“Ada apa ini?” Terdengar sebuah suara bas nan seksi menghentikan pembicaraan mereka.
Tessa tertegun menatap sosok tampan di depannya itu.
‘Omg! Tampannya, Daniel saja akan kalah dengan ketampanan pria ini. Astaga! Dia ... dia adalah Alviano Arga Dinata dari INC Group. Ternyata aslinya sangatlah tampan,’ ujar Tessa membatin. Netranya menatap Al dengan sangat intens seakan jika ia berkedip, maka Al akan hilang dari pandangannya.
“Dady!” teriak Angel yang langsung membuyarkan fantasi Tessa tentang Al. Angel langsung saja memeluk sang dady di hadapan semua orang.
Orang-orang yang melihat kedatangan salah satu pengusaha sukses itu lantas memotretnya. Blis camera mengenai sosok mereka tanpa jedah. Tempat itu, semakin ramai sejak kedatangan Al.
Al langsung saja mengkode Febian agar membubarkan massa tersebut yang mulai menatap mereka penuh minat.
Sedangkan Tessa dibuat terkejut, karena
“Alfiano Arga Dinata, CEO INC Group. Pria muda berumur 28 tahun ini sukses membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan.” Tessa membaca profil Al. Ia sudah jatuh cinta pada pria itu pada saat bertemu di mall kemarin.‘Oh, beruntung sekali aku jika bisa bersading dengannya masih muda, tampan dan yang lebih penting sukses. Al tidak ada tandingannya. Apa lagi ANS Grub dalam masa yang sulit saat ini tiba-tiba saham turun drastis walaupun itu perusahaan Kakakku yang bodoh, tapi masa bodohlah aku tidak ingin ambil pusing yang terpenting aku harus bisa menarik perhatian Al,’ pikir Tessa berfantasi sendiri mengenai Al. Pikirannya telah kacau akibat fantasi liar yang ia ciptakan sendiri. Tidak mengetahui bahwa Al sendiri tak terlalu menempatkan dirinya di pandangan Al.Tessa yang sedang berfantasi tentang Al. Sosok tampan itu sekarang malah memandang sosok jelita di sampingnya.Menurut Al, Kyara adalah anugrah terin
Arkg! “Kenapa bisa begini!” Seorang pria tampan menggeram frustasi di ruangannya. Pria itu mengamuk karena semua penginvestasi menolak bekerjasama dengan perusahaannya lagi. Jadi, perusahaannya berada dalam masa yang sulit. Tok! Tok! Tok! “Masuk!” seru Daniel. Ya, pria itu adalah Daniel mantan kekasih dari Kyara di masa lalu. Sepertinya Al dan Kyara telah bergerak—Daniel akan mendapatkan hukuman berat karena telah mengkhianati Kyara di masa lalu. Masuklah seorang wanita yang merupakan sekertaris Daniel, seperinya dia ingin melaporkan sesuatu kepada atasannya. “Maaf Pak,” ujar sekertaris Daniel dengan hati-hati karena ia tahu suasana hati bosnya tidak dalam kondisi yang baik. “Iya, ada apa Bella?” tanya Daniel to the point. “Begini Pak, perusahaan TU Company menerima bekerjasama dengan Anda dengan syarat Anda mau bertemu dengan pemimpin dari TU Company,” jelas wanita itu yang bername tag Bella. Bagaikan d
Al mengeram frustasi akibat apa yang dia alami. Lama berdiam diri mengontrol emosinya benda pipih di sampinya yang tadi sempat ia lempar kini berdering. Langsung saja Al mengambil benda pipih persegi empat itu untuk mejawab telepon yang masuk. "Iya, apa kau sudah mendapatkan kabarnya?" tanya Al to the point. "Ck, kenapa kerja kalian tidak ada yang becus." Setelah mengatakan hal itu Al mematikan telephone sepihak. Mengacak rambutnya frustasi karena tidak bisa mendapatkan kabar tentang sang istri. Sementara itu, ada tatapan khawatir yang menatapnya dari kejauhan. Jam sudah menunjukkan 11 : 57 dan Al belum beranjak dari sofa itu. Seketika lampu padam tidak ada penerangan di ruangan itu. Al mencoba mencari ponselnya sebagai penerangan. Belum lagi Al mengambil ponselnya di depan sana sudah ada cahaya temaran dari arah dapur. Di tengah ruangan lilin kecil menyala satu persatu hingga membentuk kata 'Happy Berstday Al' melihat hal itu Al baru paham belum lagi Al sempat tertegun. Semua lampu
Setelah mendapatkan kejutan yang sangat membahagiakan Al tak henti - hentinya tersenyum walaupun hanya senyum tipis yang membuat semua karyawan meleleh karenanya. "Feb, jam berapa saya akan bertemu dengan dia?" tanya Al dengan menekan kata dia pada ucapannya. "Saat jam makan siang," jawab Febian sekertaris sekaligus tangan kanan Al. "Baiklah, kau sudah menemukan bukti-bukti yang akan menyudutkannya?" tanya Al lagi dengan seringaian yang tersunging di bibir tipisnya. "Sudah, saya pastikan dia tidak bisa berkutik," tutur Febian ikut tersenyum. 'Tunggu dan lihat saja, ini sangat menyenangkan.' *** Di sebuah kamar nan mewah terlihat seorang wanita yang sedang memerah menatap layar monitor komputer. Entah apa yang dia lihat sehingga menimbulkan fantasi aneh di sekitarnya. "Ah, ya ampun Al kau membuatku bergairah," ujar wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Tessa saudari kandung dari Kyara. Tessa menatap layar monitor komputer yang menampakkan tubuh atletis Al yang dibalut ja
Di sebuah rumah mewah terdengar berbagai teriakan dan makian bahkan suara pukulan pun terdengar. Terlihat banyak pelayan yang berlalu lalang. Namun, mereka seakan menulikan telinga. Mereka tidak dapat melakukan apa-apa karena status mereka hanya sebagai pelayan. Pintu bercat putih itu seakan menjadi saksi bisu penyiksaan tersebut. “Dasar sampah, seharunya kamu tidak di rumah ini,” cercah seorang gadis kepada gadis yang tertunduk lesuh di lantai yang dingin. Penampilan gadis itu buruk rupa, bukan tanpa sebab itu hanyalah make-up yang ia gunakan untuk menutupi kecantikannya, dia hanya menunduk menahan sakit di sekujur tubuhnya. Gadis itu adalah nona muda dari keluarga Wijaya serta anak sah pasangan Bram Wijaya dan Kenita Angela. “Haha, percuma Kak, jalang ini tuh gak denger,” cibir gadis yang satu lagi dengan seringaian sembari menatap jijik sang gadis yang terduduk. “Apa salah, Kyara?” tanya gadis itu lemah, gadis itu bernama bernama Kyara Angela
Kyara sudah mulai bisa menguasai dirinya. Ia harus bisa membalaskan dendam gadis ini, bisa-bisanya ia adalah seorang CEO ternama bisa ditindas. Namun, kali ini tidak lagi, dia sudah berpindah jadi dia harus merubah segalannya. Jika, bukan karena adik dan kekasih bajingannya itu, dia tidak akan mati seperti ini. Hal ini membuat Kyara rasa-rasanya ingin mencekik seseorang tanpa ia sadari ia mengeluarkan aura membunuh yang begitu kental. Jangan salah, selain seorang CEO dia juga seorang tentara bayaran, berterima kasihlah dengan almarhum kakek Kyara yang menerjunkannya di dunia gelap hingga banyak yang menakutinya sehingga ia tak mudah untuk digertak. Sedangkan, pelayan itu sudah pingsan karena tidak kuat menahan aura itimidasi dengan niat membunuh yang begitu kental. Melihat pelayan telah pingsan, Kyara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, karena dia kelepasan dan tidak menyadari keberadaan pelayan itu. “Pelayan!” panggil Kyara kepada seorang p
Seorang gadis terlihat berdiri di depan cermin, gadis itu memperhatikan penampilannya. Ia memakai dress malam berwarna hitam yang terbuat dari kain brokat. Gadis itu tak lain adalah Kyara Angela Wijaya. Ia memperhatikan penampilannya dengan saksama apakah ada yang kurang atau tidak. “Untung saja gadis ini menyembunyikan satu dress cantik. Pasti ini dress pemberian Ibunya.” Kyara berguman sembari mengangguk bahwa penampilannya malam ini perfect. Kyara tak menyangka ternyata gadis ini sangat cantik, tapi hanya tak tahu mengurus diri, ditambah foundation berwarna pekat yang selalu dipakaikan ke wajahnya yang membuat ia tampak menyeramkan. Namun, semua itu Kyara telah lepas, gadis ini lebih cantik daripada kedua saudari tirinya yang sering menindas Kyara hingga ia meregang nyawa. Ingat film Nakusha? Kurang lebih seperti itu penampilan Kyara sebelumnya. “Ck, akan kubalas semua rasa sakit yang pernah kalian torehkan pada pemilik tubuh ini.” Kyara berucap penuh teka
“Duduklah dulu, Nona,” pinta tuan Wiliam ramah. Namun, di balik keramahannya ada sesuatu yang tersimpan. Kyara ahirnya duduk di hadapan mereka. Tatapan benci senantiasa mereka layangkan untuk Kyara. Namun, Kyara mengacuhkan semua itu. “Jadi, Tuan Wiliam kenapa Anda menahan saya?” tanya Kyara langsung pada intinya. Bram memperhatikan Kyara yang telah berubah, ia berpikir, apa dia terlalu menyakiti putri kecilnya itu sehingga dia sudah berubah, dia bukan lagi Kyara yang bodoh dan pengecut dan mudah ditindas dengan sangat mudahnya. Bram tahu kalau istri dan anak tirinya selalu menyakiti putri kecilnya itu. Namun, dia selalu menutup mata dan telinga seakan buta dan tuli. Ada rasa bersalah pada diri Bram karenatelah menelantarkan sang putrinya. ‘Sudah terlambat, Kyara yang dulu tidak akan kembali lagi.” Kyara berujar sinis dalam hati ketika menyadari Bram—ayahnya menatap dengan rasa bersalah. “Begini, karena pernikahan kalian