Oh mengapa kau tinggalkan aku..
Sean memetik gitar sedangkan Alea bernyanyi. Mereka sekarang berada di kontrakan Sean sesuai permintaan Alea tadi perempuan itu ingin main sebentar di sana.
Kebetulan kontrakan Sean tidak ada batasan tamu mau bertamu jam berapa dan apa pun jenis kelaminnya.
Sean mengontrak sebuah rumah di salah satu komplek. Kontrakan Sean juga memiliki pagar cukup tinggi hingga orang-orang tidak bisa melihat dengan jelas siapa saja tamu yang berkunjung.
Papa....Oh...Papa.....
Memperhatikan raut wajah gadisnya yang begitu menghayati lirik lagu yang dinyanyikannya. Hati Sean berdenyut nyeri melihat Alea yang selalu menyembunyikan rasa sakitnya.
Alea selalu tersenyum untuk menutupi luka yang dibuat oleh papanya. Sean tahu Alea menderita karena papanya yang selalu tega membohonginya demi bersama keluarga barunya.
Oh mengapa kau tinggalkan pergi...
Papa....Oh...Papa
Alea menatap kekasihnya, perempuan itu tersenyum padanya seolah memberitahu jika Alea tidak apa-apa.
Iya, Alea tidak apa-apa selama ada Sean di sampingnya. Alea merasa itu sudah lebih dari cukup.
Sean laki-laki yang mengisi hatinya selama dua tahun ini.
Oh teganya kau tinggalkan aku sendiri tiada tempatku berlindung....
Papa...Oh...Papa
“Hiks....hiks....” Alea tiba-tiba saja menangis, Sean langsung menyingkirkan gitarnya dan segera mendekati kekasihnya itu, lalu membawanya ke dalam pelukan yang menenangkan.
“Ssst... Kenapa, kok nangis?” tanyanya seraya mengusap punggung Alea dengan lembut.
“Hiks...Hiks...” Alea tidak menjawab ia masih terisak, malah semakin mengeratkan pelukannya pada Sean.
Selain pelukan papa dan kakeknya, pelukan Sean adalah tempat paling nyaman untuknya berkeluh-kesah.
“Lea kangen papa kak Sean hiks...hiks...” mengadu pada kekasihnya, Alea menyembunyikannya wajahnya di dada bidang laki-laki itu.
“Lea kangen sama papa hiks..hiks...” semandiri apa pun Alea, seterbiasa apa pun ia sendirian, namun Alea tak bisa ingkari dalam hati kecilnya bahwa ia selalu merindukan papanya. Laki-laki yang menjadi cinta pertamanya.
“Lea udah coba buat benci sama papa, tapi Lea enggak bisa. Lea sayang sama papa terlepas dari segala kebohongannya hiks...hiks...”
Papa adalah cinta pertama untuk anak perempuannya. Papa tidak akan pernah menyakiti hati putrinya itulah yang selalu orang-orang katakan.
Alea setuju jika papa adalah cinta pertama untuknya, namun Alea tidak setuju jika papa tidak akan pernah menyakiti hati anaknya, karena nyatanya orang yang membuat Alea menderita adalah papanya sendiri, cinta pertamanya sendiri.
Papanya tega berselingkuh dengan adik angkat sang mama sampai perempuan selingkuhannya itu hamil. Papanya berselingkuh saat mamanya tengah mengandung dirinya. Dua bulan setelah Alea lahir, anak selingkuhan papanya melahirkan dan anak itu adalah Qila.
Qila adalah anak dari hasil perselingkuhan papanya dengan adik angkat mamanya.
Sebelum semuanya terbongkar, Qila adalah anak om Edo. Semua orang mengenalnya seperti itu. Tapi setelah perbuatan bejat papa dan juga Tante Mila terbongkar setelah mama memergoki papa dan Tante Mila di sebuah hotel bintang lima, semua orang mengecam papa dan Tante Mila. Identitas asli Qila akhirnya terbongkar. Qila adalah anak kandung papa.
Setelah semuanya terbongkar om Edo menceraikan Tante Mila dan mengusir Tante Mila dari rumahnya. Selain diusir oleh Om Edo, Tante Mila juga diusir oleh kakek-neneknya.
Setelah semuanya terbongkar, mama jatuh sakit yang saat itu tengah mengandung anak ketiga papa. Mama menghembuskan napas terakhirnya saat papa menemani Tante Mila di sidang perceraiannya.
Tak lama setelah itu, papa juga diusir oleh kakek-nenek karena telah mempermalukan nama baik keluarga.
“Lea kangen mama, Kak hiks...hiks..” Alea kembali bersuara walaupun masih terisak.
Sean puk-puk punggung Alea, mencoba memberinya ketenangan.
“Lea mau nyusul mama, enggak ada gunanya lagi Lea hidup. Papa udah enggak sayang lagi sama Lea hiks..hiks...” Begitu lebih baik pikir Alea. Lebih baik ia menyusul mamanya yang sudah bahagia di nirwana sana bersama adik yang belum sempat Alea lihat kehadirannya.
“Kalau Lea mati enggak akan ada yang peduli ‘kan, Kak?”
“Lea jangan ngomong kayak gitu, Sayang. Itu enggak baik,” nasihat Sean.
Diam-diam Sean pun ikut meneteskan air matanya. Untuk pertama kalinya Sean melihat Alea sehancur ini. Ini pertama kalinya Alea menangis di depannya. Selama ini Alea selalu katakan ia bahagia, ia tidak peduli pada papanya, tapi sekarang?
Alea rapuh. Sekuat apa pun Alea mencoba menyembunyikannya kesedihannya, tetap saja ada saat di mana Alea ingin menumpahkan segala kesakitannya yang ia tanggung selama ini.
“Kakak percaya kamu pasti bisa lewatin ini semua. Alea kuat, kaKakakkak percaya itu.” Sean berbisik tepat di telinga Alea.
“Kakak janji sama Lea, jangan pernah ninggalin Lea. Lea enggak punya siapa-siapa lagi selain Kak Sean,” pintanya. Alea memohon seperti itu karena sudah percaya pada Sean sepenuhnya.
Alea percaya jika Sean berbeda dengan papanya.
Sean melepas pelukan, menjauhkan badannya, memberikan sedikit jarak.
Mereka saling berhadapan. Sean menatap netra Alea dalam, kedua tangannya ia gunakan untuk menghapus air mata yang keluar dari wajah cantik kekasihnya.
“Kakak janji. Kakak enggak akan ninggalin Lea apa pun yang terjadi.” Iya, Sean berjanji. Sean tidak akan pernah pergi meninggalkan Alea, kecuali jika Alea yang memintanya untuk pergi.
Alea adalah segalanya untuk Sean.
“Kak Sean nangis?” tanya Alea saat melihat sisa-sisa air mata di sudut mata Sean.
“Enggak, mata Kakak kelilipan,” elak Sean sambil terkekeh.
“Idih! Mana ada!” cetus Alea sambil memukul pelan bahu Sean
Kemudian mereka berdua tertawa bersama.
“Besok kamu libur, Kakak mau ajakin kamu jalan, mau enggak?” tawar Sean.
“Lea mau Kak, tapi ‘kan Lea harus kerja. Karena tempat laundry Bu Dina dijual, para tetangga banyak yang chat, mereka minta besok Lea datang ke rumah mereka. Banyak pakaian yang harus Lea setrika dan cuci hehe. Mereka janji bakal kasih bayaran lebih kalau Lea mau. Jadi lain kali aja ya, Kak,” tolak Alea.
Alea bersyukur, ia punya penghasilan tambahan sekarang. Selain bekerja di kafe kak Alya, Alea sekarang akan menjadi tukang cuci dan setrika baju para tetangganya. Lumayan gajinya, mereka sanggup membayar lebih pada Alea. Dengan begitu hutangnya kepada Juna akan cepat terlunasi.
“Kamu jangan terlalu banyak kerja, nanti sakit. Kerja di kafe aja cukup Sayang, enggak perlu lagi gosok di rumah tetangga,” timpal Sean.
Sean khawatir dengan kondisi kesehatan pacarnya itu, Senin sampai Jumat ia sekolah, pulangnya langsung bekerja di kafe. Lalu hari Sabtu dan Minggu dari pagi sampai sore Alea keliling ke rumah tetangga untuk mencuci dan setrika pakaian. Tidak ada waktu untuknya beristirahat.
“Kerja di kafe aja enggak cukup Kak. Gaji Lea juga enggak seberapa,” balas Alea.
Alea butuh banyak uang untuk melunasi hutangnya pada Juna, lalu membayar SPP setiap bulannya. Belum lagi ia harus menabung untuk biaya kuliahnya nanti. Eh, tidak. Untuk biaya kuliah Alea akan mempertimbangkan uang pemberian papa dan kakek-neneknya setiap bulan.
“Kakak enggak larang kamu kerja, asal kamu jangan sampai sakit, ya?” pesan Sean pada pacarnya itu.
Walaupun sebenarnya Sean sanggup membiayai hidup Alea, namun perempuan itu selalu menolak dengan alasan tidak mau merepotkan dirinya.
Alea tidak mau menerima bantuan dari orang lain secara begitu saja, Alea tidak mau dikasihani.
Alea mengangguk, iya Lea berjanji untuk tidak sakit Alea janji tidak akan membuat Sean khawatir.
Berita pertengkaran Alea dan Qilla pun menjadi trending topik di SMA Cendikia Bakti. Banyaksekali siswa dan siswi yang menyayangkan sikap dan tindakan yang dilakukan Alea dan Qilla, terlebih Alea. Padahal Alea adalah siswi kebanggaan sekolah, banyak menorehkan prestasi untuk sekolah, bisa-bisanya dia terlibat skandal seperti itu.Selain gara-gara pertengkaran itu, seluruh murid Cendikia Bakti juga terkejut mendengar pengakuan Juna yang mengatakan jika Alea dan Leon akan bertunangan dalam waktu dekat ini. Semua orang tampak bertanya-tanya, jadi siapa yang menjadi orang ketiga dalam hubungan itu? Alea atau Qilla?Bahkan sebagian murid yang tadinya membela Qilla, kini lebih memilih mendukung Alea. Mereka berbalik arah mendukung Alea, karena mereka menjadi tidak respect dengan Qilla. Dan banyak juga yang menuduh jika Qilla 'lah orang ketiga dalam hubungan itu.“Lea, Lo beneran enggak apa-apa?” tanya Windy untuk kesekian kalinya.
Bu Lia menatap satu persatu tersangka biang kerusuhan di kelas IPA-1. Sementara itu Alea, Juna, dan Qilla menundukkan wajahnya ke bawah. Mereka tidak berani melihat wajah sang guru killer yang tengah menatap mereka dengan tatapan mautnya. “Saya ada di depan, bukan di bawah! Kenapa kalian malah melihat ke bawah?!” Alea, Juna, dan Qilla pun kompak mengangkat wajah mereka, dan menatap wajah Bu Lia dengan raut wajah memelas. Sebenarnya di ruangan itu bukan hanya mereka berempat saja yang ada di dalam ruang BK itu. Di sana ada juga Didit yang dihadirkan sebagai saksi. Selain dari Alea, Juna, dan Qilla, Bu Lia juga ingin mendengar kesaksian dari Didit yang tidak terlibat apa pun dalam pertengkaran itu. “Syaqilla, kenapa kamu ada di kelas IPA-1, bukannya kamu berasal dari kelas IPS-3?” Bu Lia mengawali interogasi dari Qilla. “Emm ... a-anu sa-saya ....” Qilla meneguk air liurnya dengan sulit. Lidahnya kelu, ia tidak tahu harus berkata apa pad
Alea tak habis pikir dengan Qilla, bagaimana bisa ia melabrak dirinya di depan umum apalagi ini adalah kelasnya, bukan kelas Qilla. Apa perempuan itu tidak punya urat malu sebelum bertindak, tapi mengingat siapa ibu Qilla, Alea tidak heran. Syaqilla adalah titisan perempuan medusa dan tidak tahu malu.Alea berdecih. “Lo masih waras 'kan, Qil?” tanyanya dengan nada ejekkan dan membuat api yang ada dalam diri Qilla semakin membuncah.“Bukan gue yang enggak waras, tapi Lo?!”Alea menaikkan sebelah alisnya. “Tunggu, siapa yang bilang Lo enggak waras? Gue 'kan cuman tanya masih waras 'kan?”Tangan Qilla mengepal, ia tidak terima Alea bermain-main dengannya. Karena kesabarannya sudah diambang batas, Qilla pun menarik rambut panjang Alea yang hari ini digerai. Qilla menarik rambut Alea sangat keras hingga Alea memekik kesakitan.Para sahabat, dan teman sekelas Alea yang sejak tadi diam memperhatikan adu mulut mere
Setelah Leon menyelesaikan sarapannya, Leon dan Alea pun pergi ke kelasnya masing-masing. Dan gosip mengenai Alea dan Leon sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Banyak di antara mereka menduga-duga jika Leon putus dari Qilla dan menjalin sebuah hubungan baru dengan Alea.“Lo jadian sama si singa, Al?”Jennie mengerutkan keningnya. Ia tidak paham siapa yang dimaksud oleh Shella yang barusan bertanya kepada Alea. “Singa?”“Itu loh, si Leon. Bahasa Indonesianya Leon 'kan singa,” jawab Shella.Jennie mendengus mendengar jawaban sahabatnya, pandangannya pun ia alihkan ke Alea yang tengah fokus membaca rangkuman biologinya, karena ada desas-desus jika hari ini guru biologi mereka akan mengadakan ulangan dadakan, soalnya minggu kemarin kelas mereka sudah menyelesaikan materi bab 5.“Enggak,” jawab Alea singkat dan padat. Jujur s
Alea berjalan ke arah kelasnya seraya bersenandung ria. Lorong yang dilewatinya tampak sepi karena hari masih terlalu pagi.Yups, Alea datang ke sekolah pagi-pagi sekali, bahkan kedatangannya tidak berselang lama dengan kedatangan pak satpam sekolah.GreppAlea terkesiap, barusan ada yang menarik tangannya tanpa permisi terlebih dahulu.“Eh!”Hampir saja Alea terhuyung jika saja seseorang yang barusan menarik tangannya menahan keseimbangannya.“Apaan sih, main tarik-tarik aj— eh, Leon!” Tadinya Alea ingin marah kepada si pelaku yang sudah lancang menarik tangannya hingga hampir saja tubuhnya mencium lantai sekolah, tapi saat tahu si pelaku itu adalah Leon, dengan cepat Alea mengubah raut wajahnya. Raut wajah kekesalan yang sebelumnya mendominasinya kini berubah menjadi sebuah senyuman bodoh. Leon seratus persen yakin jika saat ini Alea mati-matian menahan kekesalannya dan menunjukkan sebuah fake smil
Entah ada angin apa, tiba-tiba Leon pergi ke rumah Alea. Ia melupakan niatnya membeli mie goreng dan martabak keju pesanan kakaknya. Namun saat Leon tiba di tikungan komplek perumahan Alea, netra Leon tak sengaja menangkap sosok Alea dan sang sahabat—Chandra.Leon mengerutkan keningnya, ia heran kenapa malam-malam Chandra ada di depan rumah Alea?“Atau jangan-jangan selama ini mereka punya hubungan, ya? Waktu itu 'kan si Chandra pernah curhat sama gue kalau dia lagi suka sama cewek,” batin Leon bertanya-tanya.Entah kenapa ada perasaan asing yang hinggap di dadanya saat melihat kedekatan Alea dan Chandra. Ia merasa panas dan tidak suka melihat Alea yang tertawa lepas karena ulah Chandra. Tawa yang jarang Alea perlihatkan padanya.Dengan cepat Alea pun menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengusir pemikirannya itu dari dalam benaknya.“Enggak-enggak, ngapain gue mikirin mereka. Mau Alea punya hubungan sama Chandra ju
Sejak tadi Qila terus mengkode kepada mamanya agar mamanya cepat mengatakan kepada papanya mengenai masalah perjodohan itu. Qila ingin papanya berpihak kepadanya, dan mencoba membatalkan perjodohan yang diusulkan oleh opanya.“Pa—““Tadi aku ketemu sama Ilham di depan kompleks.”Mila pun kembali mengatupkan bibirnya.Mila jelas terkejut mendengar suaminya bertemu dengan Ilham di depan kompleks. Sedang apa mantan suaminya di depan kompleks perumahannya? Atau jangan-jangan mantan suaminya itu berencana membalas dendam kepadanya?Seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh istrinya, Alvian pun kembali memperjelas pertemuan singkatnya dengan Ilham. “Tadi Ilham lagi beli martabak, itu loh yang sebelah tukang es campur yang tadi Papa beli.”“Oh.”Kenapa sangat kebetulan sekali. Tadi siang ia yang bertemu dengan Ilham di mall, lalu barusan suaminya
Saat masuk ke ruang istirahat karyawan, Alea terkejut mendapati Chandra tengah duduk lesehan di lantai sembari memainkan ponselnya. Tetapi bukan itu yang membuat Alea terkejut, melainkan Chandra yang tengah memakai seragam kafe kak Yuna.“Chan, ngapain Lo di sini?” tanya Alea yang masih mempertahankan raut terkejutnya.Chandra terkekeh geli melihat ekspresi Alea yang menurutnya sangat menggemaskan itu.“Mulai hari ini gue magang di sini,” jawab Chandra.“What?!”Chandra mengerutkan keningnya melihat respons Alea. “Emangnya kenapa? Kok Lo kayak yang kaget, emangnya salah ya gue kerja di sini?”Alea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bukan seperti itu maksudnya, Alea justru senang sekali Chandra ikut bekerja di kafe kak Yuna, jadi ia ada teman sefrekuensi. Namun yang membuat Alea heran adalah kenapa Chandra mendadak ingin bekerja di kafe kakaknya?“Ya enggak salah, itu &lsq
Alea membolakan matanya melihat sosok laki-laki yang sedang duduk di motornya sembari memainkan ponsel. Alea jelas sangat tahu siapa sosok laki-laki itu.Tak jauh berbeda dengan Alea, Yuki yang berdiri di sebelah Alea ikut terkejut mendapati pacar sahabatnya itu.Yuki pun menyenggol lengan Alea. “Lea, itu kak Sean.”Alea mengerjap, sebelum menghampiri pacarnya Alea lebih dulu mengamati sekitar.“Udah cepet sana, mumpung udah lumayan sepi.” Yuki sedikit mendorong tubuh Alea agar cepat-cepat menghampiri Sean sebelum ada yang menyadari, dan membuat gosip baru.Alea pun berlari menghampiri pacarnya.“Kak!”Sean yang tengah asyik bermain game online pun mendongakkan wajahnya saat mendengar suara yang sangat ia kenali betul itu.Senyum Sean terbit melihat Alea.“Ayo Kak, aku udah telat nih!” Alea buru-buru naik ke motor pacarnya.Sean pun mengangguk, ia memberikan he