Share

di dalam hati ku ?

Sore ini aku sedang bersiap untuk pesta penyambutan musim dingin hari ke 2. Aku akan hadir untuk memberikan mandat dan hadiah pada bangsawan dan masyarakat yang mengikuti festival memanah.

"Maaf mengganggu persiapan Anda Yang Mulia Permaisuri, Kaisar bertanya gaun apa yang anda gunakan ? biru putih ? atau merah senja"

Sudut mata ku melirik Pelayan Kaisar yang membawa 2 gaun baru. Aku mendekat untuk melihat.

"Ia Seorang Kaisar namun bahkan tak bisa menentukan gaun mana yang ingin di pakai. Lucu sekali."

"Aku akan pakai biru untuk acara sore ini. dan merah senja untuk esok pagi, mengantar para bangsawan yang akan kembali ke wilayahnya masing masing."

"Baik saya akan sampaikan kepada Yang Mulia Kaisar. jika begitu, saya permisi Yang Mulia Permaisuri." aku mengangguk dan pelayan itu pun pergi.

Aku mengenakan gaun yang tadi ku pilih. Aku memerintahkan kepada pelayan ku untuk membiarkan rambutku ter urai.

Ketika aku menatap cermin. Rasanya hati ku tiba-tiba ada rasa senang dan trenyuh. Ada rasa bahagia dan sedih.

Pelayan pribadiku semuanya duduk di sebelah kakiku dan menggenggam tangan ku dengan lembut.

"Kaisar pasti akan mencintai Anda Yang Mulia Permaisuri. Anda adalah wanita yang paling sempurna yang kami kenal."

Ucapan para pelayan itu membuat hatiku sedikit sedih. Entah ini perasaan ku atau Venezuela yang asli. Menyedihkan memang jika sampai para pelayan saja tau bahwa Permaisuri tidak pernah di cintai Kaisar.

Aku tersenyum mendengar nya. Menggenggam balik tangan pelayan itu.

"Aku tau. Namun lebih baik bagiku sekarang untuk mencintai diriku sendiri."

"Anda benar Yang Mulia. lebih baik untuk mencintai diri kita sendiri."

Aku berjalan menuju aula dan berpapasan dengan Kaisar. Kami pun berjalan bersama menuju lapangan utama di mana hasil festival memanah akan di umumkan. Sorak-sorakan rakyat menggema menyambut kami berdua.

"Silahkan di mulai." ujar kaisar memberikan titah.

"Ini adalah hasil dari festival memanah Yang Mulia. Anda sekalian harus memberi hadiah kepada mereka." ucap ajudan kaisar

" Ini sudah di ujung acara, bagus kalau ada sedikit perubahan mengejutkan."

"Apa maksud Anda Yang Mulia Permaisuri ?" tanya ajudan.

"Setelah ku lihat. Pemenang nya adalah para bujangan. Baik jika mereka memberikan hadiah bros kerajaan kepada wanita yang mereka sukai sebagai lambang cinta."

Kaisar menoleh dan tersenyum. Ia mengangguk dan berdiri menggenggam tanganku.

"Ada yang ingin ku sampaikan kepada para pemenang Yang Agung ini."

Para penonton terdiam mendengar ucapan kaisar. Seakan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kepada para pemenang silahkan maju."

Para pemenang berbaris menjadi 2 bagian. satu adalah bangsawan dan satu adalah masyarakat.

Kaisar tersenyum, mengucapkan selamat dan memberi bros. dan berbisik kecil.

"Berikan ini kepada wanita yang kau sukai. maka kalian akan di berkahi oleh permaisuri ku."

Aku tersenyum karna mendengar apa yang di ucapkan Kaisar. Para pemenang juga tersenyum seakan mengerti dan bahagia akan mempublikasikan perasaan mereka.

Para pemenang berlari ke arah wanitanya masing-masing. Mereka membawa kekasih mereka masing-masing.

"Aku mencintaimu." ucap para pemenang di hadapan kami berdua dan masyarakat semuanya.

Aku tersenyum senang melihat reaksi yang sangat ku sukai. Para wanita memeluk pria mereka. Para bangsawan dan masyarakat yang menonton juga merasakan kebahagiaan yang meluap itu.

Kami kembali duduk di singgasana. Para pemenang dan pasangannya secara bergantian maju dan meminta berkah dari kami.

Aku memberkahi mereka dan mendoakan hubungan mereka. Agar selalu lancar dan di lindungi oleh Dewa.

Acara berlangsung dengan sangat meriah. Di malam hari para bangsawan berkumpul di luar untuk menikmati angin malam dan juga langit malam yang indah.

"Salam Yang Mulia Permaisuri."

Aku menoleh membalikkan badanku dan melihat ada tiga gadis yang tadi sore dilamar oleh pasangan mereka.

"Salam. apa yang membawa kalian kemari ?." tanya ku halus.

"Kami ingin berterima kasih kepada Yang Mulia. karena perintah Yang Mulia, kekasih kami memberikan hadiah yang paling indah yang pernah kami dapatkan."

"Oh.. maksudmu bros untuk pemenang itu ? ya, aku memang memerintahkannya untuk diberikan kepada pasangan agar lebih romantis."

"Sejujurnya tadi siang saya sempat cekcok dengan kekasih saya. Namun setelah apa yang terjadi tadi sore, saya yakin bahwa saya adalah satu-satunya wanita yang ia cintai."

"Aku sangat bersyukur mendengarnya, semoga kalian selalu menjadi pasangan yang serasi sampai tua nanti."

Para gadis-gadis itu pun memberi salam lalu pergi untuk melanjutkan pesta di malam ini. ketika aku sedang menikmati angin malam di balkon, Kaisar tiba-tiba duduk di hadapanku.

Aku melihat ke sekitar yang sedikit sepi. Kaisar tidak ditemani pelayan maupun ajudannya.

"Salam Yang Mulia, apa yang Anda lakukan di sini. ?" tanyaku berbasa-basi.

"Kau tidak perlu terlalu formal ketika kita hanya berdua. Aku juga ingin istirahat, kau pikir menjadi kaisar sangat mudah ?" ujar kaisar dengan nada bercanda.

"Tentu saja tidak mudah, Anda harus mengurus ini semua dengan sangat sempurna."

"Tapi karena Anda mampu dan tidak pernah mengeluh atau melakukan kesalahan itu adalah hal yang luar biasa." lanjut ku.

"Kau terlihat sangat cantik malam ini."

Aku menghentikan aktivitas mengaduk teh ku ketika mendengar Kaisar mengatakan hal tersebut. Aku sedikit terkejut tentu saja. Dan lagi-lagi perasaan di dalam hatiku meluap-luap. Ingin rasanya aku berteriak bahwa aku sangat bahagia malam ini.

"Terima kasih pujiannya."

"Bukankah itu memang fakta kau memang cantik. entah kenapa aku tidak menyadari itu sejak lama."

Aku meminum teh ku untuk mengurangi rasa canggung.

"Anda mungkin terlalu sibuk akan hal lain." ujarku menyindirnya.

"Kau masih kesal denganku ?"

Aku menatapnya serius. aku tidak mengerti untuk apa aku kesal.

"Untuk apa ?"

"Bahwa aku tidak pernah mencintaimu dengan tulus.?"

Deg, jantungku rasanya berhenti. Mungkin jika ini adalah Venezuela yang asli ia akan menangis dengan sedih. Namun ini adalah aku. Aku bisa merasakan kesedihannya, tapi aku tidak akan menampakkan bahwa aku bersedih.

"Cinta tidak bisa dipaksakan Yang Mulia. jika Anda memang mencintai saya, maka Anda akan mencintai saya dengan tulus. jika Anda tidak mencintai saya, tidak mengapa. saya mencintai diri saya sendiri."ujarku sembari tersenyum

וו×

Malam berlalu dengan tenang. Suara angin malam berhembus berdansa dengan pepohonan. Aku sudah berganti pakaian dan ingin pergi beristirahat.

Ketika aku hendak masuk ke kamar, aku melihat salah seorang anak gadis bangsawan keluar dari kamar kami.

Aku tahu bahwa keluarga bangsawan itu pasti menekannya untuk menggoda kaisar dan agar ia diangkat menjadi selir di kekaisaran ini.

Jika ini adalah tubuhku mungkin aku akan baik-baik saja. Namun, ini bukanlah tubuhku. jadi, aku merasakan sedikit rasa kesal dan kecewa.

Ketika gadis itu pergi aku pun masuk ke dalam kamar. Aku melihat kaisar sedang duduk di sofa dengan tatapan kesal.

"Kenapa mukamu masam apa ada yang mengganggumu tadi ?." tanyaku sekedar basa-basi

"Ya, salah satu Putri seorang bangsawan masuk ke kamar kita tanpa izin."

Aku terkejut dengan apa yang barusan kaisar katakan. Aku tidak terkejut soal anak gadis bangsawan itu tapi aku terkejut bahwa ia menceritakannya kepadaku.

"Apa yang terjadi ? kenapa ia masuk ke kamar kita ?"

Kaisar mendengus kesal dan menceritakannya.

"Dia masuk dan langsung menggodaku. dia menutup mataku dan berbisik untuk menebak siapa dia."

"Kau ingat Clarissa ? seseorang yang pernah mendaftar sebagai selir namun dia gagal. itu adalah dia."

Aku terdiam. Ohhh sial aku tidak ingat bagian itu. itu tidak ada di dalam novel yang aku baca.

"Ya ? lalu ?"

"Dia mengatakan bahwa dia merindukanku. dan dia memohon kepadaku untuk dilantik menjadi selir kekaisaran."

"Apa kamu menyetujuinya ?"

Kaisar menggeleng perlahan ia menatapku dan berkata.

"Bukankah kau yang mengatakan kepadaku untuk tidak melantik selir terlebih dahulu. dan juga, dia tidak ada bedanya dengan putri dari Duke Arthalas."

"Coba kau berfikir, apakah ada wanita baik-baik yang masuk ke dalam kamar Kaisar dan menggoda Kaisar."

Aku mengangkat bahuku untuk menjawab pertanyaan itu. Aku tidak tahu bahwa kaisar sangat mempertimbangkan pendapatku. Padahal tujuan dari aku mengatakan itu adalah agar aku tidak cepat berperang dulu. Karena aku masih harus menyesuaikan diri dengan tubuh ini.

"Ngomong-ngomong soal selir, bagaimana jika kita mengangkat dari kerajaan lain."

"Di bawah Kekaisaran kita ada 8 Kerajaan."

"Jika aku tidak salah ingat, mantan selir mu semuanya berasal dari wilayah kita."

"Yang terjauh adalah, affida itu pun masih dekat dengan ibukota kita."

Kaisar menatapku dengan tatapan marah dan kesal. Ia lalu menarik ku duduk di sofa dan mulai menggunakan nada serius.

"Kau bahkan masih sempat-sempatnya untuk memikirkan soal selir."

"Aku memikirkan bagaimana keselamatanmu dan tidak menerima selir sampai waktu yg di tentukan. Tapi kok malah berkata bahwa kau ingin melantik selir."

Aku tersenyum dan menatapnya.

"Selir itu juga bisa mempererat diplomasi kita dengan Negara di bawah kita. dan dengan adanya selir tugasku tidak akan berat."

"Aku juga akan melantik selir itu dengan penilaianku sendiri. hingga aku yakin seluruh mana yang baik dan selir mana yang jahat."

Kaisar berdiri dan mendengus lalu ia naik ke kasur dan menutup seluruh badannya dengan selimut.

"Aku tidak peduli apa yang kau katakan aku tidak akan menyetujui itu sampai waktu yang ditentukan."

Aku tersenyum dan ikut naik ke atas ranjang. kami pun ber istirahat dari hari yang melelahkan.

'Venezuela, hatimu mengambil alih pikiranku'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status