Share

16

Kubawa Atma keluar melalui gerbang utama universitas dan sialnya lagi. Kami berpapasan dengan James yang ingin menjemput Atma. Uh-oh, ini tidak ada di dalam rencanaku.

“Nah di sini kamu rupanya Atma,” ucap James dan mencengkram lengan Atma. Kulihat reaksi Atma sedikit kesakitan. “Kamu tidak melupakan setelah ini ikut ayah ke pertemuan penting?”

Atma memejamkan matanya sebentar. Dia tampak menahan sesuatu rasa sakit. “Benar. Aku ingat. Maaf Madania, aku harus ikut ayahku.”

“Kamu siapanya? Temannya?” tanya James padaku. Pria tua itu menatapku dengan tajam. “Hoo. Atau jangan-jangan kekasihnya? Kamu kalau mau ikut tidak apa-apa.”

“Bukan, aku bukan kekasihnya. Saya hanya teman satu timnya.” Jawabku. Tapi melihat raut muka Atma yang aneh. Akan bagus juga apabila aku ikut dia.

Kini tangan kirinya menggenggam tanganku dengan erat. Tak ingin melepaskanku entah kenapa. Apakah ini isyarat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status