Malamnya mereka mengadakan makam malam yang telah di agendakan oleh Mala dan Sarah sejak siang tadi, acara di adakan di halaman teras belakang rumah Raga. para nenek sengaja memilih rumah Raga karna memang rumahnya lebih luas, para orang tua ingin reuni sekaligus mengenang kebersamaan sebagai besan.Di saat para nenek sibuk mengolah hidangan dan para kakek juga sibuk membahas peliharaan mereka, Tomi dan Baskara sama-sama saling membawa burung peliharaan mereka saling mengunggulkan keistimewaan burung masing-masing.Sedang Raya sampai saat ini masih di rumah menemani Raga yang mencoba meluluhkan emosi Liam padanya, Raya menatap jenuh pada pasangan ayah dan anak ini, Liam yang sangat suka drama dan Raga yang sangat bucin dengan anaknya."Pokoknya ayah harus minta maaf dulu sama mami sama Liam sama semuanya juga!" "Ya udah sekarang ayah minta maaf sama Liam dulu aja, Liam mau kan maafin ayah?" "kok jadi sekarang minta maafnya, kan aku maunya nanti pas makan malam bareng-bareng ayah kan
2 hari berlalu sejak acara makan malam bersama kemarin Raya sudah sehat, Ia berniat akan kembali bekerja lagi besok karna sekarang hari minggu. Saat ini ia sendiri di rumah, Liam sejak tadi pagi sudah di jemput para kakek yang sudah janjian untuk memancing bersama.Sekarang ia kebingungan mencari dimana ponselnya berada seingatnya ia sudah tak pernah memegang benda pintar itu sejak ia merasa pusing di kantor dulu. Apa jangan-jangan ketinggalan di meja pikirnya, sudah lelah mencari akhirnya ia memutuskan menelpon Raga."Halo kenapa dek?""Kakak belum bangun?" "Hemm..!""Kakak lihat hp aku di meja kantor nggak, di rumah aku cari-cari nggak ada?""Apa? hp ya...?""Iya kak! kakak ada lihat nggak?''"Itu..e--enggak dek! udah nanti agak siang kakak mau ke kantor nanti kalo ada kakak bawain sekalian!""Ngapain hari libur ke kantor? kakak jangan bohong deh lagian mau ke kantor sama siapa coba?""Kamu lupa kalo mulai besok kakak udah pindah ke pusat? hari ini anak-anak kantor minta kakak ngu
Acara tadi perpisahan Raga tadi siang berjalan lancar, hanya Raya saja yang tidak nyaman berada di acara itu, sebenarnya ia sangat pantas berada disana mengingat posisinya sebagai sekretaris Raga namun seseorang membuatnya sangat tak nyaman hingga ia meminta Raga untuk pulang terlebih dulu sebelum acaranya selesai.Ya bu Gendis orangnya, perempuan itu sangat mengintimidasi Raya bahkan sejak pertama kali Raya dan Raga datang, padahal Raya sudah mencoba tak mempermasalahkan masalah kemarin. padahal jika ia mau ia bisa saja mengadu pada ayahnya atau pada Raga namun ia tak melakukannya ia merasa bahwa masalah ini tak perlu di besar-besarkan.Tapi sepertinya bu Gendis memang menaruh dendam padanya, perempuan itu semakin menunjukkan hawa permusuhan padanya dan mulai saat ini Raya sudah memutuskan akan melawan apapun yang di lakukan bu Gendis padanya. Apalagi sekarang sudah tak ada Raga.***Posisi Raya di kantor masih sama meskipun sudah bukan Raga lagi yang menjadi atasan, katanya sih ada
Cakra mendatangi Raga di kantor barunya, Ia masih tak terima dengan keputusan Raga yang tiba-tiba memutuskan sebagian kerja sama dengan perusahaan miliknya. Laki-laki bertubuh kurus itu meminta penjelasan karna merasa tak melakukan kesalahan pada perjanjian kerja sama yang mereka setujui."Silahkan pak!" Sekretaris Raga yang baru membuka pintu mempersilahkan Cakra masuk setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari atasannya."Nggak usah basa-basi kamu tahu kan maksud kedatanganku kesini!" Cakra langsung pada inti permasalahan."Apalagi masalahnya? bukannya udah jelas alasannya apa?" "Kalau cuma itu alasannya aku yakin kerja sama kita masih bisa di lanjutkan Raga!""Sayangnya memang itu alasannya, kamu tahu sendiri posisi aku udah nggak mungkin menangani sendiri kerja sama ini, sedangkan kamu bilang sendiri kalo bukan aku yang handle sendiri kamu nggak mau lanjut karna pesimis akan gagal?""Kamu pikir aku percaya gitu aja, kita udah sering kerja sama bareng Raga dan ini bukan masalah
"Mam, ada ayah di depan mau ngajak berangkat bareng katanya!"Liam datang ke kamar Raya mengatakan itu padanya.Liam adalah putra tunggal Raga dan Raya,kedua orang tuanya berpisah 2 tahun lalu. Usia Liam sekarang 8 tahun.Pada saat awal perpisahan dulu, Liam ikut neneknya dari pihak Raga. Baru setahun belakangan ini Raya meminta Liam untuk tinggal bersamanya.Raga dan Raya memang berpisah, tapi mereka bekerja di tempat yang sama. Raga bahkan meminta secara Langsung pada pimpinannya untuk menjadikan Raya sekertaris pribadi Raga. Berpisah karena alasan sudah tak sejalan membuat mereka memutuskan tetap menjalin hubungan baik selama ini."Ck... ngapain sih pake bareng segala? Kan mami bisa berangkat sendiri. Udah suruh aja anterin kamu ke sekolah sana!" "Mami lupa kalo ini masih liburan? Hari ini kan aku mau di jemput oma buat temenin oma ke peternakan. Lumayan Mam dapat sepatu bola baru aku nanti, hehehe...!"Nampaknya saking seringnya bersama mantan suaminya, Raya bahkan lupa jadwal an
"Huh...Ya ampun...!!" Terdengar suara Raya yang membuat Raga langsung menoleh ke sumber suara tersebut. Raya sudah bangun dan langsung bangkit melepaskan jas yang menutupi kakinya, lalu menuju toilet.Raga Masih berpura-pura sibuk dengan kertas-kertas yang ada di hadapannya."Udah bangun, makan dulu sana...aku bawain nasi sambal ijo kesukaan kamu!" Raga membuka percakapan dengan Raya. Tadi ia memang memesan makanan kesukaan Raya saat makan siang. Ia suruh satpam untuk menyimpannya terlebih dulu. Raya hanya diam tak menanggapi lalu duduk melanjutkan pekerjaannya yang sudah selesai Raga kerjakan tadi.Raga menghela nafas lelah, jika sudah mode seperti ini memang lebih baik jangan di ajak bicara dahulu.Ia biarkan Raya melakukan sesukanya. Entah kenapa setelah menjadi mantan Raga semakin tak ingin jauh dari Raya. Jika dulu Raya yang akan lebih sering mengajaknya berbicara, sekarang malah kebalikannya.Pukul 4.30 Raya sudah bersiap membereskan pekerjaannya begitu pula dengan Raga, Ray
Semalam Liam menelpon Raya jika ia akan menginap beberapa hari lagi di bandung menemani oma dan opa nya.Akhirnya pagi ini ia bisa sedikit bersantai di meja makan tanpa harus memasak sarapan terlebih dahulu. Putranya itu lebih suka makan makanan berat saat sarapan persis seperti ayahnya, berbeda dengannya yang lebih menyukai sereal atau roti panggang saja.Hari ini ia berencana untuk berangkat lebih pagi, agar dapat menjauhi Raga. Saat membuka gerbang ia di kejutkan Raga yang sudah siap di pintu gerbang rumahnya sambil menenteng bungkusan plastik berlogo skincare terkenal yang biasa Raya pakai.Raga buru-buru datang menyerahkan bungkusan tadi pada Raya."Dek... kakak udah pesenin kemarin pas pulang kantor. Kakak nggak tahu yang mana yang kamu butuhkan jadi kakak beli aja semuanya!"Raya masih berdiri tanpa membalas ucapan Raga. Ia hanya memandang sekilas lalu berlalu masuk pada mobilnya."dek ...please jangan diam terus kakak pusing hadepin kamu yang kaya gini!" Raga mencekal lengan
Semalam setelah makan malam sendirian, Raya menelpon Liam, menanyakan kabar dan kegiatan putranya. Biasanya saat santai seperti ini Raya akan menemani Liam mengerjakan tugas sekolahnya bersama Raga yang selalu datang meskipun tak pernah di undang.Raga akan datang sendiri. Dibanding di rumahnya, Raga lebih sering menghabiskan waktu di rumah mantan istrinya bersama putra mereka. Rumahnya hanya sekedar tempat singgah untuk tidur dan mandi.Hari ini Sabtu, kantor mereka libur. Raya sudah bangun sejak habis subuh tadi. Menjadi single kembali bukan berarti membuat ia malas, apalagi ia tak mempunyai asisten rumah tangga, meskipun berkali-kali Raga menawarkan itu untuknya.Saat Raya sedang mengatur bunga-bunga kesayangannya, Raga baru saja membuka jendela kamarnya yang berada di lantai atas rumahnya. Raga melihat mantan istrinya sudah cantik dan segar membuat ia buru-buru mandi untuk bergegas menghampirinya.Ia tak ingin di abaikan Raya lagi apalagi kemarin ia hanya memegang uang 200 ribu sa