MasukTang Hao, seorang pemuda gelandangan sebatang kara yang kehidupannya berubah setelah mengetahui alasan di balik kematian seluruh anggota klan nya, memutuskan untuk memilih jalan balas dendam dan bergabung ke dalam sekte aula krisan
Lihat lebih banyakDunia murim, tempat dimana segalanya di tentukan oleh kekuatan dan kehormatan menjadikan yang lemah senantiasa tertindas sementara yang kuat meraja dan berkuasa dengan segala kemakmuran yang di dapat lewat kekerasan serta kemunafikan.
Dunia murim, dunia ini terbagi menjadi 4 wilayah. Setiap wilayah memiliki penguasanya sendiri, mereka yang berkuasa memiliki wilayah kekuasaannya sendiri yang sesuai dengan lambang dari masing-masing 4 penguasa yang di antaranya adalah : -Wilayah Kunlun abadi : Terletak di bagian semenanjung selatan, lautan adalah wilayah terbesar kekuasaan mereka. -Wilayah Paguyuban putih : Terletak di bagian semenanjung barat, padang pasir hantu paguyuban dan hutan laut bintang merupakan wilayah kebanggan mereka. -Wilayah pedang kebajikan : Terletak di bagian semenanjung timur, kekayaan alam berupa bebatuan mulia dan berharga merupakan sumber kebanggaan yang membuat wilayah ini makmur dan kaya ( Wilayah paling kecil namun paling kaya ). -Wilayah Embun lotus : Terletak di semenanjung Utara, area beku dengan kehidupan keras menghasilkan orang-orang kuat berkat iklim yang mengerikan dan harmoni Qi yang unik serta melimpah ruah menjadikan wilayah ini begitu berbahaya bagi penyerang. Demikianlah 4 penguasa yang merajai tiap-tiap wilayah dengan konflik pasang surut yang sering kali terjadi di antara mereka, membuat hari-hari rakyat biasa di setiap wilayah selalu di hantui oleh bayang-bayang peperangan yang bisa datang kapan saja. Selain 4 penguasa utama, tentu juga terdapat hal lain yang mendorong kemakmuran mereka, tidak lain adalah sekte besar - kecil yang merupakan dukungan dan kekuatan utama bagi setiap penguasa wilayah. Seorang pemuda berpakaian lusuh berwajah tampan dan bertumbuh tinggi tegap berambut hitam terurai, tampak meletakan sebuah kota kayu yang di bawanya ke atas kereta pengangkut. "Ketimbang harus di sebut sebagai kekuatan utama, saya lebih suka menyebut mereka sebagai bidak utama sebagai pemicu konflik yang tentu saja konflik itu sebelumnya sudah di rekayasa oleh penguasanya. Dengan demikian penguasa tidak perlu mengotori tangan untuk menciptakan konflik karena mereka memiliki banyak budak yang bisa di kambing hitamkan atas segala kebusukan mereka."Ujar pemuda tersebut kepada seorang pria paruh baya yang duduk di atas kereta kuda dan tengah menyusun kotak-kotak kayu yang di letak olehnya. Mendengar perkataan pemuda itu, pria paruh baya lainnya merasa ketakutan sembari melihat ke kanan dan kirinya. "Jangan keras-keras bicaranya, bagimana jika ada yang mendengar mu ? Aku juga akan terkena imbasnya."Ujar pria paruh baya itu ketakutan. Pemuda sebelumnya tetap bersikap santai sembari meletakkan kotak kayu terakhir ke atas kereta pengangkut. "Paman Wang, anda sangat penakut rupanya. Semua orang jelas tau 4 wilayah sedang panas oleh konflik, masalah ini juga sudah umum di perbincangkan'bukan ? Tidak perlu di takutkan karena secara harfiah kitalah korban dari tindakan mereka." Paman Wang yang melihat pemuda itu masih bersikap santai sementara dirinya merasa was-was, kemudian mengisyaratkan agar pemuda itu berbicara pelan. "Tang Hao, jangan keras-keras. Anggaplah yang kamu katakan benar, tapi kita ini hanya rakyat biasa'kau tau ? Salah bernafas saja bisa mengakibatkan Kematian apalagi terang-terangan menyinggung penguasa di tempat ramai seperti ini." Pemuda bernama Tang Hao itu hanya tertawa kecil menanggapi perkataan paman Wang karena wajah paman Wang yang ketakutan sedikit lucu baginya. "Paman jangan terlalu tegang dan bersikap santai saja, kematian adalah hal biasa dan lumrah bagi mahluk hidup seperti kita." "Tetap saja, jika bisa aku ingin hidup lama karena harus membesarkan dan memberi makan anak dan istriku di rumah." Tang Hao melompat naik ke atas kereta kuda dan duduk bersender di samping kotak-kotak yang mereka bawa. "Aku dukung penuh keinginan mu itu paman Wang."Tang Hao menatap kotak-kotak di sampingnya. "Tapi, bukankah jika ingin panjang umur anda seharusnya mencari pekerjaan lain ?" Paman Wang berwajah lesu sembari menghela panjang."Tidak ada pilihan lain, setidaknya aku masih memiliki kesempatan untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan digunakan untuk mendirikan sebuah kedai, setelah hari ini tabunganku akan cukup dan aku berniat untuk mengundurkan diri dan menikmati hari-hari bersama keluarga ku." Tang Hao tersenyum. "Semoga keberuntungan selalu menyertai mu, paman Wang." Paman Wang ikut tersenyum."Terimakasih nak, kalau begitu mari kita berangkat." Paman Wang kemudian mengubah posisinya, duduk di depan dan mengontrol dua ekor lembu untuk bergerak dan menarik kereta pengangkut. Tang Hao yang duduk di belakang terlihat siaga ketika kereta mulai bergerak dengan sepucuk pedang pendek yang tersimpan di balik bajunya. 'Semoga tidak ada kejadian yang tidak mengenakkan hari ini.'Gumam Tang Hao sembari menatap langit yang sedikit mendung, merasakan perasaan tidak enak yang mengganjal di hati. Perlahan tapi pasti kereta pengangkut yang di tarik oleh dua ekor lembu itu melewati jalan pasar yang kumuh menuju gerbang selatan sebagai jalan keluar dari kota. Ketika akan melewati gerbang selatan dua orang penjaga dengan masing-masing memegang tombak di tangan memperhatikan Tang Hao. Mereka awalnya hanya diam, namun tatapannya seolah menyiratkan sesuatu yang dalam. "Hati-hati nak, keadaannya tidak terlalu baik. Terjadi bentrokan di area hutan larangan dan sebaiknya kalian mengambil jalan memutar agar lebih aman." "..."Tang Hao hanya diam menanggapi perkataan salah seorang penjaga. Sementara paman Wang yang mendengar itu kemudian berkata."Maksud mu kami harus mengambil jalan ke arah sungai teratai ?" Salah seorang penjaga mengangguk dan menjelaskan."Benar, memang akan memakan waktu cukup lama namun lebih aman." Paman Wang mengangguk."Baiklah, kurasa tidak masalah."Ujarnya, tidak ingin memperpanjang urusan yang di anggapnya tidak penting. Sementara Tang Hao mendadak merasa asam lambungnya naik, perasaannya semakin tidak enak dan mulai meragukan keselamatan mereka dalam misi ini namun kereta pengangkut tetap bergerak meninggalkan gerbang selatan. "Paman apakah kamu yakin ?" "Jujur saja sebenarnya tidak, namun barang ini tetap harus sampai ke tempat tujuan begitulah tugasnya." "..."Tang Hao hanya diam, merasakan perasaan yang semakin memburuk dengan rintik hujan mulai turun. Mereka yang berangkat saat sore hari kini harus mengambil jalan memutar menuju sungai teratai. Harusnya jika menggunakan jalan biasa mereka sudah sampai ketika matahari akan terbenam, namun karena jalan memutar ini mengakibatkan perjalan menjadi lebih panjang hingga saat malam tiba dengan bulan yang bersinar terang keduanya masih berada di dalam perjalanan. Hujan sudah turun sejak beberapa jam yang lalu dan belum memperlihatkan tanda-tanda akan berhenti. Di gelapnya malam Tang Hao terus waspada, memperhatikan keadaan hutan sekitar dengan seksama. Tiba-tiba kereta pengangkut berhenti di tengah jalan saat baru saja memasuki area tepian sungai teratai. "Sial, sepertinya ada sesuatu di depan sana."Paman Wang menatap ke arah depan, kemudian melompat turun dari kereta pengangkut. "Ada apa paman Wang ?"Tanya Tang Hao. "Aku melihat sesuatu yang menghalangi di depan sana, kamu tunggulah di sini selagi aku mengecek keadaan di depan." "Baiklah paman Wang." Paman Wang kemudian mengambil sebilah pedang miliknya yang ada di atas kereta pengangkut, kemudian berjalan ke depan menghilang di telan kegelapan. Tang Hao merasa ada sesuatu yang janggal kemudian melompat turun dari kereta pengangkut untuk melihat keadaan sekitar. Tang Hao menemukan jejak kaki di tanah namun keadaannya sudah terlalu samar akibat hujan, sehingga Tang Hao tidak bisa melacak darimana dan ke arah mana jejak itu pergi. Tiba-tiba petir menyambar yang secara tidak sengaja membuat keadaan menjadi sedikit lebih terang. Sesuatu yang mengejutkan terpampang di hadapan Tang Hao, puluhan mayat berserakan di tepian hutan. Tang Hao yang terkejut, berjalan mundur dan tidak sengaja menginjak sesuatu yang membuatnya terjatuh. Betapa mengejutkan nya ketika Tang Hao tau sesuatu yang membuatnya terjatuh tadi ternyata adalah potongan tangan seseorang. "Si4l.... Tang Hao yang merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi buru-buru berdiri untuk menyusul paman Wang yang tidak kunjung kembali. Namun semua sudah terlambat..Setelah selesai mengganti pakaiannya, Tang Hao kemudian mengenakkan topeng iblis menangis yang diberikan kepadanya. Dengan ini Tang Hao telah menjadi sesuatu yang lain dan penuh rahasia. Setelah semua persiapan selesai, Tang Hao kemudian berjalan keluar dari tempatnya dan pergi menuju tempat orang-orang sepertinya sedang berkumpul. Setibanya di sana Tang Hao di sambut dengan tatapan tajam anggota lain, tatapan yang dengan jelas menjelaskan bahwa mereka semua memiliki latar belakang yang tidak main-main. Tang Hao kemudian di panggil oleh seorang pria paruh baya bertopeng iblis marah. "Kemari, perkenalkan dirimu kepada yang lain."Ucap pria bertopeng iblis marah itu. Tang Hao kemudian memperkenalkan diri kepada yang lain."Saya adalah iblis muda, salam kenal semua." Pria paruh baya sebelumnya tertawa dan menepuk-nepuk pundak Hao Tian. "Bagus, bagus. Ternyata kamu mengerti dengan sistem biro pembersih, dengan tidak menyebutkan nama aslimu seperti beberapa murid bodoh sebelumnya." "
Tidak terasa sudah 2 hari Tang Hao berada di kedai minum, dirinya bahkan tidak sadar sudah menghabiskan sebagian uangnya di sana untuk membeli minuman. Di siang hari yang terik, Tang Hao yang baru keluar dari kedai minuman merasa pusing sendiri ketika melihat uang yang di simpannya kini hanya tersisa 50 koin silver. Dengan uang sebanyak itu dirinya hanya bisa bertahan 5 tahun dengan makan roti tawar. Ketika sedang menghitung uang di kantong kainnya saat itu Tang Hao menemukan sebuah plakat pengenal di dasar kantong. Tang Hao berusaha mengingat-ingat kejadian apa saja yang di lupakannya sebelum mabuk, hingga akhirnya Tang Hao mengingat tawaran Tu Lian sebelumnya. "Biro pembersih... Namanya terdengar berbahaya, namun..."Tang Hao melirik ke kantong uangnya, berpikir untuk menerima pekerjaan itu untuk menambah penghasilan. "Tidak ada pilihan lain, aku akan menerima tawarannya karena menghasilkan uang juga merupakan usaha untuk hidup lama. Menurut perhitungan ku harusnya akan ada pelat
Setelah berhasil membantai seluruh pasukan lawan sebelumnya, semua bawahan jendral Mu mengumpulkan mayat-mayat rekan mereka untuk di bawa pulang.Sebagian pasukan di perintahkan untuk memeriksa jubah jiwa kilin. Setelah memeriksa kondisi jubah jiwa kilin, seorang pria paruh baya bernama Luo Fang mendatangi jendral Mu yang masih berdiri diam memperhatikan Tang Hao yang sedang memberikan penghormatan terakhir kepada paman Wang. "Tuan Mu, jubah jiwa kilin dalam kondisi baik dan tidak lecet sedikitpun. Beruntung jubah kilin adalah manifestasi dari elemen api sehingga jubah tersebut tidak ikut terbakar seperti kereta pengangkut, seolah semuanya sudah di perkirakan oleh anak itu. Jika bukan karena kobaran api yang di buat anak itu kita pasti masih kebingungan mencari lokasi ini akibat kesalahan informasi yang di sebarkan oleh dua orang penjaga gerbang selatan yang ternyata adalah mata-mata lawan." "Apakah kedua orang itu sudah di singkirkan ?"Tanya jendral Mu. "Sudah Tuan, mereka tidak
Melihat kondisi sekitar Tang Hao tentu menyadari sesuatu, kenyataan bahwa secara mengejutkan jalan yang mereka ambil tanpa sadar telah membawa mereka memasuki kawasan pertarungan yang harusnya mereka hindari. Namun semua sudah terjadi, Tang Hao bergegas berlari menuju tempat paman wang berada dan ingin memberi tau paman Wang, namun semuanya sudah terlambat. Seorang pria paruh baya datang dengan menyeret tubuh paman Wang yang sudah tidak bernyawa, sementara tangan lainnya menenteng sebilah pedang berlumuran darah.Tang Hao yang melihat hal itu merasa sangat terpukul, tubuhnya seketika terasa kaku, darahnya berdesir merasa marah dan takut. Padahal baru beberapa jam yang lalu mereka berbicara tentang keinginan masing-masing, namun entah bagaimana hal buruk terjadi tanpa aba-aba maupun peringatan.Tang Hao yang di butakan oleh amarah sekaligus di kuasai oleh rasa takut secara naluriah merasa terancam dan mengeluarkan sebilah belati dari balik pakaiannya, menggenggam belati kecil itu den
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.