Share

Bab 2

Author: Lozato
Meskipun ayahku merasa tidak puas dengan pilihanku, dia tidak mencoba membujukku lagi ketika melihat betapa bulatnya keputusanku.

Dia hanya menghela napas dan menghiburku.

"Kalau kamu merasa kesulitan saat tinggal bersama Klan Ular, kamu bisa minta tolong pada Dianti."

Namun, begitu Dianti mengetahui bahwa aku memilih menikah dengan seorang anggota dari Klan Ular, dia langsung mengejekku.

"Kak, meskipun kamu nggak bisa menikah dengan Jati, nggak seharusnya kamu memilih orang dari Klan Ular yang sudah terpuruk itu. Jangan sampai kamu mati kelaparan sebelum berhasil melahirkan anak. Katanya Klan Ular lagi kesulitan mendapatkan makanan dan pakaian yang cukup saat ini."

"Klan Serigala itu kaya raya, bahkan air mandi mereka terbuat dari ramuan ajaib yang berharga. Kalau hidupmu terasa terlalu berat, aku bisa saja menyisihkan beberapa ramuan untukmu."

Dianti pun menutup mulutnya dan tertawa terbahak-bahak, dia mengabaikan sorot tatapan aneh dari para pelayan.

Menurut Dianti, Klan Serigala memiliki sumber daya yang melimpah. Jati juga dianggap tipe pria yang setia dan cakap, jadi dia pasti bisa segera hamil dan melahirkan anak.

Sayangnya, Dianti tidak tahu bahwa sulit bagi manusia dan manusia setengah binatang untuk memiliki anak. Jati juga sangat terobsesi untuk memiliki keturunan.

Setelah enam bulan tanpa ada tanda-tanda kehamilan, Jati mulai melampiaskan amarahnya karena tidak kunjung memiliki keturunan kepadaku. Dia menyiksaku siang dan malam.

Jati baru melepaskanku setelah aku menggunakan metode rahasia untuk hamil, melahirkan Dylan dan memegang posisi yang berkuasa di Klan Serigala.

Aku hanya balas tersenyum kecil.

"Kamu nggak perlu khawatir soal aku, Dik. Kamu sendiri yang memilih suamimu, jadi kamu nggak akan menyesal, 'kan?"

"Gayatri, apa yang bisa dibanggakan darimu karena memilih pria miskin?"

Begitu melihat aku sama sekali tidak merasa marah, Dianti justru terbakar api amarah dan membalikkan semua kue di atas meja.

"Aku pasti akan menjadi orang pertama yang hamil! Anakku pasti akan menjadi pemimpin Aliansi yang berikutnya!"

Aku tidak ambil pusing dengan sikap Dianti yang seperti orang gila itu. Aku langsung mempersiapkan pernikahan yang diadakan tiga hari kemudian.

Dianti benar tentang satu hal. Klan Ular memang terlalu miskin saat ini. Aku khawatir mereka bahkan tidak mampu membeli gaun, jadi aku berencana untuk mempersiapkannya terlebih dahulu.

Namun, Yudha ternyata langsung datang ke rumahku malam ini dan membawakan gaun pengantin.

Ini pertama kalinya aku memperhatikan rupa Yudha dengan saksama.

Kulitnya tampak putih pucat, matanya yang agak sipit terlihat berwibawa. Pupil matanya berwarna hijau zamrud yang terkesan tidak terselami, tahi lalat berbentuk tetesan air mata di sudut matanya membuat wajahnya yang terkesan dingin itu tampak memesona.

Ketika aku membuka kotak yang Yudha bawa, aku melihat sebuah gaun berwarna hijau tua yang panjangnya menjuntai hingga ke lantai. Ada sisik ular yang berkilauan samar di bagian dadanya.

Aku sontak tertegun karena belum pernah melihat gaun seindah ini.

"Nona Gayatri, ini gaun yang dijahit dengan tangan oleh para penjahit dari Klan Ular. Sisik-sisik yang ada di gaun ini merupakan berkat dari suku kami."

Yudha menatapku dengan pandangan yang sengaja terkesan jauh seolah-olah bukan dia-lah yang akan menikah denganku.

"Ini adalah kali pertama anggota dari Klan Ular menikah dengan manusia. Kalau ada yang kurang dari kami, silakan langsung beri tahu aku."

"Terima kasih. Aku sangat menyukainya."

Tepat saat aku hendak menyimpan gaunku, Dianti berjalan masuk sambil menggenggam tangan Jati dengan ekspresi yang terlihat sangat bangga.

"Kak, jangan bilang Kakak hanya punya pilihan satu gaun ini? Nggak seperti Jati, dia sudah siapkan sepuluh pilihan gaun pengantin buatku."

Jati menatap Dianti dengan penuh cinta.

Dianti hanya tahu bahwa Klan Serigala itu penuh kasih sayang dan setia, tetapi dia tidak tahu bahwa kesetiaan mereka hanyalah naluri biologis. Jadi, mereka juga sangat terobsesi untuk memiliki keturunan.

Jika tidak ada anak, apa mungkin Jati masih akan begitu memanjakan Dianti?

Yudha yang memegang tongkat berkepala ular itu terdiam sesaat, lalu menatapku dengan serius.

"Maafkan klan-ku, Nona Gayatri. Aku bisa meyakinkanmu, Nona Gayatri, kalau aku, Yudha Satya, nggak akan pernah mengecewakanmu."

Dianti balas mendengkus dengan dingin.

"Semua orang juga bisa bicara manis begitu! Tapi, aku penasaran apa kalian bisa punya anak atau nggak!"

Dianti yang sekarang selalu membicarakan tentang memiliki anak. Fakta bahwa dia tidak dapat memiliki anak di kehidupan sebelumnya merupakan luka batin tersendiri baginya, jadi sekarang dia sangat terobsesi untuk hamil. Dia bahkan sudah pindah ke rumah Jati sebelum menikah dengan pria itu.

Dengan kata lain, Jati dan Dianti cukup sefrekuensi soal memiliki anak.

"Dik, kamu fokus saja pada pernikahanmu. Apa jangan-jangan kamu tertarik lagi pada tunanganku?"

Aku balas tersenyum kecil pada Dianti, lalu menggandeng tangan Yudha. Kami berjalan pergi diiringi oleh ekspresi muram dari Dianti dan Jati.

Tidak lama kemudian, suara manja Dianti yang berbicara kepada Jati pun terdengar dari belakang. Samar-samar aku bisa mendengar kata-kata "kehamilan" dan "anak".

Dasar adikku yang konyol. Setelah terlahir kembali pun pikirannya masih dipenuhi dengan gagasan bahwa status seorang ibu bergantung pada putranya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Reinkarnasi ke Zaman Ajaib   Bab 8

    Setelah Dianti berkata seperti itu, semua orang yang hadir langsung mengerti apa yang sebenarnya terjadi.Jika Dianti meminum obat sesuai aturan, seharusnya dia bisa melahirkan anak yang normal. Sayangnya, dia terlalu serakah.Kejadian ini kembali membuat Klan Serigala menjadi bahan tertawaan. Mereka mengatakan jika Jati tidak mampu, sehingga istrinya demi bisa punya anak bukan hanya berselingkuh, tetapi juga memakan resep tradisional dari telur tikus, milik Klan Tikus yang hina.Suasana hati Jati menjadi buruk. Hari-hari Dianti di Klan Serigala pun makin menyedihkan.Sebulan kemudian, saat aku baru saja membeli kain untuk bayi-bayiku dan hendak pulang, di jalan, aku melihat Dianti memeluk sebuah keranjang di dadanya dan berjalan diam-diam menuju sebuah gang kecil.Sudah sejak lama terdengar kabar jika Dianti sudah menjadi gila karena siksaan. Setiap hari, dia mencuri anak orang lain di Klan Serigala.Aku tidak terlalu memikirkannya dan pulang dengan hati gembira untuk menyambut anak-a

  • Reinkarnasi ke Zaman Ajaib   Bab 7

    Saat aku terbangun, di dalam kotak penghangat di sampingku sudah ada tiga butir telur. Yudha sedang memegang handuk untuk menyeka keringat halus di tubuhku.Aku baru saja hendak bicara, ketika tiba-tiba terdengar suara jeritan menyedihkan. Itu suara Dianti."Aku nggak mau melahirkan lagi. Aku nggak mau punya anak. Bunuh saja aku. Kumohon, cepat bunuh aku.""Bu Dianti, bertahanlah. Sebentar lagi akan selesai."Tangisan histeris Dianti dan suara penyemangat dari bidan saling bersahutan.Ruang bersalin kami hanya terpisahkan dinding dan Dianti masih dalam proses melahirkan."Gayatri, terima kasih atas kerja kerasmu."Yudha mengecup keningku. Tatapannya padaku penuh dengan kekhawatiran, rasa bersalah dan cinta yang mendalam."Di sini mungkin terlalu bising. Bagaimana kalau aku membawamu dan anak-anak pulang agar bisa istirahat dengan baik?"Di kehidupan sebelumnya, setelah aku melahirkan, yang diperhatikan Jati hanyalah anaknya saja. Dia tidak peduli dengan kerja kerasku selama sehari sema

  • Reinkarnasi ke Zaman Ajaib   Bab 6

    Belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, Yudha sudah langsung bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaiannya dan bergegas keluar mencari tabib.Tidak sampai setengah jam, tabib itu sudah muncul di dalam ruangan.Tabib itu memeriksa denyut nadiku sambil mengerutkan kening. Kadang menggeleng, kadang menganggukkan kepalanya.Suasana di ruangan begitu sunyi, hingga terasa menakutkan. Yudha menatapku dengan wajah penuh kekhawatiran.Tak lama kemudian, tabib itu berdiri dan memberi kami ucapan selamat."Selamat, Pak Yudha. Istrimu sudah mengandung selama dua bulan. Sepertinya dalam beberapa hari ke depan, dia akan segera bertelur."Aku masih tenang saat mendengar bagian awal kalimat itu. Namun, aku langsung melongo saat mendengar bagian akhirnya."Bukan melahirkan anak? Tapi bertelur?"Yudha tersenyum sambil mengelus kepalaku dan menjelaskan."Klan Ular berbeda dengan klan lainnya. Kami bertelur dulu, lalu menetaskannya menjadi anak."Sejak tahu aku hamil, Yudha setiap hari mengejarku unt

  • Reinkarnasi ke Zaman Ajaib   Bab 5

    Keduanya saling mendukung dan kompak menyangkal ucapan Dianti."Kami nggak mengakui manusia setengah binatang ini. Dulu, sudah disepakati dengan jelas kalau anak yang terpilih harus merupakan keturunan dari pasangan manusia dan anak sulung keluarga manusia setengah binatang.""Kalau semua mengikuti cara Klan Serigala, garis keturunannya akan menjadi kacau. Siapa yang tahu, monster seperti apa yang akan lahir dari kekacauan ini?""Hmph, hal ini harus mendapatkan persetujuan dari empat klan besar lainnya. Yang jelas, kami dari Klan Naga dan Klan Rubah menyatakan sikap duluan, kami sama sekali nggak setuju."Klan Foniks yang berdiri di samping pun segera menyatakan sikap mereka."Kami, Klan Foniks, sudah lama menarik diri dari dunia luar dan nggak lagi ikut campur dalam keputusan-keputusan seperti ini."Dari empat klan besar, satu menyatakan abstain, dua menolak dan pendapat satu klan lagi, yaitu Klan Ular yang statusnya paling rendah, pendapatnya bahkan tidak perlu dipertimbangkan lagi.

  • Reinkarnasi ke Zaman Ajaib   Bab 4

    "Ini anakku dan Jati! Bukannya wajar kalau bulu serigala berubah warna?"Dianti mati-matian mengatakan bahwa serigala merah kecil itu adalah anak Jati, tetapi dia tidak tahu bahwa Jati adalah serigala putih ras murni. Leluhur Jati tidak ada yang memiliki gen serigala merah.Ekspresi Jati terlihat begitu suram, api amarah membakarnya dari dalam."Dianti, kamu diam-diam selingkuh sama siapa sampai anak ini lahir, hah! Kalau kamu nggak jujur, akan kubunuh bajingan satu ini!"Ayahku sontak ketakutan dan segera mencoba membujuk Jati."Jati, tenanglah dulu. Mungkin ada kesalahpahaman di sini. Dianti sangat menyukaimu, jadi bagaimana mungkin dia mengkhianatimu?"Begitu mendengar pembelaan Ayah, Dianti segera menggendong anaknya mendekat ke arah Jati dan berujar dengan suara yang lembut."Lihat betapa miripnya anak kita denganmu. Mata kalian sama."Jati mengambil serigala merah kecil itu dengan ekspresi acuh tak acuh.Serigala merah kecil yang semula tidur nyenyak di pelukan Dianti itu sontak

  • Reinkarnasi ke Zaman Ajaib   Bab 3

    Suara Yudha yang dingin pun terdengar."Nona Gayatri, aku tahu kamu memilihku karena terpaksa. Tapi, aku janji sebisa mungkin nggak akan membuatmu menderita."Aku refleks berbalik badan dan secara tidak sengaja menabrak lengan Yudha.Aroma yang aneh langsung tercium oleh hidungku.Aku menatap Yudha dan mengucapkan setiap patah kata dengan nada serius."Yudha, aku-lah yang memilihmu. Mulai sekarang, panggil aku Gayatri. Jangan bersikap terlalu asing."Aku melihat ada sebersit cahaya aneh berkilat dalam pandangan Yudha."Oke, Gayatri."Tiga hari kemudian, kami pun menikah sesuai kesepakatan.Pernikahanku dan Dianti diadakan di restoran yang sama.Pernikahan Klan Serigala kali ini bahkan lebih megah dari sebelumnya. Mereka bahkan mengundang Klan Foniks yang terpencil untuk memberikan pertunjukan. Semua klan utama juga menghadiri pernikahan mereka.Klan Ular sendiri tampak sepi. Mereka tidak memiliki tamu tambahan, tetapi setiap anggota Klan Utama tampak sangat bahagia. Menikahi manusia mu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status