Share

SAD BOY
SAD BOY
Penulis: THRE PHUT

Perpindahan dan Pertemuan

"Juliet, berjanjilah padaku kau akan kembali sesuai dengan waktu yang telah kita sepakati" lirih Alex.

"Aku berjanji,  Alex." ucap Juliet dengan air mata yabg menetes dikedua pipinya.

"Pergilah, akan kunantikan kepulangan mu" balas Alex seraya melepaskan pelukannya dari tubuh mungil Juliet.

*****

Hampir dua tahun lamanya, Kota Bramania mengalami krisis perekonomian.  Kehidupan yang terlalu dimanjakan oleh harta menjadi satu satunya alasan mengapa krisis ekonomian melanda. Banyak orang orang kolong merat yang menggamburkan hartanya untuk hal hal yang tidak berguna, seperti membeli keset kaki dengan harga yang berjuta juta padahal masih ada harga yang lebih murah dengan kualitas yang sama. Dahulu kota itu sangat kaya, harta dari keluarga disana sangat melimpah dan hasil alam yang tidak pernah berhenti tercurah. Namun, semenjak Hujan yang tidak turun selama berbulan bulan,  orang orang di kota itu mulai sengsara ditambah kelakuan mereka yang mulai menambah resah.

"Bram, mau berapa lama lagi kita tinggal dikota sengsara ini?" Ucap Kiara, Seorang wanita yang sedang mengomeli suaminya yang sedang sibuk mencangkuli tanah untuk menanam beberapa tanaman jagung di kebun belakang rumahnya.

"Aku juga tidak tahu. Kiara, bersabarlah sedikit. Kita harus bertahan dalam keadaan krisis ini." Ucap Bram, Suami Kiara.

"Bersabar katamu?. Biar kuberitahu padamu bahwa setiap kesabaran ada batasnya" ketus Kiara.

"Aku sedang tidak punya apa apa sekarang ini. Jadi, berdoalah agar kota ini lekas membaik. Ini juga demi Alex. Anak kita" 

"Kota ini akan hancur Bram, kita harus segera pindah. Aku sudah cukup sengsara dengan krisisnya ekonomi kota ini, aku tidak sanggup lagi" 

"Baiklah, sekarang apa mau mu?" Tanya Bram yang mulai lelah dengan celotehan istrinya.

"Aku mau kita pindah ke kota  tempat lahirku, bawa Alex serta. Lebih baik kita tinggal disana" Tegas Kiara.

"Terserahlah, aku sudah lelah dengamu" jawab Bram pasrah.

***

Alex sedang duduk termenung diatas tempat tidur dikamar barunya. Hari ini dia pindah ke kota dimana Ibunya lahir dan dibesarkan oleh Nenek dan Kakek Sam, orang tua Ibunya .

"Tok Tok Tok" suara pintu kamar Alex diketok dari luar.

"Masuklah" ucap Alex singkat.

"Alex, kau tidak turun dan makan bersama mama dan papa?." Tanya Bram kepada anaknya yang termenung diatas tempat tidurnya.

"Tidak, aku belum lapar pa. Makan saja dahulu" ucap Alex lesuh.

"Hei, Papa tau kamu kecewa pada kami. Tapi ketahuilah, inilah yang terbaik buat kita semua, Nak." Sahut Bram mengelus kepala Alex.

"Tapi Alex lebih suka dikota sebelumnya Pa, disini Alex tidak punya teman. Dan suasananya sangat aneh" ketus Alex.

"Tenang saja, nanti kamu pasti bakalan terbiasa dengan kota ini." Sahut Bram menenangkan anaknya.

"Hmm.. baiklah pa" ucap Alex

Hari ini, Setelah beberapa minggu tinggal dikota Ibunya. Alex mulai bersekolah di salah satu sekolah mewah dikota itu. Kiara, sang ibu sangat ingin anak tunggalnya itu untuk bersekolah disana. Karena biasanya hanya anak anak orang terpandanglah yang menempuh pendidikan disekolah itu.

Meski berulang kali Bram, suaminya. Melarangnya demi tujuan menghemat uang agar dapat disimpan untuk massa depan anaknya. Kiara tetap teguh dengan pendiriannya menekolahkan anaknya disekolah high class dikota tempat lahirnya tersebut.

***

Alex memakai seragam putih lengkap dengan rompi biru kotak kotak dan dasi pendek yang melekat dilehernya. Rambutnya disisir menyamping dengan poni menghadap ke arah depan keningnya. 

Bram mengantarkan Alex kesekolah pada hari pertamanya menggunakan mobil milik papa Kiara. Mobil klasik dengan desaian lama tapi tetap elegan karena selalu dirawat oleh papa Kiara.

Bram tengah sibuk dengan kendali setir mobilnya sementara Mata Alex sibuk memperhatikan jalan kota yang lumayan sudah ramai pagi itu.

"Alex, nanti saat sudah sampai disekolah. Kamu harus langsung cari teman ya, Nak. Papa tidak bisa menemani sampai pulang sekolah. Karena ada tugas di rumah yang tidak bisa papa tinggalkan" ucap Bram kepada Alex di dalam mobil.

"Apa Pekerjaan Papa lebih penting dari pada Alex, Pa?" Jawab Alex mengeluh.

"Maafkan papa lex, tapi pekerjaan ini memang penting. Ini juga demi kamu, Nak." Jawab Bram mengelus kepala Alex dengan lembut.

"Yahhh..., baiklah pa" sahut Alex menghela nafasnya pelan.

Sesampainya di depan gerbang sekolah. Alex berpamitan dengan Bram dan turun dari mobil. Dilangkahkan kedua kakinya didepan gerbang dan masuk ke halaman sekolah yang benar benar sangat luas itu.

Mata Alex berbinar binar ketika melihat keindahan sekolah barunya itu. Banyak pepohonan yang dihiasi lampu terang dan pot pot bunga yang di cat selaras warna pelangi. Seragam sekolah yang anak anak kenakan menjadi poin plus memperindah tampilan sekolah hight class itu. Banyak dari orang tua mengantarkan anak anak mereka hingga sampai di dalam kelas. Sementara Alex berjalan menunduk seorang diri begitu sampai didalam kelasnya.

"Baiklah, sepertinya semua siswa sudah hadir. Silahkan duduk di kursi yang sudah di beri nama kalian masing masing ya" ucap seorang guru cantik dengan pakaian kemeja merah muda dan rok sepan pendek berwarna hitam. Tidak lupa highells hitam dengan tumit runcing menancap ke lantai keramik diruangan kelas dimana Alex masuk.

Semua anak anak bersimpati duduk di kursi yang telah di tandai nama nama mereka masing masing. Sementara orag tua mereka menunggu di luar kelas, memperhatikan anak anak mereka dan tersenyum tipis melihat tingkah anaknya.

"Hari ini adalah hari pertama kalian bersekolah di sini. pertama saya akan memperkenalkan diri saya. Nama saya Emely Scouth. Saya adalah guru kelas kalian. Kalian bisa memanggil saya dengan Miss Emely." Ucap Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai guru dengan nama Emely.

Semua anak anak di dalam kelas hanya terdiam dengan penjelasan dari Emely.

"Baiklah, sekarang saatnya kalian memperkenalkan diri kalian masing masing. Saya akan memulai dari kamu" ucap Emely seraya menunjuk seorang anak pria dengan badan gendut dan kulit putih berambut pirang di meja paling depan di sudut ruangan kelas itu.

Siswa itu kemudian berdiri dan mulai memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan, nama saya Hans Fransisco. Mami saya seorang Penulis buku terkenal dan Dady saya seorang pejabat negeri dan masih keturunan bangsawan dari kakek saya" ucap anak itu menyebutkan namanya sebagai Hans dan memperkenalkan kedua orang tuanya. Dengan posisi kepala yang sedikit mengangkat menunjukkan kesombongannya.

"Sebenarnya kamu tidak perlu menyebutkan orang tuamu Hans, perkenalkan saja namamu dan Apa hobi serta cita cita mu kelak" ucap Emely.

"Kan tidak salah miss, biar saja mereka juga tahu bahwa orang tuaku adalah orang kaya raya" ucap sombong Hans.

"Ya sudah, silahkan selanjutnya" ucap Emely menunjuk seorang anak wanita yang ada disamping Hans.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status