Ini bukan sebuah cerita yang mengisahkan tentang sepasang kekasih yang merasakan dilema besar tentang percintaan, melainkan tentang kisah seorang ayah dan anak. Sang anak yang mendambakan cinta dan kasih sayang dari ayahnya yang lebih memilih menomor satukan istri keduanya.Untuk Papa dari AleaMakasih, Papa udah ngurus Alea dari kecil hingga sekarang ini.Makasih, untuk kasih sayang yang Papa berikan untuk Alea.Makasih, Papa udah membiayai hidup Alea hingga sekarang ini.Makasih juga atas kebohongan yang selalu Papa berikan untuk Alea.Alea sayang Papa, Papa adalah cinta pertama untuk Alea.Tapi Papa juga adalah laki-laki pertama yang menyakiti hati Alea dan mama.Maka dari itu jangan salahkan Alea jika posisi Papa tidak lebih tinggi dari Kak Sean.
Lihat lebih banyakDi sudut ruangan yang sangat minim cahaya, tampak seorang gadis cantik tengah memegang ponselnya sambil menghadap ke luar jendela.
“Papa enggak jadi pulang, ya hari ini? Padahal Alea kangen sama Papa,” ucap seorang gadis cantik berparas ayu yang bernama Alea Bagaskara.
“Iya, hari ini Papa enggak bisa pulang. Maafin Papa, Sayang,” balas Fian di seberang sana.
Alea mendesah pelan. Padahal malam ini ia sudah memasak untuk papanya, tapi ternyata papanya tidak bisa pulang ke rumah.
“Maafin Papa ya, Sayang.” Di seberang sana Fian merasa bersalah kepada putri sulungnya karena tidak bisa pulang.
“Iya, enggak apa-apa.” Nada bicara Alea terdengar lesu.
Alea kecewa, kenapa papanya lagi-lagi berbohong kepadanya. Ia tahu papanya sudah pulang dari Bandung kemarin malam. Saat ini papanya tengah ada di rumah istri keduanya. Alea tahu karena tadi ia tidak sengaja melihat insta story milik Syaqila. Mereka dan papanya tengah makan malam di sebuah restoran bintang lima.
“Kalau gitu Alea mau dibawain apa sama Papa dari Bandung?” tanya Fian mencoba menghibur Alea yang merasa sedih karena ia tidak jadi pulang ke rumah.
“Sianida,” balas Alea.
Di seberang sana Fian mengerutkan keningnya mendengar jawaban putri sulungnya.
“Buat apa sianida, Sayang?”
“Buat dikasih ke tante Mila!” jawab Alea dengan santai, namun dari nada bicaranya ada sebuah penekanan jika ia sebal, kesal, dan marah kepada pemilik nama itu.
Fian menghembuskan napasnya kasar. “Sayang, jangan gitu ah ... Mama Mila juga Mama ka--“
“Dia bukan Mama aku! Mama aku Cuma satu, mama Jihan!” sentak Alea.
Mila bukan mamanya, melainkan perempuan yang sangat ia benci dan ingin ia habisi nyawanya karena gara-gara perempuan itu, mamanya meninggal setelah memergoki papanya dengan perempuan itu di sebuah hotel bintang lima.
Lagi-lagi Fian menghembuskan napasnya berat. Memang sangat sulit membuat Alea dan istri keduanya akur.
“Sayang--“
Pip
Tanpa mau mendengarkan perkataan papanya lagi, Alea memutuskan sambungan teleponnya sepihak.
Alea menatap sebuah foto keluarga yang terpajang rapi di dinding kamarnya. Dalam foto tersebut terdapat dirinya, mamanya, dan juga papanya yang tersenyum lebar ke arah kamera. Sungguh, potret yang membahagiakan bagi orang-orang yang melihatnya.
Tapi sedetik kemudian senyuman Alea luntur digantikan isakan kecil yang keluar dari bibir mungilnya.
“Hiks ... hiks ... Mama ... Alea kangen sama Mama hiks ... hiks ...” isak Alea yang menyayat hati siapa pun yang mendengarnya.
Dulu hidup Alea sangat bahagia. Ia punya mama, punya papa, yang selalu ada untuknya dan juga memberikan kasih sayang yang berlimpah kepadanya. Semua keinginan Alea akan terpenuhi dengan cepat. Namun, itu semua sebelum papa berkhianat. Papa mempunyai wanita idaman lain yang tak lain adalah adik angkat mama.
Mila Adriana. Dia adalah adik angkat mama. Dulu, hidup Mila sangat memprihatinkan. Mila tidak memiliki apa-apa, dia hanyalah seorang anak sopir pribadi keluarga Pramana. Namun, setelah ayah Mila meninggal, kakek dan nenek mengangkat Mila menjadi anak mereka karena tidak ada sanak saudara yang mau mengasuh Mila saat itu.
Namun, sekarang apa balasannya. Mila malah mengkhianati keluarga Pramana, keluarga yang sudah membesarkannya, memberinya pendidikan yang layak untuknya, dan juga memberikan kasih sayang kepadanya. Mila tega merebut suami Jihan yang notabenenya adalah kakak angkatnya.
“Ma, Alea janji bakal rebut Papa dari perempuan itu!” ucap Alea. Matanya berkilat menyiratkan dendamnya kepada Mila.
Alea berjanji akan membalaskan perbuatan keji mereka kepada mamanya. Alea janji akan membuat Mila dan anaknya menderita seperti mereka berdua membuat mama dan adiknya menderita hingga tak sanggup lagi bertahan dan memilih menyerah.
****
Keesokan harinya,
Alea menghembuskan napasnya dengan kasar. Baru saja ia keluar dari ruang TU. Ia dipanggil ke ruang TU karena telat membayar uang SPP-nya selama tiga bulan. Sebenarnya setiap bulannya papanya rutin mentransfer uang jajan, sekolah, dan keperluan lainnya dalam jumlah besar. Namun, Alea tidak mau memakainya. Lebih baik ia cari uang sendiri untuk membiayai uang sekolahnya dari pada harus memakai uang papanya. Uang papanya lebih baik ia simpan.
“Leon!” Alea yang tadinya murung berubah menjadi ceria setelah melihat figur laki-laki yang barusan dipanggilnya.
Dengan semangat 45, Alea berlari menghampiri laki-laki itu yang tengah berdiri tidak jauh darinya.
“Leon ke sini pasti mau jemput Alea, ya?” Alea dengan PD-nya berkata seperti itu.
Yang ditanya malah mendengus tak suka. Leon jengah dengan Alea, perempuan yang selalu mengikutinya ke mana pun ia pergi. Jika ia pergi ke suatu tempat pasti di situ ada sosok Alea. Leon sudah beberapa kali mendorong Alea menjauh dari kehidupannya, namun Alea pantang menyerah. Semakin ia dorong maka Alea akan semakin gencar mendekatinya.
“Bisa enggak sih, sehari aja Lo enggak gangguin gue!” ketus Leon sambil menatap sebal ke arah Alea yang tengah tersenyum manis ke arahnya.
Tiba-tiba Alea tertawa yang seketika membuat Leon heran. Apanya yang ditertawakan, perasaan tidak ada yang lucu?
“Leon gimana, sih. Kita ‘kan pacaran, masa Alea enggak boleh deket-deket sama pacarnya. Leon aneh, ih,” ucapnya seraya memasang wajah semanis mungkin.
Leon tercengang mendengar perkataan Alea.
“Gue enggak merasa nerima Lo, ya!” sewot Leon.
Lagi-lagi Alea tertawa. Semakin Leon berbicara dan bersikap kasar kepadanya, semakin membuat Alea senang.
“Tapi waktu itu Leon ambil bolanya ‘kan,” balas Alea.
Waktu itu Alea menyatakan perasaannya kepada Leon di lapangan basket, saat Leon dan teman-temannya tengah berlatih basket. Alea menawarkan sebuah pilihan, jika Leon menerima bola basket yang dipegang olehnya berarti Leon menerima perasaannya, tapi jika Leon tidak mengambil bola basket itu dan berbalik pergi dari sana berarti Leon menolak perasaannya.
Leon mengusap kasar wajahnya. Astaga, Alea benar-benar...
“Tapi waktu itu gue lempar bolanya terus gue pergi dari lapangan basket! Lo lupa?!”
Alea tersenyum setenang mungkin. “Alea enggak peduli, yang penting Leon ambil bolanya dan itu artinya kita pacaran.”
Sejak saat itu Alea mengklaim bahwa Leon adalah pacarnya. Padahal semua orang tahu, Leon adalah pacarnya Syaqila, tapi Alea tidak peduli dan tidak mau tahu. Apa yang dimiliki oleh Syaqila harus juga menjadi miliknya seperti Syaqila merebut papanya.
Leon menghembuskan napasnya kasar. Setiap harinya Alea benar-benar membuat ia darah tinggi dengan tingkah lakunya yang benar-benar minta ditampol sekali.
“Minggir!”
Berhadapan dengan Alea lama-lama membuat image cool Leon hilang.
“Leon mau ke mana?” tanya Alea dengan manjanya seraya menahan tangan Leon.
Leon berdecak kesal. “Alea gue bilang minggir!”
“Enggak, sebelum Leon bilang ke Alea mau pergi ke mana!”
Karena kesal Leon pun mendorong tubuh Alea hingga Alea hampir saja terjatuh jika tubuhnya tidak dalam keadaan seimbang.
“Leon! Tunggu! Kamu mau ke mana?!”
Alea pun berlari, mengejar Leon yang sudah berjalan sedikit jauh darinya.
Berita pertengkaran Alea dan Qilla pun menjadi trending topik di SMA Cendikia Bakti. Banyaksekali siswa dan siswi yang menyayangkan sikap dan tindakan yang dilakukan Alea dan Qilla, terlebih Alea. Padahal Alea adalah siswi kebanggaan sekolah, banyak menorehkan prestasi untuk sekolah, bisa-bisanya dia terlibat skandal seperti itu.Selain gara-gara pertengkaran itu, seluruh murid Cendikia Bakti juga terkejut mendengar pengakuan Juna yang mengatakan jika Alea dan Leon akan bertunangan dalam waktu dekat ini. Semua orang tampak bertanya-tanya, jadi siapa yang menjadi orang ketiga dalam hubungan itu? Alea atau Qilla?Bahkan sebagian murid yang tadinya membela Qilla, kini lebih memilih mendukung Alea. Mereka berbalik arah mendukung Alea, karena mereka menjadi tidak respect dengan Qilla. Dan banyak juga yang menuduh jika Qilla 'lah orang ketiga dalam hubungan itu.“Lea, Lo beneran enggak apa-apa?” tanya Windy untuk kesekian kalinya.
Bu Lia menatap satu persatu tersangka biang kerusuhan di kelas IPA-1. Sementara itu Alea, Juna, dan Qilla menundukkan wajahnya ke bawah. Mereka tidak berani melihat wajah sang guru killer yang tengah menatap mereka dengan tatapan mautnya. “Saya ada di depan, bukan di bawah! Kenapa kalian malah melihat ke bawah?!” Alea, Juna, dan Qilla pun kompak mengangkat wajah mereka, dan menatap wajah Bu Lia dengan raut wajah memelas. Sebenarnya di ruangan itu bukan hanya mereka berempat saja yang ada di dalam ruang BK itu. Di sana ada juga Didit yang dihadirkan sebagai saksi. Selain dari Alea, Juna, dan Qilla, Bu Lia juga ingin mendengar kesaksian dari Didit yang tidak terlibat apa pun dalam pertengkaran itu. “Syaqilla, kenapa kamu ada di kelas IPA-1, bukannya kamu berasal dari kelas IPS-3?” Bu Lia mengawali interogasi dari Qilla. “Emm ... a-anu sa-saya ....” Qilla meneguk air liurnya dengan sulit. Lidahnya kelu, ia tidak tahu harus berkata apa pad
Alea tak habis pikir dengan Qilla, bagaimana bisa ia melabrak dirinya di depan umum apalagi ini adalah kelasnya, bukan kelas Qilla. Apa perempuan itu tidak punya urat malu sebelum bertindak, tapi mengingat siapa ibu Qilla, Alea tidak heran. Syaqilla adalah titisan perempuan medusa dan tidak tahu malu.Alea berdecih. “Lo masih waras 'kan, Qil?” tanyanya dengan nada ejekkan dan membuat api yang ada dalam diri Qilla semakin membuncah.“Bukan gue yang enggak waras, tapi Lo?!”Alea menaikkan sebelah alisnya. “Tunggu, siapa yang bilang Lo enggak waras? Gue 'kan cuman tanya masih waras 'kan?”Tangan Qilla mengepal, ia tidak terima Alea bermain-main dengannya. Karena kesabarannya sudah diambang batas, Qilla pun menarik rambut panjang Alea yang hari ini digerai. Qilla menarik rambut Alea sangat keras hingga Alea memekik kesakitan.Para sahabat, dan teman sekelas Alea yang sejak tadi diam memperhatikan adu mulut mere
Setelah Leon menyelesaikan sarapannya, Leon dan Alea pun pergi ke kelasnya masing-masing. Dan gosip mengenai Alea dan Leon sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Banyak di antara mereka menduga-duga jika Leon putus dari Qilla dan menjalin sebuah hubungan baru dengan Alea.“Lo jadian sama si singa, Al?”Jennie mengerutkan keningnya. Ia tidak paham siapa yang dimaksud oleh Shella yang barusan bertanya kepada Alea. “Singa?”“Itu loh, si Leon. Bahasa Indonesianya Leon 'kan singa,” jawab Shella.Jennie mendengus mendengar jawaban sahabatnya, pandangannya pun ia alihkan ke Alea yang tengah fokus membaca rangkuman biologinya, karena ada desas-desus jika hari ini guru biologi mereka akan mengadakan ulangan dadakan, soalnya minggu kemarin kelas mereka sudah menyelesaikan materi bab 5.“Enggak,” jawab Alea singkat dan padat. Jujur s
Alea berjalan ke arah kelasnya seraya bersenandung ria. Lorong yang dilewatinya tampak sepi karena hari masih terlalu pagi.Yups, Alea datang ke sekolah pagi-pagi sekali, bahkan kedatangannya tidak berselang lama dengan kedatangan pak satpam sekolah.GreppAlea terkesiap, barusan ada yang menarik tangannya tanpa permisi terlebih dahulu.“Eh!”Hampir saja Alea terhuyung jika saja seseorang yang barusan menarik tangannya menahan keseimbangannya.“Apaan sih, main tarik-tarik aj— eh, Leon!” Tadinya Alea ingin marah kepada si pelaku yang sudah lancang menarik tangannya hingga hampir saja tubuhnya mencium lantai sekolah, tapi saat tahu si pelaku itu adalah Leon, dengan cepat Alea mengubah raut wajahnya. Raut wajah kekesalan yang sebelumnya mendominasinya kini berubah menjadi sebuah senyuman bodoh. Leon seratus persen yakin jika saat ini Alea mati-matian menahan kekesalannya dan menunjukkan sebuah fake smil
Entah ada angin apa, tiba-tiba Leon pergi ke rumah Alea. Ia melupakan niatnya membeli mie goreng dan martabak keju pesanan kakaknya. Namun saat Leon tiba di tikungan komplek perumahan Alea, netra Leon tak sengaja menangkap sosok Alea dan sang sahabat—Chandra.Leon mengerutkan keningnya, ia heran kenapa malam-malam Chandra ada di depan rumah Alea?“Atau jangan-jangan selama ini mereka punya hubungan, ya? Waktu itu 'kan si Chandra pernah curhat sama gue kalau dia lagi suka sama cewek,” batin Leon bertanya-tanya.Entah kenapa ada perasaan asing yang hinggap di dadanya saat melihat kedekatan Alea dan Chandra. Ia merasa panas dan tidak suka melihat Alea yang tertawa lepas karena ulah Chandra. Tawa yang jarang Alea perlihatkan padanya.Dengan cepat Alea pun menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengusir pemikirannya itu dari dalam benaknya.“Enggak-enggak, ngapain gue mikirin mereka. Mau Alea punya hubungan sama Chandra ju
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen