Share

Bab. 50. Pelakor

Dari nada bicaranya yang selalu tak bersahabat dan terdengar kesal setiap kali menyebut namanya, Diva dapat menyimpulkan jika wanita yang bernama Tasya ini tidak menyukainya. Jadi, nalurinya yang mengatakan jika Tasya bukanlah temannya adalah benar. Tasya bukan temannya, dia adalah musuhnya. Mungkin lebih tepatnya adalah saingannya. Tatapan Tasya seperti tatapan putri kecil Helen. Menusuk.

"Jangan asal ngomong lo, ya!" Nora mulai naik pitam. Dia nyaris berdiri dari duduknya jika Diva tidak menahan lengannya. "Wajar lah kita tabur bunga di makam sahabat kita. Emangnya lo yang nggak punya sahabat lagi?" tanya Nora pedas. Dia tersenyum mengejek.

Siapa pun orangnya, jika dia adalah salah satu siswa Angkasa pasti mengetahui, dan kemungkinan besar ikut mentertawakan saat Tasya ditinggalkan oleh dua orang yang diakuinya sebagi sahabat. Keduanya meninggalkan Tasya dengan meninggalkan kata-kata pedas yang menohok.

Mereka mengatakan, mereka bukanlah pembantu Tasya, dan mereka sudah lelah dis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status