LOGINSeketika itu Ratu langsung membuka pintu belakang, tampak jalan semak dan botol-botol minuman keras yang berserakan.
Tak pikir panjang ia langsung berlari ke arah sana.
Di saat itu, Andi tampak senang karena sudah menerima uang jutaan dari Lelaki hidung belang dengan koper.
"Thanks Bos, Bos memang terbaik," jawab dengan senyum kecil.
"Okelah kalau kurang bilang saja ke Aku. Kalau begitu Aku ke belakang dulu. Aku sudah tak tak sabar mau mencicipi," kata Lekaki gagah itu.
"Sebentar Bos, biar Aku saja yang melihat. Bos santai saja, duduk di sini."
Andi segera mengecek ke belakang.
"Angel apa kamu sudah selesai?" tanya nya.
Suara hening tak ada suara apa pun membuat Andi bingung.
"Sayang Angel, bersuara dong...," tanya nya lagi.
Suara Andi kedengaran ke depan sehingga membuat lelaki gagah yang sudah membayar uang satu koper merasa curiga dengannya.
"Kenapa? tanya Lelaki gagah itu kepadanya.
"Gak apa-apa Bos, Angel mungkin ketiduran dalam kamar mandi, karena mungkin keletihan," jawab Andi tampak keringat dingin.
Soalnya yang Lelaki gagah itu memiliki rekam jejak buruk di kepolisian. Dia dikenal sebagai residivis pembunuh paling ganas. Tercatat hampir 100 orang sudah mati ditangannya karena kasus percintaan.
Makanya Andi kala itu, takutnya berlebihan dengan lelaki gagah itu. Tak terasa waktu sudah berjalan 10 menit berlalu, Ratu melarikan diri dari Mucikari yang sudah berpura-pura baik kepadanya.
Ratu pun sudah sampai sejauh 500 meter dari rumah bordir tersebut, Kini dia menyakini kalau rumah yang disinggahinya itu adalah rumah pekerja seks komersial. Soalnya tadi di kamar mandi tadi dia mendengar suara aneh tepat di sebelah kamar mandi, seperti suara desahan.
Ketika itu juga terdengar suara motor terdengar dari kejauhan dengan kecepatan tinggi. Ratu berusaha bersembunyi khawatir firasatnya benar, kalau pengendara yang mengarah itu, si lelaki gagah, atau Andi, atau orang suruhan keduanya.
Ratu berbelok arah ke arah timur, nampaknya sebuah kedai kecil di perkampungan di sana.
"Ibu boleh kah Aku masuk ke dalam rumah mu. Aku sedang dalam bahaya dikejar seseorang," pintanya kepada pemilik kedai.
Ia diperbolehkan masuk, bahkan Ibu pemilik kedai menyembunyikan nya di lemari pakaian dan dikunci dari luar.
Ternyata dugaan Ratu benar. Lelaki gagah yang punya nafsu bejat itu masuk menyelonong ke dalam kedai itu.
"Mana wanita jalang itu," tanya nya sambil mengobrak-abrik barang di sana.
"Apa tuan, siapa yang tuan maksud?" tanya Si Ibu.
"Kamu jangan pura-pura tak tahu. Tadi Aku lihhat ada wanita berlari ke arah sini."
Gak ada basa-basi, Lelaki Gagah itu masuk mengecek ke dalam kamar mandi, halaman belakang kedai tersebut, bahkan sampai ke bawah kolong tempat tidur.
"Arrgggggh..., wanita sialan. Ini ulah mu uang ku hilang banyak." katanya penuh emosi.
Karena putus asa dan kecewa, Lelaki gagah memutuskan untuk kembali untuk mengambil uang yang dia kasih tadi untuk membeli wanita yang tidak lain adalah sang Ratu Guardians.
"Nyonya..., orang itu sudah pergi," ucapnya sambil membuka lemari.
Ratu hampir kehabisan napas, setengah jam dia berada di dalam lemari tersebut.
"HUFFTT....,HUFFT...,HUFFT...," Ia mengembuskan napas berulang-ulang sangking paniknya berada di dalam lemari tanpa ada udara. Untungnya dia agak terbantu tadi terdapat celah lubang kecil dari itu yang tembus ke luar.
Tak lama kemudian, keesokan harinya, langit masih menyisakan mendung dari hujan dan petir yang mengguyur sepanjang malam. Awan kelabu menyelimuti suasana seperti kabut dosa yang enggan pergi.Di kamar tidurnya yang megah namun terasa hampa, Ratu Angel bangkit dari tempat tidurnya dengan mata melek dan wajah yang belum tersentuh tidur. Malam yang harusnya menjadi tempat peristirahatan, justru menjadi ajang pergolakan batin baginya.Pikiran tentang pria asing yang terluka parah itu terus membayanginya, seolah roh lelaki itu memanggil-manggil dari kejauhan. Louis. Nama yang terdengar asing namun mulai terasa dekat di hatinya. Ada sesuatu pada pria itu, entah karena lukanya terbuka jelas, atau karena kenyataan bahwa tak seorang pun tahu dari mana asalnya. Yang pasti, Ratu Angel tidak bisa tinggal diam alias iba.Dengan jubah biru tuanya yang kini lembap hujan saat itu, Ratu Angel melangkah cepat.Di rumah tua tunggal itu. Ia segera menemui pemilik rumah itu, yang sudah cukup rela ber
Satu hati miliknya mulai bimbang. Terlalu lama ia meninggalkan istana. Terlalu lama mengabaikan peran sebagai Ratu Guardians.Ia duduk di sisi Louis, pria asing yang kini terbaring lemah di atas dipan kayu tua. Di telapak tangannya, masih ada sisa ramuan herbal yang dingin. Pandangannya terpaku pada wajah pria itu. Asing. Tapi entah mengapa... terasa begitu familiar.Matanya yang sempat terbuka tadi, menatapnya dengan cara yang aneh, seolah mengenalnya. Seolah telah melihatnya di tempat lain. Di masa lain.Tatapan itu mengganggu pikirannya sejak tadi. Tatapan itu baginya."Aku tak bisa tinggal lama di sini... Istana pasti mencariku... tapi bagaimana mungkin aku tinggalkan pria yang terluka ini dalam keadaan seperti ini?" bisik batinnya. Ia tak menemukan jawaban yang bisa menenangkan.Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba meredam gejolak dalam dadanya. Pikirannya berpindah ke pemilik rumah tampak sibuk di dekat perapian. Gerak-geriknya tenang, tapi dari sorot matanya, Ratu tahu
Ratu berjalan pelan ke arah kantong plastik yang dimaksud. Tangannya gemetar, entah karena dingin atau karena rasa takut yang belum benar-benar hilang. Saat ke sana ramuan tujuh warna itu menyatu dalam satu ikatan aroma tajam dan aneh, seperti gabungan tanah basah dan dedaunan yang dibakar. Dengan air hangat yang tersisa, ia mulai membersihkannya, satu per satu.Sementara itu, Louis mulai merintih. Nafasnya berat, tubuhnya menggigil hebat. Ratu menoleh ada semacam dorongan dalam dirinya untuk menyelamatkan pria itu, meskipun dia belum sepenuhnya tahu siapa dia sebenarnya.“Tuan... ini sudah bersih,” kata Ratu sambil menyerahkan bahan-bahan itu.Pemilik rumah itu menghampiri, mencampur ramuan dalam mangkuk tanah liat, lalu mengaduknya dengan cepat menggunakan tongkat kecil yang tampaknya sudah sering digunakan untuk keperluan serupa.“Oleskan ini pada luka di punggung dan lengannya. Jangan sampai mengenai bagian perut, belum waktunya,” katanya cepat.Ratu mengangguk, lalu menoleh p
"Sedang apa kalian di sini?" kata seseorang dengan nada pria tepat di belakang. Bola hitam mata Ratu naik, ia tak mampu berkata apa pun. Suara pria di belakangnya itu mengagetkan sekali.Ratu memberanikan diri menghadap ke belakang."Haaaa...," Ratu berteriak histeris. Dia ketakutan melihat wajah pemilik rumah. "Kau seenaknya, di sini...?""Apa yang anda katakan?" "Oh..., anda pikir kami melakukan tindakann tak senonoh," imbuhnya.Ratu menggeser badan dengan posisi kaki yang tetap semula."Coba kau lihat dengan benar?" ucap Ratu kesal.Spontan pemilik, merasa bersalah matanya merembes, situasi sebenarnya merubah sikap pemilik rumah.Ratu Angel yang saat itu memakai pakaian yang basah kuyup, merasa harus pulang. Mungkin saja orang-orang istana Guardians kecarian."Dingin..., dingin...," kata Louis mengigau. Situasi yang makin sulit menyesakkan dadanya. Ratu berusaha berjalan perlahan-lahan, berniat mau menghindar.Sementara pemilik rumah itu mencari kayu bakar di dalam rumahnya. Ter
Ratu tak mengapa keberatan atau khawatir, tapi dia masih tersimpan ribuan tanda tanya atas laki-laki yang bernama Louis.Situasi makin membuat Ratu Angel panik, saat Louis pingsan. Bertepatan dengan waktu yang sama hujan deras mengguyur daratan.Mau tidak mau Ratu Angel panik. Ia pusing tujuh keliling, bagaimana memikirkan Louis, pria yang baru dikenalnya itu bisa selamat.2 menit itu waktu itu berlalu. Ia tak menemukan siapa pun di sana, semua pasukan Guardians yang ia lihat itu juga tak tampak. Kebingungan menyelimuti dirinya.Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memapahnya. Ia tak memikirkan apa situasi yang bakalan terjadi di depannya. Semua barang-barang dan ramuan tumbuhan yang ia dapatkan tak dapat dibawa. Ia berjalan di tengah-tengah hujan deras. Ia membawanya mengangkat lengan kanan pria tersebut ke bahunya, dengan kaki yang terseret-seret.Ratu Angel memapahnya sekuat tenaga. Pasalnya berat badan Ratu dan pria itu berbanding jauh berkisar selisih 50 kiloan. Ia kelelahan sek
"Coba kamu ceritakan dari awal kamu ketika kamu mengenal Louis, Angel?" ucap Tetua Dewan Penasehat Guardians kepadanya (Ratu Angel).Ratu Angel menangis tersendu-sendu, ia merasa semua panah mengarah dirinya."Sebenarnya aku enggan menceritakannya, karena aku tak ingin mengingatnya," Tetua Dewan Penasehat itu tersenyum dan mulai merengkuh Ratu dengan kelembutan. "Ini adalah aib bagi Guardians, jika tidak kau ceritakan, kau justru akan menimbulkan ketidakpercayaan di dalam istana. Bahkan namamu akan didepak dari Guardians,"Ratu Angel menunduk, "aku tidak tahu mulai dari mana,""Ayolah kau pasti bisa menceritakannya.""Ini demi Guardians, suamimu, anaknya, dan kita semua," imbuh Tetua Dewan Penasehat berbisik."Aku tak tahu harus mulai dari mana...," imbuh Ratu mengulanginya."Tarik napasmu secara perlahan-lahan," ucap Tetua Dewan Penasehat sembari memijit-mijit bahu ratu.Ratu menghelakan napasnya seperti terasa orang sesak, "Baiklah. Aku mencobanya.""Saat itu, pria itu tampak terluka







