Share

Chapter 45

last update Last Updated: 2025-10-02 23:00:38

Ratu berjalan pelan ke arah kantong plastik yang dimaksud.

Tangannya gemetar, entah karena dingin atau karena rasa takut yang belum benar-benar hilang.

Saat ke sana ramuan tujuh warna itu menyatu dalam satu ikatan aroma tajam dan aneh, seperti gabungan tanah basah dan dedaunan yang dibakar.

Dengan air hangat yang tersisa, ia mulai membersihkannya, satu per satu.

Sementara itu, Louis mulai merintih. Nafasnya berat, tubuhnya menggigil hebat.

Ratu menoleh ada semacam dorongan dalam dirinya untuk menyelamatkan pria itu, meskipun dia belum sepenuhnya tahu siapa dia sebenarnya.

“Tuan... ini sudah bersih,” kata Ratu sambil menyerahkan bahan-bahan itu.

Pemilik rumah itu menghampiri, mencampur ramuan dalam mangkuk tanah liat, lalu mengaduknya dengan cepat menggunakan tongkat kecil yang tampaknya sudah sering digunakan untuk keperluan serupa.

“Oleskan ini pada luka di punggung dan lengannya. Jangan sampai mengenai bagian perut, belum waktunya,” katanya cepat.

Ratu mengangguk, lalu menoleh p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ratu tak Dianggap   Chapter 47

    Tak lama kemudian, keesokan harinya, langit masih menyisakan mendung dari hujan dan petir yang mengguyur sepanjang malam. Awan kelabu menyelimuti suasana seperti kabut dosa yang enggan pergi.Di kamar tidurnya yang megah namun terasa hampa, Ratu Angel bangkit dari tempat tidurnya dengan mata melek dan wajah yang belum tersentuh tidur. Malam yang harusnya menjadi tempat peristirahatan, justru menjadi ajang pergolakan batin baginya.Pikiran tentang pria asing yang terluka parah itu terus membayanginya, seolah roh lelaki itu memanggil-manggil dari kejauhan. Louis. Nama yang terdengar asing namun mulai terasa dekat di hatinya. Ada sesuatu pada pria itu, entah karena lukanya terbuka jelas, atau karena kenyataan bahwa tak seorang pun tahu dari mana asalnya. Yang pasti, Ratu Angel tidak bisa tinggal diam alias iba.Dengan jubah biru tuanya yang kini lembap hujan saat itu, Ratu Angel melangkah cepat.Di rumah tua tunggal itu. Ia segera menemui pemilik rumah itu, yang sudah cukup rela ber

  • Ratu tak Dianggap   Chapter 46

    Satu hati miliknya mulai bimbang. Terlalu lama ia meninggalkan istana. Terlalu lama mengabaikan peran sebagai Ratu Guardians.Ia duduk di sisi Louis, pria asing yang kini terbaring lemah di atas dipan kayu tua. Di telapak tangannya, masih ada sisa ramuan herbal yang dingin. Pandangannya terpaku pada wajah pria itu. Asing. Tapi entah mengapa... terasa begitu familiar.Matanya yang sempat terbuka tadi, menatapnya dengan cara yang aneh, seolah mengenalnya. Seolah telah melihatnya di tempat lain. Di masa lain.Tatapan itu mengganggu pikirannya sejak tadi. Tatapan itu baginya."Aku tak bisa tinggal lama di sini... Istana pasti mencariku... tapi bagaimana mungkin aku tinggalkan pria yang terluka ini dalam keadaan seperti ini?" bisik batinnya. Ia tak menemukan jawaban yang bisa menenangkan.Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba meredam gejolak dalam dadanya. Pikirannya berpindah ke pemilik rumah tampak sibuk di dekat perapian. Gerak-geriknya tenang, tapi dari sorot matanya, Ratu tahu

  • Ratu tak Dianggap   Chapter 45

    Ratu berjalan pelan ke arah kantong plastik yang dimaksud. Tangannya gemetar, entah karena dingin atau karena rasa takut yang belum benar-benar hilang. Saat ke sana ramuan tujuh warna itu menyatu dalam satu ikatan aroma tajam dan aneh, seperti gabungan tanah basah dan dedaunan yang dibakar. Dengan air hangat yang tersisa, ia mulai membersihkannya, satu per satu.Sementara itu, Louis mulai merintih. Nafasnya berat, tubuhnya menggigil hebat. Ratu menoleh ada semacam dorongan dalam dirinya untuk menyelamatkan pria itu, meskipun dia belum sepenuhnya tahu siapa dia sebenarnya.“Tuan... ini sudah bersih,” kata Ratu sambil menyerahkan bahan-bahan itu.Pemilik rumah itu menghampiri, mencampur ramuan dalam mangkuk tanah liat, lalu mengaduknya dengan cepat menggunakan tongkat kecil yang tampaknya sudah sering digunakan untuk keperluan serupa.“Oleskan ini pada luka di punggung dan lengannya. Jangan sampai mengenai bagian perut, belum waktunya,” katanya cepat.Ratu mengangguk, lalu menoleh p

  • Ratu tak Dianggap   Lanjutan III

    "Sedang apa kalian di sini?" kata seseorang dengan nada pria tepat di belakang. Bola hitam mata Ratu naik, ia tak mampu berkata apa pun. Suara pria di belakangnya itu mengagetkan sekali.Ratu memberanikan diri menghadap ke belakang."Haaaa...," Ratu berteriak histeris. Dia ketakutan melihat wajah pemilik rumah. "Kau seenaknya, di sini...?""Apa yang anda katakan?" "Oh..., anda pikir kami melakukan tindakann tak senonoh," imbuhnya.Ratu menggeser badan dengan posisi kaki yang tetap semula."Coba kau lihat dengan benar?" ucap Ratu kesal.Spontan pemilik, merasa bersalah matanya merembes, situasi sebenarnya merubah sikap pemilik rumah.Ratu Angel yang saat itu memakai pakaian yang basah kuyup, merasa harus pulang. Mungkin saja orang-orang istana Guardians kecarian."Dingin..., dingin...," kata Louis mengigau. Situasi yang makin sulit menyesakkan dadanya. Ratu berusaha berjalan perlahan-lahan, berniat mau menghindar.Sementara pemilik rumah itu mencari kayu bakar di dalam rumahnya. Ter

  • Ratu tak Dianggap   Masa Lalu Kelam (Lanjutan II)

    Ratu tak mengapa keberatan atau khawatir, tapi dia masih tersimpan ribuan tanda tanya atas laki-laki yang bernama Louis.Situasi makin membuat Ratu Angel panik, saat Louis pingsan. Bertepatan dengan waktu yang sama hujan deras mengguyur daratan.Mau tidak mau Ratu Angel panik. Ia pusing tujuh keliling, bagaimana memikirkan Louis, pria yang baru dikenalnya itu bisa selamat.2 menit itu waktu itu berlalu. Ia tak menemukan siapa pun di sana, semua pasukan Guardians yang ia lihat itu juga tak tampak. Kebingungan menyelimuti dirinya.Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memapahnya. Ia tak memikirkan apa situasi yang bakalan terjadi di depannya. Semua barang-barang dan ramuan tumbuhan yang ia dapatkan tak dapat dibawa. Ia berjalan di tengah-tengah hujan deras. Ia membawanya mengangkat lengan kanan pria tersebut ke bahunya, dengan kaki yang terseret-seret.Ratu Angel memapahnya sekuat tenaga. Pasalnya berat badan Ratu dan pria itu berbanding jauh berkisar selisih 50 kiloan. Ia kelelahan sek

  • Ratu tak Dianggap   Masa Lalu Kelam

    "Coba kamu ceritakan dari awal kamu ketika kamu mengenal Louis, Angel?" ucap Tetua Dewan Penasehat Guardians kepadanya (Ratu Angel).Ratu Angel menangis tersendu-sendu, ia merasa semua panah mengarah dirinya."Sebenarnya aku enggan menceritakannya, karena aku tak ingin mengingatnya," Tetua Dewan Penasehat itu tersenyum dan mulai merengkuh Ratu dengan kelembutan. "Ini adalah aib bagi Guardians, jika tidak kau ceritakan, kau justru akan menimbulkan ketidakpercayaan di dalam istana. Bahkan namamu akan didepak dari Guardians,"Ratu Angel menunduk, "aku tidak tahu mulai dari mana,""Ayolah kau pasti bisa menceritakannya.""Ini demi Guardians, suamimu, anaknya, dan kita semua," imbuh Tetua Dewan Penasehat berbisik."Aku tak tahu harus mulai dari mana...," imbuh Ratu mengulanginya."Tarik napasmu secara perlahan-lahan," ucap Tetua Dewan Penasehat sembari memijit-mijit bahu ratu.Ratu menghelakan napasnya seperti terasa orang sesak, "Baiklah. Aku mencobanya.""Saat itu, pria itu tampak terluka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status