Share

23. Masa Iya Jatuh Cinta?

“Aku cuma ingin kopi, Jess…,” pinta Om Wisman setiba mereka di apartemen. Laki-laki itu mandi membersihkan diri hingga badanya yang letih kembali segar. “Oh iya, aku juga ingin toast. Setangkup,ya. Tambahkan sedikit butter di antaranya.”

“Oke,” jawab Jessie singkat.

Gadis itu sudah hapal makanan kesukaan Om Wisman. Ia juga sudah hapal setiap inci apartemen laki-laki itu. Om Wisman punya rumah pribadi tapi ia lebih senang membawa gadis-gadis yang dipacarinya ke apartemen. Lingkungan apartemen lebih individualis. Orang-orangnya tidak peduli pada penghuni lain. Siapa pun yang dibawa masuk juga bodo amat. Terlebih apartemen yang dipilih Om Wisman tergolong apartemen mewah dan mahal. Semakin mewah, semakin individual orang-orangnya.

Toast yang garing dan renyah dioles dengan sedikit butter. Terdengar kemericik samar dan cipratan kecil-kecil dari butter yang dioles ke roti panggang buatan Jessie. Sarapan yang kesiangan dan segelas kopi disajikan di meja di hadapan

Desi Puspitasari

Nama dan kejadian di cerita ini fiktif belaka. Bila terjadi kesamaan, hanyalah kebetulan belaka. 😁 Selamat lanjut membaca. Semoga terhibur dan selalu stay tune di cerita ini, yaa ❤

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status