Home / Romansa / Ranjang Panas Sang Arjuna / BAB 6 Maukah Kamu Menikah denganku?

Share

BAB 6 Maukah Kamu Menikah denganku?

Author: Handira Rezza
last update Last Updated: 2025-02-25 13:04:54

Mereka semua yang ada di ruangan itu tampak terkejut karena Arjuna sangaja datang ingin menemui Nadia. “Ini tidak boleh dibiarkan, Nadia tidak boleh mendapatkan pria yang lebih mapan dariku,” gumam Karina dalam hati, dia mengepalkan tangannya kesal merasa cemburu dengan Nadia.

“Tuan Arjuna. Bagaimana kalau kita ke ruang meeting saja. Kami biasanya menjamu para tamu di ruang Meeting perusahaan. Kita bisa mengobrol bersama dengan santai, Bukan?” bujuk Karina dengan wajah yang lemah lembut berusaha untuk mengambil hati Arjuna.

“Tidak perlu, urusanku bukan dengan kalian, tapi dengan Nadia. Terlebih penting kalau ada Pak Abraham aku mau bicara dengannya juga,” jawab Arjuna.

Karina tampak tidak suka dengan jawaban itu, apalagi melihat tangan kekar Arjuna yang merangkul pundak Nadia dengan mesra. Nadia hanya diam di sampingnya dengan senyuman yang merekah, dia seolah sedang menertawakan Karina yang sedang berusaha mendapatkan hati Arjuna.

“Ayah masih lama datang ke perusahaan, bagaimana kalau Ibu dan Aku yang mewakilinya,” pinta Karina.

“Aku tidak ada urusan denganmu,” ucap Arjuna tegas.

“Aku adalah Ibu dari Nadia. Jadi aku bisa mewakili suamiku, memangnya Anda mau membahas apa dengan Nadia?” kepo Ibu Lentina.

“Aku ingin menikahinya!” jawab Arjuna dengan senyuman merekah.

Ucapan itu membuat semua yang ada di ruangan itu terkejut, terlabih lagi adalah Langit. Dia tidak terima juga kalau Nadia lepas darinya mendapatakan lelaki yang lebih hebat darinya. Apalagi pria itu adalah Arjuna Anwar pemilik perusahaan Real Estate yang sangat besar di kota ini.

“Tuan Arjuna, dia adalah wanita kotor yang sudah tidur dengan sembarang pria. Kamu bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari Nadia,” ucap Ibu Marta mencoba untuk menjatuhkan Nadia di depan Arjuna.

“Jadi pria yang kamu sebut sembarangan itu adalah aku?” jawab Arjuna sembari menunjuk wajahnya sendiri.

“Apa maksud Anda?” tanya Ibu Marta sembari menunjukkan wajah terkejut.

“Apa anak kesayanganmu itu tidak memberitahu bahwa pria sembarangan yang tidur dengan Nadia semalam adalah adalah aku?” jawab Arjuna.

“Sial!” gerutu Langit dalam hatinya, dia mengepalkan tangannya tidak terima dengan kenyataan yang ada di depan mata.

Ibu Marta juga sangat terkejut dengan apa yang didengarnya. Jadi Nadia sengaja membuka kakinya untuk pria kaya dan meninggalkan putranya.

“Ta-pi bagaimana bisa wanita yang baru saja putus cinta dengan kekasihnya tiba-tiba mau menikah. Apakah kamu memang sengaja berselingkuh dibelakang putraku?” bentak Ibu Marta tidak terima nasib Nadia yang mujur mendapatkan orang kaya.

“Aku tidak pernah berselingkuh,” ucap Nadia sembari menyeringai tipis lalu melingkarkan tangan ke pinggang Arjuna.

“Justru Putramu lah yang berselingkuh dengan saudara tiriku,” lanjut Nadia.

Karina dan Ibunya mencoba untuk membela diri di depan Arjuna, “Apa yang kamu katakan Nadia, tidak mungkin Karina berselingkuh dengan kekasihmu. Mereka baru saja jadian,” ucap Ibu Lentina.

“Hemm, baru saja jadian tapi sudah mengandung anak Langit,” ucap Nadia.

“I-tu bisa kami jelaskan,” balas Karina terbata.

“Aku tidak butuh penjelasan darimu yang tidak berguna. Yang aku inginkan adalah menikahi Nadia dan memberikan sejumlah uang sebagai kompensasi seperti yang Pak Abraham minta tadi pagi,” sahut Arjuna.

Karina ingin membantahnya, tapi keburu Pak Abraham masuk ruangan itu dan terlanjur mendengarkan sejumlah uang kompensasi dari Arjuna. Awalnya Pak Abraham marah melihat Arjuna yang sedang merangkul Nadia di ruangan itu. Bukankah dia adalah seorang penipu yang menggagalkan rencananya. Jadi Pak Abraham ingin mengusirnya saja dari perusahaannya.

“Pak Abraham, Bos saya ingin memberikan sejumlah uang untuk membangun kembali perusahaanmu. Tetapi saham terbesar harus di miliki bos saya,” ucap Yoga menjelaskan.

“Berarti secara tidak langsung perusahaan pindah kepemilikan?” tanya Pak Abraham.

“Iya, tapi Anda tidak usah khwatir. Bos saya menginginkan putri Anda menjadi istrinya. Jadi Anda masih bisa bekerja di perusahaan ini,” jawab Yoga.

“Putriku Karina itu memang bisa diandalkan. Dia cantik dan pandai wajar Arjuna menginginkannya untuk menjadi istri,” ucap Pak Abraham menyombongkan diri. Setelahnya dia melirik Nadia, “Tidak seperti seseorang, sudah tidur dengan sembarang pria dan tidak mendapatkan apa-apa,” lanjut Pak Abraham.

Dia sangat kesal dengan Nadia yang sudah membuatnya malu dan dimarahi oleh temannya yang sudah dijanjikan akan bermalam dengan salah satu purtinya untuk mendapatkan keuntungan. Pak Abraham terus mengucapkan kata menakjubkan untuk menggambarkan kebaikan sosok Karina sang putri tiri.

“Maaf Pak Abraham. Yang akan dinikahi oleh Bos saya adalah Nadia bukan Karina,” ucap Yoga mewakili Arjuna. Karena dari wajah Arjuna sudah menunjukkan betapa muaknya dia dengan kalimat yang terlontar dari mulut Pak Abraham.

“A-pa?” tanya Pak Abraham terkejut setengahnya sih merasa malu karena sejak tadi sudah membanggakan seorang Karina. Lalu kenapa istrinya tidak mencegahnya melakukan itu kalau sudah tahu yang akan dinikahi adalah Nadia.

“Aku akan memberimu satu milyar sesuai permintaanmu tadi pagi. Tapi sebagai syarat aku akan menikahi Nadia,” ucap Arjuna dengan tegas.

Mata Pak Abraham terbelalak mendengar uang yang akan diterimanya. Wajahnya berubah senang karena akan mendapatkan uang sebanyak satu milyar secara cuma-cuma, yah walau harus mengorbankan Nadia.

“Suamiku, seharusnya yang menikah dengan keluarga kaya adalah Karina. Kita cukup saja menerima uang tapi jangan biarkan mereka menikah,” bisik Ibu Lentina.

“Ehem, Arjuna. Aku akan sangat berterima kasih kalau Anda mau menginvestasikan sejumlah dana untuk membantu pertumbuhan perusahaan ini. Tapi untuk menikahi Nadia aku rasa dia masih terlalu dini untuk menikah,” ucap Pak Abraham yang menuruti permintaan sang istri.

Karina berubah senang wajahnya karena mendengar penolakan lamaran dari mulut sang Ayah. Dengan begini Nadia tidak bisa menyombongkan diri karena akan menikah dengan seorang Arjuna.

“Sebagai seorang pria aku sangat kasihan padamu yang tidak punya pendirian. Bisa-bisa kamu di setir oleh seorang wanita,” ucap Arjuna.

“Apa maksudmu, Arjuna. Aku ini pria yang lebih tua darimu jadi walaupun kamu lebih kaya harus bersikap sopan padaku,” ucap Pak Abraham.

“Aku tidak akan pernah mau bersikap sopan pada seorang Ayah yang rela menjual anaknya demi mendapatkan keuntungan. Apalagi tindakan itu berasal dari hasutan wanita,” balas Arjuna.

Jantung Pak Abraham berdetak lebih cepat, rasanya darahnya juga mendidih karena merasa di permainkan oleh Arjuna. Pantas saja dia dijuluki seorang berbakat dalam dunia bisnis. Dia mampu mengetahui kelemahan lawan bisnisnya dan menggunakan kelemahan itu untuk menindasnya.

“Kamu akan tahu jika sudah berkeluarga nanti, bahwa berdiskusi dengan istri sebelum melakukan sesuatu itu bukan sebuah hasutan,” ucap Pak Abraham.

“Kalau begitu ijinkan aku menikah dengan Nadia. Agar aku bisa merasakan bagaimana diskusi dengan istri sebelum memutuskan sesuatu,” pinta Arjuna.

“Nadia, maukah kamu menikah denganku?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 113 Pernikahan Arjuna dan Nadia (Tamat)

    Arjuna mengelengkan kepalanya, saat ini tidak ada yang dia inginkan sama sekali kecuali doa agar pernikahannya lancar dan langgeng sampai akhir hayat.“Yang aku butuhkan saat ini adalah, Nadia dan Bima,” jawab Arjuna.“Jadi kamu sudah tidak butuh apa-apa lagi selain mereka?” tanya Joy.“Ya, duniku adalah mereka. Jadi aku sudah tidak butuh apa-apa lagi, uang juga aku sudah punya,” jawab Arjuna.“Kamu memang sudah memiliki segalanya hanya belum istri dan anak saja, selamat untuk pernikahanmu, ya, Arjuna,” ucap Joy.“Terima kasih, Joy. Besok datanglah ke pernikahanku,” balas Arjuna.“Pasti aku akan datang ke pernikahanmu, semoga kamu bahagia Arjuna,” ucap Joy.Mereka berpisah setelah mengobrol kecil. Arjuna mengantar Nadia dan Bima pulang ke rumah lalu Arjuna kembali ke kediamannya.Tidak terasa hari yang ditunggu telah tiba. Arjuna dan Nadia akan menggelar pesta pernikahan mewah yang digelar di sebuah hotel mewah di ibu kota.Setelah melewati banyak ujian cinta dan huru haranya Akhirnya

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 112 Hadiah pernikahan apa yang kamu minta

    Bibinya Nadia mengepalkan tangannya kesal, Nadia sangat berani mengacuhkannya padahal dahulu dia selalu menurut apa yang dia perintahkan."Kenapa wajah Bibi seperti itu. Apa tidak suka dengan kebenaran yang aku katakan?" bentak Nadia yang lebih emosi."Keponakan durhaka nikmati saja keserakahan mu itu. Kamu dan anak haram mu yang hidup bahagia menelantarkan saudara akan menjadi sengsara dan tidak akan ada saudara yang menolong," balas Bibinya Nadia."Sudahlah Nadia jangan ladeni dia. Kalau dia masih mengganggumu, aku akan menelpon bos restoran ini untuk memecatnya," celetuk Arjuna mulai kesal.Mendengar itu Bibinya Nadia ketakutan kalau dia sampai di pecat mau makan apa dia. Suaminya juga bukan orang kaya, selama ini dia hidup dari mengerti Pak Abraham. Seperti benalu yang menghisap inangnya."Kenapa gemetar seperti itu nenek tua jahat, apa kamu takut dengan ancaman Ayahku?" ledek Bima lalu melewekan lidahnya."Anak haram hina, hidup enak Karana melahirkan anak haram saja bangga!" ben

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 111 Aku yang bekerja kamu yang menikmati?

    Langit masih menatap Nadia dengan tatapan penuh kesedihan. Dia sungguh sangat menyesal karena dulu telah mencampakan Nadia demi wanita penggoda yang tidak bisa apa-apa seperti Karina.“Aku akan pergi Nadia, tapi yang harus kamu tahu. Sampai kapanpun aku masih tetap akan mencintaimu,” ucap Langit.“Wuueek,” ledek Arjuna. “Sampai kapanpun mecintai tapi kamu selalu selingkuh, menjengkelkan sekali kata-katamu itu!” lanjut Arjuna.Langit menatap Arjuna dengan tatapan penuh kebencian. Setelahnya di kembali menatap Nadia dengan tatapan teduh.“Aku pamit pergi, Nadia,” ucap Langit lirih lalu berbalik dan pergi dari hadapan mereka semua.“Hati-hati dijalan Paman. Semoga kita tidak berjuma lagi,” ucap Bima lalu melambaikan tangan ke Langit.Ada rasa sakit hati ketika Bima mengatakan itu pada benak Langit. Tapi semua sudah menjadi bubur tidak bisa kembali seperti semua. Langit pergi dengan langkah penyesalan seumur hidup di benaknya.“Ayo kita masuk mobil, kamu pasti sudah lapar ‘kan sayangku,”

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 110 Ijinkan aku bahagia

    Langit menatap Nadia dengan tatapan penuh kegembiraan. Langit tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengatakan bahwa dia masih ingin bersama Nadia.“Tolong tinggalkan Arjuna dan hidup bersamaku!” tegas Langit dia ingin menggenggam tangan Nadia tapi Nadia reflek menjauhkan tangan dari jangkauan Langit.“Kamu itu sungguh tidak tahu diri. Apa kamu pikir setelah kamu campakan dan ibumu hina aku masih sudi menjalin hubungan denganmu!” seru Nadia yang sangat kesal dengan ucapan Langit itu.“Nadia, aku sangat menyesal. Tolong mengertilah Nadia, jika itu kamu yang berada di posisiku aku yakin kamu pasti melakukan hal yang sama,” ucap Langit lalu dia berlutut di depan Nadia.Nadia yang melihat Langit berlutut memohon seperti itu, hatinya sangat tidak tergugah dia justru jijik depan apa yang dilakukan Langit.“Kalau begitu coba kamu posisikan dirimu di posisiku waktu itu,” balas Nadia.“Aku tidak bisa membayangkannya karena aku merasa kamu kecewakan,” jawab Langit.“Justru aku yang kecewa

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 109 Kenapa kamu ingin balikan

    Arjuna langsung memarkir mobilnya sembarangan lalu segera berlari ke lobby biasa yang dipakai untuk antar jemput siswa. Dia sangat panic mendengar percakapan Nadia. Jika sampai Bima diculik dia akan menuntut pihak sekolah.“Ayaahhh,” teriak Bima.Suara anak itu membuat Arjuna berhenti berlari lalu menoleh ke sumber suara bocah yang memanggilnya.“Bima,” gumam Arjuna.Bima berlari ke arah Arjuna dan memeluknya erat, Arjuna yang tadinya panic menjadi lega karena Bima ada dipelukannya. Sedangkan Nadia yang ikut mengejarnya tengah ngos-ngosan ketika sudah berada di dekatnya.“Kenapa berlari sekencang itu?” ucap Nadia disela nafasnya yang berderu kencang.“Aku mendengarmu kalau Bima sudah ada yang menjemput, jadi aku panic dan khawatir kalau Bima diculik,” balas Arjuna.“Aku juga sama ikut panic tapi kita bisa ‘kan berpikir jernih dulu, sebelum bertindak,” ucap Nadia mencoba mengontorl emosinya.“Maafkan aku,” balas Arjuna lalu mereka bertiga berpelukan bersama.“Sudah sudah jangan berteng

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 108 Lelaki pertama yang tidur dengannya

    Nadia segera melihat siapa yang menelpon di ponselnya. Ternyata itu adalah Langit yang entah ingin mengatkan apa, Nadia yang tidak napsu untuk mengangkat telpon itu langsung mematikan dan menyimpan ponsel ke dalam tasnya kembali.“Dari orang yang tak penting, aku tak mau mengangkatnya,” gumam Nadia.“Apa aku pukuli saja dia sampai bengek ya,” ucap Arjuna kesal.“Jangan nanti kamu berurusan dengan polisi,” balas Nadia.“Berurusan dengan polisi itu hal yang mudah diatasi, tapi kalau bajingan gila itu meminta uang ganti rugi aku tidak sudi memberikannya. Uang akan sangat menguntungkan baginya,” ucap Arjuna sedikit marah dia membanyangkan Langit akan mendapatkan keuntungan dari satu pukulan yang dia berikan padannya.“Aku juga tidak sudi bagian tubuhku menyentuh tubuh pria miskin itu!” seru Arjuna lagi.“Tenangkan pikiranmu kita ini sedang menyetir loh,” ucap Nadia.Lagipula Nadia sudah tidak ada urusan lagi dengan Langit, peristiwa reuni sekolah tempo hari sudah mengisyaratkan semuanya,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status