Share

- 13 -

Airen merebahkan tubuh ke sofa. Matanya lekat menatap langit-langit. "Sudah lama rasanya aku tidak meregangkan tulang punggungku seperti ini. Omong-omong, apa yang akan kita lakukan dalam waktu dekat ini?" tanya Airen pada kembarannya.

Airel duduk dan melipatkan kaki. "Aku ingin menemui Anggi. Entah bagaimana kabarnya seminggu ini. Kau mau ikut?"

"Tentu saja aku ikut. Tak perlu basa-basi seperti itu."

"Aku lupa kau tidak bisa jauh dariku. Maaf telah menanyakan pertanyaan tidak penting."

"Ah, menyebalkan," gerutu Airen yang disusul senyum kakaknya. "Kapan kita akan pergi?"

"Bagaimana kalau besok?" Airel balik bertanya.

Airen memetikkan jari. "Sempurna."

"Berbicara tentang Anggi sejujurnya aku masih kasihan dengan apa yang dialaminya. Meski dia dan kita sama-sama ditinggal oleh orang tua, setidaknya nasib kita tak semalang dia."

"Apa sebaiknya kita lebih peduli saja padanya?"Airen melontar tanya lagi.

"Apa aku tidak salah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status