RUMOR PANAS TUAN LUKAS!
"Ada apa ini? Mengapa di rumahmu ramai sekali orang?" tanya Lukas. Davina tidak menjawab pertanyaan Lukas. Dia memilih untuk segera turun karena khawatir akan terjadi apa-apa dengan sang ibu. Ternyata dari belakang Lukas diam-diam mengikutinya. Nampak beberapa debtcollektor datang dengan angkuh menagih kekurangan pembayaran hutang sang ibu. Melihat Davina datang, ibunya pun segera bersembunyi di balik tubuhnya."Davina tolong aku! Davina mereka sedang mengejar-ngejar ku untuk masalah pembayaran hutang," adu ibu Davina."Ck! Jangan banyak drama kau! Cepat lunasi kalau semua tanggungan hutangmu. Kalau tidak maka aku akan menyita rumah ini. Kau jangan main-main dengan juragan ku!" bentak seorang pria yang bertubuh paling besar."Saya mohon maaf, Pak. Tolong beri saya waktu beberapa hari lagi, maka saya akan menyelesaikan semuanya," jelas Davina."Tidak! Tuanku terlalu banyak sekali memberikan kesempatan padamu, entah sudah keberapa kalinya dia memberikan kesempatan itu, namun sama sekali tak dihiraukan oleh Ibumu," bentaknya."Sekarang cepat lunasi semua hutangmu! Kalau tidak aku akan membereskan dan melempar semua barang yang ada di rumahmu. Karena perjanjiannya terakhir adalah hari ini," ancamnya lagi."Berapa semua hutangnya?" tanya Lukas yang tiba-tiba muncul dari belakang."Siapa kau? Berani nya ikut campur masalah ini. Minggir!" teriak seorang depkolektor lagi."Kau tak perlu tahu siapa aku. Aku hanya tanya berapa hutangnya? Maka aku akan melunasinya," tegas Dion."Hahaha. Kau mau jadi pahlawan kesiangan rupanya? Hutang wanita ini sudah sangat banyak sekali dan menumpuk! Kau jangan tertipu dengan tampilan polos dan alimnya ini. Dia selalu menunda pembayarannya," sindir lelaki bertubuh paling besar."Betul itu. Tuan ku sudah terlalu banyak sekali memberinya kelonggaran. Namun ternyata sampai saat ini dia tidak ada itikad baik sama sekali. Apakah kau punya cukup uang Tuan muda untuk melunasi hutangnya?" sindirnya."Berapa?" tegas Lukas."Dua ratus juta," sahut lelaki itu."Datanglah ke kantorku besok pagi," perintah Lukas sambil mengeluarkan kartu namanya."Wah seorang presiden direktur rupanya. Jika begini caranya aku yakin kau mampu melunasinya," ucap nya."Tapi aku tak menduga anakmu yang cantik ini pandai juga mencari lelaki. Dijual berapa kau oleh ibumu?" sindirnya lagi."Datanglah ke kantorku besok pagi. Aku akan menunggumu dan menyiapkan semua uang itu," tegas Lukas."Baiklah aku terima itikad baikmu," sahutnya. Para debtkolektor itu pun pergi, begitupun dengan Lukas pergi meninggalkan Davina dan ibunya tanpa banyak bicara. Davina pun segera mengejar Lukas sampai dengan jalan masuk gang yang tampak sepi tempat Lukas memarkir mobilnya."Tuan Lukas," Panggil Davina. Lukas menghentikan langkah kakinya tanpa menoleh."Terima kasih," sambung Davina."Tak ada yang gratis di dunia ini," ucap Lukas."Apa maksudmu, Tuan?" tanya Davina."Dimana sebaiknya aku menciummu?" tanya Lukas. Davina meneguk ludahnya dengan kasar. Dia tak menyangka jika Presiden direkturnya akan melakukan ini. Lukas berbalik arah dan menatap Davina dan medekat ke arahnya."Kenapa kok menunduk seperti itu? Bukankah sudah jadi kesopanan dasar untuk menatap lawan bicaramu? Jadi jangan menghindar," kata Lukas sambil mendekatkan wajahnya pada Davina."Semua ini tidak gratis! Kau harus membayarnya dengan mahal," kata lukas sambil berlalu meninggalkan Davina begitu saja.****Keesokan harinya saat di kantor suasana sudah sangat gaduh. Davina yang memang sedang melakukan makan siang bersama teman-temannya di kantin kantor pun ikut-ikutan menimbrung. Karena saat makan siang seperti ini merupakan waktu yang tepat memantau rumor yang baru beredar."Semuanya apa kalian tahu kalau kalau ada berita heboh tentang Tuan Lukas?" tanya Gina membuka percakapan."Tuan Lukas? Apa beritanya?" tanya Davina mulai menimpali pembicaraan."Ternyata dia adalah laki-laki yang memiliki luka trauma di masa kecilnya. Karena saat kecil dirinya kehilangan orang tuanya dan kakak perempuannya secara bersamaan. Dia tinggal bersama Tante nya yang selama ini dianggap Mama olehnya. Dia mendirikan perusahaan ini tanpa bantuan siapapun, bahkan dengan tegasnya menentang Eyangnya," jelas Gina."Benarkah?" sahut Eca."Iya, aku juga baru dengar dari personal asistennya. Akan tetapi dia mengalahkan kesedihan itu dan bertekad untuk membuat bisnis sendiri lalu menjadi CEO muda yang sukses sampai saat ini dengan dibantu oleh kedua orang tua angkatnya. Sehingga Tuan Lukas sangat mencintai orang tua angkatnya itu," papar Gina."Ah pantaslah, dia terlihat lembut sekali memperlakukan wanita itu," batin Davina. Tuan Lukas adalah seorang pemuda yang memang menjadi bahan pembicaraan tanpa henti di perusahaan."Aku juga mendengar rumor lainnya dari personal aasisten itu, ternyata dia adalah orang yang sangat kasar. Aku mendengar ada seorang ajudannya yang dipukul menggunakan stik golf," ucap Gina."Omo!!!! Astagaaaa, benarkah?" pekik Eca tertahan."Aku tak pernah mendengar gosip seperti itu. Menurutku selama ini dia baik-baik saja," sahut Davina."Tapi bukan itu masalahnya yang terpenting sekarang!" kata Gina."Lalu apa?"Kau tahu sendiri kan, bagaimana dinginnya Tuan Lukas? Tapi ternyata ada wanita yang menerkamnya saat acara pembukaan dan peresmian Mega Mall di malam itu!" bisik Gina. 'Glek' Davina langsung meneguk ludahnya dengan kasar. Dia mencoba untuk menutupi salah tingkahnya kali ini dan terus diam sambil menyimak obrolan."Serius kay? Gila. Bukan kan Tuan Lukas memang orang yang sangat gila dari berbagai aspek? Dia gila karena kekayaannya, gila karena prestasinya. Apakah benar ada wanita lebih gila darinya? Bagaimana bisa?" tanya Eca."Hahaha...Hahah, benar itu wanita pemberani mana yang sudah berani menerkam Tuan Lukas lalu kabur?" sahut Davina sambil meneguk sisa kopinya."Ck! Kau tak percaya? Bahkan Tuan Lukas sangat penasaran sekali dengannya," sanggah Gina."Apakah itu benar? Kau jangan menyebarkan rumor di kantor ini," ucap Davina sambil ketakutan. Bukan tanpa alasan Davina menanyakannya. Karena selama ini Lukas terlihat diam saja ketika berhadapan dengannya."Itu benar. Aku kan sudah bilang kalau ini cerita dari mulut personal asisten Tuan Lukas sendiri," jelas Gina."Coba kalian ingat-ingat lagi kejadian Minggu lalu itu. Minggu itu adalah acara pembukaan peresmian Mega Mall, tapi saat acara makan-makan karyawan yang sudah menyukseskan acara, tiba-tiba Tuan Lukas malah datang," sambung Gina."Iya aku ingat sekali! Bahkan kepala HRD sangat kaget. Mengapa Tuan Lukas datang dalam acara itu? Padahal itu adalah acara yang tidak penting untuknya," sahut Eca mencoba mengingatnya."Nah kau ingatkan? Awalnya Tuan Lukas hanya ingin menyapa dan pulang tapi karyawan lain menahannya. Dia seperti di jebak dan di mabukkan oleh mereka," terang Gina."Ah iya aku ingat hari itu memang Tuan Lukas sangat aneh. Bahkan dia selalu kalah main game," gumam Davina."Apakah itu yang menyebabkan aku dan dia bisa dalam satu hotel bersama?" gumam Davina.APA YANG TERJADI SEBENARNYA MALAM ITU?BERSAMBUNGHalo Kakak baca novelku yang lain juga ya dengan judul "JADI MISKIN DI HADAPAN MERTUA".Novel seru tentang perdebatan mertua menantu tetap mengandung nilai mental health dan menghadapi mertua kolot serta suami yang terus- terusan membela Ibunya daripada istrinya! Happy reading ❤️Cerita tentang perjuangan wanita mempertahankan rumah tangganya di tengah pilihan poligami yang di tawarkan suami pendiam nya! Sosok suami yang pendiam dan sholeh serta sempurna memiliki kegilaan di ranjang bersama seorang gadis lain bernama Gendhis! Bagaimana kisahnya? Intip di Novel SELIR KESAYANGAN SUAMIKU!Atau Perjuangan Wanita yang melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri karena menjadi Korban kesalahan semalam oleh Atasannya sendiri. Lari menjauh dari hiruk pikuk ibukota ternyata tak menyelamatkan takdirnya. Sang buah hati bertemu dengan Om Baik yang ternyata adalah ayahnya sendiri. Bagaimana kisah Selanjutnya? baca Novel "SEMALAM BERSAMA TUAN PRESDIR"EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se
KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya
Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa
KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.
ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina
AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe