Share

Kenapa harus Lea?

Author: Liya Mardina
last update Huling Na-update: 2024-03-07 19:46:51

"Ini sudah masuk jam-jam makan malam. Bagaimana kalau kita makan malam bersama hari ini?" ujar Sita ragu guna mencairkan suasana canggung diantara mereka.

"Kedengarannya cukup bagus. Kita jadi bisa memiliki banyak waktu mengunjungi Lea. Benar kan, Ma?" sahut Hendrik--ayah Lea menyetujui. Ia tahu sikap sang istri yang keras kepala dan tak mudah percaya dengan orang lain. Itulah yang Hendrik khawatirkan, sebab secara tidak sadar, Calista telah menurunkan sifat jeleknya pada sang putri.

Hendrik akan selalu berperan sebagai peluluh hati sang istri ketika orang lain tidak sengaja membuatnya tidak senang.

"Baiklah," jawab Calista singkat. Namun tak mengalihkan tatapan sengitnya dari Abian sedikit pun.

Setelah semua orang duduk mengitari meja makan, seluruh pelayan wanita nampak keluar dari dalam dapur. Membawa nampan berisi berbagai hidangan mewah yang dipindahkan ke atas meja atas perintah sang atasan.

Sita yang datang paling akhir setelah keluar dari dapur, gegas menghampiri sang putra ya
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Salah paham

    Kris merasa ada sesuatu yang baru ia sadari.Ingatan itu muncul tiba-tiba, seperti film yang diputar ulang di benaknya. Tepat sebelum ia mengetuk pintu tadi, ia sempat melihat sesuatu di balik dinding koridor, sepasang sepatu hak tinggi berwarna krem, bergetar kecil seperti kaki seseorang yang berusaha menahan rasa kesemutan. Ia sempat melihat bayangan kain di lantai, lalu gerakan kecil, seperti seseorang yang sedang bersembunyi untuk menguping.Dan saat Lara meneleponnya untuk menyampaikan pesan tamparan itu, ia ingat jelas, Lara sedang memegang ponsel.Semuanya mulai tersambung dalam pikirannya.“Pak,” ucap Kris akhirnya, suaranya pelan tapi tegas. “Coba… coba cek riwayat panggilan di ponsel Anda.”Abian yang sejak tadi masih memegangi pipinya menatap Kris ragu. Keningnya berkerut, matanya mencari alasan di balik permintaan itu. Tapi ada keyakinan dalam nada Kris yang tak bisa ia abaikan.Perlahan, Abian menoleh ke meja di samping kursinya. Ponsel miliknya tergeletak di sana, benda

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Pesan terkirim

    Rapat baru saja berakhir. Ruangan kembali sepi, hanya terdengar detak jarum jam dan sisa dengung pendingin udara. Tapi ketenangan itu pecah begitu Abian membuka pintu dan mendapati sosok yang tak seharusnya ada di sana.“Selina?” suaranya berat, tapi sarat nada curiga. “Kenapa kamu di sini?”Gadis itu menegakkan tubuhnya dengan canggung. Wajahnya menegang sejenak sebelum memaksakan senyum tipis. Ada sesuatu yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya.“Ah, anu…” Selina tergagap. “Aku cuma… mau cari kamu. Tapi kamu nggak ada, jadi aku tunggu di sini.”Abian mengernyit. Pandangannya turun ke meja, lalu kembali ke wajah Selina. Ada kilatan gugup di mata gadis itu.“Oh, eh, aku lupa ada urusan!” ujarnya tiba-tiba, setengah berlari ke arah pintu. Tapi sebelum keluar, tangannya dengan cepat meletakkan sesuatu di atas meja, ponsel Abian, lalu menutup pintu dengan terburu-buru.Abian menatap benda itu. Sekilas ia tak berpikir apa pun, hanya menghela napas panjang. Ia tidak tahu, di balik pintu y

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Mengirim tamparan

    Di dalam kamar dengan suasana sunyi, Lara mondar-mandir di depan ranjang, langkahnya resah.Ponsel di tangannya sudah panas, layar terus menyala, namun tak juga menampilkan satu nama yang dia tunggu.Abian.Nama itu terus berputar di pikirannya, memantul di dinding, menyesaki dada.Dia menatap layar ponselnya sekali lagi. “Cie... udah kangen aku ya?”Kalimat itu menggema di kepalanya, suara Abian saat terakhir kali dirinya berinisiatif menelponnya terlebih dahulu, kalimat itu terasa seperti ejekan, menelan keinginannya kembali untuk menghubungi pria itu.Lara menatap nama ‘Suamiku’ di daftar kontak. Jari telunjuknya sempat menyentuh ikon hijau itu, namun berhenti di udara.Dadanya berdesir. Ada sesuatu yang menahan. Harga diri yang mengalahkan rasa rindu.“Kenapa aku jadi pengecut begini, sih?” gumamnya lirih.Dia menghela napas panjang, lalu menunduk, menatap bayangan dirinya sendiri di layar ponsel. Wajahnya tampak lelah, tapi matanya menolak kalah.“Tck! Tumben banget, seharian gak

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Luka yang menolak sembuh

    “Akan aku lakukan!”Prasetya mengucapkannya dengan mata membara, mata yang Lara kenal betul, dulu pernah menjadi tempatnya berlabuh.Lara tercekat. Untuk sesaat, seluruh tubuhnya membeku. Namun sebelum logikanya sempat bekerja, Prasetya telah berdiri tegak, berbalik menghadap dinding kelabu di belakangnya.Duk!Sebuah suara benturan keras menggema di ruangan itu. Kepala Prasetya menghantam tembok tanpa ragu.Tubuh Lara terguncang hebat, refleks tangannya terulur di udara. Tapi gerakan itu menggantung, tak jadi menyentuh.Rasa iba sempat datang, menembus lapisan amarah, tapi dengan cepat ia menepisnya.Ingatan tentang kecelakaan yang merenggut nyawanya, jeritannya sendiri, dan tawa keji Prasetya muncul kembali, menelan semua sisa rasa peduli.Duk!Benturan kedua terdengar lebih keras. Lara memejamkan mata, menahan debar yang meronta di dada.Kenangan-kenangan kecil yang dulu hangat kini berkelebat seperti potongan film yang rusak.Tangan Prasetya yang dulu membantunya menata rambut. Ta

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Nyawa dibayar nyawa

    “Tidak mungkin, kamu Lara. Aku yakin tidak akan salah mengenali istriku,” ujar Prasetya penuh keyakinan yang seolah tak dapat digentarkan.Namun setiap nada yang keluar dari bibir pria itu bagai anak panah beracun. Kata “istriku” meluncur ringan, seolah suci, seolah bersih, padahal maknanya telah busuk dan basi. Lara tersenyum miring, senyum yang ia pelajari setelah bertahun-tahun ditikam oleh pengkhianatan.“Istrimu?” suaranya nyaris tak terdengar, tapi cukup untuk menusuk udara yang mulai padat. “Bahkan jika yang berdiri di hadapanmu bukanlah aku, melainkan Lara yang gembrot, kucel, dan tidak menarik itu, kau yakin masih akan menyebutnya istrimu?” Lara menekan setiap kata, seolah setiap huruf adalah pisau yang ia ukirkan pada dada Prasetya.Ruangan itu mendadak kedap. Sesak. Suhu dingin menggerogoti tengkuk. Tarikan napas Prasetya tercekat di kerongkongan. Ia menatap wajah di depannya, wajah yang dulu begitu dikenalnya, namun kini bagai asing, penuh bayangan luka dan api dendam.Dul

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Ilusi

    Prasetya tercekat. Napasnya tertahan di tenggorokan, serupa awan pekat yang menggantung tanpa hujan. Jemarinya gemetar di udara, menahan rasa takut yang merayap dari ujung kaki hingga ke tengkuknya. Ia tak pernah mengira Lara, perempuan yang selama ini ia kenal lembut dan penyabar, bisa melontarkan kata-kata setajam itu. Di matanya, Lara selalu sosok yang menundukkan nada bicara ketika ia marah, yang akan menyelipkan senyum di sela setiap rengekan. Namun kini, di depan matanya, wanita itu seolah menjadi sosok asing.'Mungkinkah dia memang bukan Lara?' batin Prasetya lirih.“Lara, tolong… jangan katakan itu,” suaranya pecah seperti kaca yang jatuh di lantai. “Aku bersalah. Aku tak seharusnya melakukan hal itu padamu. Tolong… ampuni aku. Aku mencintaimu,” bisiknya, tubuhnya merosot berlutut di hadapan wanita itu.Di hadapannya, Lara berdiri tegak. Cahaya lampu redup dari langit-langit hanya mempertegas garis wajahnya yang kini keras, matanya berkilat seperti pecahan kaca. Senyum sinisny

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status