Share

Rumah Teh Ala Miranda
Rumah Teh Ala Miranda
Penulis: Charlie Nam

Prolog

Seorang wanita tengah duduk santai di dalam kereta kuda yang ia naiki.

Ia pergi menuju ke suatu tempat.

Wanita itu sedikit mengangkat ke atas dan menoleh ke jendela di sebelahnya. Ia memandangi seluruh pemandangan yang ada di sana.

Hari ini, ia akan pergi ke sebuah rumah teh yang sangat terkenal itu. Menurut para pelayan di rumahnya, rumah teh itu bisa dimasukin oleh semua kalangan.

Miskin, kaya, orang biasa, orang bangsawan, semua orang dari berbagai latar belakang boleh datang ke sana.

Tidak hanya itu saja, teh-teh yang mereka jual sangat enak dan menenangkan.

Itulah kenapa semua orang ingin pergi ke sana.

Untuk bisa pergi ke sana, lokasi rumah teh itu berada di sebelah pemandian air panas yabg juga terkenal.

Yang berarti, lokasinya berada di sekitar pegunungan. Sangat jauh bahkan membutuhkan waktu 4 jam dari kota ke sana.

Kereta kuda yang berhias sangat mewah akhirnya tiba di tempat lokasi.

Wanita itu turun dibantu oleh para penjaga dan melihat bangunan yang sangat sederhana dan estetik tentunya.

"Jadi... Ini tempatnya?"

"Benar... Yang mulia. Inilah tempatnya," balas penjaga itu dan wanita yang terhormat itu segera memasuki ruangan.

"Selamat datang di rumah teh kami!" seru para pekerja memberi sambutan kepada wanita itu.

Salah satu pekerja mempersilahkan wanita itu duduk di sebuah meja yang secara langsung menghadap penuh dengan tanaman.

"Siapa yang berkebun di sana?" tanya wanita itu.

"Pemilik rumah teh kami yang melakukan itu semuanya," balasnya dengan santun.

Wanita itu tersenyum kecil. " Sendirian? Hebat sekali mengurusi taman luas begini."

"Anda ingin mesan apa, yang mulia ratu?" tanya pekerja itu kepada sang ratu.

Sang ratu tampak berpikir keras. " Apakah kalian bisa membuat teh yang cocok dengan musim panas ini?"

Para pekerja itu tersenyum dengan ramah dan berkata, " tentu saja kami bisa membuatkan teh yang anda inginkan, yang mulia."

"Baiklah... Kalau begitu saya pesan itu."

Pelayan itu mengangguk dan segera meninggalkan sang ratu sendirian. Sementara menunggu pesanan datang, sang ratu melihat sekeliling.

Dekorasi penuh hijau-putih dengan dekorasi penuh alam. Sangat sejuk dan menenangkan. Pantas saja tempat ini sangat populer disertai di sebelah rumah teh ini ada pemandian air panas yang cukup populer.

Di sebelah kanan wanita itu terdapat 3-4 ladang yabg dipenuhi oleh tumbuhan-tumbuhan hijau di sana. Ia menduga kalau tumbuhan yang ditanam di sana adalah tumbuhan teh yang akan digunakan sebagai minuman.

Tidak lama, pelayan tadi tiba dengan pesanan sang ratu.

"Minuman apa ini?" tanya sang ratu melihat wujud teh yang disajikan di hadapannya.

"Ini adalah teh hijau dengan buah-buahan yang segar seperti nanas. Karena sekarang musim panas, akan cocok ditemani dengan teh yang memiliki rasa kesegaran di tubuh anda," jelas pelayan itu.

Sang ratu yang mendengar itu sangat penasaran dengan rasanya. Ia mencicipi minuman teh tersebut dan mengencap beberapa kali untuk memastikan.

"Benar katamu... Ini sangat segar dan enak. Terima kasih sudah merekomendasikan minuman ini."

Pelayan itu tersenyum ramah sambil memberi hormat. " Saya senang anda menyukainya, yang mulia."

"Ngomong-ngomong..." sang ratu meletakan cangkir teh tersebut dan menoleh ke arah pelayan di dekatnya.

"Siapa pemilik rumah teh ini? Saya ingin berbicara dengannya karena saya tertarik dengan bisnis ini."

"Maafkan saya, yang mulia. Bos kami sedang ada urusan yang sangat penting. Mungkin anda bisa mengirim surat kepada kami sebagai kunjungan anda lain waktu. Bos kami akan berusaha mengatur jadwal dengan anda sebisanya," jelasnya lagi sambil meminta maaf.

"Ah... Begitu ya..." ujarnya merasa kecewa dan melihat taman yang berada di sana.

"Saya ingin bertemu dengan dia secepatnya..."

"Kalau begitu... Siapa nama bos anda, anak muda?"

Pelayan itu terdiam beberapa detik, tetapi akhirnya ia menjawab, " Miranda Forst, yang mulia."

"BOSSS!!" seru seseorang sambil membuka pintu dengan keras.

"Apaan sih??!! Orang lagi sibuk begini?"

"Kita kedatangan dari kerajaan!!" serunya lagi membuat wanita itu sedikit terkejut.

"Kamu tidak bercanda, kan?"

"Aku serius. Kamu tau Ratu Julia, bukan? Dia sedang menikmati tehnya."

Wanita itu terdiam cukup lama.

"Dan kamu tau reaksinya?! Dia sangat suka dan ingin bertemu denganmu!!"

Ratu ingin bertemu dengannya?

Miranda, si pemilik rumah teh itu tersenyum misterius. " Aku tidak menyangka kalau bisnis kita mulai tertarik oleh kerajaan."

"Jadi bagaimana?" tanya dia sekali lagi.

"Aku akan membalas sekitar 1-2 minggu lagi. Kamu tau, kan aku sangat sibuk."

"B-baik!!" balasnya dengan semangat dan langsung menutup pintu dengan kuat.

Miranda menghela nafas panjang. Semuanya berjalan dengan lancar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status