Share

Ranjang Pengantin Yang Ternoda
Ranjang Pengantin Yang Ternoda
Penulis: Yulistriani

Tragedi Pengantin

 

Plak ....

 

Ikbal mengusap pipinya yang memerah. Bibirnya menyeringai lalu tangannya mengusap darah yang menetes di sudut bibir akibat tamparan keras yang baru saja dilayangkan Salsa, kekasihnya.

 

Bukan tanpa alasan, Salsa menampar wajah lelaki yang dicintai itu lantaran Ikbal mencoba merenggut kehormatannya dengan cara paksa. Meski saat ini Salsa dan Ikbal adalah sepasang kekasih dan satu Minggu lagi hendak melangsungkan pernikahan. Namun, bagi Salsa tetap haram hukumnya menyerahkan tubuh pada lelaki yang bukan suaminya.

 

Alih-alih marah, Ikbal justru bahagia dan bangga pada wanita di hadapannya. Salsa tak mudah menyerahkan mahkotanya pada lelaki manapun, meski ia begitu mencintainya. Hal ini membuat Ikbal semakin semangat untuk menghalalkan pujaan hatinya.

 

"Sayang ... aku cuma ngetes kamu aja kok, aku lihat kamu adalah wanita yang benar-benar bisa menjaga kesucian. Aku bangga sama kamu, aku semakin yakin untuk menikahi kamu," ucapnya sambil tersenyum.

 

Mendengar penuturan Ikbal, Salsa merasa bersalah karena telah menampar pujaan hatinya sampai bibirnya berdarah. Namun, Ikbal tetap salah, jika saja Salsa mengikut hawa nafsunya untuk menyerahkan kehormatan pada Ikbal meski ia sangat mencintai lelaki itu, pasti kelak Ikbal akan meninggalkannya, karena berpikir Salsa adalah wanita murahan.

 

"Maafin aku juga ya, Mas, tadi udah nampar kamu," sesal Salsa sambil mengobati luka di bibir Ikbal.

 

"Iya sayang, gak apa-apa," jawab Ikbal seraya menatap kekasihnya dalam.

 

"Habisnya aku gak suka diperlakukan seperti itu, Mas. Aku takut khilaf!" balas Salsa tegas.

 

"Iya bidadariku ... maafin aku ya. Oh ya kamu merem deh, aku punya sesuatu buat kamu," pinta Ikbal kemudian.

 

"Apaan?" tanya Salsa penasaran.

 

"Udah merem aja dulu," pinta Ikbal lagi tak sabar.

 

Salsa yang juga penasaran akhirnya mengikuti arahan Ikbal untuk memejamkan kedua mata.

 

Tiba-tiba saja Ikbal mengeluarkan berlian mewah lalu mengalungkannya pada leher Salsa. Merasa ada benda yang menyentuhnya, wanita itu terkesiap lalu membuka matanya.

 

"Apa ini, mas?" tanya Salsa sambil menyentuh perhiasan yang melingkar di lehernya.

 

"Ini ucapan terimakasih karena kamu sudah menerima lamaranku dan menjaga diri sebaik-baiknya hanya untukku " tutur Ikbal, matanya menatap lekat pada Salsa.

 

***

 

Hari ini, hari yang sangat dinantikan oleh Ikbal dan Salsa. Apalah lagi yang membahagiakan hati bagi dua insan yang sedang dimabuk asmara selain pernikahan. Salsa terlihat cantik dengan gaun putih yang menjuntai, membuat setiap mata tak berkedip melihat kecantikannya. Para tamu undangan dibuat pangling olehnya.

 

Rasa bahagia di hati Ikbal tak bisa digambarkan dengan kata-kata, ia bahagia karena berhasil menikahi Salsa, wanita cantik, ramah dan cerdas semasa kuliah dulu. Yang terpenting baginya adalah, wanita itu masih suci dan mampu menjaga dirinya di era yang sulit sekali menemukan wanita seperti dia. 

 

Karena sebelum mengenal Salsa, Ikbal sudah sering bergonta-ganti wanita untuk dijadikan bahan percobaan. Sialnya, semua wanita yang dekat dengannya mau saja menyerahkan mahkota berharga pada Ikbal.

 

Meski niatnya hanya mengetes. Namun begitulah, kucing diberi daging pasti tak akan menolak. Semenjak mengenal Salsa, ia tak lagi dekat dengan wanita manapun selain Salsa.

 

Malam yang ditunggu oleh sepasang pengantin itu telah datang, para tamu sudah mulai lenggang, hanya tersisa keluarga besar yang menginap lantaran berasal dari luar kota.

 

Salsa segera membersihkan badannya yang terasa lengket, tetapi tiba-tiba saja ia merasakan ketidak nyamanan di area sensitifnya.

 

Perutnya terasa keram seperti akan datang tamu bulanan. Benar saja, setelah ia pergi untuk bersih-bersih dan mengeceknya, ternyata tamu bulanan itu datang. 

 

"Sayang," panggil Ikbal sembari mendekati istrinya setelah Salsa selesai bersih-bersih.

 

"Iya Mas, oh ya Mas, aku dapet nih, maaf yah kemungkinan harus ditunda dulu sampai satu Minggu ke depan," tutur Salsa sambil bergelayut manja di pundak suaminya. Ia berharap Ikbal memakluminya.

 

"Gak apa-apa deh sayang, kan masih ada hari-hari berikutnya, yang penting sekarang kita sudah sah di mata agama dan negara," terang Ikbal sambil mencubit gemas pipi istrinya, lalu mengecup pucuk kepalanya.

 

Meskipun jauh dalam hati ia kecewa karena tak jadi melakukan malam pertama, tetapi ia tetap berusaha mengerti. 

 

***

 

Satu Minggu telah berlalu, Salsa kini telah suci dari masa haidnya. Jantungnya berdegup kencang membayangkan malam pertamanya yang terpaksa tertunda. 

 

Hari sudah menjelang sore, terdengar suara gemercik air di kamar mandi. Salsa sedang membersihkan dirinya dari hadats besar juga merawat tubuhnya untuk menyenangkan sang suami pada malam pertama mereka. 

 

Setelah selesai mandi dan hendak berganti baju, tiba-tiba saja terdengar suara deheman seorang lelaki, sontak membuat Salsa yang hanya mengenakan handuk itu terkejut lantaran suara itu bukanlah suara suaminya.

 

"Astagfirullah," pekik Salsa kaget. Wanita itu gegas meraih selimut di atas kasur untuk menutupi tubuhnya. Namun, dengan tangkas selimut itu dibuang oleh lelaki asing di hadapannya. 

 

"Kamu cantik banget Salsa," puji lelaki tak dikenalnya itu tanpa rasa bersalah dengan tatapan nakal.

 

"Siapa kamu? Keluar... keluar dari sini!" teriak Salsa ketakutan, ia hendak berlari ke kamar mandi untuk menyelamatkan diri, ia takut lelaki itu melakukan sesuatu yang akan membahayakannya.

 

Namun, bukannya beranjak pergi, lelaki itu justru semakin mendekat pada Salsa sehingga membuatnya panik. Salsa berusaha berteriak sekeras mungkin, tetapi sayang, ruangan kamarnya didesain kedap suara. 

 

Lelaki itu menghampiri Salsa lalu merengkuh tubuhnya yang hanya berbalut handuk, Salsa berusaha berontak, tetapi sayang, tenaga lelaki itu lebih kuat darinya.

 

 

Salsa menangis sejadi-jadinya dalam dominasi lelaki asing yang tak dikenalnya, ia berharap suaminya segera datang lalu menolongnya dari lelaki jahat itu.

 

***

 

Salsa menangis tersedu-sedu, ia melempar apa saja yang berada di dekatnya, sehingga kamar yang sudah dirapikan itu kembali berantakan.

 

Dengan langkah gontai dan nyeri di antara kedua paha, ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

 

Di sana Salsa kembali menangis sejadi-jadinya di bawah guyuran shower. Ia merutuki diri sendiri karena kebodohannya tak mengunci pintu saat ia sendiri. 

 

Pikirannya kacau, ia takut jika suaminya tahu bahwa kini ia sudah tak suci lagi. Salaa takut jika Ikbal tak percaya atas kejadian mengerikan yang baru saja dialaminya. Ia takut jika Ikbal akan kecewa lalu meninggalkannya. 

 

"Aaaah, kenapa semuanya harus terjadi padaku, Tuhan? Kenapa semua ini harus terjadi?" Salsa menjerit sambil memukuk-mukul kepalanya ke tembok. Wanita itu benar-benar merasa frustasi. 

 

 

Salsa berusaha menutupi kesedihannya. Wanita itu bingung akan melakukan apa, ia sangat takut bertemu dengan suaminya. Tetapi, ia juga tak mau pernikahan yang baru saja satu Minggu itu kandas hanya gara-gara orang asing yang tak dikenalnya. Andai jujur, ia yakin suaminya tak akan percaya, Salsa tahu bagaimana karakter Ikbal. Namun, untuk berbohong pun dirinya tak lihai. 

 

 

Salsa menelpon ibunya lalu menceritakan semua yang telah terjadi. Ia mengungkapkan segala kegelisahan yang melanda dirinya.

 

Setelah hatinya sedikit lega, ibunya memberi solusi. Namun, ia takut untuk mengeksekusinya.

 

Tak mempunyai pilihan lain, akhirnya Salsa menurut dengan saran sang ibu agar tak langsung memberi tahu suaminya. Ibunya tak ingin anak yang baru saja menikah langsung diceraikan hanya karena sudah tak lagi suci.

 

Ibunya akan membantu mengatur strategi untuk mengulur waktu dan membuat Ikbal tak jijik pada Salsa. Semua demi rumah tangga anaknya.

 

 

Salsa yang dihantui ketakutan dan kebimbangan itu terpaksa setuju dengan usulan ibunya meski ia harus dilanda rasa bersalah.

 

Namun, jika ia beri tahu suaminya saat ini juga, ia yakin suaminya akan murka mengingat Ikbal yang tempramental. 

 

"Assalamualaikum," suara salam mengejutkan lamunan Salsa yang masih terus memikirkan saran sang ibunda.

 

"Wa'alaikumsalam," jawab Salsa, ia bangkit dari tempat duduk kemudian berjalan setengah berlari untuk membuka pintu.

 

"Alhamdulillah kamu sudah pulang, Mas," ujar Salsa saat daun pintu terbuka, ia langsung mengambil alih tas Ikbal. Sekuat tenaga Salsa menyembunyikan kegelisahan yang menggebu di dadanya. 

 

"Iya sayang," jawab Ikbal.

 

 

Tak lama kemudian seorang lelaki yang baru saja mengambil sesuatu dari mobil berlari ke arah mereka. Melihat lelaki itu, sontak mata Salsa terbelalak. 

 

 

"Oh ya sayang, kenalin ini adikku Kiki yang kuliah di Jerman itu, dia kemarin gak sempat pulang karena masih ada keperluan," tutur Ikbal sembari menepuk bangga pundak adiknya. 

 

"Ya Allah, ternyata lelaki itu...," gerutu Salsa dalam hati. Jantungnya berdetak kencang mengingat hal buruk yang baru beberapa jam lalu dilakukan Kiki padanya. 

 

Bersambung.

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status