“Ayo berangkat!” seru Rafael yang sudah bersiap di atas kuda. Dia menarik tali kekang dan kuda itu pun berjalan diikuti sebuah kereta kuda.Yui melihat Rafael dari jendela kereta kuda, dia terlihat cemberut karena tidak diperbolehkan berkuda. Sementara Yuan, dia bernyanyi sepanjang jalan mengumpulkan para spirit yang mengikuti kereta kuda mereka. Kerlap-kerlip spirit terlihat begitu indah seakan kereta kuda mereka adalah kereta dari negeri dongeng.“Yui, spiritnya tidak sebanyak kemarin,” gumam Yuan memperhatikan para spirit yang mengikuti mereka.“Kenapa tidak kau nyanyikan lagu yang kemarin, lagu dari buku Istana Es,” usul Yui. Yuan mengangguk dan mengeluarkan kertas yang ada di saku bajunya. Perlahan dia membuka lipatan kertas tersebut lalu mulai bernyanyi.Pertanian Besar tidak terlalu jauh, perjalanan tidak akan lama. Yuan berusaha mengumpulkan spirit sebanyak mungkin sebelum sampai di sana.Namun, kereta kuda tiba-tiba berguncang dengan hebat, Yui dan Yuan saling berhimpitan kare
“Ya, aku akan selalu menjagamu, Putri Yui,” ucap Yoru.Pria itu berdiri dan mengulurkan tangan ke arah Yui. Sementara Yui tetap diam menatap dirinya yang berada jelas dalam dunia mimpi.“Bukankah aku sudah menyegelnya,” ucap Yui dalam hati.Yoru yang melihat Yui diam berusaha menggapainya. Dia mendekati Yui dan berjongkok di depannya. Yoru ingin sekali membelai wajah cantik Yui. Saat tangannya hendak menyentuh Yui kobaran api berwarna jingga mengagetkannya.“Menjauhlah!” Suara dari kobaran api tersebut.Kobaran api itu semakin membesar hingga membentuk sebuah tubuh. Perlahan, semakin jelas bentuk dari api tersebut. Sosok pemuda dengan rambut jingga dan baju layaknya bangsawan dengan warna hitam dan jingga mengendalikan api di sekelilingnya.“Aku Suzaku sang Phoenix,” ucap pemuda itu memperkenalkan diri.Mata Yui takjub dengan wujud Phoenix, Suzaku, selama ini dia selalu berpikir itu adalah sebutan burung api tersebut, ternyata Suzaku adalah nama dari burung api tersebut.“Suzaku?” gum
Rafael melihat ke atas. Serangan ke arah Yuasa masih belum berkurang. Dia melihat barrier yang dibuat Rosaline sudah diambang kehancuran.“Barrier!” teriak Rafael membuat pelindung untuk naga emas tersebut tepat saat barrier Rosaline hancur.“Yuan, apa kau bisa terbang dan membantu Yuasa?”Yuan yang saat ini menyerang dengan pedang es miliknya mengangguk. Dia menjauh dari pertempuran. Orang-orang yang menjadi lawannya kini berhadapan dengan Rafael. Yuan bersiap dengan wujud barunya, sayap hitam di punggung terlihat mengembang dan dua tanduk di kepala. Dia meluncur terbang ke atas awan, menuju ke tempat sang naga emas.Anak panah yang menuju ke arah naga emas itu dihempaskan dengan angin kencang yang dibuat oleh makhluk kecil bersayap bulan sabit, Krisan. Makhluk itu mengikuti Yuan dan mulai menyerang musuhnya.“Kakak!”Yui mendekati mereka dengan mengendarai Seiryu. “Yuan, Kakak, ikuti aku!” teriak Yui.Rafael melindungi mereka yang berusaha untuk pergi dari pertarungan. Pertarungan m
“Putri Yui, apa boleh dengan paman sendiri?”Yui mulai menatap Rosaline, wajah wanita di depannya terlihat tidak percaya dengan apa yang dia katakan. Dia pun menghela napas panjang sebelum mulai kembali melanjutkan percakapan mereka.“Itulah masalahnya, Kak Rosaline, aku meyukai pamanku dan itu seharusnya tidak boleh,” balas Yui yang kini terlihat murung. “Apa Kak Rosaline pernah merasa cinta yang tidak mungkin dilanjutkan?”Rosaline tersenyum tipis, dia kembali membayangkan masa lalunya, “Dulu, dulu sekali saya juga merasa tidak mungkin. Saya yang seorang pengawal menyukai pangeran. Saya sudah memutuskan untuk tetap menjadi penjaganya apa pun yang terjadi, meskipun suatu hari nanti dia akan memilih wanita lain sebagai pasangannya. Saat itu, berada di dekat pangeran tetap menjadi pilihan meskipun saya tidak akan pernah dipilih,” balas Rosaline.Yui menatap Rosaline dengan sendu, “Sepertinya itu juga yang akan kupilih. Tetap di samping paman, bersamanya tanpa mengatakan perasaan ini. I
“Yui, tunggu sebemtar!” seru Yuan melihat ke arah hutan. Matanya memicing lalu membiarkan kekuatannya memindai apa yang baru saja dia rasakan. “Ada pintu dimensi di hutan, sudah sangat usang, tetapi aku yakin bisa digunakan,” lanjut Yuan menujuk ke arah hutan di bawah mereka.“Jalan tercepat, ayo!” Yui tidak perlu mendebat Yuan, dia tahu kembarannya memiliki pertimbangan yang baik. Kedua naga itu mendarat di sebuah hutan. Dari kejauhan terlihat kepulan asap membumbung tinggi.“Apa itu dari rumah pohon?” Yuasa yang cemas dengan keselamatan Rafael dicegah oleh Yui.“Kak, Paman akan baik-baik saja, kita pergi sekarang.” Yui menarik tangan Yuasa yang hampir meninggalkan tempatnya saat ini.Yuan membuka pintu gerbang dimensi, berbeda dengan gerbang dimensi yang besar, pintu itu tidak bisa dimasuki seekor naga. Yui mengirim Seiryu kembali ke alamnya, kini tinggal Aurum, naga yang ada di sana.“Bagaimana dengan Aurum?” Yuan memandang naga keemasan yang berdiri dengan gagah. Sisiknya berkilau
“Kakak, apa kau lupa siapa kami?”Yuan mengulurkan tangannya, sebuah lingkaran sihir tebentuk dan berputar dengan cepat dia memanggil salah satu makhluk dengan wujud gadis kecil bersayap bulan sabit melayang dan mengelilingi Yuasa.“Krisan, jaga Kakak,” perintah Yuan.Makhluk kecil seperti peri tersebut mengangguk dan duduk di bahu Yuasa.“Namaku Krisan, salam kenal Pangeran Yuasa,” ucap lembut Krisan selembut angin.“Byakko!” seru YuiYui memanggil makhluk yang kini meraung keras dan membuat ciut lawan mereka. Sosok yang menyerupai seekor harimau putih besar.“Genbu!” teriak Yui kembali. Air tiba-tiba keluar dari tanah dan menyapu beberapa pasukan yang berada di dekatnya. Sosok seekor penyu raksasa dengan ekor ular muncul. Tak lama kemudian penyu raksasa tersebut bersinar dan sosoknya berubah menjadi seorang bangsawan tampan.“Genji siap melayani, Tuan Putri.” Pria itu membungkuk ke arah Yui dengan penghormatan yang santun seakan dia adalah pelayan setia.Yui tersenyum meskipun sedik
Pusaran angin masih berputar dengan kencang, ada kilatan cahaya keemasan yang membelah pusaran angin tersebut. Seketika pusaran angin menghilang menampakkan sosok Yuasa dalam balutan baju jirah keemasan dan di depannya Raja Quattro terlihat kesulitan menjadi lawan sang pangeran.“Bukankah seharusnya kau tidak bisa bertarung,” ucap Raja Quattro. Pangeran Yuasa yang diketahui sang raja adalah pangeran lemah fisiknya.Sementara itu, Yui dari atas melihat dua orang yang tengah bertarung. Matanya teralih saat melihat seseorang yang dia kenal berada dalam area pertarungan. “Apa yang terjadi di sana?” Yui melihat Yuan terbaring di tanah di belakang Yuasa. Dia mengepakkan sayap dan meluncur dengan manuver indah ke arah Yuan. “Yuan!”“Yui, bawa Yuan pergi dari sini,” ucap Yuasa tanpa menoleh. Gadis itu membawa kembarannya menaiki Seiryu dan terbang menuju ke Istana Mawar. Dalam sekejap semua pasukan yang ada memberi mereka jalan. Mereka tidak melawan sedikit pun saat Yui terbang.“Aneh,” gumam
Lingkaran sihir terbentuk di bawah teratai es yang menjadi tempat tidur sang raja. Dia masih tertidur seperti putri tidur yang tidak terganggu apa pun. Yuan mulai menggunakan kekuatan pemurniannya, perlahan partikel-partikel hitam mulai terangkat dari tubuh sang raja.Saat proses itu terjadi, Yuan terbawa dalam arus ingatan kristal hitam, kuatnya kristal tersebut membuatnya terseret dan masuk dalam ingatan yang tidak diketahui pemiliknya. Sebuah gambaran muncul di depan matanya.“Yang Mulia, dia wanita istimewa yang kami temukan,” kata seseorang yang terlihat seperti seorang pengawal.Wanita yang dibawa pria itu terlihat anggun dengan rambut hitam panjang hingga mata kaki tanpa di sanggul. Gaun hitam dengan bordir putih membalut tubuhnya. Dia menunduk dan memberi salam kepada seorang pria yang duduk di kursi singasananya.“Siapa wanita itu?” Yuan memicingkan mata berusaha mengenali wajah wanita itu, sayangnya gambaran yang dia lihat hanya tampak punggung saja. Dia kembali terseret dal