Share

BAB 4

Author: Nienol
last update Last Updated: 2021-09-22 13:10:15

Hay! Nona dan Tuan...

Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....

Happy reading!!!

-------------------------------------------------------------

Ming Xiang, gadis yang membantu Liu Yifen berganti baju, memberikan senyuman ramah. "Silakan ikuti saya, Nona Meigmei. Akan ada acara penting yang akan segera dimulai."

Liu Yifen mengangguk dan mengikuti Ming Xiang keluar dari ruangan ganti. Mereka berjalan melalui koridor yang dihiasi dengan kain berukir motif daun pinus. Setiap langkah yang diambil Liu Yifen terasa berat, karena ia masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

Mereka tiba di sebuah ruangan yang megah, dengan lantai kayu dan dinding yang dihiasi dengan lukisan-lukisan indah. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja panjang yang dipenuhi dengan makanan dan minuman lezat.

Liu Yifen melihat banyak orang berkumpul di ruangan tersebut. Mereka mengenakan pakaian yang elegan dan tampak bersemangat. Ia merasa sedikit canggung, karena ia belum mengenal siapa pun di sana.

Mbok pengurus rumah mendekati Liu Yifen dan menggenggam tangannya dengan penuh harap. "Nona Meigmei, ini adalah momen yang penting bagi keluarga Chen. Kami berharap Nona dapat menghormati tradisi dan menjalankan tugas dengan baik."

Liu Yifen merasa tertekan dengan tanggung jawab yang diemban. Ia mencoba mengumpulkan keberanian dan menjawab, "Saya akan mencoba yang terbaik, Mbok. Meskipun saya masih bingung dengan semua ini, saya akan berusaha untuk memenuhi harapan keluarga Chen."

Mbok pengurus rumah tersenyum lega. "Terima kasih, Nona. Kami percaya bahwa Nona akan melakukannya dengan baik."

Acara pun dimulai, dan Liu Yifen merasa seperti sedang berada dalam dunia yang berbeda. Ia berusaha mengikuti alur acara dan berinteraksi dengan para tamu dengan sopan.

Liu Yifen terus melanjutkan perjalanannya di dalam istana dengan hati-hati. Setiap langkahnya penuh dengan ketegangan dan kekhawatiran. Ia tidak tahu apa yang akan ia temui di depan, tetapi ia tetap bertekad untuk menyelesaikan misinya.

Saat ia melintasi lorong-lorong yang indah dan ruangan-ruangan yang megah, Liu Yifen merasa seperti terjebak dalam labirin yang tak berujung. Ia berusaha untuk tetap fokus dan mencari petunjuk yang mungkin ada di sekitarnya.

Tiba-tiba, ia melihat sekelompok pelayan istana yang sedang berbisik-bisik di pojok ruangan. Liu Yifen merasa ada yang mencurigakan dengan kelompok tersebut. Ia memutuskan untuk mendekati mereka dengan hati-hati.

"Sudahkah kalian melihat sesuatu yang mencurigakan di sekitar sini?" tanya Liu Yifen dengan suara pelan.

Pelayan-pelayan tersebut terkejut dan saling menatap satu sama lain. Salah satu dari mereka akhirnya menjawab, "Kami tidak tahu apa yang Anda maksud, Nona. Kami hanya sedang membicarakan pekerjaan kami."

Liu Yifen merasa ada yang tidak beres. Ia memutuskan untuk terus mengamati kelompok tersebut dan mencari petunjuk lainnya. Ia tidak ingin mengambil risiko dan memastikan bahwa ia tidak membuat kesalahan yang dapat membahayakan misinya.

Sementara itu, Liu Yifen terus berusaha untuk menjaga identitasnya sebagai Meigmei. Ia berinteraksi dengan para penghuni istana dengan hati-hati dan berusaha untuk tidak menimbulkan kecurigaan. Ia menyadari bahwa setiap langkahnya harus hati-hati dan berhati-hati.

Walaupun ada rasa cemas yang melanda hatinya, Liu Yifen tetap optimis. Ia yakin bahwa dengan tekad dan ketekunan, ia akan berhasil menemukan petunjuk yang ia cari. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan menyerah dan akan melaksanakan tugasnya dengan baik.

Liu Yifen terus berjalan di dalam istana, siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang ada di depannya. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi ia yakin bahwa ia memiliki kekuatan dan keberanian untuk menghadapinya.

Dalam hatinya, Liu Yifen berharap bahwa ia akan segera menemukan petunjuk tentang kompas mandarava dan mutiara jiwa. Ia tahu bahwa misinya belum selesai dan masih banyak rintangan yang harus ia hadapi. Namun, ia tidak akan menyerah. Ia akan terus maju, langkah demi langkah, sampai ia mencapai tujuannya.

Liu Yifen tersenyum pada dirinya sendiri, menguatkan tekadnya. Ia siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Tiba-tiba, terdengar suara keras tamparan yang memecah keheningan dan menarik perhatian Liu Yifen yang berada tidak jauh dari tempat kejadian. Penasaran dengan apa yang terjadi, ia meninggalkan rombongan tim yang sempat diikutinya dan berpaling ke arah sumber suara tersebut.

Ia melihat seorang wanita yang sedang menutup wajahnya yang memerah seraya menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang menjalar di kulit pipinya. Pandangan matanya ditundukkan dan ia membungkuk berkali-kali sambil mengucapkan kata permohonan maaf kepada wanita yang berdiri di hadapannya. Wanita itu memandangnya dengan sudut bibir yang menurun, mungkin merasa marah dan jijik.

Di samping wanita yang malang itu, ada seorang lelaki yang dari pakaian yang ia kenakan bisa dikatakan sebagai seorang kasim. Ia memandang dengan tidak suka pada tindakan wanita sombong tersebut. Dari pakaian yang dikenakan wanita itu, tampak berbeda dengan para wanita di sekitarnya.

Kasim dengan hati-hati berbicara, "Yoon, kamu sudah kelewatan. Kamulah yang menabrak Ming lebih dulu, tetapi malah kamu yang memarahinya!"

Ia membela wanita yang bernama Ming yang kini menyambut perkataan Kasim dengan menggelengkan kepala.

Tampaknya Ming tidak ingin memperkeruh suasana. Namun, seolah-olah Kasim tidak mempermasalahkan isyarat Ming karena Yoon memang sudah melewati batas.

Padahal, mereka sama-sama hanyalah pelayan di istana Jingren. Namun, tingkah Yoon seperti seorang Nyonya. Yoon bahkan menutup mulut dengan tangannya dan tersenyum sinis.

"Oh, apakah kamu tidak tahu, huh? Apa yang aku pegang?" ujar Yoon, matanya melirik ke arah barang yang ada di bawahnya.

Kasim diam, tangannya terlihat mengepal di sisinya. Walaupun wajahnya tidak menunjukkan ekspresi yang muak terhadap wanita itu.

"Ini adalah kotak rias milik Nona Nata, keponakan Nyonya Rui. Jadi, bukan salahku jika aku tidak memarahi wanita tak tahu tata krama di depanku ini." Telunjuk Yoon menunjuk Ming dengan pandangan rendah.

Dengan perasaan campur aduk, Ming langsung menundukkan kepala seraya berkata, "Maafkan aku, itu tidak sengaja." Lalu matanya melirik Kasim yang berada beberapa jarak darinya.

Dari pandangan matanya, seolah-olah ia berkata, "Lebih baik kamu tidak usah membuat masalah kecil ini semakin sulit."

Isyarat mata yang tertangkap langsung disambut dengan desahan lelah dari Kasim. Ia menggenggam tangannya, namun amarah dalam dirinya belum mereda.

Liu Yifen yang menyaksikan kejadian tersebut merasa kurang nyaman dengan perilaku sombong dan kurang ajar dari pembantu tersebut. Ia berpikir, "Apa yang harus aku lakukan?"

Ini kali pertama dalam hidupnya Liu Yifen berpikir sebelum bertindak. Ia membuat rencananya agar tidak terlihat kaku, dan mempersiapkan segala trik yang dimilikinya.

Bersambung....

Jangan lupa tinggali jejak dan follow aku juga ya, para Nona dan Tuan.

Salam manisku"-"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 40

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah berhasil meninggalkan istana dengan lancar, Liu Yifen merasa lega. Suasana hatinya menjadi lebih santai saat ia berjalan sendirian. Beberapa menit sebelumnya, Liu Yifen telah menyuruh Shi Lian untuk menunggu di kereta kuda."Tunggu di sini. Aku akan mencari sesuatu untuk Ibunda," kata Liu Yifen sebelum keluar dari kereta kuda.Tangan Shi Lian segera menahannya. "Tolong jangan terlalu lama, Nona," kata Shi Lian mengingatkan."Ya, aku hanya butuh sebentar. Aku juga akan membelikanmu sesuatu," ucap Liu Yifen sambil mengusap kepala Shi Lian seperti mengusap anjing kecil yang minta untuk tidak ditinggalkan.Tiba-tiba, terdengar suara teriakan seorang pedagang sayur dan buah-buahan di dekatnya. Suara itu mengalihkan perhatian Liu Yifen dari lamunannya sejenak. Ia teringat bahwa ia harus segera pergi ke

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 39

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen melihat kasim dengan tatapan tajam, menyadari bahwa kasim itu tidak menunjukkan rasa takut padanya sama sekali. Dia tahu bahwa di istana ini, selain aturan yang berlaku, ada juga aturan lain yang tidak tertulis, yang memungkinkan beberapa orang dengan bakat tertentu bisa keluar dari istana.Dalam situasi seperti ini, apa yang harus dilakukan Liu Yifen?Setelah berpikir sejenak, Liu Yifen mencoba untuk menunjukkan wajah yang lebih ramah dan lembut. "Adipati, sebenarnya, ada banyak kesalahpahaman di masa lalu. Bagaimana kalau kita mencoba menyelesaikan kesalahpahaman ini?" ujar Liu Yifen dengan senyuman yang sehangat mungkin, sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.Ekspresi kasim berubah menjadi sinis. "Kenapa? Apakah kamu ingin menyuapku? Itu tidak akan berhasil!""Cih!" Liu Yifen mendecak

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 38

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen duduk di dekat jendela, memandangi awan putih yang mengambang di langit, dan ia hanya bisa menghela nafas dengan rasa rindu yang mendalam.Shi Lian, yang sedang sibuk menyiram bunga-bunga di ruangan itu, menoleh ke arah Liu Yifen. "Nona, sudah setengah jam berlalu," katanya sambil menghitung jari-jemarinya. "Ini sudah menjadi hela napas yang ke-23 yang nona keluarkan!"Liu Yifen memutar kepala untuk melihat bayi yang sedang tidur dengan tenang di kursi. "Aku sudah berada di istana ini cukup lama," katanya sambil teringat surat pekan lalu yang diterimanya dari pengawal.Shi Lian menghentikan kegiatannya dan mendekat ke samping Liu Yifen. "Apakah ada yang membuat nona khawatir?" tanya Shi Lian dengan perhatian."Banyak hal, meskipun surat-surat

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 37

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Cai Li, dengan senyum sinisyangmemanjang di wajahnya, menatap Hang Fan dan Liu Yifen dengan tatapan mencibir. "Anak ini, bukan milik Tuan Hang Fan," katanya, suaranya menggema di ruangan.Tawa dinginnya memecah keheningan yang ada.Saat kata-kata itu terlontar, ekspresi semua orang berubah. Mata mereka menatap Liu Yifen dan Hang Fan, penuh dengan spekulasi yang tak terduga.Liu Yifen, yang biasanya tenang, langsung terpancing emosinya. "Jangan bicara omong kosong!" bentaknya tajam, menunjuk Cai Li dengan geram.Cai Li hanya tertawa, wajahnya memerah dengan kepuasan. "Kenapa?" katanya, matanya menyipit. "Kenapa bersemangat, aku telah mengatakan apa? Apakah ini membuatmu marah?"Hang Fan, yang diam sejak awal, membuang

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 36

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah mengadopsi anak adopsi, Liu Yifen merasa bahwa kehidupannya lebih ceria. Namun, baru-baru ini dia mendengar rumor yang membuatnya marah. Kabarnya, ada desas-desus bahwa dia memiliki anak haram, dan dia menduga bahwa Cai Li yang menyebarkan rumor tersebut.Liu Yifen tidak menyangka bahwa Cai Li akan terus mengikutinya ke mana pun dia pergi. "Apakah dia tidak punya kerjaan?" pikir Liu Yifen sambil memutar kepalanya untuk mencari Cai Li yang mungkin bersembunyi di balik pohon bunga.Sambil memandangi bunga yang berguguran dengan indahnya, Liu Yifen bertanya-tanya, "Berapa lama lagi dia akan terus mengikutiku?" Dia merasa jengkel dengan kehadiran Cai Li yang selalu mengikutinya ke mana pun dia pergi.Beberapa hari kemudian, di bawah langit yang mendung, Liu Yifen akhirnya tidak lagi bertemu dengan Ca

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 35

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!------------------------------------------------------------- Satu jam kemudian, Liu Yifen mengikuti Hang Fan ke Kuil Puji. Ternyata hari ini adalah hari di mana Kuil Puji menaruh bubur untuk membantu fakir miskin, dan Hang Fan juga menyiapkan banyak nasi untuk dikirim. Liu Yifen melihat Hang Fan, yang membantu membagikan nasi dengan senyum lembut, dan hati gadis itu tersentuh, ternyata di bawah penampilan dingin Hang Fan, dia adalah orang yang hangat. Tangan kurus Liu Yifen memengang dagunya. “Ternyata masih banyak orang miskin di kaki Kaisar…,” gumam Liu Yifen mata tak lepas dari bahu lebar Hang Fan. Seorang gadis kecil berlari ke arah Hang Fan dan melompat ke dalam pelukan pria itu dengan gembira. Tawa si gadis mengudang kekehan kecil dari Hang Fan. “Kakak Kakak! Lama tidak bertemu!” kata si anak kecil. Sekelompok anak-anak lain bergegas dan berkerumun di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status