Share

Bab 139 - Di Depan Mata

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 21:42:46
Shan Rong berdiri terpaku di tengah ruangan, sorot matanya surut oleh bayangan kecewa yang ia simpan dalam diam. Nafasnya tertahan di ujung bibir, sementara telunjuknya mengguratkan lingkaran kecil di tepi gaun cantiknya. Ia tahu—sudah cukup. Tak mungkin memaksa tetua Zhan Li lebih jauh lagi.

Apalagi Ye Xiu pasti akan murka jika tahu dirinya keluar diam-diam meninggalkan klan tanpa sepengetahuan siapapun. Belum lagi jika para tetua tahu, harga dirinya bisa jatuh serupa daun di musim gugur. Di klan Ye, dia bagaikan burung yang hidup di dalam sangkar. Hanya boleh keluar jika memang ada perlu dan diizinkan. Bahkan setiap hari selau ada mata yang mengawasi gerak-geriknya.

"Baiklah…" ucapnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri ketimbang Zhan Li yang memperhatikannya dari dekat. "Aku akan kembali. Terima kasih telah meluangkan waktu, Tetua Zhan."

Zhan Li mengangguk pelan, menahan senyum kecil di balik janggut halusnya. "Begitu lebih baik. Gadis cerdas tahu kapan harus maju… dan kapan h
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
goodnovel comment avatar
Mr 7601 Slengean
duh bikin penasaran ... next thor ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 139 - Di Depan Mata

    Shan Rong berdiri terpaku di tengah ruangan, sorot matanya surut oleh bayangan kecewa yang ia simpan dalam diam. Nafasnya tertahan di ujung bibir, sementara telunjuknya mengguratkan lingkaran kecil di tepi gaun cantiknya. Ia tahu—sudah cukup. Tak mungkin memaksa tetua Zhan Li lebih jauh lagi. Apalagi Ye Xiu pasti akan murka jika tahu dirinya keluar diam-diam meninggalkan klan tanpa sepengetahuan siapapun. Belum lagi jika para tetua tahu, harga dirinya bisa jatuh serupa daun di musim gugur. Di klan Ye, dia bagaikan burung yang hidup di dalam sangkar. Hanya boleh keluar jika memang ada perlu dan diizinkan. Bahkan setiap hari selau ada mata yang mengawasi gerak-geriknya. "Baiklah…" ucapnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri ketimbang Zhan Li yang memperhatikannya dari dekat. "Aku akan kembali. Terima kasih telah meluangkan waktu, Tetua Zhan." Zhan Li mengangguk pelan, menahan senyum kecil di balik janggut halusnya. "Begitu lebih baik. Gadis cerdas tahu kapan harus maju… dan kapan h

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 138 - Tetua Zhan Li

    Keributan di aula utama Paviliun Daozun Zhan kian menjadi. Desakan orang-orang, teriakan ketidaksabaran, dan suara panci beradu dengan lantai membuat suasana gaduh seperti pasar malam yang kacau. Shan Rong berdiri di dekat salah satu pilar besar, matanya tajam mengamati keadaan. Ketika perhatian semua orang tertuju ke arah panggung tempat ramuan biasanya di tata, ia menyelinap ke arah samping aula.Di balik sebuah tirai merah yang hampir tak terlihat karena tertutup bayangan dinding, ia menemukan pintu dari kayu gelap, setengah terbuka, seolah sengaja dibiarkan tak terkunci. Jantungnya berdetak lebih cepat, tapi jemarinya tak ragu saat mendorongnya perlahan.Klik.Pintu berderit pelan saat dibuka, memperlihatkan lorong anak tangga yang naik ke atas. Suara keributan dari aula meredup seiring langkah Shan Rong menjauh, menyusuri lorong berliku itu. Kegelapan menyambutnya, namun matanya cukup terbiasa untuk melihat dalam cahaya remang.Tangga batu menuntunnya naik ke lantai dua. Ia mela

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 137 - Paviliun Daozun Zhan

    Langkah Shan Rong kembali menyusuri jalan setapak kota Baidu, meninggalkan gang gelap dan tubuh-tubuh pingsan di belakangnya. Meski wajahnya tetap dingin dan tatapannya lurus ke depan, ia tahu waktunya telah banyak terbuang. Gangguan kecil itu seharusnya bisa ia hindari. Namun ia tak bisa memprediksi bahwa seorang bocah pencopet bisa menyeretnya ke dalam jebakan semacam itu."Aku terlalu ceroboh," gumamnya pelan.Tapi semua sudah lewat, dan ia kembali fokus pada tujuannya. Dan tepat saat ia pergi, kantong kecil itu Shan Rong lempar ke belakang, memberikannya pada bocah itu yang sepertinya membutuhkan uang untuk membeli makanan.Jalanan masih tampak seperti biasanya penuh keramaian aktifitas penduduk, lampu-lampu lentera di atas jalan masih menyala terang. Cahaya merah keemasan membingkai tubuhnya saat ia melangkah semakin dekat ke arah paviliun yang berada di pusat kota, berdiri dengan megah di antara bangunan-bangunan lainnya.Atapnya bersusun mennjadi tujuh bagian, ujungnya melengk

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 136 - Pencuri Kecil

    Malam turun dengan lembut di atas kota Baidu, namun tidak membawa keheningan. Sebaliknya, sinar lentera menggantikan cahaya matahari, menari di atas jalan-jalan berbatu dengan warna keemasan yang hangat. Kota itu seperti tak pernah tidur dari kebisingan—pasar di pusat kota tetap hidup dengan teriakan para pedagang, musik petikan sanxian terdengar dari salah satu kedai minuman, dan aroma pahit arang dan rempah berembus dari gerobak-gerobak makanan pedagang kaki lima.Namun, di balik semua kegembiraan itu, seorang gadis berwajah tenang melangkah cepat di balik bayang-bayang bangunan. Jubah hitamnya berkibar pelan saat ia menyusuri lorong kecil, matanya awas mengamati sekitar, dan gerak tubuhnya ringan nyaris tanpa suara.Shan Rong telah meninggalkan kediaman klan Ye tanpa sepatah kata pun, bahkan pelayan yang selalu ditugaskan di depan kamarnya pun tak sadar ia telah pergi. Ia sudah merencanakan semua ini sejak petang tadi—sejak nama Long Zhu disebutkan dan mengguncang rasa penasaran d

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 135 - Kabar Tentang Alkemis Misterius

    Aroma teh hijau masih menggantung samar di udara ketika suasana di aula utama klan Ye kembali tenang dari gemuruh perbincangan mereka. Beberapa tetua sibuk saling berbisik pelan, membahas ekspedisi ke Laut Mati dan hubungan yang kian erat dengan klan Mu. Shan Rong hanya duduk diam, menyembunyikan gejolak hatinya di balik raut tenang yang ia paksa tampilkan. Ia merasa seperti angin lembut yang ditahan di tengah pusaran badai—sunyi, namun penuh tekanan.Mu Jinyun, dengan sikap penuh wibawa, kembali melangkah ke tengah ruangan. Senyumnya tetap ramah, tapi setiap langkahnya membawa aura kepemimpinan yang membuat orang-orang tanpa sadar memperhatikannya."Kepala klan Ye. Sebagai bentuk penghargaan kami atas sambutan hangat dari klan Ye hari ini," ucapnya sambil melayangkan pandangan pada seluruh tetua dan Ye Xiu, "izinkan saya memberikan sebuah hadiah... Ini adalah ramuan langka yang semoga dapat bermanfaat bagi klan Ye yang terhormat ini."Isyarat halus ia berikan kepada seorang pelayan

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 134 - Kunjungan Klan Mu

    Hati Shan Rong bergemuruh, seperti lautan yang baru saja diterjang badai. Ia baru saja mengungkapkan penolakannya, meski dengan cara paling lembut dan penuh keraguan—namun tatapan penuh kecewa dari Ye Xiu dan kemarahan para tetua masih menghantui pikirannya.Shan Rong hendak pamit undur diri meninggalkan aula namun langkahnya tertahan. Udara sore yang sejuk tak mampu menenangkan dadanya yang sesak. Ia berniat mencari ketenangan di taman belakang kediamannya, ketika suara langkah cepat terdengar dari luar aula.Seorang penjaga klan Ye, dengan wajah penuh keseriusan, berlari menghampiri dan langsung berlutut hormat."Permisi, Kepala klan! Para tetua!" suaranya lantang dan terburu-buru. "Tuan Muda Mu Jinyun dari klan Mu telah tiba bersama dua tetua utama mereka! Mereka meminta bertemu secara langsung!"Suasana menjadi hening sesaat. Kata-kata itu seolah guntur yang menyambar Shan Rong di dalam dirinya. Tubuhnya menegang, sementara seluruh perhatian di dalam aula kembali terkunci.Ye Xiu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status