Share

Road 6 KM-Acara penyambutan dokter Kim

Kenyataannya jangankan menyapa, bertanya saja Jiyeon ketakutan. Jiyeon juga takut dengan reaksi mereka seandainya tau Jiyeon tidak bisa menjawab.

Susah payah Jiyeon menelan saliva. Ia baru pertama kali bertemu Taehyung kemarin dan masalahnya belum kelar tentang kasus menyiram Taehyung dengan kopi panas.

“Bagaimana?” Hyena bertanya semakin menekan batin Jiyeon.

“Aku hanya tau dia di sini selama 3 bulan, seterusnya aku kurang tau” ungkap Jiyeon ketakutan. Para suster kompak mendesah kecewa.

“Apa yang kalian harapkan dari Jiyeon, dia baru sehari bekerja dengan dokter Kim, mana mungkin dia tau semua jawabannya.” bela Hyena.

“Benar, aku baru sehari,” timpal Jiyeon.

“Kalau gitu pertanyaan ini kamu tanyakan langsung,” usul suster lain.

“Iya benar, jadi pertanyaan yang kita buat tidak sia-sia,” sanggah suster lainnya.

“Aku setuju,” ujar mereka serempak.

“A aaaa…. ~” Jiyeon kehabisan kata-kata.

“Kau simpan, terus tanyakan,”

Sesampai di ruangan ia duduk sambil memandangi kertas pertanyaan. Dalam kesempatan Jiyeon curi-curi pandang pada Taehyung.

Perlahan dan hati-hati ia melihat Taehyung. Melirik Taehyung membuatnya takut tak karuan. Apalagi jika Taehyung yang meliriknya, lirikan Taehyung tak jauh beda dengan tajamnya pisau.

Bingung bagaimana caranya ia menanyakan pada Taehyung. Jiyeon bisa saja melalaikan dan enggan bertanya karena Jiyeon tidak butuh, tapi terror suster untuk menagih jawaban pasti akan berlangsung selama kertas pertanyaan kosong oleh jawaban.

Dokter Kim tampak pekerjaannya sudah selesai, Jiyeon memberanikan diri bertanya pada Taehyung. Jiyeon sendiri juga sedikit penasaran dengan pertanyaan itu.

“Dokter Kim,” panggil Jiyeon dengan nada halus dari mejanya yang berada di samping meja Taehyung.

Taehyung tak menjawab Jiyeon.

“Dokter Kim,” Jiyeon kembali memangginya dengan nada yang sama.

Taehyung akhirnya menangkap suara Jiyeon. Ia menoleh ke arah Jiyeon dengan raut wajah datar.

Menunggu mulut Jiyeon berkata sesuatu sebelum Taehyung sendiri yang akan menyerang Jiyeon. Jantung Jiyeon terpompa cepat dan gugup seketika karena pandangan mata Taehyung tepat di-mata Jiyeon.

“Mnn… saya boleh bertanya, dok?” tanya Jiyeon berhati-hati.

“Tanya apa,” balasnya datar.

“Anu…. ” Jiyeon melihat daftar dan secepatnya ia memutuskan pertanyaan yangakan ia pilih.

Mwo[apa]?”

“Dokter Kim lahir ditahun, bulan dan tanggal berapa?”

Jiyeon sedikit takut.

Wajah Taehyung berubah menjadi heran, raut wajahnya menggambarkan kenapa Jiyeon bertanya tentang bulan, tahun dan tanggal kelahirannya.

“Saya hanya penasaran, banyak yang menyangkal anda menjadi dokter semuda ini,”

“Maksudmu aku terlihat tua?” kini Taehyung menyerang Jiyeon. Sudah pasti Jiyeon menampakan ekspresi wajah kusut yang mewakili perasaannya

“Bukan-bukan, maksud saya anda terlalu muda menjadi dokter,” jelasnya panik.

“Jadi kau meragukan kemapuanku karena usiaku muda?” serangnya lagi.

“Bukan itu maksud saya, maaf. Bagaimana saya menjelaskannya Dx ,” Jiyeon gugup ulah bibirnya sendiri yang tak mampu mengucapkan kalimat dengan benar dan jelas.

“Begini, diusia dokter yang muda ini banyak yang penasaran berapa usia anda, semua hal negatif yang anda sebutkan tadi hanya salah paham,” Jiyeon nyaris merengek ketakutan.

Mimik wajah Jiyeon menurut Taehyung cukup menampakan bahwa Jiyeon tertekan. Taehyung pun akhirnya mengalah pada dirinya sendiri yang sedari tadi bersikap kasar pada Jiyeon.

“28 tahun, Desember,”

“Anda seumuran dengan tetangga saya,” ujarnya membawa-bawa tetangganya. Jiyeon sedikit memperlihatkan senyuman. Namun tetap saja yang tidak penting bagi Taehyung. Lantas Taehyung kembali dengan urusannya, Jiyeon masih merasa belum puas dengan satu pertanyaan.

“Dokter Kim,” panggilnya ragu-ragu.

“Apa,” sahutnya tanpa berkutik dari komputernya.

“Boleh saya bertanya lagi tentang riwayat pendidikan dokter?” tanya Jiyeon halus.

Berhuntung Taehyung tak menolehkan wajahnya ke arah Jiyeon. Jiyeon sedikit leluasa bertanya tanpa menghadapi tatapan mata Taehyung.

“SD Seoul, SMP Teratai di China, SMA Teratai di China, Univesitas China jurusan kedokteran,” jawab Taehyung sambil mengetik pada keyboard.

“Waa… “ gumam Jiyeon kagum.

“Golongan darah dokter,”

“Tipe AB,”

“Tinggi badan dan berat badan,”

“177cm kalau tak salah, berat badan? 50kg ke atas,”

“Dokter anak keberapa?”

“Tunggal,”

“Dok-“ belum selesai Jiyeon bertanya, Taehyung memotong.

“Yak!” ia berdecak, Taehyung menolehkan padangannya ke arah Jiyeon dengan tatapan malas dan kesal, “Kau sedang mewawancaraiku?”

Emosinya keluar karena Taehyung tak sengaja menghapus datanya saat ditanyai Jiyeon. Tentu bukan salah Jiyeon sepenuhnya, hanya saja sialnya Jiyeon bertanya di waktu yang sama saat tangan Taehyung menyenggol tombol hapus.

 “Maaf,” Jiyeon menundukan kepala seranya meremas-remas ujung seragamnya.

“Ya!” seru Taehyung makin meninggi. Sudah berkali-kali Jiyeon melontarkan kata maaf sampai Taehyung muak mendengarnya.

“Berhenti minta maaf, aku benci sekali mendengarnya,” bentaknya.

“Baik,” Jiyeon pun pura-pura menyibukan diri.

“Hah..” dengus Taehyung kasar. Ia menggebrakan tangannya ke atas meja sebagai pelampiasan. Jiyeon pun tersentak di tempat.

“Ya, kau, suster ajaib, buatkan aku teh,” Taehyung berniat mengusir Jiyeon untuk sementara waktu dari ruangannya.

“Baik,” Jiyeon membungkuk lalu keluar dari ruangan.

Tepat jam 9 malam, sesuai janji mereka akan pergi minum dan karaoke merayakan kedatangan Taehyung. Semuanya sudah tiba di tempat, Jiyeon berangkat bersama Taehyung, Hyena dan Minsoo dengan bus sedangkan Seungjoo bersama Junsu dengan mobil.

Nomor 11 adalah ruangan mereka. Saat mereka masuk lampu beraneka warna menyambut serta beberapa minuman dan makanan sudah tersedia di meja.

Mereka pun duduk di sofa yang sengaja ditata berbentuk ‘U’ dan mulai mencampur minuman tanpa basa-basi.

Jiyeon menuangkan minuman kepada Taehyung yang duduk di sebelahnya. Taehyung meminumnya. Dan giliran Taehyung menuangkan minuman kepada Jiyeon. Jiyeon menerima dengan posisi santun meminum menghadap ke arah lain sedangkan Taehyung menuangakan biasa—tanpa santun.

Taehyung meletakan bir ke meja, “Cukup, jangan minum terlalu banyak,” perintah Taehyung pada Jiyeon karena dia enggan kerepotan mengurus orang mabuk.

Sementara itu Junsu dan Minsoo asik duet menyayikan lagu ‘Gentleman - PSY’. Tepuk tangan dan kegembiraan pun menyebar keseluruh ruangan.

Tarian-tarian yang mereka peragakan seseuai video menambah panas acara. Beberapa menit kemudian lagu yang mereka nyanyikan selesai.

Layar pada TV di depan mereka menunjukan hasil penilaian dari mesin karaoke. Mereka mendapatkan nilai 96. Mereka kegirangan mendapat nilai tinggi sesekali menyombongkan diri.

Giliran Hyena menyanyikan lagu. Minsoo memberikan mic-nya pada Hyena. Hyena memilih lagu ballad. Sekejap suasana menjadi tenang daripada suasanan sebelumnya yang heboh. Suara Hyena meningkatkan nafus minum mereka. Karena lagu yang dinyanyikan Hyena adalah Eyes-Nose-Lips - Taeyang.

Seiring waktu bir di atas meja semakin berkurang.

Semua orang termasuk Taehyung dan Jiyeon akhirnya mabuk. Ulah Hyena yang terus memaksa Jiyeon untuk minum dan Taehyung sendiri tak menyadari bahwa ia telah meminum 1 botol hingga teler.

Giliran Jiyeon menyanyi tiba.

Ia suka rela menyanyi dalam keadaan mabuk berat. Ia berjalan sempoyongan ke depan lalu menghadap semua orang, tangannya menelusuri lagu dan lagu yang ia pilih berjudul ‘Something-Girl day’.

“Lagu ini saya persembahkan untuk dokter Kim, atasan saya yang menakutkan he.. he.. he..” ujarnya teler sambil menunjuk Taehyung yang duduk sedang minum.

Tunjukan jari Jiyeon tidak pas ke arah Taehyung karena dia tertlalu mabuk.

Lagu intro pun main, semua memberi sambutan tepuk tangan yang meriah kepadanya. Jiyeon mengambil posisinya, ia berpegangan tembok sebelah TV dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang mic, Jiyeon membelakangi semua orang.

Pantatnya ia goyang ke kanan dan ke kiri secara berirama sesuai alunan musik. Orang-orang heboh karena penghayatan tari Jiyeon. Terkesan nakal dan menggoda.

Don’t you walking and lies ever again… I’m sick been aloneee…” jemari Jiyeon iya petik sesuai ketukan musik.

“Uuuu… Park Jiyeon!” teriak heboh Hyena dan Minsoo.

Jiyeon pun berbalik menghadap ke arah penonton.

Matanya terlihat sayu menambah kesan menggoda, “Drop it!” desahnya. Seruangan semakin berteriak heboh.

“Ahhh…” Jiyeon mulai menggoyangkan pantatnya ke kiri perlahan dan terkesan erotis.

“Ahhh…” desahnya erotis.

Jiyeon menggerakan pantatnya secara perlahan ke kanan dan sesekali berpaling ke belakang sambil berpegangan tembok dan mengedipkan salah satu mata.

“Waaa uwaaa!!! Park Jiyeon! Prak Jiyeon! Park Jiyeon!” semua berteriak nama Jiyeon kecuali Taehyung, ia masih asik minum.

Junsu sibuk merekam untuk Jiah sedangkan Seungjoo, anak baik, dia merasa berada di luar angkasa.

Tiba-tiba Taehyung berjalan sempoyongan menuju tempat Jiyeon dan mengambil alih remot. Taehyung sengaja menekan tombol stop, ia memandang semua orang dengan wajah lunglai.

“Ya, kalian kira tadi sexy,” Taehyung memandang mereka dengan pandangan serius tapi masih terlihat mabuk. Taehyung kembali memutar lagu ‘Something-Girl Day’ dari awal.

“Aku tunjukan cara menyanyi dan menari yang benar,” ujarnya angkuh. Semua memberinya tepuk tangan yang heboh disertai siulan dari Minsoo.

Seungjoo tak tau apa yang terjadi.

Taehyung duduk di bawah lantai berposisi persis posisi Girl Day saat di MV. Sementara Jiyeon kembali di posisinya berpegangan pada dinding. Mereka melakukan duet dengan posisi berbeda.

Musik mulai berputar dan masuk ke intro.

“Suster ajaib, kau intro,” ujarnya teler.

Okay~” begitu juga Jiyeon.

Don’t you walking and lies ever again … I’m sick been aloneee…” jemari Jiyeon iya petik sesuai musik lagi.

Jiyeon menoleh ke belakang dan memandang penuh intens—terkesan erotis.

Drop it,” desahnya datar.

Taehyung mulai membuka lebar pahanya ke arah berlawanan dan memasang tatapan sexy yang terkesan menggelikan. Hyena berteriak histeris seperti tante girang yang mendapat hibuaran plus-plus. Mulutnya tak berhentih mengeluarkan jeritan dalam hati. Pemandangan yang Taehyung ciptakan layaknya vitamin bagi Hyena—sebagai kaum hawa.

“Ahhh…” Taehyung pun mendesah dan tubuhnya merayap di lantai persis gerakan Girls Day. Tangan Taehyung mahir meraba lantai.

Daebak. .  .” kejut Junsu yang masih merekam.

Mata Seungjoo membelalak, “. . . .”

“Ahhh…” kemudian kedua tangan dan kakinya menumpu badan sehingga menghasilkan posisi merangkak persis gerakan Girls Day. Lalu Taehyung dengan pelan menggoyangkan pantat serta perut ke kanan dan ke kiri.

Saat itu semua orang lupa akan waktu dan rasa lelah bekerja berkat hiburan dari Taehyung yang berduet dengan Jiyeon. Tawa bahak akhirnya bisa lepas dari mereka membawa semua beban.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status