Share

Part 5

Penulis: Rara Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-01 15:28:39

Ini adalah hari pertama Alea bekerja di kafe milik kak Alya. Kakak perempuan Chandra. Kemarin Chandra membawanya ke kafe kakaknya dan mengenalkannya kepada kak Alya.

Sesuai janjinya kepada Alea, Chandra meminta bantuan kepada kakaknya untuk memperkerjakan Alea di kafe milik kakaknya itu.

Awalnya Alya tidak setuju karena ia tidak tega memperkerjakan anak sekolah, namun setelah mendengar cerita adiknya, akhirnya Alya pun luluh dan mengizinkan Alea bekerja di kafenya, dengan catatan Alea hanya bekerja paruh waktu.

“Al, udah waktunya kamu pulang sayang. Udah, itu simpan aja. Biar nanti karyawan lain yang anter.” Suara Alya menginterupsi kegiatan Alea yang sibuk melayani para pengunjung.

Alea menoleh, ia mendapati kak Alya yang tengah tersenyum ke arahnya. Ya ampun, senyuman kak Alya mengingatkannya dengan senyuman Chandra. Mentang-mentang keduanya adik-kakak.

“Besok kamu 'kan harus sekolah, pulang aja, enggak apa-apa kok,” titah Alya.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, sebenarnya ada sisa waktu satu jam lagi sebelum kafe tutup. Namun, Alya tidak bisa memperkerjakan lagi Alea. Pasti Alea lelah dan butuh istirahat. Apalagi besoknya Alea kembali sekolah.

Alya mengusap punggung Alea. “Kamu pasti capek, pulang aja sana. Istirahat yang cukup biar besok kamu enggak lemes.”

Sejak pulang sekolah Alya belum melihat Alea istirahat. Jika ada waktu luang pas pengunjung kafe sedang sepi, Alea gunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dan makan.

“Tapi kafe masih rame, Kak. Lea enggak enak kalo ninggalin gitu aja,” balas Alea. Sebenarnya jam kerja Alea sudah habis dari satu jam yang lalu, karena Alea hanya minta bekerja dari pulang sekolah sampai jam delapan malam saja. Namun, karena melihat keadaan kafe ramai pengunjung, Alea jadi tidak enak untuk pergi begitu saja meninggalkan kafe. Alea cukup tahu diri karena Alya sudah mau menerimanya bekerja di kafe miliknya di saat ia hanya mempunyai ijazah SMP, karena ijazah SMA masih dalam proses.

“Udah, Enggak apa-apa sayang. Kan masih ada karyawan yang lain, yang handle semua ini,” ucap Alya penuh kelembutan. Alya begitu menyayangi Alea walaupun mereka baru saja bertemu kemarin sore. Selama ini Alya ingin mempunyai adik perempuan dan saat Alea hadir, Alya menganggapnya sebagai adik.

“Beneran enggak apa-apa kalau Alea pulang, Kak?” tanya Alea yang masih saja merasa tidak enak meninggalkan kafe yang masih dalam keadaan ramai oleh pengunjung. Namun Alea juga merasa tidak enak membiarkan seseorang menunggunya terlalu lama di meja pojok kiri. Walaupun orang itu tidak masalah sebenarnya menunggu Alea sampai jam berapa pun.

“Iya, enggak apa-apa. Udah sana, ganti bajunya terus pulang, eh tapi ini udah malem Kakak suruh Chandra anterin kamu, ya?” tawar Alya.

“Sebelumnya terima kasih atas tawarannya, Kak. Tapi Alea udah dijemput sama temen, dia udah nungguin di depan,” tolak Alea secara halus supaya tidak menyinggung Alya.

“Oh, ya udah. Kalau gitu hati-hati pulangnya ya, ini biar kak Alya yang anterin. Kamu sana ganti baju kasihan temennya kelamaan nunggu.”

Alea mengangguk, lalu pergi ke tempat di mana para karyawan biasanya berganti baju mereka sekaligus tempat istirahat.

****

Alea sudah selesai mengganti pakaiannya, sekarang ia tengah berjalan mencari seseorang yang sudah menunggunya sekitar dua jam yang lalu. Katanya dia udah nungguin di tempat parkir.

Dan benar saja orang itu tengah duduk manis sambil memainkan ponsel di atas motornya.

Langsung saja Alea dekati orang orang itu.

“Kak Sean,” panggil Alea.

Si empu yang punya nama pun menoleh ke asal sumber suara yang memanggilnya. “Udah selesai?” tanyanya sambil tersenyum.

Alea mengangguk sambil membalas senyuman laki-laki itu. “Udah Kak. Maaf ya lama,” jawabnya tak enak karena telah membuat orang itu menunggunya selama dua jam.

Sean Hunatama atau yang lebih akrab dipanggil Sean itu terkekeh. “Enggak apa-apa, Lea. Itung-itung Kakak nongki, udah lama Kakak enggak nongki-nongki kayak gini di kafe,” balasnya disertai candaan.

Alea ikut terkekeh geli mendengar penuturan laki-laki itu.

“Mau langsung pulang atau mampir ke mana dulu?”

“Emm ... Lea pulang ke kontrakan kak Sean aja ya. Lea kangen main di sana,” jawabnya.

Sean mengangguk “Ya udah, kita berangkat sekarang,” ucapnya, lalu ia bangkit dari duduknya, lalu memasukkan ponselnya ke dalam jaket yang ia pakai.

“Bawa jaket ‘kan, Al?” tanya Sean sebelum mereka berangkat, karena Sean lihat Alea memakai baju berlengan pendek.

Alea menggeleng. “Enggak, hehe.”

Terdengar decakan dari bibir Sean, kemudian laki-laki itu membuka jaketnya dan memberikannya pada Alea.

“Ini pakai, nanti kamu kedinginan. Atau lebih parahya kamu masuk angin,” ucapnya seraya menyerahkan jaketnya kepada Alea.

“Terus Kakak nanti gimana?” tanya Alea seraya menerima jaket yang diberikan Sean.

“Kakak pakai baju panjang, jadi tenang aja. Enggak bakal kedinginan kok,” jawab Sean.

Alea menurut kemudian memakai jaket milik Sean.

“Lea suka deh kalau pakai jaket kak Sean, soalnya wangi,” komentarnya setelah ia memakai jaket tersebut. Jaket Sean wangi maskulin.

Sesekali Alea akan menyesap wangi jaket milik laki-laki itu yang sudah ia pakai.

Sean tertawa seraya mengacak gemas rambut kekasihnya itu.

Tidak ada yang tahu jika sebenarnya Alea ini punya pacar, karena Alea sengaja menyembunyikannya.

Alea ingin Qila merasakan cemburu sama seperti Alea yang cemburu karena papanya lebih sayang pada Qila, bukan padanya. Alea ingin merebut Leon, membuat laki-laki itu tergila-gila padanya, dengan begitu ia bisa membalaskan dendam pada Qila.

Alea ingin Qila merasakan bagaimana rasanya orang yang kita sayang direbut orang lain. Alea ingin Qila juga merasakan sama sakit sama halnya dengan rasa sakit yang Alea rasakan.

Walaupun Qila adalah adik kandungnya, namun tetap saja Alea benci. Alea benci darah yang mengalir di tubuhnya sama dengan darah yang mengalir di tubuh Qila, yaitu darah papanya.

Alea menyayangkan sikap papanya yang memilih berkhianat dari mama. Saat itu mereka sama-sama sudah memiliki keluarga. Mama dan papanya, Tante Mila dan juga mantan suaminya. Entah kenapa papa malah berselingkuh dengan Tante Mila yang sudah jelas adik angkat mamanya.

Kelahiran Alea dengan kelahiran Qila hanya berjarak dua bulan. Berarti papanya sudah lama ‘kan main api di belakang mamanya?

Dan Alea tidak habis pikir, kenapa Tante Mila mau selingkuh dengan papanya. Dia ‘kan sudah mempunyai suami. Eh, Tante Mila malah hamil anak papa. Apakah Tante Mila sudah melupakan jasa kakek-neneknya yang merawatnya dengan tulus dan sudah menganggapnya seperti anak mereka sendiri?

Kenapa Tante Mila tega mengkhianati keluarga yang sudah mengurusnya sedari kecil?

Pantas saja papa dan Tante Mila diusir dari rumah karena mereka merupakan aib keluarga.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Resentment, Dendam Sang Pewaris   Part 37

    Berita pertengkaran Alea dan Qilla pun menjadi trending topik di SMA Cendikia Bakti. Banyaksekali siswa dan siswi yang menyayangkan sikap dan tindakan yang dilakukan Alea dan Qilla, terlebih Alea. Padahal Alea adalah siswi kebanggaan sekolah, banyak menorehkan prestasi untuk sekolah, bisa-bisanya dia terlibat skandal seperti itu.Selain gara-gara pertengkaran itu, seluruh murid Cendikia Bakti juga terkejut mendengar pengakuan Juna yang mengatakan jika Alea dan Leon akan bertunangan dalam waktu dekat ini. Semua orang tampak bertanya-tanya, jadi siapa yang menjadi orang ketiga dalam hubungan itu? Alea atau Qilla?Bahkan sebagian murid yang tadinya membela Qilla, kini lebih memilih mendukung Alea. Mereka berbalik arah mendukung Alea, karena mereka menjadi tidak respect dengan Qilla. Dan banyak juga yang menuduh jika Qilla 'lah orang ketiga dalam hubungan itu.“Lea, Lo beneran enggak apa-apa?” tanya Windy untuk kesekian kalinya.

  • Resentment, Dendam Sang Pewaris   Part 36

    Bu Lia menatap satu persatu tersangka biang kerusuhan di kelas IPA-1. Sementara itu Alea, Juna, dan Qilla menundukkan wajahnya ke bawah. Mereka tidak berani melihat wajah sang guru killer yang tengah menatap mereka dengan tatapan mautnya. “Saya ada di depan, bukan di bawah! Kenapa kalian malah melihat ke bawah?!” Alea, Juna, dan Qilla pun kompak mengangkat wajah mereka, dan menatap wajah Bu Lia dengan raut wajah memelas. Sebenarnya di ruangan itu bukan hanya mereka berempat saja yang ada di dalam ruang BK itu. Di sana ada juga Didit yang dihadirkan sebagai saksi. Selain dari Alea, Juna, dan Qilla, Bu Lia juga ingin mendengar kesaksian dari Didit yang tidak terlibat apa pun dalam pertengkaran itu. “Syaqilla, kenapa kamu ada di kelas IPA-1, bukannya kamu berasal dari kelas IPS-3?” Bu Lia mengawali interogasi dari Qilla. “Emm ... a-anu sa-saya ....” Qilla meneguk air liurnya dengan sulit. Lidahnya kelu, ia tidak tahu harus berkata apa pad

  • Resentment, Dendam Sang Pewaris   Part 35

    Alea tak habis pikir dengan Qilla, bagaimana bisa ia melabrak dirinya di depan umum apalagi ini adalah kelasnya, bukan kelas Qilla. Apa perempuan itu tidak punya urat malu sebelum bertindak, tapi mengingat siapa ibu Qilla, Alea tidak heran. Syaqilla adalah titisan perempuan medusa dan tidak tahu malu.Alea berdecih. “Lo masih waras 'kan, Qil?” tanyanya dengan nada ejekkan dan membuat api yang ada dalam diri Qilla semakin membuncah.“Bukan gue yang enggak waras, tapi Lo?!”Alea menaikkan sebelah alisnya. “Tunggu, siapa yang bilang Lo enggak waras? Gue 'kan cuman tanya masih waras 'kan?”Tangan Qilla mengepal, ia tidak terima Alea bermain-main dengannya. Karena kesabarannya sudah diambang batas, Qilla pun menarik rambut panjang Alea yang hari ini digerai. Qilla menarik rambut Alea sangat keras hingga Alea memekik kesakitan.Para sahabat, dan teman sekelas Alea yang sejak tadi diam memperhatikan adu mulut mere

  • Resentment, Dendam Sang Pewaris   Part 34

    Setelah Leon menyelesaikan sarapannya, Leon dan Alea pun pergi ke kelasnya masing-masing. Dan gosip mengenai Alea dan Leon sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Banyak di antara mereka menduga-duga jika Leon putus dari Qilla dan menjalin sebuah hubungan baru dengan Alea.“Lo jadian sama si singa, Al?”Jennie mengerutkan keningnya. Ia tidak paham siapa yang dimaksud oleh Shella yang barusan bertanya kepada Alea. “Singa?”“Itu loh, si Leon. Bahasa Indonesianya Leon 'kan singa,” jawab Shella.Jennie mendengus mendengar jawaban sahabatnya, pandangannya pun ia alihkan ke Alea yang tengah fokus membaca rangkuman biologinya, karena ada desas-desus jika hari ini guru biologi mereka akan mengadakan ulangan dadakan, soalnya minggu kemarin kelas mereka sudah menyelesaikan materi bab 5.“Enggak,” jawab Alea singkat dan padat. Jujur s

  • Resentment, Dendam Sang Pewaris   Part 33

    Alea berjalan ke arah kelasnya seraya bersenandung ria. Lorong yang dilewatinya tampak sepi karena hari masih terlalu pagi.Yups, Alea datang ke sekolah pagi-pagi sekali, bahkan kedatangannya tidak berselang lama dengan kedatangan pak satpam sekolah.GreppAlea terkesiap, barusan ada yang menarik tangannya tanpa permisi terlebih dahulu.“Eh!”Hampir saja Alea terhuyung jika saja seseorang yang barusan menarik tangannya menahan keseimbangannya.“Apaan sih, main tarik-tarik aj— eh, Leon!” Tadinya Alea ingin marah kepada si pelaku yang sudah lancang menarik tangannya hingga hampir saja tubuhnya mencium lantai sekolah, tapi saat tahu si pelaku itu adalah Leon, dengan cepat Alea mengubah raut wajahnya. Raut wajah kekesalan yang sebelumnya mendominasinya kini berubah menjadi sebuah senyuman bodoh. Leon seratus persen yakin jika saat ini Alea mati-matian menahan kekesalannya dan menunjukkan sebuah fake smil

  • Resentment, Dendam Sang Pewaris   Part 32

    Entah ada angin apa, tiba-tiba Leon pergi ke rumah Alea. Ia melupakan niatnya membeli mie goreng dan martabak keju pesanan kakaknya. Namun saat Leon tiba di tikungan komplek perumahan Alea, netra Leon tak sengaja menangkap sosok Alea dan sang sahabat—Chandra.Leon mengerutkan keningnya, ia heran kenapa malam-malam Chandra ada di depan rumah Alea?“Atau jangan-jangan selama ini mereka punya hubungan, ya? Waktu itu 'kan si Chandra pernah curhat sama gue kalau dia lagi suka sama cewek,” batin Leon bertanya-tanya.Entah kenapa ada perasaan asing yang hinggap di dadanya saat melihat kedekatan Alea dan Chandra. Ia merasa panas dan tidak suka melihat Alea yang tertawa lepas karena ulah Chandra. Tawa yang jarang Alea perlihatkan padanya.Dengan cepat Alea pun menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengusir pemikirannya itu dari dalam benaknya.“Enggak-enggak, ngapain gue mikirin mereka. Mau Alea punya hubungan sama Chandra ju

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status