"Buruan ke sini, tunggu Violet sekalian," ucap Erin yang langsung menarik tangan Lia.
"Ohh hahaha, kalian memang terbaik." Lia ikut bergabung mengerumuni Al, tidak lama kemudian Violet juga ikut bergabung.
"Tuan, tuan," suara lembut terdengar membangunkan aku, suara yang setiap paginya aku dengar. Saat aku buka mata, bukan Violet yang aku lihat, melainkan cewek demihuman dengan telinga serigala namun sangatlah cantik. Aku baru ingat tentang kejadian tadi dengan Selen, tanpa rasa bersalah atau mikir panjang lagi, aku menikmati tubuh Selen begitu saja. Memang sudah dengan persetujuan Noe dan juga dia sendiri yang meminta, tapi tetap saja kelakuanku buruk sekali.
"Puas banget ya!?" bentak Erin membuyarkan lamunanku. Saat aku lihat, ternyata tidak hanya Violet maupun Erin saja, tapi semua Ratu Danirmala mengerumuni tempat tidur.
"Sudah selesai?" tanyaku seperti tanpa dosa.
"Sud
"Kenapa harus ikut semua!?" tanyaku dengan kesal sambil melirik ke sekitar karena dilihati oleh semua orang di sana."Hahaha jalan-jalan dong!" jawab Noa dengan semangat."Kalau aku mah cuma gak mau sendirian di rumah!" jawab Nia sambil memalingkan wajahnya."Memangnya kau mau mengajak siapa saja!? Tidak bisa adil!?" bentak Noe dengan pandangan tajamnya."Nah itu seharusnya aku sama Selen!" sahut Lia sambil merangkul pundak Selen."Ehh anak kecil harus mengalah," ujar Noe seperti menasehati anak kecil."Kalian yang harusnya ngalah! Padahal sudah tu." Selen menghentikan bicaranya karena dipelototi oleh Erin dan Noe."Udah tua kan!?" tanya Lia dengan polosnya tanpa rasa bersalah, tapi memang dia berniat membuat Erin dan Noe marah."Untung saja ada Al, kalau tidak ada, kalian pasti sudah," ucap Erin yang langsung dipoton
"Selen!" teriak Erin dan Noa secara bersamaan, sedangkan Noe dan Nia langsung mendekatiku dengan cepat. Violet mendekati pasangan paruh baya yang sudah lemas gemetaran dan ia bawa pergi. Nay mengurung Anita menggunakan akar pohon, sedangkan Lia malah duduk di kursi sambil mengamati kami."Darling! Tidak apa-apa, tidak apa-apa, pejamkan mata saja!" Nia panik dan langsung memelukku, dia tekan mukaku di dadanya."Aman aman, adrenalin sama emosiku tadi sudah terpancing, jadi phobia darahku tidak begitu terasa," ucapku sambil mengangkat kepala, aku merasakan angin yang cukup hangat di sekitar tubuhku. Darah yang ada di badanku sudah hilang semua bersamaan dengan angin itu."Kurang ajar! Sialan!" Kata-kata kasar terus keluar dari mulut Selen, dia benar-benar sudah kalap. Aura sihir sangat besar keluar dari Selen, dan mukanya benar-benar menakutkan. Walau terus dipanggil oleh Erin, dia tidak menggubris sama sekali. Wull tergele
"Buat apa kalian mencuri!? Bantuan tiap bulan dari kami masih berjalan!" Erin berdiri dan berjalan mendekatiku lalu duduk di pangkuanku."Aku kangen sekali sama kamu," bisik Erin kepadaku, pandangan matanya sayu dan berkaca-kaca."Bantuan sudah tidak diberikan sejak 3 bulan ini Yang Mulia," ujar Ikta."Akan aku urus sama Nay." Noe tanpa basa-basi, dia berdiri dan mengajak Nay, mereka langsung pergi untuk mengurus korupsi yang terjadi di kota ini."Erin, turun dulu," ujarku kepada Erin yang masih duduk di pangkuanku. Dia langsung menuruti perintahku dan menarikku juga untuk berdiri. Aku berjalan mendekati Wull sambil diikuti Erin dan Noa."Kalau kau mau menjadi bawahanku dan menuruti perintahku, akan aku beri tempat tinggal dan juga posisi yang bagus di negara ini." Aku beri penawaran kepada Wull, sihir Alkimia dan pengetahuanya pasti berguna untuk negara ini.
"Aaaarrrgggh!" teriak Aska yang langsung tersungkur ke lantai."Arlom! Bukannya kau sendiri sudah merasakan betapa kejamnya pemimpin yang serakah. Kenapa bisa gagal mendidik anakmu sebagai pemimpin!?" Noe memarahi Arlom karena kelakuan anaknya."Maaf Yang Mulia, saya siap menerima hukuman bersama anak saya." Arlom bersujud di depan kedua Ratu Danirmala itu, dia merasa marah kepada anaknya, namun juga tidak tega."Tidak perlu, kau jaga saja kerajaan Araves dan juga didik Anton agar tidak seperti ayahnya," ujar Noe."Yang Mulia!" Oyen muncul di depan mereka dan langsung berlutut."Bawa manusia sialan itu menuju ke penjara bawah tanah kota Mala!" perintahnya kepada Oyen sambil menunjuk ke arah Aska yang tergeletak di lantai dan penuh dengan darah."Baik Yang Mulia, segera saya lakukan!" Oyen langsung berjalan menuju Aska dan menjambaknya lalu langsung pergi meng
"Jadi kau memang berpidah kepada para iblis itu!?" Maretus geram kepada kakaknya yang sudah hampir membunuhnya dan sekarang malah berpihak kepada musuh."Seperti itulah," jawabnya singkat sambil berbalik badan dan mempersiapkan cambukan."Dengan santainya kau jawab seperti itu!? Memang pantas kau dikeluarkan dari keluarga kerajaan!" Emosi Maretus menjadi-jadi ketika mendengar jawaban dari kakaknya."Banyak omong!" Wull mulai mencambuk adiknya dengan sangat keras, sedangkan Maretus masih bisa menahan sakitnya."Padahal hanya warga pribumi, dapat kekuatan sedikit saja sudah mengira dirinya paling kuat!" Wull mengingat kembali sifat adiknya yang berubah drastis setelah mendapat gelar pahlawan.___Beberapa tahun yang laluDi taman istana Borlal, ada 2 orang adik kakak yang masih kecil, mereka sedang berbincang-bincang setelah kehilangan kakak tertua merek
"Sialannn!" Maretus mengeluarkan pedangnya dan berlari menuju ke dalam kamar."Bangsat!" Dia sangat kesal sekali karena tidak ditemukannya Wull di mana pun dan langsung merusak kamarnya."Tunggu dulu, kau sudah mengecek kamar milik Anita?" ujar Februtus yang sudah mengetahui hubungan mereka berdua."Nahh benar juga!" Maretus langsung berjalan menuju kamar Anita yang letaknya berada di gedung sebelah.Di perjalanan, ada banyak pasukan yang diajaknya agar bisa menghambat Wull kalau dia berusaha melarikan diri...Wull sedang panas-panasnya dengan Anita, suara mereka memenuhi ruangan yang cukup luas itu.Bruakkk... Pintu kamar Anita tiba-tiba saja ada yang mendobrak, muncul Maretus dan beberapa prajurit dan langsung masuk ke dalam kamar. Wull sangat kesal sekali, dia belum sempat menyelesaikan hajatnya malah ada yang masuk ke kamar seenaknya. Wull langsun
Pulau pribadiErin tertidur di dalam pelukanku dengan keadaan telanjang bulat, di sampingku ada Violet, Lia dan Selen yang juga tertidur."Sayang." Nay dan Noe bersamaan muncul di samping tempat tidur."Hahaha kentang!?" Noe melihatku yang sedang tersiksa oleh nafsu yang belum terlampiaskan semua dan dia malah tertawa."Sini lah Oee," panggilku kepada Noe."Oa Oe, baru kembali ingatannya sudah ngeselin!" Noe membuat sihir angin untuk memindahkan Erin yang ada di atasku ke samping Violet."Terima kasih," ucapku sambil tersenyum dan langsung berdiri, Nay langsung memelukku dan duduk di satu pahaku."Nay Nay Nayy, cantik banget sih." Aku cubit pelan pipinya dan aku ciumi bibirnya."Nay saja?" Noe ikut duduk di pahaku yang lainnya."Memangnya kalau Nay cantik, terus kamu jelek gitu!?" Aku genggam pipi
Aku berdiri sambil membuka auraku untuk membuat mereka bersemangat dan juga mengintimidasi. Walau hanya sebagian kecil yang aku buka, tapi tekanan yang keluar sangat besar sekali. Mereka semua diam tak bergeming karena menghormati dan juga menungguku angkat bicara."Selamat datang kembali tuanku." Demon tanpa nama muncul di depanku dan langsung berlutut."Ohh kau roh yang waktu itu?" tanyaku kepadanya."Iya tuanku, maaf tidak bisa menjalankan tugas saya dengan baik," ucapnya dengan masih menundukkan kepala."Jadi, apa keinginanmu?""Ijinkan saya melayani tuan Al sampai tuan asli saya mendapatkan kekuatannya kembali!""Lalu apa yang akan kau lakukan jika aku dan tuanmu yang asli berselisih?""Saya tidak akan memihak kepada siapapun, saya sendiri yang akan menjadi pihak ketiga. Saya akan ikut berselisih jika tidak mampu meredam