Celine memandang suaminya dengan tatapan datar. Dalam hatinya tidak ingin bertengkar dengan suaminya, karena kondisi tubuhnya masih sangat lemah saat ini.Namun, kekesalannya semakin menjadi tatkala mendengar pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut suaminya."Kenapa harus Dave yang menemukanku? Kenapa bukan suamiku yang datang menolongku? Aku sangat menyayangkan hal itu," ucap Celine seraya menatap kesal pada sang suami. "Aku mencari mu ke mana-mana, dan tidak menemukanmu. Kenapa kamu tidak bisa dihubungi? Apa kamu sengaja mematikan telpon mu agar tidak bisa aku hubungi? Jangan-jangan kamu memberi tahu Dave di mana kamu berada, sehingga Dave bisa dengan mudah menemukanmu," tukas Sean sembari menatap curiga pada istrinya."Tutup mulutmu, Sean!" ujar Celine dengan tegas seraya menatap penuh kebencian pada suaminya.Sean menyeringai melihat kemarahan yang terpancar pada mata sang istri. Kemudian dia berkata,"Kenapa marah? Apa semua perkataanku benar?""Tidak. Semua pemikiran dan p
"Raisa?!" Seketika wanita cantik yang sedang duduk sendiri di restoran hotel, menoleh ke arah sumber suara. Wanita tersebut berpenampilan sangat modis. Dari ujung kaki hingga ujung rambutnya berhiaskan barang dari brand ternama. Dia tersenyum pada seseorang yang memanggil namanya. "Apa kabarnya, Ma?" sapa Raisa ketika sudah berada di meja orang yang memanggilnya.Wanita cantik nan berpenampilan modis tersebut, mengulurkan tangannya pada wanita paruh baya yang sedang duduk dan tersenyum padanya."Baik. Bagaimana kabarmu?" tanya balik Anna pada mantan tunangan putra keduanya, seraya menerima uluran tangannya, dan menempelkan pipi kanan serta kirinya pada wanita tersebut."Kabar Raisa baik, Ma," jawab Raisa sembari tersenyum manis pada wanita yang telah melahirkan kekasihnya.Antonio hanya diam memperhatikan sang istri bertegur sapa dengan wanita yang dikenalnya. Seperti biasanya, Antonio enggan berkomentar pada sesuatu hal yang t
'Sial! Sepertinya Papa marah padaku,' batin Sean mengeram kesal.Segera dia beranjak dari duduknya, karena tidak mau mendapatkan kemarahan dari sang papa. Sikap tegas Antonio sudah terkenal di mana pun, sehingga semua orang segera bergegas apabila mendapatkan perintah darinya.Semua orang di meja tersebut hanya diam, tanpa berkomentar apa pun. Berbeda dengan Raisa. Dia ikut beranjak dari duduknya, dan melingkarkan tangannya pada lengan Sean, seraya berkata,"Aku akan menemanimu.""Tidak! Tidak usah!" ujar Sean dengan cepatnya seraya bersikap tegang mendapatkan tatapan mata yang tidak biasa dari semua anggota keluarganya."Tidak apa-apa, Sayang. Aku juga ingin ngobrol dengan Papa," tukas Raisa sembari bergelayut manja pada lengan Sean.'Papa? Sejak kapan Papa mertuaku jadi Papa mertuamu?' batin Celine seraya menyeringai mendengar Raisa memanggil Antonio dengan sebutan papa."Biarkan Sean menemui papanya seorang diri. Lebih baik habiskan saja makananmu, dan segera melakukan aktifitas mu
"Sean, apa yang sedang kamu lakukan?!" Seruan dari Antonio membuat Sean beringsut ketakutan. Dia hanya diam, tidak berani menatap wajah sang papa."Apa yang ada di dalam pikiranmu, sehingga wanita yang pernah menyakitimu sekarang berada di sini bersama dengan kita?!""Ingat, Sean. Kita di sini untuk berlibur, dan untuk memberimu kesempatan agar bisa memiliki anak dengan istrimu, bukan dengan wanita itu!" "Kenapa kamu diam saja?! Jawab, Sean!"Kemarahan Antonio semakin menjadi tatkala mengingat apa yang dilakukan putra keduanya bersama dengan mantan tunangannya. Terlebih lagi dia melihat wajah kesal dan kecewa dari menantunya. Sontak saja Sean menatap wajah sang papa, dan menjawab pertanyaan darinya."Sean tidak tahu, Pa. Sean juga baru bertemu dengannya pagi ini.""Benarkah? Sepertinya Papa melihat ada hal lain yang kamu sembunyikan dari kami. Apa kamu berhubungan kembali dengannya?" tanya Antonio menyelidik."Tidak, Pa. Kami tidak--""Lalu, kenapa kamu menurut sekali padanya? Apa
Deg!Pertanyaan yang menyulitkan Sean keluar dari bibir sang istri. Dia diharuskan memilih saat ini.'Sial! Kenapa dia menyuruhku memilih?' batin Sean mengumpat kesal.Dia tidak bisa memilih antara dua wanita yang mempunyai ruang tersendiri dalam hatinya. Wanita pertama merupakan istri sahnya yang harus dipertahankan agar dia mendapatkan jabatan sebagai seorang CEO di perusahaan milik keluarganya. Sedangkan wanita yang kedua adalah mantan tunangannya yang kini hadir kembali di hidupnya."Aku rasa kamu akan tetap mempertahankan dia," ucap Celine seraya menyeringai.Tanpa menunggu jawaban dari suaminya, Celine segera membawa koper dan tasnya keluar dari kamar tersebut.Pria yang berdiri mematung itu, dengan segera mengejar sang istri. Dia meraih tangannya, dan mencoba menghentikannya."Sayang! Tunggu! Aku tidak ada hubungan lagi dengannya."Sang wanita hanya diam. Dia menatap tajam pada suaminya, sembari mencoba melepaskan tangannya dari genggaman sang suami."Jangan coba-coba menguji k
Celine tersenyum membaca pesan dari Andra, sekretarisnya. Segera dikeluarkannya benda persegi yang akan dipergunakannya untuk membaca email dari sekretarisnya itu.Beberapa saat, dia fokus pada banyaknya proposal dari berbagai perusahaan yang dikirimkan oleh Andra. Seketika bibirnya melengkung ke atas ketika membaca proposal milik Sean, suaminya. 'Lakukan kerja sama dengan perusahaan MY yang dipimpin oleh Sean Mayer.'Pesan tersebut dikirimkan Celine pada sang sekretaris untuk memberitahukan keputusannya. Dia menyeringai membayangkan apa yang terjadi setelah Sean mengetahui tentangnya."Siapkan dirimu untuk menerima kejutan yang sangat berharga dariku, Sayang," ucapnya sembari menyeringai melihat proposal yang diajukan oleh suaminya."Akan aku balas semua rasa sakit ku dengan cara yang elegan," imbuhnya kembali.Tiba-tiba matanya menangkap sosok seseorang yang sangat dikenalnya. Pria itu sedang berjalan bersama seorang wanita ya
"Bukannya aku buta arah, tapi aku tidak pernah memperhatikan jalan yang aku lewati," ujar Celine untuk mencairkan suasana yang tiba-tiba menegang."Jika memang seperti itu, lebih baik kamu tidak bepergian seorang diri, agar kamu tidak tersesat seperti bocah," sahut Sheila sembari terkekeh, seolah mengolok Celine atas kelemahannya.Dave merasakan aura pertikaian di antara dua wanita cantik tersebut. Dia pun segera mengambil tindakan agar tidak ada masalah bagi mereka bertiga. Tentunya untuk kedamaian hidupnya saat ini.Perusahaannya sedang dipertaruhkan saat ini. Kerjasama dengan perusahaan WLM, milik keluarga Sheila William, harus bisa berjalan dengan lancar. Begitu pula dengan hatinya. Dia tidak ingin jika Celine, adik ipar yang menempati ruang tersendiri di hatinya, salah paham dengan hubungannya bersama Sheila, dan berpikiran buruk tentangnya."Lebih baik kita kembali saja ke hotel. Aku juga harus mengerjakan sesuatu.""Tidak. Aku tidak mau, Dave. Aku ingin menghabiskan waktu di si
Pikiran Dave tertuju pada kamar adiknya, Sean, yang berada di dekat kamarnya. Dia berencana untuk bersembunyi dalam kamar adiknya agar Sheila tidak bisa menemukannya."Kenapa pintunya dikunci? Sial! Ke mana Sean pergi?" umpat Dave kesal, seraya berusaha membuka pintu kamar adiknya.Namun, Dewi Fortuna sedang berpihak padanya. Dia melihat OB yang baru saja keluar dari kamar sebelahnya dengan membawa perlengkapan kebersihan dan membawa kunci yang digunakannya untuk membuka pintu semua kamar.Dave menghampiri OB tersebut, dan dengan sopannya dia meminta bantuannya."Permisi. Tolong bantu saya untuk membuka pintu kamar saya. Kebetulan kuncinya dibawa oleh istri saya. Sekarang dia sedang menunggu saya di restoran dekat pantai. Sedangkan saya harus mengambil sesuatu di dalam kamar."Seorang pria dengan memakai seragam OB yang bertuliskan nama hotel tersebut, melihat Dave mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Penampilan Dave yang sangat modis dan trendi, membuat OB tersebut percaya begi