Share

BAB 4

Hay! Nona dan Tuan...

Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....

Happy reading!!!

-------------------------------------------------------------

Ming Xiang, gadis yang membantu Liu Yifen berganti baju, memberikan senyuman ramah. "Silakan ikuti saya, Nona Meigmei. Akan ada acara penting yang akan segera dimulai."

Liu Yifen mengangguk dan mengikuti Ming Xiang keluar dari ruangan ganti. Mereka berjalan melalui koridor yang dihiasi dengan kain berukir motif daun pinus. Setiap langkah yang diambil Liu Yifen terasa berat, karena ia masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

Mereka tiba di sebuah ruangan yang megah, dengan lantai kayu dan dinding yang dihiasi dengan lukisan-lukisan indah. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja panjang yang dipenuhi dengan makanan dan minuman lezat.

Liu Yifen melihat banyak orang berkumpul di ruangan tersebut. Mereka mengenakan pakaian yang elegan dan tampak bersemangat. Ia merasa sedikit canggung, karena ia belum mengenal siapa pun di sana.

Mbok pengurus rumah mendekati Liu Yifen dan menggenggam tangannya dengan penuh harap. "Nona Meigmei, ini adalah momen yang penting bagi keluarga Chen. Kami berharap Nona dapat menghormati tradisi dan menjalankan tugas dengan baik."

Liu Yifen merasa tertekan dengan tanggung jawab yang diemban. Ia mencoba mengumpulkan keberanian dan menjawab, "Saya akan mencoba yang terbaik, Mbok. Meskipun saya masih bingung dengan semua ini, saya akan berusaha untuk memenuhi harapan keluarga Chen."

Mbok pengurus rumah tersenyum lega. "Terima kasih, Nona. Kami percaya bahwa Nona akan melakukannya dengan baik."

Acara pun dimulai, dan Liu Yifen merasa seperti sedang berada dalam dunia yang berbeda. Ia berusaha mengikuti alur acara dan berinteraksi dengan para tamu dengan sopan.

Liu Yifen terus melanjutkan perjalanannya di dalam istana dengan hati-hati. Setiap langkahnya penuh dengan ketegangan dan kekhawatiran. Ia tidak tahu apa yang akan ia temui di depan, tetapi ia tetap bertekad untuk menyelesaikan misinya.

Saat ia melintasi lorong-lorong yang indah dan ruangan-ruangan yang megah, Liu Yifen merasa seperti terjebak dalam labirin yang tak berujung. Ia berusaha untuk tetap fokus dan mencari petunjuk yang mungkin ada di sekitarnya.

Tiba-tiba, ia melihat sekelompok pelayan istana yang sedang berbisik-bisik di pojok ruangan. Liu Yifen merasa ada yang mencurigakan dengan kelompok tersebut. Ia memutuskan untuk mendekati mereka dengan hati-hati.

"Sudahkah kalian melihat sesuatu yang mencurigakan di sekitar sini?" tanya Liu Yifen dengan suara pelan.

Pelayan-pelayan tersebut terkejut dan saling menatap satu sama lain. Salah satu dari mereka akhirnya menjawab, "Kami tidak tahu apa yang Anda maksud, Nona. Kami hanya sedang membicarakan pekerjaan kami."

Liu Yifen merasa ada yang tidak beres. Ia memutuskan untuk terus mengamati kelompok tersebut dan mencari petunjuk lainnya. Ia tidak ingin mengambil risiko dan memastikan bahwa ia tidak membuat kesalahan yang dapat membahayakan misinya.

Sementara itu, Liu Yifen terus berusaha untuk menjaga identitasnya sebagai Meigmei. Ia berinteraksi dengan para penghuni istana dengan hati-hati dan berusaha untuk tidak menimbulkan kecurigaan. Ia menyadari bahwa setiap langkahnya harus hati-hati dan berhati-hati.

Walaupun ada rasa cemas yang melanda hatinya, Liu Yifen tetap optimis. Ia yakin bahwa dengan tekad dan ketekunan, ia akan berhasil menemukan petunjuk yang ia cari. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan menyerah dan akan melaksanakan tugasnya dengan baik.

Liu Yifen terus berjalan di dalam istana, siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang ada di depannya. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi ia yakin bahwa ia memiliki kekuatan dan keberanian untuk menghadapinya.

Dalam hatinya, Liu Yifen berharap bahwa ia akan segera menemukan petunjuk tentang kompas mandarava dan mutiara jiwa. Ia tahu bahwa misinya belum selesai dan masih banyak rintangan yang harus ia hadapi. Namun, ia tidak akan menyerah. Ia akan terus maju, langkah demi langkah, sampai ia mencapai tujuannya.

Liu Yifen tersenyum pada dirinya sendiri, menguatkan tekadnya. Ia siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Tiba-tiba, terdengar suara keras tamparan yang memecah keheningan dan menarik perhatian Liu Yifen yang berada tidak jauh dari tempat kejadian. Penasaran dengan apa yang terjadi, ia meninggalkan rombongan tim yang sempat diikutinya dan berpaling ke arah sumber suara tersebut.

Ia melihat seorang wanita yang sedang menutup wajahnya yang memerah seraya menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang menjalar di kulit pipinya. Pandangan matanya ditundukkan dan ia membungkuk berkali-kali sambil mengucapkan kata permohonan maaf kepada wanita yang berdiri di hadapannya. Wanita itu memandangnya dengan sudut bibir yang menurun, mungkin merasa marah dan jijik.

Di samping wanita yang malang itu, ada seorang lelaki yang dari pakaian yang ia kenakan bisa dikatakan sebagai seorang kasim. Ia memandang dengan tidak suka pada tindakan wanita sombong tersebut. Dari pakaian yang dikenakan wanita itu, tampak berbeda dengan para wanita di sekitarnya.

Kasim dengan hati-hati berbicara, "Yoon, kamu sudah kelewatan. Kamulah yang menabrak Ming lebih dulu, tetapi malah kamu yang memarahinya!"

Ia membela wanita yang bernama Ming yang kini menyambut perkataan Kasim dengan menggelengkan kepala.

Tampaknya Ming tidak ingin memperkeruh suasana. Namun, seolah-olah Kasim tidak mempermasalahkan isyarat Ming karena Yoon memang sudah melewati batas.

Padahal, mereka sama-sama hanyalah pelayan di istana Jingren. Namun, tingkah Yoon seperti seorang Nyonya. Yoon bahkan menutup mulut dengan tangannya dan tersenyum sinis.

"Oh, apakah kamu tidak tahu, huh? Apa yang aku pegang?" ujar Yoon, matanya melirik ke arah barang yang ada di bawahnya.

Kasim diam, tangannya terlihat mengepal di sisinya. Walaupun wajahnya tidak menunjukkan ekspresi yang muak terhadap wanita itu.

"Ini adalah kotak rias milik Nona Nata, keponakan Nyonya Rui. Jadi, bukan salahku jika aku tidak memarahi wanita tak tahu tata krama di depanku ini." Telunjuk Yoon menunjuk Ming dengan pandangan rendah.

Dengan perasaan campur aduk, Ming langsung menundukkan kepala seraya berkata, "Maafkan aku, itu tidak sengaja." Lalu matanya melirik Kasim yang berada beberapa jarak darinya.

Dari pandangan matanya, seolah-olah ia berkata, "Lebih baik kamu tidak usah membuat masalah kecil ini semakin sulit."

Isyarat mata yang tertangkap langsung disambut dengan desahan lelah dari Kasim. Ia menggenggam tangannya, namun amarah dalam dirinya belum mereda.

Liu Yifen yang menyaksikan kejadian tersebut merasa kurang nyaman dengan perilaku sombong dan kurang ajar dari pembantu tersebut. Ia berpikir, "Apa yang harus aku lakukan?"

Ini kali pertama dalam hidupnya Liu Yifen berpikir sebelum bertindak. Ia membuat rencananya agar tidak terlihat kaku, dan mempersiapkan segala trik yang dimilikinya.

Bersambung....

Jangan lupa tinggali jejak dan follow aku juga ya, para Nona dan Tuan.

Salam manisku"-"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status