahaya dari kilat itu begitu terang hingga sesaat mematikan pandangan semua orang yang menyaksikannya.Kera Gunung itu bahkan tak sempat menjerit kesakitan. Matanya yang semula menyala merah, dipenuhi amarah, perlahan meredup seolah kehilangan inti kehidupannya. Raungan yang seharusnya ia keluarkan kini hanya menjadi desisan napas terakhir yang keluar dari paru-parunya. Monster kolosal yang sebelumnya tampak tak terkalahkan kini ambruk ke tanah.Tubuhnya yang besar menimpa pohon-pohon kecil di bawahnya, menghancurkan segalanya di jalannya. Suara benturan yang memekakkan telinga diikuti oleh asap debu yang membumbung tinggi menutup

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 243 - Penghianat?

    Waktu kian berlalu, setiap detik terasa seperti jamuan panjang bagi para anggota Perkumpulan Tianzhao. Mereka bertahan dengan sisa-sisa energi spiritual yang mereka miliki, menyaksikan Kera Gunung raksasa itu mengamuk, menghancurkan pepohonan dan batu-batu besar di sekitarnya. Pelindung energi mereka mulai retak, dan semangat para murid merosot drastis. "Kemana Yan Chen pergi? Mereka terlalu lama. Para murid yang lain bisa mati jika terus seperti ini," gumam Lin Ming, suaranya dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikirannya kacau oleh spekulasi liar yang mungkin terjadi. Terlebih, bala bantuan yang dia harapkan tak kunjung datang seperti perkiraannya, meninggalkan kelompoknya dalam bahaya. Sebagai pemimpin kelompok, ia memikul tanggung jawab yang besar atas anggota-anggotanya. Lin Ming adalah pria muda yang bertanggung jawab dan bijak. Ia tidak akan pernah lari meninggalkan rekannya, bahkan dalam kemungkinan terburuk sekalipun. Ia tahu bahwa nasib semua orang ada di tangannya. "Tak a

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 242 - Kemunculan Kera Gunung Raksasa

    Darah bersimbah membasahi setengah pakaian Lin Ming dan puluhan kultivator dari Perkumpulan Tianzhao setelah melewati pertarungan sengit melawan ratusan Kera Gunung. Bau anyir dan asap mengepul dari tubuh-tubuh Kera Gunung yang tak berdaya. Mereka semua kelelahan, energi spiritual di dalam tubuh mereka terkuras habis, dan banyak yang terluka parah. Tapi bukannya berakhir, keadaan malah berbalik arah, merugikan Perkumpulan Tianzhao ketika sosok kolosal keluar dari kedalaman hutan.ROOARRR!Sebuah raungan yang memekakkan telinga mengguncang tanah, membuat pepohonan di sekitar mereka bergetar hebat. Gerombolan Kera Gunung yang lebih kecil seketika mundur, menunjukkan rasa hormat dan takut. Sosok yang jauh lebih besar dari yang lainnya muncul, dengan bulu coklat yang lebih gelap, rahangnya terbuka lebar memperlihatkan taring tajam yang lebih besar dari ukuran belati."Gawat! Kera Gunung ini berbeda dari yang lainnya!" seru seorang murid dari Perkumpulan Tianzhao, suaranya dipenuhi kepan

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 241 - Pertarungan Di Tambang Dewa

    Di kedalaman Hutan Zuku, Perkumpulan Tianzhao akhirnya mencapai tujuan mereka.Namun, apa yang menanti mereka di lokasi Tambang Dewa itu bukanlah harta karun yang mudah diambil, melainkan sekelompok binatang buas tingkat lima, gerombolan Kera Gunung yang tampak kokoh dan garang. Binatang buas itu, dengan bulu coklat tebal dan otot-otot yang menonjol, tampaknya menjadi penjaga alami Tambang Dewa."Tak heran banyak binatang buas tingkat tinggi di sini," gumam Lin Ming, pemimpin Perkumpulan Tianzhao, dengan wajah serius. Matanya memindai setiap kera, menghitung jumlah dan kekuatan mereka. "Tambang Dewa kelas menengah adalah harta karun tak ternilai. Energi spiritual yang melimpah dari dalamnya pasti menarik para monster ini untuk tinggal di sana.""Yan Chen, perintahkan semua anggota Perkumpulan Tianzhao untuk bersiap. Lakukan sesuai rencana," lanjutnya, suaranya mantap dan penuh otoritas.Yan Chen mengangguk sebelum berseru lantang, suaranya menggema di antara pepohonan. "Bagi menjadi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status