Share

RUMOR SEPATU WANITA!

RUMOR SEPATU WANITA!

"Ah iya aku ingat hari itu memang Tuan Lukas sangat aneh. Bahkan dia selalu kalah main game," gumam Davina.

"Apakah itu yang menyebabkan aku dan dia bisa dalam satu hotel bersama?" gumam Davina.

"Itu sih karena karyawan lain bersekongkol. Akhirnya Tuan Lukas mabuk, jika tidak begitu mana mungkin dia bisa di kalahkan," jelas Gina.

"Masalahnya Tuan Lukas itu sangat kuat mabuk. Mengapa dia bisa sampai tak ingat siapa yang memperkosanya? Bahkan dia minum banyak alkohol dan pergi keluar restoran dengan tegap tak oleng. Tapi saat dia membuka matanya dia sudah berada di hotel, bahkan dia tidak ingat setelah minum-minum dan saat sadar ternyata dia sudah menghabiskan malam bersama seseorang wanita yang hanya meninggalkan sebelah sepatunya. Lucu bukan?" sambung Gina.

"Gila juga ya kalau itu benar," sahut Eca.

"Iya betul sekali itu. Menurutku ini kejadian yang sangat menarik," sahut Davina asal menimbrung saja agar tak menimbulkan kecurigaan.

"Tunggu!" tegas Eca.

"Apalagi?" tanya Gina.

"Ada satu hal yang harus digarisbawahi dalam acara makan malam itu kalian ingat lagi. Acara itu berjalan saat hari Jumat kan? Itu tepat saat sebelum weekend. Tapi berita Tuan Lukas di perkosa sudah tersebar di kantor sejak hari Senin pagi. Padahal kalau di logika, saat kejadian itu tidak ada saksinya. Lalu kenapa bisa menyebar secepat ini?" ucap Eca.

"Itu semua karena kepala HRD mendengar sendiri presiden direktur Lukas mengatakan itu kepada personal asistennya, saat di kamar mandi. Nah, salah satunya tentang Tuan Lukas diperkosa. Kau tau sendiri kan bagaimana mulut direktur itu? Sehingga kabar ini langsung menyebar cepat di kantor. Bahkan kabarnya berhasil di sebarkan luaskan lagi, dari salah satu karyawan kita yang menghabiskan malam dengan membooking satu hotel hanya beda lantai dengan Tuan Lukas. Dan dia benar-benar melihat Tuan Lukas saat cek out," jawab Gina.

"Lalu apakh dia melihat sosok yang katanya adalah wanita pemberani yang sudah menerkam Tuan Lukas saat dia mabuk?" tanya Davina.

"Sayangnya tidak. Dia hanya melihat Tuan Lukas keluar dari hotel sendiri. Bayangkan betapahebatnya netizen kita kan ya? Apalagi netizen karyawan kantor, karena dalam waktu kurang sehari berita itu menyebar dengan begitu cepat. Tapi apa benar wanita itu karyawan perusahaan kita ya," jelas Gina si ratu biang gosip.

"Akan sangat sulit jika begitu untuk mencarinya," ucap Eca.

"Nah itu masalahnya. Katanya Tuan Lukas benar-benar tidak ingat apapun tentang wanita itu, karena dia terlalu banyak minum. Tapi dia sangat ingat wanita binal itu mengenakan id card leher dengan logo perusahaan kita. Dan itu kartu pegawai wanita dengan ciri khas, devisi khusus di bawah pimpinannya. Dan bisa di pastikan itu adalah perusahaan milik kita," terang Gina.

"Wah berarti wanita itu benar orang dari perusahaan kita. Tak mungkin kan Tuan Lukas lupa dengan logo perusahaannya sendiri," gumam Eca.

"Kalau Tuan Lukas tidak salah ingat berarti sangat mudah sebenarnya mencari wanita itu. Apalagi pernah tidur bersama, setidaknya dia hafal kan aroma tubuh wanita itu," sambung Eca.

"Ah benar juga ucapanmu. Oh iya ada satu lagi yang menarik dia mengenakan high heels merah," kata Gina. 'Deg' Jantung Davina seakan berhenti.

"Benarkah? Mengapa wanita itu meninggalkan salah satu sepatu heels yang berwarna merah? Bukankah itu lucu? Dia kan bukan Cinderella. Mengapa harus meninggalkan dengan sengaja salah satu sepatunya. Aneh sekali, terkesan ingin sekali di cari," gumam Eca.

"Ngomong-ngomong apa kalian tahu siapa yang memakai berwarna merah cerah di devisi Tuan Lukas?" tanya Eca.

"Entahlah. Menurutku karyawan divisi kita kan lebih di dominasi oleh wanita. Jadi sangat banyak yang menggunakan heels itu. Jadi kalaupun ada pasti tidak hanya satu dua orang kan?" jawab Davina mulai menimbrung karena dia penasaran juga dengan apa yang terjadi.

"Ah benar juga. Kalau kita tahu siapa saja yang suka memakai sepatu merah, kemungkinannya kan jadi mengecil dan kita bisa mulai menebaknya. Mengapa tidak ada orang yang ingat ya," ujar Eca menghabiskan suapan terakhir makan siangnya.

"Benar juga. Apalagi tidak sedikit sekarang wanita yang menyukai warna-warna mencolok dan cerah. Kalaupun ada tak mungkin satu orang yang suka mengenakan sepatu warna merah itu. Apalagi ini mendekati festival imlek, jadi akan banyak wanita menggunakan sepatu merah, kan," ucap Davina.

"Benar juga," sahut Eca.

"Kalau kita tahu kemungkinannya hanya wanita pemberani yang suka warna merah, namun karena ada event imlek maka akan semakin banyak orang yang menggunakan sepatu atau atribut warna merah," terang Davina.

"Apa tidak ada orang yang ingat ya siapa saja orang di kantor ini yang suka mengenakan sepatu warna merah," gumam Gina.

"Sebentar! Omong-omong hari jumat itu, Davina kan datang juga? Dia terlalu mabuk karena di rumahnya banyak masalah. Apakah kau bisa pulang?" tanya Eca.

"Hah? Apa?" sahut Devina terkejut.

"Eh kenapa kau kaget kayak begitu? Apa kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Eca khawatir.

"Ti-tidak kok. Soalnya tiba-tiba kepalaku mendadak pusing sekarang," terang Davina.

"Coba ingat-ingat lagi," perintah Eca.

"Hari itu Devina kan minum banyak sekali kan? Karena bertengkar dengan Ibunya. Jadi aku sebenarnya berencana untuk mengantar Davina pulang. Aku keasikan mengobrol dengan Inggit, sampai lupa Davina. Tetapi sesaat sebelum acara selesai, ternyata kau sudah pergi dan menghilang. Makanya aku agak khawatir," ujarnya.

"Kau tak usah khawatir, Eca. Kau tahu sendiri kan? Aku cukup kuat minum alkohol. Kau jadi tak perlu repot-repot mengantarkan aku? Aku tidak terlalu mabuk kok malam itu. Jadi aku juga bisa pulang sampai ke rumah sendiri dengan selamat," papar Davina.

"Oh ya?" tanya Eha.

"Iya, apa kau tak percaya padaku?" sahut Davina.

"Syukurlah kalau begitu," ujar Eca lega.

Eca pun terdiam. Dia menatap Davina dari atas sampai bawah. Sepertinya ada sesuatu yang kurang, tapi dia juga tak tahu apa. Kemudian dia melihat lagi Davina dan penampilannya dengan seksama. Dia melihat ada sesuatu yang ganji. Davina sedang gugup.

"Kenapa kau menatapku seperti itu, Eca? Apakah ada yang salah dengan penampilanku," kata Davina sambil salah tingkah sendiri.

"Tidak. Hanya saja penampilanmu aneh sekali hari ini. Apakah kau tidak kepanasan?" tanya Ecan.

"Hah?" sahut Davina.

"Benar juga. Ini kan musim panas, bukan musim penghujan. Ini musim kemarau kan? Suhunya bahkan bisa mencapai tiga puluh delapan derajat Celcius. Kenapa kau memakai blus lengan panjang?" tanya Gina menyadarinya.

AKAN KAH TERBONGKAR SAAT INI JIKA WANITA ITU ADALAH DAVINA?

BERSAMBUNG

Halo Kakak baca novelku yang lain juga ya dengan judul "JADI MISKIN DI HADAPAN MERTUA".

Novel seru tentang perdebatan mertua menantu tetap mengandung nilai mental health dan menghadapi mertua kolot serta suami yang terus- terusan membela Ibunya daripada istrinya! Happy reading ❤️

Cerita tentang perjuangan wanita mempertahankan rumah tangganya di tengah pilihan poligami yang di tawarkan suami pendiam nya! Sosok suami yang pendiam dan sholeh serta sempurna memiliki kegilaan di ranjang bersama seorang gadis lain bernama Gendhis! Bagaimana kisahnya? Intip di Novel SELIR KESAYANGAN SUAMIKU!

Atau Perjuangan Wanita yang melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri karena menjadi Korban kesalahan semalam oleh Atasannya sendiri. Lari menjauh dari hiruk pikuk ibukota ternyata tak menyelamatkan takdirnya. Sang buah hati bertemu dengan Om Baik yang ternyata adalah ayahnya sendiri. Bagaimana kisah Selanjutnya? baca Novel "SEMALAM BERSAMA TUAN PRESDIR"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status