Mereka tak jadi pulang, tadi Raya sempat di telpon oleh mantan ibu mertuanya jika mereka sudah di beri cuti selama 2 hari. Ibu mertuanya juga menyarankan agar waktu cuti kali ini di gunakan untuk menyenangkan cucunya mumpung Liam juga masih libur sekolah, akhirnya mereka menyetujui usul ibu Raga dan juga Liam yang sudah merengek ingin belajar memanah dengan ayahnya.
Karna tempat belajar panahnya melewati perjalanan pulang jadi mereka langsung ke lokasi namun tadi harus mampir sebentar ke toko baju terdekat karna Raya yang merasa risih karna tidak ganti baju dari semalam.perjalanan hampir sampai, suasana perjalanan kali ini di dominasi dengan pertanyaan liam pada ayahnya, anak itu bahkan meminta duduk di samping sang ayah.Liam sangat penasaran dengan kegiatan memanah, ia bertanya pada ayahnya apapun yang bisa ia tanyakan meskipun terkadang pertanyaannya tak masuk akal dan tak berkaitan dengan memanah.Mereka baru saja sampai, Liam sudah antusias tak sabar ingin masuk kedalam."Ayo ayah cepetan, nanti keburu banyak anak yang daftar terus Liam dapat giliran yang belakangan!""Sabar dong nak! Tunggu mami dulu itu masih beresin tasnya!""Mami lama banget sih jalannya!"Raya tak menjawab ejekan Liam ia lanjut berjalan di belakang anak dan mantan suaminya."Kok tempatnya nggak di lapangan kak?""Sengaja kakak cari yang ruangannya ada di dalam gedung biar kamu nggak kepanasan kalo nungguin Liam hehe..!""Apaan sih!""Tapi bener loh dek, kalo tempat latihannya di lapangan kakak yakin kamu nggak bakalan mau kalo di ajak lagi, panas banget meskipun ada ruang tunggunya!'Mereka masuk ke ruangan yang berada di lantai 2 itu, Berbeda dari tempat panahan lain, tempat latihan panah kali ini berada didalam ruangan indoor. Lokasinya ada di lantai 2. Selain nyaman, ruangan ini juga didesain colorful. Alat-alatnya juga lengkap, dari busur, anak panah, teropong, hingga stabilizer.Tak perlu khawatir jika baru pertama kali mencoba panahan. Sebab, ada pelatih yang akan mengajari teknik memanah, mulai dari postur yang tepat hingga memasang anak panah.Liam sudah mulai di ajari oleh pelatihnya, anak itu terlihat senang. Raga dan Raya duduk berjejer di kursi tunggu sambil mengamati Liam, sejak tadi Raga ingin menanyakan tentang gambar yang di maksud bu Gendis dalam telpon tadi, ia sama sekali tak tahu maksudnya.Raga mengiyakan pertanyaan bu Gendis karna merasa kesal bu Gendis selalu mengatakan yang tidak-tidak tentang Raya, ia merasa dirinya yang paling tahu tentang Raya jadi ia tak terima jika Raya di bicarakan tak sesuai fakta lagipula Raya juga tak pernah membuat masalah terlebih dulu pada siapapun selama jadi sekertarisnya."Dek..kakak mau tanya tapi kamu jangan marah dulu ya?""Tanya apa"?"Gambar yang di maksud bu Gendis tadi bukan kamu yang kirim kan?""Apaan sih, gambar apa coba? lihat aja di riwayat chat pesan kamu?""Ya emang nggak ada sih, tapi di album handphone ada?"Raya gugup sampai tak sanggup menjawab pertanyaan Raga, ia hanya diam mengalihkan pandangannya pada Raga."Kakak nggak marah dek! tapi kenapa kamu kirim gambar-gambar pribadi kita buat orang lain sih?"" Ya terus kalo emang aku yang kirim kenapa? kamu marah nggak terima gitu si nenek lampir aku gituin?""Kakak nggak marah dek, kakak cuma nggak suka kamu kirim gambar pribadi kita ke orang lain itu aja!""Terus aku harus gimana? aku harus diam aja gitu dia jelek-jelekkin aku, memding kamu tanya aja sama dia kenapa dia bisa sebenci itu sama aku?""Yang penting bukan kamu yang mulai duluan""Kenapa kamu selalu bela si nenek lampir sih? aku jadi curiga kamu pasti ada apa-apa kan sama dia, jujur deh!''"Ada apa-apa gimana, kamu tadi denger sendiri kan gimana aku juga kesel sama bu Gendis?""Trus kenapa nama kontaknya kamu kasih nama gula, karena dia manis gitu menurut kamu? manis apaan muka udah kayak brownis gosong gitu!""Gula apa sih?"" Nggak usah pura-pura bego, gula itu nama sayang kamu buat nenek lampir kan?""Duh dek! kalo nama kontak itu dapat langsung dari pak Cakra, kamu tahu pak Cakra kan? ternyata dia kakaknya bu Gendis kakak cuma langsung save aja di handphone!""Ngapain kamu minta nomor nya si nenek lampir?""Kamu tahu alasannya kok Raya dan aku nggak suka kamu marah-marah nggak jelas kayak gini, kalo bukan untuk kerjaan aku juga nggak mau minta nomor siapapun yang nggak cukup penting buat aku kan!"Raya terdiam dan memalingkan muka, ia sudah menahan air matanya agar tak jatuh sejak tadi, Raga memang tak memarahinya tapi ia merasa sakit hati karna merasa tak pernah di bela oleh Raga, andai saja Raga tahu apa pesan yang di tulis si nenek itu.Raya masih diam begitu juga Raga, mereka saling diam sampai Liam menghampiri mereka."Mami haus!" Raya membuka tutup botol minuman untuk Liam dan masih diam"Gimana tadi latihannya, seru nggak?" Raga bertanya Pada anaknya"Seru yah! aku suka, mata aku tadi di suruh merem satu biar fokus satu titik kata coach nya.""Jadi masih mau lanjut latihan ini?""Mau dong, aku mau latihan terus biar cepet bisa! kata coach-nya kalo cepet bisa nanti bisa lomba sampai luar negeri juga!""Ya udah nanti biar ayah yang bilang kalo kamu mau lanjut terus, tapi nggak boleh malas loh Liam harus rajin latihan !""Iya yah! aku udah suka sama ini nanti kalo ayah nggak bisa anterin mami pasti mau anterin kok!""Siapa bilang mami mau anterin terus?" Raya menyahut percakapan anak dan ayah itu"Ya kan antarnya pas ayah nggak bisa nganterin aja, pas ayah bisa kan mami nggak antar gapapa!""Tapi ini jauh nak! kalo latihannya seminggu 3kali sama kayak kamu latihan bola ya kasihan dong kamu, nanti capek trus istirahatnya jadi nggak tepat waktu!""Ayah...aku mau latihan terus ayah!"Liam merengek pada Raga, Liam memang masih kecil tapi kegiatannya di luar sekolah melebihi anak sekolah seusianya, seminggu 3 kali latihan bola, ada lagi les dari sekolah, lalu ia juga mengikuti les privat khusus bahasa inggris dan mandarin sekarang ia mau ikut latihan memanah. Raya sangat kasihan pada Liam selain jadwalnya yang sudah banyak jarak antara rumah dan tempat latihan ini lumayan jauh."Jauh loh nak, kalo kamu mau latihannya di samain kayak latihan bola kamu bakal capek nantinya!""Enggak capek mami, aku kuat, aku udah suka sama ini! "Raga menghembuskan nafasnya melihat mata Liam sudah memerah, urusan dengan maminya belum selesai sekarang di tambah dengan perdebatan ibu dan anak yang harus ia selesaikan juga.2 hari berlalu setelah menghabiskan libur cuti, pagi ini mereka sudah bersiap untuk bekerja lagi, sebenarnya mereka hanya menghabiskan sehari saja karna hari esoknya mereka tak kemana-mana cuma Raga dan Liam saja yang keluar pada sore harinya sedang Raya tak ingin kemana-mana, ia hanya ingin rebahan saja dikamar dan beristirahat lebih lama.Liam sudah berangkat menggunakan sepeda ke rumah kakek dan neneknya karna jika libur sekolah begini ia akan dititipkan kerumah orang tua Raga yang cuma beda gang dari rumah Raya.Raya juga sudah menunggu Raga hampir 10 menit, tadi mantan suaminya itu mengatakan jika ada map yang tertinggal di rumahnya, sebenarnya Raya masih kesal dengan Raga sejak mereka pulang dari latihan memanah kemarin, hanya saja Raya merasa sedikit kurang enak badan sejak semalam jadi ia malas untuk berangkat sendiri, sarapan pagi saja Raga yang memasak.***Raga masih fokus dengan laptopnya sejak 3 jam lalu, Raya juga berusaha menahan pusing di kepalanya sejak pagi tadi. Sek
Raya benar-benar sakit saat ini, sudah 2 hari ia tak masuk kerja selama itu pula mantan mertuanya menginap di rumah Raya, sebenarnya Raya merasa tak perlu di rawat oleh mantan mertuanya itu namun Mala ibu Raga tetap keras kepala ingin merawat Raya, kedua orang tua Raga ini memang sangat sayang pada Raya sejak dulu bahkan melebihi kasih sayang mereka untuk Raga.Selama maminya sakit Liam tak hentinya menyalahkan Raga, anak itu selalu beranggapan jika apapun yang terjadi pada maminya adalah ulah Raga.Seperti tadi pagi contohnya ia ngambek tak mau berbicara pada ayahnya setelah tahu semalam maminya muntah-muntah hebat dan semakin parah demamnya."Nanti istirahat aku anterin kamu ke dokter dek""Ngapain sih ke dokter, aku cuma masuk angin biasa aja, di buat tidur agak lama juga nanti sembuh!" "Nggak usah kamu yang anterin, biar ibu sama Liam aja yang antar Raya ke dokter, lagian bukannya hari ini kamu mau rapat sama ayah kamu?" Raga mencebikkan bibirnya, ia bingung antara ingin mengant
Malamnya mereka mengadakan makam malam yang telah di agendakan oleh Mala dan Sarah sejak siang tadi, acara di adakan di halaman teras belakang rumah Raga. para nenek sengaja memilih rumah Raga karna memang rumahnya lebih luas, para orang tua ingin reuni sekaligus mengenang kebersamaan sebagai besan.Di saat para nenek sibuk mengolah hidangan dan para kakek juga sibuk membahas peliharaan mereka, Tomi dan Baskara sama-sama saling membawa burung peliharaan mereka saling mengunggulkan keistimewaan burung masing-masing.Sedang Raya sampai saat ini masih di rumah menemani Raga yang mencoba meluluhkan emosi Liam padanya, Raya menatap jenuh pada pasangan ayah dan anak ini, Liam yang sangat suka drama dan Raga yang sangat bucin dengan anaknya."Pokoknya ayah harus minta maaf dulu sama mami sama Liam sama semuanya juga!" "Ya udah sekarang ayah minta maaf sama Liam dulu aja, Liam mau kan maafin ayah?" "kok jadi sekarang minta maafnya, kan aku maunya nanti pas makan malam bareng-bareng ayah kan
2 hari berlalu sejak acara makan malam bersama kemarin Raya sudah sehat, Ia berniat akan kembali bekerja lagi besok karna sekarang hari minggu. Saat ini ia sendiri di rumah, Liam sejak tadi pagi sudah di jemput para kakek yang sudah janjian untuk memancing bersama.Sekarang ia kebingungan mencari dimana ponselnya berada seingatnya ia sudah tak pernah memegang benda pintar itu sejak ia merasa pusing di kantor dulu. Apa jangan-jangan ketinggalan di meja pikirnya, sudah lelah mencari akhirnya ia memutuskan menelpon Raga."Halo kenapa dek?""Kakak belum bangun?" "Hemm..!""Kakak lihat hp aku di meja kantor nggak, di rumah aku cari-cari nggak ada?""Apa? hp ya...?""Iya kak! kakak ada lihat nggak?''"Itu..e--enggak dek! udah nanti agak siang kakak mau ke kantor nanti kalo ada kakak bawain sekalian!""Ngapain hari libur ke kantor? kakak jangan bohong deh lagian mau ke kantor sama siapa coba?""Kamu lupa kalo mulai besok kakak udah pindah ke pusat? hari ini anak-anak kantor minta kakak ngu
Acara tadi perpisahan Raga tadi siang berjalan lancar, hanya Raya saja yang tidak nyaman berada di acara itu, sebenarnya ia sangat pantas berada disana mengingat posisinya sebagai sekretaris Raga namun seseorang membuatnya sangat tak nyaman hingga ia meminta Raga untuk pulang terlebih dulu sebelum acaranya selesai.Ya bu Gendis orangnya, perempuan itu sangat mengintimidasi Raya bahkan sejak pertama kali Raya dan Raga datang, padahal Raya sudah mencoba tak mempermasalahkan masalah kemarin. padahal jika ia mau ia bisa saja mengadu pada ayahnya atau pada Raga namun ia tak melakukannya ia merasa bahwa masalah ini tak perlu di besar-besarkan.Tapi sepertinya bu Gendis memang menaruh dendam padanya, perempuan itu semakin menunjukkan hawa permusuhan padanya dan mulai saat ini Raya sudah memutuskan akan melawan apapun yang di lakukan bu Gendis padanya. Apalagi sekarang sudah tak ada Raga.***Posisi Raya di kantor masih sama meskipun sudah bukan Raga lagi yang menjadi atasan, katanya sih ada
Cakra mendatangi Raga di kantor barunya, Ia masih tak terima dengan keputusan Raga yang tiba-tiba memutuskan sebagian kerja sama dengan perusahaan miliknya. Laki-laki bertubuh kurus itu meminta penjelasan karna merasa tak melakukan kesalahan pada perjanjian kerja sama yang mereka setujui."Silahkan pak!" Sekretaris Raga yang baru membuka pintu mempersilahkan Cakra masuk setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari atasannya."Nggak usah basa-basi kamu tahu kan maksud kedatanganku kesini!" Cakra langsung pada inti permasalahan."Apalagi masalahnya? bukannya udah jelas alasannya apa?" "Kalau cuma itu alasannya aku yakin kerja sama kita masih bisa di lanjutkan Raga!""Sayangnya memang itu alasannya, kamu tahu sendiri posisi aku udah nggak mungkin menangani sendiri kerja sama ini, sedangkan kamu bilang sendiri kalo bukan aku yang handle sendiri kamu nggak mau lanjut karna pesimis akan gagal?""Kamu pikir aku percaya gitu aja, kita udah sering kerja sama bareng Raga dan ini bukan masalah
"Mam, ada ayah di depan mau ngajak berangkat bareng katanya!"Liam datang ke kamar Raya mengatakan itu padanya.Liam adalah putra tunggal Raga dan Raya,kedua orang tuanya berpisah 2 tahun lalu. Usia Liam sekarang 8 tahun.Pada saat awal perpisahan dulu, Liam ikut neneknya dari pihak Raga. Baru setahun belakangan ini Raya meminta Liam untuk tinggal bersamanya.Raga dan Raya memang berpisah, tapi mereka bekerja di tempat yang sama. Raga bahkan meminta secara Langsung pada pimpinannya untuk menjadikan Raya sekertaris pribadi Raga. Berpisah karena alasan sudah tak sejalan membuat mereka memutuskan tetap menjalin hubungan baik selama ini."Ck... ngapain sih pake bareng segala? Kan mami bisa berangkat sendiri. Udah suruh aja anterin kamu ke sekolah sana!" "Mami lupa kalo ini masih liburan? Hari ini kan aku mau di jemput oma buat temenin oma ke peternakan. Lumayan Mam dapat sepatu bola baru aku nanti, hehehe...!"Nampaknya saking seringnya bersama mantan suaminya, Raya bahkan lupa jadwal an
"Huh...Ya ampun...!!" Terdengar suara Raya yang membuat Raga langsung menoleh ke sumber suara tersebut. Raya sudah bangun dan langsung bangkit melepaskan jas yang menutupi kakinya, lalu menuju toilet.Raga Masih berpura-pura sibuk dengan kertas-kertas yang ada di hadapannya."Udah bangun, makan dulu sana...aku bawain nasi sambal ijo kesukaan kamu!" Raga membuka percakapan dengan Raya. Tadi ia memang memesan makanan kesukaan Raya saat makan siang. Ia suruh satpam untuk menyimpannya terlebih dulu. Raya hanya diam tak menanggapi lalu duduk melanjutkan pekerjaannya yang sudah selesai Raga kerjakan tadi.Raga menghela nafas lelah, jika sudah mode seperti ini memang lebih baik jangan di ajak bicara dahulu.Ia biarkan Raya melakukan sesukanya. Entah kenapa setelah menjadi mantan Raga semakin tak ingin jauh dari Raya. Jika dulu Raya yang akan lebih sering mengajaknya berbicara, sekarang malah kebalikannya.Pukul 4.30 Raya sudah bersiap membereskan pekerjaannya begitu pula dengan Raga, Ray