Hay! Nona dan Tuan...
Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Ming Xiang dan Xiao Luzi saling bertukar pandang, memahami apa yang sedang terjadi. Mereka mengerti bahwa Liu Yifen tidak memiliki nafsu makan saat ini."Jadi, kalian berdua saja yang makan ya. Maafkan aku, Ming Xiang. Kue itu terlihat sangat enak, tapi aku memang tidak ada nafsu makan," ujar Liu Yifen dengan raut bersalah pada Ming Xiang.Liu Yifen terbaring di atas ranjangnya, matanya terus melihat keluar jendela. Pikirannya masih dipenuhi dengan pertanyaan siapa sebenarnya tubuh yang dia tinggalkan. Apakah Jia Lia, kakak dari Chen Meigmeig, benar-benar kabur, ataukah itu hanya kebohongan belaka?Siapa dia sebenarnya?Jika Chen Meigmeig adalah kandidat yang tenggelam, maka siapa dia? Mengapa dia begitu mirip dengan Chen Meigmeig, sampai-sampai pengurus rumah dan Arigun mengenaHay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Bahkan Liu Yifen lupa mengambil sepatunya sebelah. Hongli menghela napas seraya mengambil sepatu itu, terlihat sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba, seorang lelaki paruh baya mendekati Hongli."Baginda, kamu ada di sini, eh? Sepatu ini?" tanya Li Yu heran melihat sepatu wanita yang ada di tangan majikannya."Ambil sepatu ini, informasikan kepada Biro Kehidupan Istana ...," kata Hongli sambil memberikan sepatu itu kepada Li Yu.Sementara itu, Liu Yifen tidak tahu apa-apa tentang identitas pria yang ditemuinya.Dia tidak punya waktu untuk memikirkannya!Ah, dia benar-benar sial hari ini.Setelah terjatuh tadi, badannya kini berlumuran abu, dan rambutnya juga acak-acakan, jadi dia bergegas kembali ke istana untuk berganti pakaian.Liu Yifen berlari sekuat tenaga menuju Aul
Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Dalam suasana yang tegang setelah penuturan agresif dari Selir Besar Hui, Permaisuri merasa malu. Liu Yifen menghela napas panjang dan menghembuskan perlahan-lahan.Selir Besar Hui telah mempermalukan Permaisuri di hadapan para kasim dan pelayan yang berada di aula Buddha.Meskipun demikian, Liu Yifen dengan senyuman kecil menyahuti penuturan Selir Besar Hui. "Meskipun Anda mengatakan begitu, mengapa aku masih mencium aroma manis cemilan-cemilan seperti pagi tadi?" ucap Liu Yifen dengan tenang.Liu Yifen terdiam sejenak, lalu mengedipkan matanya. "Aku yakin para dewa dan Buddha pasti telah hadir," ujarnya dengan matanya yang membulat.Karena perkataan Liu Yifen tersebut, semua orang di aula memperhatikannya.Selir Besar Hui memandang Liu Yifen dengan tatapan tajam. "Berani se
Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Malam hari, Liu Yifen duduk sendirian di kamarnya, memikirkan nasibnya besok. Hatinya terasa berat setelah insiden dengan Hongli. Dia merasa sedih karena sebenarnya Hongli tidak sengaja melemparkan sepatu itu padanya.Beberapa kali Liu Yifen mencoba untuk tidur, tetapi gelisahnya membuatnya sulit untuk terlelap. Dia bergerak gelisah ke kanan dan ke kiri, mencoba menutup kepala dengan bantal, bahkan menelungkupkan badannya. Namun, semua usahanya untuk tidur sia-sia.Tiba-tiba, kabut biru muncul dan menghalangi pandangan matanya. Liu Yifen merasa heran dan bertanya dalam hati, "Ada apa ini?"Suara yang sangat dikenal menyambut pendengarannya. "Hey, nona lama tak bertemu. Heheh...," sapa Bi dari layar lebar di depannya.Liu Yifen terbangun dari tidurnya dan bertanya, "Apa yang kau
Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------"Hambah di sini, paduka," ujar si pengawal dengan tegas dan penuh hormat."Perpustakaan istana telah tua dan rusak. Tolong keluarkan pengumuman bahwa perpustakaan istana akan ditutup selama tiga hari untuk perbaikan. Selama masa perbaikan ini, orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk," papar Hongli dengan raut wajah berwibawa.Setelah mendengarkan kata-kata Hongli, hati Liu Yifen terasa penuh sukacita. Ini jelas menyelamatkannya dari hukuman menyalin Tripitaka.Setelah Hongli selesai mengeluarkan perintah, dia melihat kotak makanan di lantai."Ke depannya, jangan makan sebanyak itu. Jika tidak, aku tidak akan mampu menarikmu," ujar Hongli sambil melempar senyuman mengejek.Liu Yifen melihat Hongli. "Bangida ...."Hongli mengangkat alisnya. "Apa ada yang salah dengank
Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Chen Meigmeig," jawab Liu Yifen singkat.Alendi menunjukkan senyum menggoda, mencium tangan Liu Yifen tanpa izin.Liu Yifen tersentak kaget."Oh, Nona yang imut nan cantik, senang rasanya bertemu denganmu untuk pertama kalinya," kata Alendi dengan pandangan dalam.Liu Yifen tersenyum canggung dan buru-buru mengalihkan pandangannya. Dia tidak ingin terlalu lama bertatapan dengan Alendi, karena bisa membuatnya lupa diri."Hft! Tatapan Alendi begitu menghipnotisku. Untungnya aku bisa menahan diri," pikir Liu Yifen sambil mencari pemilik sapu tangan yang ia temukan.Namun, tiba-tiba seorang pembantu istana berlari mendekati mereka."Penjabat Alendi, bukankah ini sapu tangan yang kamu rancang untukku? Mengapa itu ada di tangannya?" kata pembantu istana sambil melirik ke arah
Hay! Nona dan Tuan... Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan.... Happy reading!!! ------------------------------------------------------------- Di pagi hari yang cerah, setelah Liu Yifen menyampaikan salam di Aula Changchun, ia melihat permaisuri tampak gelisah dan khawatir. Tanpa ragu, Liu Yifen mendekati permaisuri Fuca dengan sikap perhatian yang hangat. "Permaisuri Yang Mulia, Anda terlihat lelah. Apakah Anda tidur nyenyak semalam?" tanya Liu Yifen dengan suara lembut yang penuh kepedulian. Permaisuri Fuca menghela nafas dalam-dalam, ekspresinya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam. "Meimeig terlalu memperhatikanku. Akhir-akhir ini, pengeluaran di istana menjadi berlebihan, dan catatan keuangan rumah tangga menjadi berantakan. Aku merasa begitu terbebani, tidak tahu harus mulai dari mana," keluh permaisuri dengan nada sedih. Liu Yifen dengan cepat menyadari bahwa situasinya di Biro Kehidupan Istana semakin rumit dengan banyaknya oran
Hay! Nona dan Tuan... Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan.... Happy reading!!! ------------------------------------------------------------- Sore itu, Ming Xiang membawa biskuit berbentuk bunga, katanya pencuci mulut yang sangat langka di istana. Liu Yifen berencana membawa biskuit bunga itu untuk Arigun, kebetulan sekalian dia sedang patroli. "Arigun... Tuan Arigun!" panggil Liu Yifen yang berada di sandaran pintu. Mendengar suara Liu Yifen, sontak Arigun menoleh, dia tersenyum saat melihat Liu Yifen bersandar di pintu. Arigun menghampiri Liu Yifen, saat ia membalas melambaikan tangan tanpa disadari sebuah kantong kertas jatuh dari tangannya ke arah kaki Liu Yifen. Liu Yifen membungkuk mengambil kantong kertas. Arigun hendak menghentikan Liu Yifen namun, dia terlambat karena kantong kertas itu, sudah ada dalam genggaman tangan Liu Yifen. "Ini adalah ...," ujar Liu Yifen seraya membuka kantong kertas, di dalamnya berisikan bunga mela
Hay! Nona dan Tuan... Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan.... Happy reading!!! ------------------------------------------------------------- Di dunia roh yang penuh warna-warni, langit bercahaya dengan awan-awan yang terbuat dari cahaya. Di antara pohon-pohon yang menjulang tinggi, daun-daunnya berkilau seperti permata pertama. Liu Yifen berjalan dengan hati-hati, tetap waspada sambil mengikuti peri biru yang telah memintanya untuk datang ke dunia ini. "Sial!" Liu Yifen teringat saat dia dibunuh dalam pilihan pertamanya. Dia merasa bahwa pria yang membunuhnya tidak asing. Hanya wajah gelap yang menyeringai dengan kepuasan yang terlintas dalam ingatannya. Liu Yifen merasa seperti mengalami deja vu dari dunia sebelumnya. "Hey! Kamu mau membawaku ke mana?" Tangan kurusnya menahan kepalanya, sambil menggelengkan kepala dengan perlahan. Peri biru sebagai utusan dewi Aio diam sejenak, lalu berkata, "Kamu akan tahu sebentar lagi, jadi bersaba