Share

Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR
Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR
Penulis: Pein

Bab 1

Beberapa ribu tahun sebelum Abad 20 ....

Terdengar suara genderang perang di tabuh dari pasukan kerajaan Barat. Seluruh prajurit berteriak dengan keras, mengacungkan tombak dan pedangnya, berlari menyerbu ke arah musuh.

Dua pasukan kerajaan besar Timur dan Barat Austronesia saling membunuh satu sama lain demi mendapatkan kemenangan untuk kerajaan masing-masing.

Seorang panglima perang dari kerajaan barat yang gagah mengayunkan pedangnya tanpa lelah, ia terus bertempur tanpa mengenal waktu.

Kerajaan Timur pun tunduk kepada kerajaan Barat, hingga terciptalah sebuah perjanjian yang dipimpin langsung oleh beberapa Raja berpengaruh didunia, perjanjian perdamaian dan Panglima Perang kerajaan barat lah yang menjadi simbol perdamaian tersebut. Karena pada saat itu ia orang yang paling ditakuti dan segani.

Hari demi hari terus berlalu setelah perjanjian perdamaian tersebut, hingga pada suatu saat sebelum kematiannya, seorang Dewa agung mendatangi panglima perang tersebut dan memberitahunya kalau dia akan di angkat kekayangan untuk menjadi Dewa Perang.

Namun, sayangnya setelah mendapatkan pemberitahuan tersebut, beberapa Dewa yang tidak setuju dengan keputusan Dewa Agung, merencanakan pembunuhan kepada sosok Panglima perang tersebut.

Hingga akhirnya Panglima perang pun tewas mengenaskan tanpa ada yang tahu siapa yang telah membunuhnya.

Hari itu seluruh Kerajaan berduka, walaupun ada beberapa orang yang senang mendengar kematian sang Panglima perang. Karena merekalah cikal bakal para manusia kotor di jaman modern.

***

Sepuluh ribu tahun kemudian ....

Bug! Bug!

Ampun ... ampun ....

Di sebuah gang kecil, terlihat seorang mahasiswa sedang tidak berdaya di pukuli beberapa Preman. Terdengar ia meminta ampunan dengan suara tidak berdaya.

Pemimpin Preman yang memukuli Mahasiswa tersebut menyuruh bawahannya berhenti, ia menjambak rambut pria tersebut hingga mendongak menatapnya dengan wajah yang sudah babak belur, bahkan ada darah yang keluar dari mulutnya.

Pemuda yang dipukuli tampak sudah tidak berdaya lagi, ia menangis memohon ampunan agar dilepaskan oleh pria tersebut.

"Tolong ampuni aku ...." pintanya sambil berlinangan air mata.

Pemimpin preman menyeringai. "Mengampunimu? Apa kamu tahu kesalahanmu?"

Pria itu menggelengkan kepalanya, "tolong maafkan aku, apa pun salahku ...."

"Kesalahanmu sangat fatal, karena berani mendekati wanita Tuanku! Sekarang kau sudah tahu salahmu, 'kan?" tanya pemimpin preman sambil tersenyum penuh arti, menghempaskan Mahasiswa tersebut, "patahkan tangan dan Kakinya!"

"Baik Bos!" jawab bawahan Preman.

Mahasiswa tersebut tentu saja ketakutan, ia berteriak meminta tolong sangat keras ketika bawahan preman mulai memegangi tangan dan kakinya untuk di patahkan.

"Tolong jangan ...." mahasiswa tersebut merengek sambil menangis, sampai terkencing-kenncing di celana.

"Hei! Apa kalian tidak malu mengeroyok orang lemah?!" tegur seseorang tiba-tiba saat para preman akan mematahkan kaki Mahasiswa tersebut.

Para preman sontak saja menoleh ke belakang, terlihat seorang pemuda tampan mengenakan pakaian rapi sedang berdiri sambil memegang sebuah buku dengan satu tangan di masukkan ke saku.

Pemimpin Preman mengerutkan keningnya, ia melihat pemuda tersebut dari atas sampai bawah, dari pakaiannya ia sangat yakin kalau pemuda tersebut merupakan orang kaya.

"Pergilah, aku tidak ada urusan denganmu!" Pemimpin Preman mengibaskan tangannya, mengusir pemuda tersebut.

Pemuda itu memutar bola mata malas. "Ayolah ... kenapa harus melawan yang lemah, jika ada orang yang kuat di sini."

Pemimpin Preman yang tadinya akan mengabaikan pemuda tersebut mengernyitkan dahi, ia menatap pemuda itu dengan seksama, kemudian tertawa. "Hahaha ... lebih baik kamu belajar saja, agar menjadi pewaris yang baik, sana pergi!"

Swuzz

Buku yang dipegang pemuda tersebut dilemparkan sangat cepat, melesat ke samping pria tersebut hingga sampul buku menyayat pipinya dan ....

Duak!

Buku tersebut menancap didinding jalan buntu, terlihat retakan-retakan dari sela-sela buku yang menancap di sana.

Pemimpin Preman menelan ludah, ia langsung jatuh terduduk, pipinya yang tergores sampul buku mengeluarkan darah.

"Bos!" seru para bawahannya yang tadi tertegun sejenak melihat buku yang menancap didinding.

Mereka memapah bosnya agar berdiri, pemimpin Preman mengepalkan tangannya, merasa dirinya telah dipermalukan oleh pemuda tersebut dihadapan para bawahannya.

"Hajar dia!" perintahnya langsung.

Pemuda itu yang mendengar perintah dari pemimpin preman tersenyum penuh arti. Para preman langsung menyerangnya secara bersamaan, tetapi pemuda itu masih diam ditempatnya.

Haaa!

Teriak para preman melesatkan pukulan ke pemuda tersebut secara bersamaan.

Swut

Bug! Bug! Bug!

Terdengar suara pukulan demi pukulan, bukan pemuda tersebut yang terkena pukulan, melainkan para Preman yang dihajar oleh pemuda tersebut.

Swut

Duak

Ugh!

"Ups ... sorry," ucap pemuda tersebut ketika tendangannya mengenai benda sakral salah satu preman.

Haa!

Preman lainnya membawa sebuah kayu balok untuk memukul pemuda tersebut dari belakang.

Duak!

Kayu balok ditendang pemuda tersebut sampai patah, sontak saja preman yang membawa kayu balok tertegun sejenak sambil menelan ludah, tidak percaya apa yang di lihatnya.

Swut

Pemuda tersebut melesatkan tendangan memutar dan menghentikannya ketika akan mengenai kepala preman yang membawa kayu balok, angin berhembus dikepala preman.

Brug

Preman tersebut langsung jatuh pingsan karena saking terkejut dan takutnya. Pemuda itu hanya tersenyum menurunkan kakinya.

Semua preman sudah bertumbangan di tanah, mereka meraung kesakitan, bahkan ada beberapa yang pingsan.

Pemimpin Preman yang tersisa, ia mengeluarkan pisau dan melesat menyerang Pemuda tersebut yang sedang membelakanginya.

"Awas!" teriak Mahasiswa yang tadi dipukuli sedang menonton.

Swuzz

Pemuda tersebut melakukan tendangan kebelakang hingga kakinya berhenti tepat di wajah pemimpin Preman.

Pemimpin Preman seketika langsung berhenti saat melihat kaki pemuda tersebut, ia menelan ludah kembali, tubuhnya gemetaran, pisau yang ada ditangannya jatuh ke tanah dan ia pun jatuh terduduk ditanah.

Pemuda tersebut menurunkan kakinya, ia menghampiri pemimpin Preman, jongkok didepannya sambil tersenyum.

"Bagaimana? Lebih menyenangkan melawan orang yang lebih kuat, bukan?" tanya pemuda santai.

Pemimpin Preman tidak bisa berkata-kata, wajahnya pucat pasi bertatap muka dengan pemuda tersebut. Tercium bau menyengat dari bawah, membuat pemuda itu menoleh ke bawah.

"Astaga ...."

Plak!

"Sudah besar masih ngompol, tidak tahu malu!" bentak pemuda tersebut dan langsung menamparnya, "bawa pergi bawahanmu, cepat!"

"Ba-Baik!" jawabnya ketakutan dan langsung bergegas pergi, mengajak para bawahannya.

Pemuda itu beranjak dari duduknya, menatap kepergian para preman yang ketakutan sambil saling menatap. Ia pun mengahampiri Mahasiswa yang dikeroyok, mengulurkan tangannya.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya perhatian.

"Emmm ... terima kasih." Mahasiswa itu mengangguk dan meraih uluran tangan si pemuda.

"Tuan Muda!" seru seorang pria paruh baya dengan buru-buru menghampiri pemuda tersebut, "anda tidak apa-apa? Tidak ada yang terluka, 'kan?"

Pria paruh baya itu tampak sangat khawatir, memeriksa seluruh tubuh pemuda tersebut dari atas sampai bawah.

"Ayolah Paman, aku tidak apa-apa," ucap pemuda tersebut sambil menyingkirkan tangan pria paruh baya tersebut dari tubuhnya.

Pria paruh baya menghela napas lega. "Tuan muda, saya sudah bilang, tidak perlu ikut campur masalah orang lain ...."

Pria paruh baya terus berbicara tanpa henti menasehati si pemuda, tetapi pemuda tersebut mengabaikan pria paruh baya, ia mengambil bukunya yang menancap di dinding dan meninggalkan pria paruh baya yang masih berbicara sendiri dan Mahasiswa yang ia tolong.

"Tuan muda tunggu!" Pria paruh baya mengejar pemuda tersebut.

Mahasiswa yang diselamatkan baru teringat tidak tahu namanya, ia berteriak. "Hei ... aku Clinton! Siapa nama kamu?!"

Pemuda yang menyelamatkan mahasiswa tersebut menjawab sembari berjalan.

"Alagar Ruiz!" sahut si pemuda sambil melambaikan tangannya yang memegangi buku.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pain Adit
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status