Share

Teman Baru

Penulis: Endah Tanty
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-15 22:48:23

“Aku yang seharusnya bertanya, kenapa kamu di sini? Apa suamimu mencampakanmu,” balas Adrian menatap penuh tanda tanya, kenapa wanita hamil yang di tolongnya berada di rumah  yang di pinjamkan pada Hanggoro. Clara mendelik ke arah Adrian, ingin ia mengumpat Adrian. Tapi di urungkan karena Ayahnya sudah datang.

“Hai Adrian, maaf apa sudah lama menunggu.” Bergegas Hanggoro menghampiri Adrian yang masih berdiri di teras. ”Clara ada tamu, kenapa tidak di suruh masuk.” Clara masih terbengong” oo ya ini kenalkan Clara, putriku satu–satunya.” Hanggoro memperkenalkan Clara kepada Adrian.

“Sudah kenal Bang, tak perlu di kenalkan lagi,” balas Adrian dengan muka juteknya.

“Baiklah, ayo masuk, Clara tolong buatkan minum,” pinta Hanggoro pada Clara.

“Clara, itu putri Abang? Dulu pas kita ketemu di rumah sakit itu, sebenarnya aku yang membawa Clara ke rumah sakit. Dia tiba-tiba pingsan di jalan.” Jelas Adrian pada Hanggoro.

“Jadi yang menolong Clara kamu, wah aku harus berterima kasih padamu. Sebenarnya Clara sudah bercerai, jadi ia tinggal bersamaku.” Hanggoro menghela nafas  berat, seakan enggan untuk bercerita tentang putrinya.

Clara mendengarkan percakapan Adrian dan Ayahnya sambil menyeduh teh, setelah selesai, Ia bergegas  menyuguhkan dua cangkir teh di meja tamu, sesekali netranya mencuri pandang Adrian.

Untuk beberapa lama Hanggoro dan Adrian berbincang-bincang masalah pekerjaan, hingga malam semakin larut dan Adrian berpamitan pulang.

“Sejak kapan, Ayah berteman dengan Adrian. Usia ayah dan Adrian ‘kan beda jauh seperti ayah dan anak?” tanya Clara penasaran.

“Di penjara, ketika itu Adrian di tangkap polisi karena memakai obat terlarang, sambil menunggu vonis pengadilan, ia di tahan, saat itulah Ayah mengenalnya, sebenarnya ia anak yang baik, Adrian terpukul dengan perceraian orang tuanya, ibunya memilih pergi, dan sibuk dengan dunia seninya. menyebabkan Adrian  frustasi dan menyebabkannya salah pergaulan. Tapi untunglah, vonis pengadilan mengirimnya di pusat rehabilitasi. Kini Adrian jauh lebih dewasa. Dia memiliki beberapa food court dari usahanya sendiri, dan sekarang ia mau memulai usaha cafe dan resto,” jelas Hanggoro mengenang pertemuannya dengan Adrian.

Clara tertegun mendengar penuturan Ayahnya mengenai Adrian, pemuda tampan, dengan kulit putihnya dan rambut lurus serta sorot mata tajam, laksana elang.

“Clara senang, ada seseorang yang begitu menghormati Ayah dan percaya pada ayah, tidak peduli pada masa lalu Ayah,” balas Clara.

“Iya, Clara, Adrian itu memang baik, memang sih, kadang sikap dingin dan cueknya muncul, tapi Bibi yakin, dia itu peduli,” seloroh Bi Atik, yang tiba-tiba muncul dari arah dapur. Clara hanya membalas dengan senyuman.

Pagi yang cerah, tak secerah hati Clara, kandungnya memasuki  usia 3 bulan, Hatinya mulai gelisah, memikirkan semakin banyak biaya yang akan di tanggungnya. Clara mulai berpikir untuk mencari pekerjaan. Dengan langkah kecil, ia menyusuri jalanan, dan menawarkan diri untuk bekerja menjadi pelayan restoran, hampir sepuluh kafe dan restoran di datanginya untuk meminta pekerjaan, dan Akhirnya salah satu restoran yang cukup besar, yaitu Blue Cafe dan Resto menerimanya untuk bekerja untuk menggantikan karyawan yang cuti melahirkan..

“Mulai besok, datanglah jam 7 pagi, kamu harus membersihkan resto ini, karena jam 10 sudah buka!” perintah manager resto, lelaki dengan kumis lebatnya.

“Iya Pak, saya akan datang tepat waktu,” jawab Clara, penuh semangat.

Hari berganti, tidak terasa sudah 2 minggu Clara pekerja sebagai pelayan resto, tanpa di ketahui Hanggoro dan Bi Atik, karena jika mereka tahu, pasti mereka akan melarangnya.

Malam itu Clara masih sibuk berkutat di restoran melayani pengunjung. Tidak di sangkanya, ia melihat keluarga Thomas Himawan, dan keluaga Fandi, terlihat kedua keluarga itu nampak bahagia, senyum lebar menghiasi percakapan mereka, tapi di sana tidak terlihat Bramastio. Senyum getir, terukir di wajah Clara, ia berusaha menghindar dari keluarga Thomas. Bergegas ia menyembunyikan diri di dapur.

“Clara, kenapa kamu malah bengong di dapur, cepat ke meja vip Nomor 01!” perintah, supervisior Resto. Wanita bertubuh sintal itu membentak Clara.

“Bu, bisakah yang lain saja, aku tidak enak badan,” sahut Clara.

“Tidak bisa, yang lain sibuk dengan tugas masin-masing. Selesaikan dulu pekerjaanmu, baru kamu izin pulang, cepatlah makanan sudah siap, sajikan ke  meja nomor 01!” perintah sopervisior.

Terpaksa Clara, menuju meja nomor 01, meja tempat pertemuan dua keluarga konglomerat yang dikenalnya. Dengan wajah tertunduk Clara mendorong meja untuk mengantarkan menu pesanan. Sesampainya di meja nomor 01, Clara, menyajikan menu-menu di atas meja, sambil menunduk, berharap keluarga Thomas tidak mengenalinya.

Tapi, sepasang mata, memperhatikan dengan nyalang, seakan ingin melahap habis Clara. Sementara yang lainnya, sibuk mengambil menu di sudah tertata rapi di meja, dan tidak menyadari bahwa Clara yang melayani mereka.

“Silakan, menikmati hidangan ini,” ucap Clara, lalu gegas meninggalkan meja, menuju dapur.

Clara menghela napas lega, tapi ia tersentak ketika di depannya, Elin menatap tajam ke arahnya. Tatapan kebencian terpancar di kedua bola matanya. Lalu, tangannya mencengkram bahu Clara dengan kuat, dan mendorongnya hingga Clara tersungkur di meja dapur resto.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Pengorbanan Bramastio

    Bram, sampai di depan ruangan Fandi, tanpa mengetuk pintu, ia langsung masuk, Fandi terkejut dengan kehadiran Bram yang tampak begitu cemas.“Kak Bram, duduklah,” pinta Fandi, ia tahu persis maksud Bram menemuinya.Bram pun duduk, menghela nafas berat dan kemudian berucap.“Apakah benar, Jose harus tranplantasi jantung?” tanya Bram dengan bibir gemetar.“Benar Kak Bram, Jose mengalami lubang di pembuluh darah aorta yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Dari hasil pemeriksaan, sakit jantung Jose sudah sangat parah, pengobatan dan operasi sudah tidak memungkinkan, dan jalan satu-satunya adalah tranplantasi jantung,” jelas Fandi.“Berapa lama Jose bertahan?” tanya Bram.“Kita punya waktu satu bulan sampai kita mendapat donor jantung yang sesuai, kami sudah menghubungi Rumah Sakit Jantung Singapura, untuk mendapatkan donor jantung,” balas Fandi dengan serius.“Jika dalam satu bulan, Jose tidak mendapatkan donor jantung, apa yang terjadi?” tanya Bram lagi, kali ini jantungnya

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Jose Harus Transplantasi Jantung

    Kaki Clara terasa lemas, Jose akan di tangani lima dokter sekaligus, pertanyaan sakit apa Jose, membayangi pikiran Clara. Langkahnya pelan, keluar dari ruangan Dokter Ridwan. Nilam yang menunggu Jose, juga terlihat cemas, ketika melihat Clara, seperti orang linglung.“Clara, Jose, baik-baik saja ‘kan?” tanya Nilam, menatap putrinya dengan tatapan dalam.“Tidak Bu, Jose tidak baik-baik saja, cobaan apalagi ini Bu, kenapa masalah suka sekali menghampiriku,” balas Clara, terlihat putus asa, ia menghempaskan pantatnya di kursi tunggu, lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dan berlahan terdengar isakan tangis. Suara tangisan Clara, begitu memilukan, membuat Nilam bersedih, dan cemas akan keadaan Jose. Nilam duduk di sebelah Clara, di usapnya punggung Clara dengan lembut, seraya menunggu pernyataan dari dari putrinya, tentang sakit yang di derita Jose.“Adrian dan Baskoro suruh pulang, jika memang ini serius,” ujar Nilam pelan.Clara mendesah pelan, dan menghentikan tangis

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Jose Sakit

    Satu bulan setelah penculikan Jose, Clara dan Adrian lebih memperhatikan Jose, pengawasan ketat dilakukan, Clara tidak mau lengah lagi, ia masih tak menyangka, kalau Dinda yang melakukan penculikan. Clara dan Adrian selalu mencurahkan kasih sayangnya pada Jose. Clara juga mengizinkan Bram, ayah kandung Jose untuk sesekali bertemu dengan Jose.Setiap malam Clara menyempatkan menemani dan membacakan buku cerita pada Jose, sampai Jose tertidur pulas, seperti malam ini, dengan manjanya Jose menarik tangan Clara sambil berucap manja.“Mommy, ayo bacakan cerita kancil ke cebur sumur, dan di tolong sama gajah,” rengek Jose sambil bergelayut manja.“Okey, sayang, Jose sikat gigi dulu, lalu naik ke tempat tidur, nanti Mommy bacakan cerita,” balas Clara sambil menggandeng tangan mungil Jose.Jose pun menuruti apa yang di perintahkan Clara, dengan berlari kecil ia masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, dan setelah itu berajak naik ke tempat tidur dan di sana Clara sudah duduk bersanda

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Siapa Penculik Jose?

    Clara dan Adrian hampir putus asa, sudah satu minggu lamanya Jose tidak di ketemukan, Pagi itu Clara masih duduk di tempat tidur, matanya sembab, di peluknya foto Jose, sesekali di pandanginya foto bocah umur lima tahun yang lucu itu. Adrian yang melihat keadaan Clara turut sedih, tapi dia lebih menfokuskan mencari Jose, tiap satu jam sekali dia menghubungi anak buahnya untuk memgetahui perkembangan pencarian Jose, tapi lagi-lagi nihil.“Clara, aku bawakan sarapan, kamu harus tetap makan, satu minggu ini makanmu tidak teratur,” ucap Adrian dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur, dan segelas susu lalu di letakan di meja samping tempat tidur.Clara menatap sendu dan berujar, ”Adrian aku tak sanggup, jika harus kehilangan Jose.”“Jose, baik-baik saja, percayalah, sebentar lagi kita akan menemukannya,” ucap Adrian tangannya mengusap bulir bening yang mengalir di pipi Clara. Lalu di raihnya semangkuk bubur dan suap demi suap dimasukannya ke mulut Clara. Hari menjelang siang, Polisi

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Jose Di Culik

    Lima bulan berlalu, Clara dan Adrian dengan susah payah melupakan kesedihannya kehilangan janin dalam kandungan Clara. Sementara Bram telah membayar kesalahannya di balik jeruji besi.Di kediaman Thomas terjadi keributan, Bram yang baru saja bebas dari penjara, pulang ke rumah dengan keadaan mabuk, melihat itu Thomas geram.“Tampaknya aku sudah tidak bisa berharap lagi pada Bram, cintanya pada Clara merusak jiwanya, satu–satunya harapanku hanya pada Jose, cucu laki-lakiku, aku akan berusaha merebut Jose dari tangan Clara, dan akan kuwariskan semua bisnisku kelak pada Jose,” ucap ThomasElin hanya terdiam, penyesalan menyelimuti dirinya, perceraian Bram dengan Clara, justru menghancurkan kehidupan Bram. Sekarang Clara menjalani kehidupan bahagia dengan Adrian.Sementara itu di rumah Baskoro, Clara sedang memperhatikan Jose yang sedang bermain-main dengan Baskoro dan Nilam. Clara yang berdiri di atas balkon kamar tersenyum bahagia menyaksikan Jose begitu akrab dengan kakek tirinya, la

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Bram Berulah Lagi

    Setelah kasus kematian Ki Darma terpecahkan, Clara dan Adrian kembali ke Jakarta, hari menjelang malam, udara terasa dingin, beberapa kali Clara menguap, ia pun menyandarkan kepalanya di bahu Adrian dan terlelap tidur, sementara Adrian terus fokus menyetir, melajukan kendaraannya meninggalkan kota Bandung.Beberapa jam kemudian mereka sampai, Adrian membangunkan Clara.“Sayang, kita sudah sampai,” ucap pelan Adrian dengan lembut, sambil mengusap-usap pipi Clara. Sehingga membuat Clara terbangun dan mengerjab-ngerjabkan matanya, yang masih sedikit kabur.“Di mana ini?”“Di apartemen, besok kita ke rumah ayahmu, dan bertemu Jose, lalu kita akan jalan-jalan bertiga bersama Jose, kamu pasti sudah kangen ‘kan hampir dua minggu tidak ketemu Jose.”“Iya, Adrian aku kangen banget ingin cium pipi tembemnya,” sahut Clara sambil tersenyum, membayangkan wajah imut yang mengemaskan.Adrian dan Clara masuk ke dalam apartemen, setelah membersihkan diri, Adrian duduk di sofa depan televisi, matanya t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status