Saat Shan Rong yang mengamuk di dalam kurungan piramida kecil yang bergetar hebat itu, Zhu Long duduk bersila tak jauh di hadapannya. Ekspresi wajahnya serius, namun matanya terpejam rapat.
Tangannya tak henti-hentinya bergerak, mengutas segel tangan yang rumit dan presisi, membentuk mantra-mantra kuno yang nyaris tak terlihat oleh mata telanjang. Konsentrasi penuh, seluruh fokusnya tertuju pada Shan Rong dan jiwa primordial yang memberontak di dalamnya. "Menekan amukan jiwa primordial yang bangkit secara paksa dengan jurus Segel Jiwa Empat Arah mungkin tak akan efektif. Meskipun mampu memberikan dampak signifikan, tapi itu hanya bertahan selama beberapa saat saja..." gumam Zhu Long, suaranya pelan, namun nadanya sarat dengan perhitungan yang mendalam. Pikirannya berpacu cepat, mencari cara yang lebih efektif tanpa harus melukai Shan Rong. Ia tahu, dengan cara itu ia tak akan biasa menyelesaikan masalah hinga ke akar-akarnya.<Jauh di dalam alam bawah sadar Shan Rong, Zhu Long kini berdiri tegak. Lingkungan di sekelilingnya terlihat suram, sebuah kehampaan yang tak berujung, diselimuti oleh aura gelap yang mencekik. Ini adalah alam bawah sadar yang kacau, perwujudan dari gejolak jiwa Shan Rong yang sedang di selimuti gangguan batin. Sebuah inti bulat berwarna merah menyala, berdenyut dengan ritme yang mengerikan, terlihat tak jauh dari pandangannya. Inti itu memancarkan aura iblis yang sama persis seperti yang Zhu Long rasakan sebelumnya keluar dari tubuh Shan Rong, namun di sini, kekuatannya terasa jauh lebih pekat dan menakutkan.Namun, dari semua itu, yang paling mencolok dan tampak tak biasa adalah sosok mengerikan yang terkurung di dalam inti bulat berwarna merah menyala itu. Tampak siluet yang tak jelas, kabur, namun samar-samar terlihat memiliki sepasang sayap yang besar dan wujud menyerupai manusia, dengan sepasang tanduk yang melengkung tajam di kepalanya. Sosok itu meronta-ronta tak terkendal
Saat Shan Rong yang mengamuk di dalam kurungan piramida kecil yang bergetar hebat itu, Zhu Long duduk bersila tak jauh di hadapannya. Ekspresi wajahnya serius, namun matanya terpejam rapat. Tangannya tak henti-hentinya bergerak, mengutas segel tangan yang rumit dan presisi, membentuk mantra-mantra kuno yang nyaris tak terlihat oleh mata telanjang. Konsentrasi penuh, seluruh fokusnya tertuju pada Shan Rong dan jiwa primordial yang memberontak di dalamnya. "Menekan amukan jiwa primordial yang bangkit secara paksa dengan jurus Segel Jiwa Empat Arah mungkin tak akan efektif. Meskipun mampu memberikan dampak signifikan, tapi itu hanya bertahan selama beberapa saat saja..." gumam Zhu Long, suaranya pelan, namun nadanya sarat dengan perhitungan yang mendalam. Pikirannya berpacu cepat, mencari cara yang lebih efektif tanpa harus melukai Shan Rong. Ia tahu, dengan cara itu ia tak akan biasa menyelesaikan masalah hinga ke akar-akarnya.
Fenomena aneh ini adalah yang pertama kali Zhu Long hadapi. Namun, dalam beberapa saat memutar otaknya untuk mencari penjelasan, mengingat kembali catatan kuno yang pernah ia baca selama pengembaraan jiwanya, ia seketika paham apa yang telah terjadi pada Shan Rong."Ini benar-benar di luar dugaan," gumamnya, suaranya dipenuhi keterkejutan dan sedikit penyesalan. "Bisa-bisanya orang-orang dari klan Mu itu menanamkan sesuatu yang berbahaya dalam tubuh Shan Rong. Bukan hanya ramuan pelumpuh dan obat tidur biasa, tapi juga sesuatu yang dapat memicu Jiwa Primordial dalam tubuh Shan Rong secara paksa..." Zhu Long mengepalkan tangannya, menyadari jebakan yang lebih dalam dan rumit dari klan Mu. Tujuan mereka bukan hanya menculik Shan Rong, tetapi juga memanfaatkan kekuatan kuno yang tersembunyi di dalam dirinya untuk membuka segel makam klan Iblis Langit.Di kejauhan beberapa meter, Shan Rong tampak seperti dewi yang turun dari surga, namun yang berbeda darinya adalah aura iblis yang pekat
Setelah semua kekacauan dan pertarungan sengit yang telah terjadi di lapisan luar wilayah Laut Mati, sebuah keputusan tak terduga diambil oleh Zhu Long. Bukannya menuju lapisan terluar wilayah Laut Mati lalu pergi dengan tenang, melainkan ia memilih untuk pergi semakin dalam ke bagian terdalam dari tempat penuh misteri dan bahaya ini. Tujuannya adalah mencari tempat yang lebih tersembunyi dan aman, jauh dari jangkauan mara bahaya yang tak terduga.Semakin dalam ia berjalan, aura kematian di wilayah Laut Mati semakin pekat, namun Zhu Long tak sedikit pun gentar. Lebih banyak reruntuhan bangunan atau kuil-kuil kuno yang ia temui, sebagian besar telah hancur menjadi puing-puing yang ditelan masa. Di salah satu reruntuhan kuil tua yang masih cukup layak digunakan untuk berlindung, dengan dinding-dinding batu yang retak namun masih terlihat kokoh, Zhu Long memutuskan untuk berdiam diri di sana dulu. Ia membutuhkan waktu untuk memulihkan tenaga yang terkuras habis dalam beberapa kali p
Dari posisinya yang tinggi, ia mengendalikan monster itu, matanya berkilat penuh kemenangan. Cakar berlapis tulang dari monster itu tampak tajam dan mematikan, masing-masing seukuran gerobak, membawa serta aura kematian dan niat membunuh yang pekat. Ia mengangkat cakarnya, siap menghantam Zhu Long menjadi debu.Di sisi lain, Zhu Long hanya tersenyum sinis. Ia sudah terlalu lama menghabiskan waktu di wilayah Laut Mati ini. Meskipun ada rasa lelah, tekadnya untuk menyelesaikan ini secepat mungkin dan mencari jalan keluar tak tergoyahkan. Ia melirik sekilas ke arah Shan Rong yang tergeletak di sampingnya, masih tertidur pulas karena efek ramuan pelumpuh yang dosisnya terlalu tinggi. Aura lemah yang memancar dari tubuh Shan Rong membuat Zhu Long khawatir jika ia tak memberi Shan Rong penawar secepat mungkin, itu akan berefek fatal pada kesehatan tubuhnya."Mari akhiri ini segera. Tinggal lebih lama di wilayah Laut Mati terlalu berisiko. Selain itu, takutnya Iblis Ilusi itu malah mengeja
Suara itu menggelegar di telinga Gui Sha, membuatnya merasa seperti mendengar suara dari sosok dewa yang akan turun ke bumi, sebuah tekanan yang membuatnya terguncang dan agak gugup. Namun, ia segera mengenali suara itu. Tak salah lagi, itu adalah suara pria yang menjadi lawannya sebelumnya, Zhu Long yang asli."Apa yang kau bualkan, bocah! Mulutmu tak pantas menyebut keagungan klan Gui! Kau pikir siapa dirimu, hah!?" seru Gui Sha, penuh amarah dan rasa terhina. Niat membunuh dan aura merah darah memancar dari tubuhnya dengan ganas. Udara di sekitarnya bergetar halus, seolah tertekan oleh emosi kuatnya. Ia merasa dipermainkan.Tak lama kemudian, di tengah badai paku darah yang menghujam, sosok Zhu Long yang asli muncul di sisi klonnya, melayang anggun di udara. Pedang perak masih tergenggam erat di tangannya, memancarkan cahaya energi keemasan redup. Hanya dengan sekali lambaian tangan, sebuah gelombang energi menyapu udara. Ribuan paku darah yang menerjang itu hancur berkeping-ke