"Apa masih lama lagi? sambil mengisyaratkan kepada Andi hasrat busuknya kepada Ratu yang bernama Angel di depannya.
"Sabar bos, Apa Aku pernah mengecewakan mu Bos?" tanya Andi.
Si lelaki gagah diam tak menjawab. Ia bertingkah seperti kena anyang-anyangan, kadang berdiri kadang duduk seperti tak betah karena bosan.
"Santai saja bos," sambungnya merespons tingkah laku lelaki gagah itu.
"Bagaimana kalau bos menungu di luar saja terlebih dahulu," tawar Andi dengan senyum kepada lelaki gagah itu.
Seperti biasanya Andi melangsungkan rencana busuknya kepada wanita-wanita yang sudah pernah dijerat. Dia selalu membujuk para wanita yang akan dijualnya untuk jauh dari keringat, mandi bersih-bersih dan memakai wangi-wangian.
"Apa kamu sudah selesai makannya Angel," Tanya Angel.
"Wah kamu baik sekali mau mengantarkan ku ke tempat keluarga ku," sela Ratu yang memotong perkataan Andi.
"Iya sebelum Aku mengantarkan mu Kamu mandi dulu bersih-bersih, jadi sesudah sampai di tempat keluarga, tinggal langsung istirahat kan, benar gak? balas Andi.
Ratu punya firasat buruk apa yang akan dilakukan Andi, namun ia berusaha untuk tenang dalam berbicara dengan Andi.
"Hei Kamu sedang memikirkan apa?" sapa Andi menegur Angel yang kayaknya sedang melamun.
"Janji ya Ndi, Kamu akan mengantarkan Aku. AKu yakin keluarga ku sedang menunggu Aku.
"Aku tau apa yang sedang Kau rencanakan anak muda kepada ku," jawab di dalam hatinya.
"Baiklah Aku akan mengambil handuk dan beberapa pakaian bagus punya teman- teman di sini. Soalnya baju tampak terkena darah luka di kaki mu dan tangan mu," katanya lagi.
"Tapi sebelum mandi sebentar Aku ambil obat merah dan perban untuk mengobati luka mu,"
"Okey." Jawab Ratu.
Setelah dapat obat merah tadi, Andi membantunya sekalian memperbankan luka di sekitaran mata kaki, dan sikunya. Setelah itu ia memberikan handuk dan pakaian yang membuat curiga Angel. Karena dilihatnya baju tersebut berbahan kain sutera, dan tipis tembus pandang kalau dipakai saat di bawah sinar lampu.
Sesekali Ratu tampak was-was dengan membayangkan apa yang akan dilakukan Andi nanti terhadapnya.
Gemerlap lampu membuatnya takut berada di sana. Suara bising dari kumpulan perempuan-perempuan di depan membuatnya seperti pasrah dengan keadaan.
Namun sang Ratu selalu punya cara lepas dari jeratan para buaya-buaya ganas ini.
Ia menyusun langkah untuk pergi diam-diam dari pintu belakang rumah tersebut, ia melihat kamar mandi berseberangan dengan pintu keluar.
"Ayok sini Aku tunjukkan kamar mandinya," ajak Andi yang sekarang sudah berani memegang tangan Ratu. Meski Ratu menepisnya.
"Sudah di sini saja, makasih ya sudah ngasih tahu," jawabnya.
"Kamu cantik kalau ngomong begitu," rayunya. Andi sudah senang soalnya uang berjuta-juta sudah menantinya.
Dengan senyum penuh ketakutan, Ratu pura-pura bergegas masuk ke kamar mandi, menunggu Andi meninggalkannya.
Di dalam kamar mandi itu Ratu berdoa. Dia berencana akan kabur lewat pintu belakang itu.
Ratu yang bernama Angel itu mengambil air dengan gayung untuk mengecoh pendengaran Andi, bermaksud agar kiranya Andi menduga kalau ia sedang mandi. Ia melakukannya hampir 20 kali siraman dengan membuang-buang airnya begitu saja.
Sementara Andi menemui Si lelaki gagah itu, dan mengatakan kalau Angel siap dibawa ke mana pun dia mau.
"Kamu memang tak pernah mengecawakan. Aku yakin kali ini akan puas. Kalau dia baik Aku akan menikahi. Dia kulihat beda dari PSK (pekerja seks komersial) yang kamu kasih kemarin-kemarin. Matanya biru, bodinya gak kurus gak gemuk bro," kata lelaki gagah itu.
"Kalau begitu mana uangnya bos? kali ini agak mahal ya bos barang baru soalnya. 4 kali lipat dari harga.
"Okey aku menyukainya."
"Ini uangnya, sudah Aku siapkan 1 koper besar untukmu. Pas kamu telepon tadi saat senja mau mencari kucingmu itu (Tina)," ucap lelaki dengan suara kuat agak serak.
Tak sadar kalau Ratu mendengarnya dari kamar mandi.
"Kan sudah ku duga pemuda bangsat itu menjual Ku ke lelaki gagah itu." Gumamnya dalam hati.
Tak pikir panjang, ia langsung membuka cantolan pintu kamar mandi itu, dan bergegas keluar dari pintu belakang.
Bersambung ...
Ratu tak mengapa keberatan atau khawatir, tapi dia masih tersimpan ribuan tanda tanya atas laki-laki yang bernama Louis.Situasi makin membuat Ratu Angel panik, saat Louis pingsan. Bertepatan dengan waktu yang sama hujan deras mengguyur daratan.Mau tidak mau Ratu Angel panik. Ia pusing tujuh keliling, bagaimana memikirkan Louis, pria yang baru dikenalnya itu bisa selamat.2 menit itu waktu itu berlalu. Ia tak menemukan siapa pun di sana, semua pasukan Guardians yang ia lihat itu juga tak tampak. Kebingungan menyelimuti dirinya.Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memapahnya. Ia tak memikirkan apa situasi yang bakalan terjadi di depannya. Semua barang-barang dan ramuan tumbuhan yang ia dapatkan tak dapat dibawa. Ia berjalan di tengah-tengah hujan deras. Ia membawanya mengangkat lengan kanan pria tersebut ke bahunya, dengan kaki yang terseret-seret.Ratu Angel memapahnya sekuat tenaga. Pasalnya berat badan Ratu dan pria itu berbanding jauh berkisar selisih 50 kiloan. Ia kelelahan sek
"Coba kamu ceritakan dari awal kamu ketika kamu mengenal Louis, Angel?" ucap Tetua Dewan Penasehat Guardians kepadanya (Ratu Angel).Ratu Angel menangis tersendu-sendu, ia merasa semua panah mengarah dirinya."Sebenarnya aku enggan menceritakannya, karena aku tak ingin mengingatnya," Tetua Dewan Penasehat itu tersenyum dan mulai merengkuh Ratu dengan kelembutan. "Ini adalah aib bagi Guardians, jika tidak kau ceritakan, kau justru akan menimbulkan ketidakpercayaan di dalam istana. Bahkan namamu akan didepak dari Guardians,"Ratu Angel menunduk, "aku tidak tahu mulai dari mana,""Ayolah kau pasti bisa menceritakannya.""Ini demi Guardians, suamimu, anaknya, dan kita semua," imbuh Tetua Dewan Penasehat berbisik."Aku tak tahu harus mulai dari mana...," imbuh Ratu mengulanginya."Tarik napasmu secara perlahan-lahan," ucap Tetua Dewan Penasehat sembari memijit-mijit bahu ratu.Ratu menghelakan napasnya seperti terasa orang sesak, "Baiklah. Aku mencobanya.""Saat itu, pria itu tampak terluka
Lanjutan;Selang beberaoa menit Dino sampai serentak dengan penasehat."Silahkan duduk para Dewan Penasehat (Guardians),""Ada apa kau mengundang kami di sini?" ucap salah seorang dari mereka yang lebih tua dari lainnya.Ratu mendekatinya dan membantu memapah pria tua itu saat di ruang rapat itu. "Aku akan membahas masa depan Guardians bersama kalian. Kita mendapat ancaman dari luar!"Semua hadirin bengong atas ketiba-tibaan ini. "Apa? Siapa yang berani melakukan hal ini?" "Sebentar...! Biarkanlah Angel yang berbicara terlebih dahulu,"Situasi hening seketika, kabar geledek yang masuk ke telinga itu seakan membuat suasana panas bercampur duka. Ratu meletakkan remukan sepucuk surat kemarin ke tengah meja."Ini...! Aku mendapat ini pada saat makan malam bersama Dino dan istrinya," Tatapan sinis berulang. Satu sama lain saling memandangi. Dino yang hadir saat itu hanya menunduk, karena ia merasa kalau hal ini terjadi adalah tindak lanjut dari keonaran yang dilakukan beberapa orang di a
Lanjutan:Makan malam seketika berubah, bagai diterpa kabar petir yang menggeluduk. Ratu Angel kedatangan sepucuk surat yang membuatnya ketakutan."Ratu ada orang yang mengirimkan pesan melalui burung gagak, di depan. Aku melihat saat aku berjaga di depan." ucap penjaga."Haah?" "Mari tunjukkan suratnya kepada ku," imbuh Ratu.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Aangel apa kabar? Sudah lama tak bertemu? Maafkan aku kelancangan atas kejadian kemarin. Anakku telah merusak pesta kebahagian anak angkatmu dan pembantumu.Ini saatnya kita harus mengikuti seperti mereka. Istriku sudah lama telah wafat. Kita akan menyatukan kerajaan yang besar jadi satu. Aku menunggu keputusanmu. Jika kau tidak melakukannya. Maka kau dan Guardians pasti akan jatuh ke tangankuLouis...------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Mimik ratu tampak
Jennita tiba-tiba kembali ke istana. Semua heran atas apa yang terjadi. Jennita dikabarkan hilang kini pulang tanpa lecet. Jennita melangkah seperti angin yang berlalu, tak ada sebab, tak ada musabab. Sehat tak bernoda sendiri tak ada yang mengantar."Jenn apa kau baik?" ucap Ratu cemas dengan kemarin.Dino mendekat dan menatap istrinya yang sah itu. Dino seperti menyentuh melati ketika rindunya kepadanya istrinya itu, setelah hilang pada peristiwa keributan kemarin."Aku khawatir apa yang terjadi atas dirimu," ucap Dino mengelus istrinya.Semenit sesaat, Dino baru sadar kalau istrinya itu tak ada segores luka, padahal Jennita terlihat masih memakai gaun yang sama pada pernikahan.Jennita menghela napasnya, lalu beralih ke Ratu Angel, "Ratu engkau baik-baik sajakah?".Ratu tersenyum kepadanya, "aku baik-baik saja. Tak ada sehelai pun yang hilang," Ratu Angel juga merasa aneh sebenarnya dengan kepulangannya. Namun ia berusaha tidak memperlihatkannya kepadanya."Oh ya..., ngomong-ngom
Jennita turun dari tirainya, dan langsung dihampiri dayang-dayang istana yang cantik.Langkah demi langkah anggun sebagai sang mempelai wanita bagaikan magnet mendekati mempelai pria.Jennita berlutut di depan Ratu sesaat, sebagai isyarat penghormatan kepada Ratu Angel.Ketika diberi kode ia pun berdiri dan melangkah menuju pelaminan. "Kenapa kamu lama sekali," kata Ratu membisik di telinga Jennita."Iya nyonya, ada sedikit masalah di perjalanan. Aku memilih pakaian nyonya," jawab Jennita menutupi.Taksadar di saat itu, Dino memperhatikannya. Dia merasa seperti ada yang dirahasiakan Jennita. Tak sengaja Dino pada gaun bagian belakang (Jennita) koyak."Kedua mempelai sudah di sini. Mari kita mulai resepsi pernikahannya Tuan Kadi," kata Ratu.Pembaca acara maju ke tengah, "KEPADA SELURUH HADIRIN DIHARAPKAN BERDIRI. PERNIKAHAN AKAN SEGERA DIMULAI." Seluruh hadirin merespons katanya, dan menyaksiksikan pernikahan antara Dino & Jennita sampai akhir resepsi. Acara serah terima cincin sud