Share

18. Kecurigaan Langit

“Kenapa lo itu rajin masak, tapi males banget buat isi dispenser, ha?” omel Katha sambil menuang bubuk matcha ke dalam cangkir.

Langit menirukan kata-kata Katha tanpa suara sembari menggoyang-goyangkan gelas berisi susu hangatnya yang tinggal seperempat.

“Padahal tinggal minta anak-anak apa susahnya, sih!” omel Katha lagi, sambil menuangkan air dari teko listrik. Seketika aroma matcha menguar di dalam ruang kerja Langit itu.

“Lagian udah ada teko listrik itu, Tha. Atau kalau lo males masak air, bisa tuh minta ke dapur,” sahut Langit sambil memejamkan mata setelah dia letakkan gelasnya di atas meja. Lalu, dia rasakan sofa di sebelahnya bergerak.

“Terserah lo, deh.” Katha meletakkan cangkirnya di sebelah gelas Langit, lalu ikut menyandarkan badan ke sofa.

“Eh, Tha.” Tahu-tahu Langit sudah membuka matanya lagi. Dia duduk tegak dan memfokuskan perhatiannya pada Katha yang terlihat bersantai.

“Apa?”

“Lo masih berhubungan sama Atmaja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status