Home / Fantasi / Reincarnator From The Past / Chapter 3 - Obrolan Spirit Agung

Share

Chapter 3 - Obrolan Spirit Agung

Author: Hiyoshi
last update Last Updated: 2024-05-05 22:19:37

Luna menatap Asahi dan tersenyum kearah nya, "kenapa kamu berpikir kamu akan di musnahkan ...?" tanya Luna.

Asahi hanya diam saja, dia tak bisa mengatakan apa apa seperti ada sebuah tekanan dari Luna itu sendiri. Dia ingin segera terbebas dari Luna, dia juga tidak bisa kabur karena tubuhnya tidak seperti spirit pada umumnya.

"Tenang saja, kau di lindungi oleh Dewa, jadi aku tidak bisa memusnahkan mu ..." ucap Luna.

"Be- begitu ya ... terimakasih ..." ucap Asahi sedikit gugup.

"Yosh, aku akan kembalikan kamu ke hutan itu ... ingat jangan terlalu banyak membunuh monster ..." ucap Luna.

Asahi kemudian di teleportasikan ke hutan mistis itu lagi dan Luna langsung kembali untuk melaporkan kepada Ayahnya di kerajaan Manusia. Asahi benar benar lega sudah di keluarkan dari hutan itu. Dia merasa mual dan tidak enak badan ketika berhadapan dengan Luna secara langsung.

"Hah itu tadi sangat menakutkan ..." ucap Asahi.

["Anda tidak memiliki ketahanan rasa takut, makanya saat di itimindasi anda benar benar ketakutan ..."]

"Kau juga bisa berkomunikasi begini ya ..." gumam Asahi.

["Terkadang beginilah saya, tapi saya ada untuk membantu anda dan memberikan informasi yang terkait sesuai perintah anda ..."]

Kemudian Asahi sedikit kebingungan ketika mengetahui Luna itu melarangnya untuk terlalu banyak memangsa monster. Dia pun mencari cara untuk mendapatkan level tanpa di curigai oleh Luna dan Kerajaan Manusia. Asahi pun berjalan di hutan tanpa harus khawatir terhadap monster, karena dirinya juga sudah termasuk monster disana.

Saat berjalan dia menemukan seseorang yang sedang bertarung dengan monster ular raksasa. Blood Viper, merupakan monster ular raksasa yang memiliki bisa yang sangat amat beracun. Dan disana ada orang yang sedang bertarung melawan monster itu, Asahi langsung mendekati sumber suara pedang yang di hasilkan orang orang itu.

Saat Asahi mendekat, monster itu benar tidak menyerang Asahi. Namun karena Asahi ingin berbuat baik, dia harus menyelamatkan orang orang itu. Dengan caranya sendiri, Asahi menggunakan serangan es nya yang beberapa hari lalu dia pakai.

"TaperEis ...!!" teriaknya.

Satu bongkahan es saja tidak cukup untuk mengalahkan ular yang ukuran nya 3 kali ukuran manusia dewasa. Dia melihat ada dua orang lagi yang sedang melindungi sesuatu, namun ular itu tidak menyadari nya karena tubuh besarnya. Asahi pun memikirkan sebuah sihir yang ingin dia buat lagi. Kali ini dia menggunakan banyak Magie dari tubuhnya sehingga tubuhnya menjadi tidak stabil.

"Bayangkan ...!!" teriaknya sambil memutar dari serangan ular itu.

Asahi mengimajinasikan sebuah api yang bisa membakar segala hal. Kemudian muncul kembali lingkaran kristal itu di dadanya.

"Hollenfouer ...!!" teriaknya.

Api hitam membara kemudian menghanguskan ular itu hingga habis tak bersisa. Orang orang yang melihatnya itu kemudian ketakutan karena ada makhluk misterius yang tiba tiba membakar ular itu hingga meleleh.

["Individu Asahi mendapatkan skill : Poison Attack"]

"Nampaknya dia sudah tidak tertolong ..." ucapnya sambil menatap seorang ksatria yang berbaring di belakangnya.

["Ada kemungkinan di selamatkan, namun harus di sembuhkan dari dalam ..."]

Kemudian Asahi merasuki orang itu untuk menyembuhkan luka nya dari dalam. Dan orang orang yang sedang berjaga itu langsung mengacungkan pedang nya kearah Asahi yang merasuki pria itu. "Kau apa yang kau lakukan dengan tubuh itu ...!?" bentak ksatria wanita itu.

"Tenang aku bukan bermaksud jahat ... aku ini sedang menyembuhkan orang ini dari dalam ... dia terkena banyak racun orang tapi masih bisa di tolong ..." ucap Asahi.

Kemudian ksatria itu menyarungkan kembali pedangnya dan mulai mempercayai Asahi. Dia pun kemudian terjatuh karena kakinya terkilir, dan Asahi dengan sigap menangkap ksatria itu dan di tidurkan di tanah. Asahi memikirkan sebuah sihir penyembuh untuk bisa menyembuhkan kaki ksatria ini.

["Melakukan pemeriksaan ... lukanya cukup dalam ... dia akan kekurangan banyak darah nantinya ..."]

"Aku harus memikirkan sesuatu ..." ucap Asahi.

Asahi memikirkan sebuah zat yang bisa meregenerasi sel dia mengingat ingat pelajaran yang pernah ia pelajari waktu lalu. Kemudian dari tangan nya bercahaya dan dia merapalkan mantranya, "Wundregeneration ..." ucapnya.

Kemudian kaki ksatria itu pulih dengan perlahan agar tidak terasa nyeri saat prosesnya. Ksatria itu benar benar terkejut karena dia bisa menggunakan elemen suci yaitu sihir penyembuhan.

"Kau ini sebenarnya siapa ...?" ucap Ksatria itu.

"Aku adalah Spirit ... jadi tak heran kan ..." ucap Asahi.

"Kami benar benar berterimakasih ... sebelumnya perkenalkan nama saya Amalie ... kami sedang mengawal Tuan Putri Elf menuju ke kerajaan Manusia ...." ujar Amalie.

Asahi melihat putri elf yang ada di belakang Amalie, dia nampaknya ragu dan takut kepada Asahi. Asahi pun mendekati nya dengan tubuh ksatria yang tidak sadarkan diri, tersenyum kearah putri Elf. Putri tersebut memberanikan diri untuk bersalaman dengan Asahi walaupun awalnya ragu.

Putri Elf itu akhirnya tersenyum kearah Asahi dan memeluknya, kemudian dia membalas memeluk putri Elf dan dia pun tersenyum. Kemudian mereka meminta Asahi untuk mengawal mereka sampai ke negeri Brirya. Tanpa basa basi Asahi pun setuju dengan permintaan Amalie. Kemudian putri itu berbalik dan mengatakan, "Nanti akan kami beri hadiah Homunculus untukmu ..." ucap Putri Elf.

Asahi tersenyum dan kemudian berjalan bersama karena kereta kuda yang mereka tumpangi sudah hancur di serang ular itu. Dalam perjalanan 5 hari akhirnya mereka sampai di Brirya. Putri Elf itu di jalan memperkenalkan dirinya kepada Asahi, dia bernama Miya dari kerajaan Elf Suci. Kemudian Asahi meminta Putri Miya untuk naik ke pundaknya agar tidak kecapekan.

"Kita sudah sampai ..." ucap Amalie.

"Oh ini ya kerajaan manusia ... aku baru pertama kali melihatnya ..." ucap Asahi.

"Asahi dono, aku ingin anda menemani kami sampai bertemu kaisar ... soalnya tubuh ksatria ini merupakan pengawal negeri ini ..." ucap wanita yang bernama Alice.

"Ah baiklah ..." ucap Asahi pasrah.

Mereka pun berjalan menuju ke istana kerajaan pusat, Miya masih di gendong di pundaknya Asahi dan akhirnya diturunkan di depan tangga Istana. Di depan mereka terdapat istana megah berwarna putih dengan menara menara pencakar langit yang megah. Di jaga oleh tentara tentara hebat yang kuat.

"Hebat banget ... ini 271 triliun kebeli apa tidak ya ..." ucap Asahi.

"Apa maksud mu Tuan ...?" ucap Amalie.

"Ah tidak tidak, aku bicara sendiri ..." ucap Asahi.

Mereka pun masuk kedalam istana yang megah itu, di sambut oleh banyak bangsawan yang ada di istana. Mereka pun sampai di depan sang Raja, kemudian mereka berlutut di depan Raja, kecuali Putri Miya.

"Terimakasih kalian sudah memenuhi permintaan ku ... pertama tama angkat kepala kalian ..." ucap Raja Gustav.

Mereka pun saling kontak mata dengan Raja, Asahi melihat kalau Raja nya masih terlihat muda. Dia juga melihat seseorang yang sangat tidak asing, tapi dia tidak bisa mengingat siapa orang tersebut. Kemudian Asahi merasa kalau dia itu sedang di tatap oleh seseorang. Dia tidak berani menengok, jika menengok Asahi bakal ketahuan oleh orang yang menatapnya.

["Sepertinya Mother of Great Spirit ada di sekitar sini ..."]

"Aku tahu itu ..." ucap Asahi ketakutan sampai berkeringat.

Raja pun berdiri dari singgasana nya, dia kemudian memanggil nama seorang ksatria untuk di beri penghargaan. "Ksatria Alric ...!!" ucap sang Raja. Asahi bingung siapa Alric itu, kemudian Alice menyenggol Asahi dan di suruh untuk berdiri. "Apa yang kamu lakukan, Raja memanggilmu ..." bisik Alice.

Asahi langsung berdiri dan maju ke dekat sang Raja dengan gugup. Dia berlutut di depan Raja sebelum di beri penghargaan. "Alric Walter, dia adalah ksatria yang melindungi Putri Miya sampai hampir kehilangan nyawanya ... dia layak di beri hadiah ... aku akan memberi mu gelar Baron dan 1000 koin emas ...!!" ucap sang Raja.

Seluruh bangsawan tidak ada yang menyangkal pernyataan sang Raja. Karena sudah terkenal Alric ini hebat. Dia satu satunya ksatria yang lulus dengan nilai terbaik dan tanpa cacat sedikit pun.

"Saya menerima semua yang anda anugerahkan kepada saya, dengan pedang ini saya akan melindungi raja dan rakyat ..." ucap Asahi.

Semua bertepuk tangan dengan meriah atas prestasi yang di raih oleh Alric. Dan juga teman teman Alric, Alice dan Amalie juga di beri penghargaan sebagai ksatria tingkat atas dan sejumlah uang.

"Selamat atas kenaikan pangkat mu Alric ..." ucap Amalie.

Asahi hanya bisa terdiam dan bingung, kemudian setelah audiensi itu sang Mother of Great Spirit muncul di hadapan mereka. Sontak seisi istana berlutut termasuk Asahi yang saat itu ada di tubuh nya Alric.

"Alric ... aku ingin bicara empat mata dengan mu ..." ucap Luna.

"Ba- baik ... sesuai permintaan anda ..." ucap Asahi.

Alric pun di ajak ke sebuah ruang tamu, kemudian saat Luna masuk ke ruangan, seluruh penjaga di minta keluar dari ruangan itu. Setelah dikira bersih dari orang, Luna menyegel ruangan tersebut dan duduk di sofa. Luna juga meminta Alric untuk duduk di depan nya untuk berbicara. Luna menatap tajam kearah Alric, dia pun menanyakan hal yang membuat Alric terkejut.

"Jika kamu keluar, apa yang terjadi pada tubuh Alric ...?" ucap Luna.

"Ketahuan ya ..." ucap Alric.

"Ya benar, jelas banget ..." ucap Luna sambil tersenyum.

"Proses penyembuhan nya belum selesai, aku tak bisa keluar ..." ujar Asahi.

"Jadi dia akan mati jika kamu keluar dari tubuhnya ...?" tanya Luna.

"Begitulah ... aku sedang memangsa semua racun racun yang ada di tubuhnya ..." balas Asahi.

Luna kemudian mengeluarkan sebuah bola kristal yang bercahaya sangat terang. Sampai seisi ruangan menjadi terang benderang, lalu Asahi di minta untuk menyimpan bola ini. Dia kebingungan, apa maksud Luna memberikan bola itu kepada Asahi.

"Aku tidak sedang bermaksud buruk ... tapi ini untuk kebaikan mu juga ..." ujar Luna.

"Baik aku terima ..." ucap Asahi.

Luna pun melihat dengan tatapan kagum, dia tak percaya kalau Asahi yang merupakan Spirit jahat bisa menyentuhnya. Bola itu merupakan bola cahaya penyucian, roh jahat atau iblis akan musnah jika menyentuh atau terkena cahayanya. Karena hal itu Luna semakin mempercayai Asahi sebagai Spirit baik. Namun benarkah Luna itu memberikan cap pada Asahi dengan Spirit baik. Atau itu hanya sebuah gimiknya saja untuk menguak semua informasi dari Asahi. Dengan begitu Luna lega dan tersenyum lebar hingga giginya terlihat dan dia kembali menatap Asahi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Reincarnator From The Past   Chapter 71 - Weismann Kembali? [Stopped]

    Asahi mengundang semuanya ke ruang tamu yang megah di dalam istana. Para tamu, termasuk Haruto dan bawahannya, dengan senang hati menerima tawaran baik Asahi dan mengikuti langkahnya ke dalam ruangan yang besar dan nyaman. Setelah semua orang duduk, suasana sedikit tenang namun penuh dengan rasa penasaran. Haruto, yang biasanya ceria, kali ini menunjukkan ekspresi serius. Bawahannya juga duduk dengan sopan, menunggu apa yang akan dibahas oleh sang Demon Lord yang telah mereka hormati dan takuti. "Asahi," Haruto memulai, suaranya penuh kehati-hatian, "Kami semua di sini tahu bahwa kau baru saja menghadapi sesuatu yang luar biasa. Namun, kami juga tahu bahwa kau pasti sudah memikirkan apa yang akan kau lakukan selanjutnya." Asahi mengangguk pelan, menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya berbicara. "Memang benar. Apa yang terjadi belum lama ini bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Vernie… dan segala yang berkaitan dengannya, telah mengacaukan banyak hal, termasuk waktu itu send

  • Reincarnator From The Past   Chapter 70 - Apa Benar Semuanya akan Binasa?

    Dengan satu gerakan, dia mengangkat tangan dan membanting suaka itu ke tanah dengan kekuatan yang menghancurkan, menciptakan gelombang kehancuran yang mengguncang Vurfield.Namun, Asahi belum selesai. Dia menggunakan sihirnya untuk memanipulasi daratan, membawa suaka itu ke kastilnya dan menjadikannya lantai utama dari istana Vurfield. Suaka yang dulunya penuh dengan kekuatan Vernie kini berada di bawah kendali Asahi sepenuhnya.Pedang yang telah menyatu dengan dirinya muncul kembali di tangan Asahi. Dengan satu tebasan ringan, dia menghancurkan hukum suaka tersebut, menciptakan hukum baru yang menyatakan bahwa suaka itu kini adalah sumber kehancurannya, dan akan selamanya menjadi bagian dari kastilnya."Ini belum berakhir, Vernie... aku akan membuatmu menyesal telah mempermainkan seorang Demon Lord," gumam Asahi, kekuatan barunya menyatu dengan ambisinya yang semakin besar.Asahi berdiri di hadapan tangga yang menjulang tinggi, langkahnya tenang namun dipenuhi dengan tujuan yang jela

  • Reincarnator From The Past   Chapter 69 - Amarahnya Tidak Bisa Ditahan Lagi

    Ketika kedua kekuatan tersebut bertemu di tengah, terjadi ledakan kolosal yang menyilaukan dan menggetarkan seluruh dimensi. Cahaya terang dan kegelapan saling bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang menyapu bersih segala sesuatu di sekitarnya. Waktu seolah berhenti sejenak saat kekuatan-kekuatan tersebut beradu, menentukan siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, ledakan tersebut perlahan mereda. Asap dan debu tebal menyelimuti medan pertarungan, membuat pandangan menjadi samar. Saat debu mulai mengendap, terlihatlah sosok Asahi berdiri tegak, meski dengan luka dan kelelahan yang jelas terlihat namun regenerasinya benar benar diatas batas normal. Di hadapannya, Vernie terjatuh berlutut, aura cahayanya memudar dan kekuatannya tampak terkuras habis."Asahi... bagaimana bisa...?" Vernie berbisik lemah, matanya kehilangan kilauannya. Asahi berjalan mendekati Vernie, men

  • Reincarnator From The Past   Prologue | Volume 7 - Kebenaran dari Kehancuran

    Gak ada Prolog, jadi lanjut aja ...Kedepan akan menceritakan bagaimana keadaan dunia 500 tahun yang lalu. Sebagai Demon Lord, Asahi telah menjadi ancaman seluruh dunia. Bukan hanya satu dunia, ribuan semesta yang ada telah menganggap dirinya adalah sebuah kehancuran abadi.Flashback sedikit,Tanpa peringatan, Vernie mengangkat tangannya, dan dari langit yang gelap, muncul kilatan petir yang menyambar ke arah Asahi. Petir itu bukan petir biasa—setiap kilatan membawa energi pemusnahan yang bisa meluluhlantakkan apa saja. Namun, Asahi dengan sigap melompat ke udara, menghindari petir tersebut dengan kecepatan yang tidak mungkin ditangkap mata manusia. Vernie, tidak terkejut, langsung meluncurkan serangan kedua. Dengan satu gerakan tangan, tanah di bawah kaki Asahi terbelah, dan dari dalamnya muncul makhluk-makhluk kegelapan yang berwujud kabut, mencoba merangsek ke arah Asahi. Makhluk-makhluk ini tidak memiliki bentuk pasti, tetapi setiap sentuhan mereka bisa menguras energi

  • Reincarnator From The Past   Chapter 68 - Inikah Akhir dari Sang Pemusnah

    Lima ratus tahun yang lalu, sebelum dunia sepenuhnya memahami ancaman yang dibawa oleh satu sosok yang sangat berbahaya dan keji, sudah ada upaya dari para dewa untuk menghentikan kebangkitannya. Sosok ini, yang kelak dikenal sebagai salah satu ancaman terbesar dalam sejarah, telah menunjukkan tanda-tanda kegelapan yang tidak bisa diabaikan. Para dewa, yang melihat bahaya besar yang akan datang, mencoba segala cara untuk menghentikannya. Mereka menggunakan kekuatan mereka yang paling besar, mengerahkan segala usaha untuk membunuh sosok tersebut. Namun, meskipun berkali-kali dicoba, upaya mereka selalu gagal. Seolah-olah hukum alam, atau mungkin takdir itu sendiri, menolak kematian sosok itu. Meskipun kekuatan para dewa mampu menghancurkan gunung dan membelah laut, mereka tidak bisa menembus perlindungan yang tampaknya diberikan oleh hukum yang tidak tertulis. Bahkan para dewa, yang biasanya tidak terbatas oleh aturan dunia fana, menemukan diri merek

  • Reincarnator From The Past   Chapter 67 - Kejadian Masa Lampau

    Lima ratus tahun yang lalu, saat dunia masih belum sepenuhnya berada dalam cengkeraman kegelapan. Asahi, Demon Lord yang perkasa, berdiri di puncak kekuasaannya. Namun, di balik wajah dingin dan hati yang mulai dipenuhi kebencian, dia masih menyimpan jejak kemanusiaan. Meskipun sudah lama meninggalkan kehidupan lamanya, ada sesuatu yang mengganggu hatinya—sesuatu yang dia sendiri tak bisa jelaskan. Suatu malam, di tengah kesunyian istananya, Asahi merasakan kehadiran yang tidak biasa. Udara di sekitarnya tiba-tiba menjadi dingin, dan bayangan gelap muncul tanpa peringatan. Asahi, yang tidak pernah takut pada apapun, merasakan dorongan untuk berbalik dan melihat siapa yang berani mengganggu kedamaiannya. Di balik bayangan, sesosok hitam yang misterius muncul, berdiri dengan anggun namun memancarkan aura mengancam. Sosok ini tidak seperti apa pun yang pernah dilihat Asahi sebelumnya. Tubuhnya berkilauan dengan energi gelap yang tidak bisa dijelaskan,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status