HARGA DIRI LUKAS YANG TERLUKA'Ting' Pintu lift terbuka. Lukas nampak di dalam sana, dia membawa sesuatu yang mampu membuat Davina tertegun"Astaga kenapa dia sampai begitu? Kenapa harus di tenteng seperti itu? Tidak. Tidak pasti bukan kan? Ini bukan Tuan Lukas. Aku hanya mimpi saja! Aku halusinasi," kata Davina dalam hati saat melihat Lukas berada di dalam list sambil menenteng kantung paper bag berwarna bening berisi sepatunya."Selamat siang Tuan Lukas," sapa Thomas."Siang," sahut Lukas."Apakah ada yang bisa saya bantu Tuan Lukas? Kau mau ke mana?" tanya Thomas.Namun dia salah fokus sama seperti Davina melihat paper bag yang dibawa oleh Lukas. Thomas adalah salah satu sahabat Lukas yang bekerja pada nya juga. Karena Lukas tipikal orang yang tak mudah percaya pada orang lain."Tunggu! Itu apa yang kau bawa?" tanya Thomas."Benar apa maksud Tuan Lukas membawa sepatu seperti itu?" sahut Davina."Memang apalagi?" tanya Lukas seperti berpura-pura tak tahu apa yang sedang karyawannya
DAVINA DAN SEGALA PROBLEMANYA!Davina memasuki ruang kerja Lukas sesaat setelah pulang bekerja. Dia mengetuk pintu ruangan Lukas yang tertutup. Nampak Tuan Lukas sedang menandatangani beberapa file yang di serahkannya tadi siang."Selamat sore Tuan Lukas," sapa Davina."Bagaimana? Apakah rentenir itu masih mengganggu keluargamu?" tanya Lukas. Davina menggelengkan kepalanya."Terima kasih banyak Tuan Lukas. Semua berkat Tuan Lukas, mereka tak menggangguku lagi," jawab Davina. Lukas hanya tersenyum sini dia mengeluarkan surat dari laci meja kerjanya."Kau tahu ini?" tanya Lukas. Davina mengamati lembaran surat itu. Ternyata tak lain lembara itu adalah sebuah sertifikat tanah. Tak salah lagi tapi entah milik siapa."Bukankah itu sertifikat tanah, Tuan Lukas?" tanya Davina."Milikmu!" sahut Lukas."Kau bisa mendapatkan ini setelah kau menuruti semua permainanku dalam jangka waktu satu tahun. Sesuai dengan kesepakatan kita," sambung Lukas. Saat luka sambil menatap Davina dari atas sampa
DI MANA AKU HARUS MENCIUMMU?"Apa yang kau pikirkan, Davina?" selidik Lukas."Tuan Lukas, saya ingin menanyakan satu hal kepadamu lagi," pinta Davina."Tataplah mataku jika berbicara!" perintah Lukas. Davina pun mendongakan kepalanya."Apakah kita akan berhubungan badan juga ketika sudah menikah?" tanya Davina dengan polosnya."Kenapa tidak? Bukankah kita akan sah sebagai seorang suami istri dan pasangan? Apalagi aku memberimu banyak uang. Lalu apakah aku tidak boleh mencicipi sedikit bagian dari tubuhmu? Jika tidak boleh untuk apa aku menikahimu dan memberikan semuanya, Davina?" tanyang Lukas. Lukas berani berkata seperti itu karena dia yakin bahwa Davina tak akan bisa lari darinya. Apalagi saat sertifikat itu sudah ada di tangan Lukas, double kill untuk Davina. Yang makin membuat Lukas geram adalah, Davina tidak mau mengakui jika wanita yang memperkosanya malam itu adalah dirinya. Bulum lagi laporan dari mata-matanya yang menyelidiki Alexandria."Aku b
AYO KITA SEGERA MENIKAH DAVINA!"Sampai kapan kau akan hidup seperti ini, Lukas. Nikahi lah jika kau memang serius. Papa tak suka jika kau mempermainkan wanita. Apalagi jika wanita itu polos seperti Davina," jelas Papa Lukas."Iya kami akan menikah," jawab Lukas."Apa kau tidak terlalu cepat mengambil keputusan lagi? Dia adalah sekretarismu, tidak lebih. Rumor yang beredar nanti akan mempengaruhi harga saham perusahaan ," jelas Papa Lukas."Tidak, Pa. Aku hanya ingin menjadi menjadi anak baik. Sebagai anak yang berbakti aku harus cepat menikah agar kalian berdua tidak khawatir karena aku selalu pulang malam. Benar kan, Mah?" tanya Lukas. Mama Lukas menganggukkan kepalanya."Apalagi Mama harus segera menjalani operasi itu. Aku tak mau Mama menundanya lagi," jelas Lukas."Benar itu, Mama akan lega jika kau menikah. Karena pikiran Mama ketika kau memiliki istri, paling tidak akan ada yang merawatmu setelah Mama tidak ada," kata Mama Lukas."Tidak akan ada yang bisa mengambil Mama dariku.
DAVINA HAMIL?"Baiklah ayo kita menikah, Davina!" ajak Lukas."UhukkkK!" Davina langsung meletakkan gelas minuman yang hendak diseruputnya lagi."Sialan, mengapa dia itu hobi membuatku memainkan jantungku begini! Ck!" batin Davina dalam hati."Bagaimana?" tanya Lukas.Davina pun menatap wajah Lukas, lelaki tampan yang ta pernah di mimpikannya. Bahkan dia tak mengira bisa bersamanya dan terpikirkan menikahinya. Davina menghela nafasnya panjang."Nah karena kita tidak saling mencintai, jadi aku rasa tidak akan ada pertengkaran diantara kita, Tuan," kata Davina."Lagi pula ini adalah pernikahan kontrak saja dan berlaku setahun, kan? Jadi aku merasa nyaman-nyaman saja," sambungnya."Kenapa kau memiliki pemikiran seperti itu?" tanya Lukas."Bukankah kita harus punya cinta untuk bertengkar, Tuan. Jujur saja, saya lebih suka diam dan berpaling daripada bertengkar," terang Davina.Dia masih ingat betul bagaimana saat Ibunya menyiksanya dan dia lebih memilih diam lalu pergi. Menerima semua p
PEMBALASAN DENDAM DAVINA!"Aku tidak percaya kau menikah tepat setelah kau tak pulang semalam. Entah apa yang terjadi malam itu. Mungkin dia hamil," sambungnya."Hah? Hamil?" tanya Axio terkejut."Astaga. Kenapa Mama bisa berpikir seperti itu? Apakah mungkin pulang telat semalam langsung bisa membuat wanita hamil? Bukankah Mama sendiri yang membuat banyak aturan setelah Mama tahu bahwa lelaki kemarin seorang Presiden Direktur?" sindi Davina."Apa? Aturan apa itu? Mengapa aku tak thu?" tanya Axio."Silahkan Om Axio tanya sendiri pada Mama. Atau memang jika Mama tak mau mengatakan nya maka aku akan menjelaskan pada Om Axio. Aturan yang di beri tahu oleh Mama sekarang, pertama aku harus membiasakan diri memanggil Ibu dengan sebutan Mama tidak menggunakan panggilan Ibu lagi. Karena itu akan terdengar memalukan. Benar bukan, Ma?" tanya Davina."Tak selesai sampai di sana, Om. Bukankah Mama sendiri juga yang mengatakan bahwa aku harus membujuk Tuan Lukas dan tak boleh melepaskannya, untuk m
JANGAN MENIKAH DENGAN LELAKI SEMACAM ITU?Hari berikutnya Devina mengenakan setelan blus panjang berwarna pink dengan corak bunga dan celana Levis berwarna putih. Dia segera bersiap untuk pergi bekerja, ini karena Mama nya pasti masih murka dengan sikapnya semalam. Dia melirik ke arah jamnya, masih pukul tujuh."Kakak," panggil Leon, adik tiri Davina hasil pernikahan Papa nya dan ibu tirinya. Davina menoleh, dia kaget Leo berada di belakangnya keluar dari kamar."Ya," panggil Davina menoleh."Lah kau sudah pulang? Kapan kau pulang?" tanya Davina karena selama ini adik tirinya memang berkuliah di luar kota. Dia hanya pulang sesekali saja, untuk menengok keluarganya."Semalam. Aku pulang mendadak begitu tahu berita tentangmu dari Ibu. Mengapa juga sekarang Ibu mendadak di panggil Mama, Kak? Apa yang sebnarnya terjadi?" tany Leon."Kenapa?" tanya Davina. Dia membuka magicom, masih ada sisa nasi semalam. Dia memutuskan membuat bubur nasi, dengan tambahan suwiran ayam yang selalu ada st
APA INI AKHIR CINTA LUKAS DAN ALEXANDRIA?"Baik jika kau berkata begitu, coba beritahu padaku bagaimana lagi cara untuk keluar dari rumah ini selain menikah? Katakan! Sejak aku memasuki usia dewasa, aku selalu menunggu hari di mana aku bisa meninggalkan rumah ini, Leon," jawab Davina."Jadi jangan coba-coba memikirkan tentang pernikahanku. Karena aku tak mau mendengarnya dari orang sepertimu," sambungnya."Aku tahu, Kak. Aku sadar dan mengerti sekali bahwa tidak bisa membantu Kakak apapun. Saat Ibu berbuat kejam pada Kakak tetapi aku sungguh sayang kepada kakak. Setidaknya kau harus menikah dengan pria yang lebih baik daripada Papa dan Tuan Lukas, Kak. Bagaimana kau bisa menikahi pria seperti itu sih, Kak," keluh Leon sambil menundukkan kepalanya."Kau ini lucu sekali! Hahaha," kata Davina sambil tertawa dengan sumbing."Kenapa? Kenapa aku tak bisa menikah dengan Tuan Lukas? Aku bahkan pernah tinggal di rumah yang seperti! Rumah dengan kekerasan dan kejam. Rumah